Anda di halaman 1dari 38

INDERA PENGECAP dan

PENGHIDU
Gustatorius dan olfaktorius senses
Impuls pengecap dihantarkan oleh saraf
kranial 7, 9, 10 ke medula oblongata &
pons
Impuls yang timbul juga akan bersinapsis
dg serabut motorik yg mempersarafi kelenj
ludah
Reseptor kecap merupakan
khemoreseptor, yang akan terangsang jika
ada zat dalam keadaan terlarut
diadaptasi dg cepat

INDERA PENGECAP
Lanjutan
Tanggung jawab sistem gustation adalah
merespon molekul-molekul kimia yg ada
dalam mulut yang meningkatkan reseptor
rasa tertentu di rongga mulut.
Saat Makan organ pembau dan perasa
bereaksi secara selaras. Molekul makanan
akan menstimulasi reseptor perasa dan
pembau dan memproduksi impresi
terintegrasi aroma/flavor
Lanjutan
Reseptor sistem gustatory ada di lidah dan
bgn2 rongga mulut.
Indera pengecapan memungkinkan kita
merasakan tekstur makanan lembut atau
kasar, zat-zat yang terkandung dalam
makanan, serta rasa makanan itu sendiri.
Reseptor perasa disebut taste buds (lebih
kurang 10.000 kuncup pengecap yang
tersebar dipermukaan atas dan di
sepanjang pinggir lidah) yg terletak
disekitar kuncup pengecap papillae
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada
pada sel-sel pengecapan, antara lain:
2 reseptor natrium,2 reseptor kalium,
1 reseptor klorida,1 reseptor
adenosine,1 reseptor inosin, 1
reseptor manis, 1 reseptor pahit,1
reseptor glutamate, dan 1 reseptor
ion hydrogen.
Lanjutan

Lanjutan
Rasa asam karena konsentrasi ion hydrogen
Rasa Asin garam yang terionisasi, karena konsentrasi Na
Rasa manis zat kimia organic (gula, glikol, alcohol,
aldehide, keton, amida, ester, asam amino, protein, asam
sulfonat, asam halogenasi ), dan garam anorganik dari timah
dan berilium.
Rasa Pahit zat pembentuk rasa manis bila terjadi
perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit.
Rasa Umami (bhs.Jepang), artinya lezat, untuk
menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara
kualitatif. Rasa ini dominant ditemukan pada L-glutamat (
trdpt pada ekstrak daging dan keju).
Empat macam papila lidah:
Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
Papila fungiformis, pada bagian anterior.
Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup
pengecap, dan
Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior.
Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup
pengecap.

Proses pengecapan

Tiap neuron yang membawa impuls dari taste
buds, akan menerima input dari beberapa reseptor
sekaligus. Sinyal yang timbul pada reseptor
perasa akan meluas ke sistem second-order
neuron yang akan disampaikan ke cortex
Saraf afferen pada sistem gustatory meninggalkan
rongga mulut yang merupakan bagiandari saraf
cranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX),
da n vagus (X).

Informasi bermula dari bagian depan lidah, ke
bagian belakang lidah, akhimya menuju ke bagian
belakang rongga mulut. Saraf-saraf tersebut akan
berakhir di solitary nucleus di medulla dan
bersinapsis dengan neuron yang akan
menyampaikan pesan ke ventral posterior nucleus
di thalamus (letaknya berbeda dengan bagian
penerima impuls dari stimulasi oral yang motorik
sifatnya). Axon-axon pada nucleus ventral
posterior akan membawa berita ke primary
gustatory cortex dan ke secondary gustatory
cortex. Sistem gustatory juga akan menuju sistem
lymbic.

Bau makanan dapat masuk ke nasofaring dan
merangsang sistem penciuman ribuan kali
kekuatan system pengecapan. Cita rasa yang di
sukai mengandung elemen rangsangan nyeri,
misalnya rasa pedas, kkentalan dan suhu
makanan menyokong cita rasa makanan. Ambang
pengecapan, terutama rasa asam, menginduksi
terjadinya salivasi melalui refleks. Impuls dari
traktus solitarius merangsang pusat saliva dari
batang otak yang menyebabkan refleks
peningkatan sekresi liur lambung oleh refleks
pengecapan.

Impuls yg timbul dari berbagai
senyawa tidak hanya disampaikan ke
korteks otak, tetapi akan bersinapsis
dg serabut motorik yg mempersarafi
kelenjar ludah. Makanan tertentu
merangsang pengeluaran ludah yg
encer, sedangkan lainnya
merangsang ludah yg kental.

INDERA PENCIUMAN
EPITEL OLFACTORIUS
Reseptor epitel
berlapis semu pada
concha nasal dan
septum
Filaments from OE
protrude through
the Cribriform Plate
N I mulai dari
bulbus olfactorius,
ke korteks
olfactorius cerebrum

Alat pembau atau sistem olfaction
biasajuga disebut dengan Organon
Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-
benda kimia sehingga reseptomya disebut
pula chemoreceptor.
Organon olfaktus terdapat pada hidung
bagian atas, yaitu pada concha superior
dan membran ini hanya
menerimarangsang benda-benda yang
dapat menguap dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah sebagai
berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Concha-concha tersebut adalah dari
tulang,ditutupi oleh selaput lendir yang
mengandung penuh pembuluh-pembuluhdarah
dan dapat membesar. Gunanya untuk memanasi
hawa yang akan masuk ke paru-paru.
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas
hidung, menempel pada lapisan jaringan yang
diselaputi lendir dan disebut olfactory muscosa.
Selaput lendir tersebut berfungsi untuk
melembabkan udara.
Benda kimia yang dapat menstimulasi sel
saraf dalam hidung adalah substansi yang
dapat larut dalam zat cair (lendir) yang
terdapat pada cilia yang menutupi sel
tersebut. Makin berbau suatu substansi,
maka hal tersebut menunjukkan bahwa
makin banyak molekul yang dapat larut
dalam air dan lemak (konsentrasi
penguapannya tinggi).
Olfactory muscosa memiliki axon yang
mampu melalui bagian tengkorak yang
permiable (cribriform plate) dan masuk ke
olfactory bulbs (saraf cranial yang
pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi
sinapsis dengan neuron yang
menyampaikan pesan secara menyebar ke
olfactory paleocortex di lobus temporal
bagian medial melalui lateral olfactory
tract.
Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf
yang menuju medial dorsal nucleus di
thalamus dan kemudian menuju olfactory
neocortex dibagian depan frontal lobes,
tepatnya pada permukaan inferior. Neuron-
neuron olfactory paleocortex yang lain
akan menuju ke sistem lymbic. Bila
proyeksi neuron ke thalamic neocortical
bertugas sebagai perantara kesadaran
persepsi terhadap aroma.
Ketidakmampuan dalam membau
disebut anosmia, sedangkan
ketidak-mampuan dalam perasa
disebut ageusia. Penyebab
neurologis yang paling umum adalah
benturan pada kepala yang
menyebabkan bergesemya otak di
dalam tengkorak dan mengoyak
saraf-saraf olfactory karena masuk ke
dalam lubang-Iubang permiabel di
cribriform plate.
INDERA PERABA (KULIT)
Kulit berfungsi sebagai:
a) Mekanoreseptor, berkaitan dengan
indera raba, tekanan, getaran, dan
kinestesi
b) Thermoreseptor, berkaitan dengan
penginderaan yang mendeteksi panas
dan dingin
c) Reseptor Nyeri, berkaitan dengan
mekanisme protektif bagi tubuh.
Pada glabrous atau kulit yang tidak memiliki
rambut (seperti pada telapak tangan). memiliki
empat macam reseptor. Dua diantaranya sangat
mudah beradaptasi dan merespon stimulasi taktil
yang datang, yaitu Pacinian Corpuscle
(Corpuscullus Lamellosum Paccini), reseptor
terbesar dan letaknya paling dalam (pada
subcutis); dan Meissner Corpuscle (Corpuscullus
Tactus dari Meissner) yang terietak persis di
bawah kulit terluar (epidermis). Sebaliknya,
reseptor Merkel dan Ruffini Corpuscle
(Corpuscullus Ruffini) hanya akan merespon
terhadap stimulasi taktil yang lama.
Seperti halnya pada kulit glabrous,
kulit yang berambut juga memiliki
corpuscullus Paccini, corpuscullus
Ruffini, reseptor Merkel, tetapi ia
tidak memiliki corpuscullus Meissner.
Sebagai gantinya, maka terdapat
reseptor rambut yang terietak didekat
pangkal akar rambut.
Berdasarkan reseptor-reseptor tadi,
maka seseorang dapat
mengidentifikasi objek melalui
sentuhan (stereognosis).
Bila suatu saraf pada satu tempat dipanasi
atau didinginkan akan timbul aliran listrik
yang dapat menimbulkan aliran aksi. Aliran
listrik ini jadi timbul bila ada dua tempat
yang berurutan pada saraf ada perbedaan
dalam suhu atau bila ada gradient.
Berhubungan dengan hal ini ada pendapat
bahwa reseptor thermal juga berupa
akhiran saraf bebas (free nerve endings).
bila suhu reseptor lebih rendah
daripada dendrit, maka akan timbul
potensial generator sehingga timbul
impuls yang menyebabkan perasaan
dingin. Sebaliknya, bila suhu reseptor
lebih tinggi dari dendrit, akan timbul
perasaan panas.
SENSITIVITAS AREA KULIT TERGANTUNG BANYAKNYA
RESEPTOR DI AREA TSB.

KULIT PADA UJ UNG J ARI SANGAT SENSITIF TERHADAP
SENTUHAN KARENA RESEPTORNYA BANYAK, SEDANGKAN
PADA LENGAN ATAS KURANG SENSITIF KARENA
RESEPTONYA SEDIKIT

KETIKA RESEPTOR MENDETEKSI PERUBAHAN KIRIM
IMPULS - KE OTAK INTERPRETASI IMPULS DENGAN
SENSASI TERTENTU
RESEPTOR PADA KULIT
UJUNG SARAF
BEBAS (RESEP
TOR SUHU)
DISCUS MERKEL
(RESEPTOR RABA)
CORPUS RUFFINI
(RESEPTOR TEKAN)
CORPUS MEISSNER
(RESEPTOR RABA)
CORPUS PACINI
(RESEPTOR TEKAN)
UJNG SARAF BEBAS
(RESEPTOR NYERI)
Serabut saraf yang membawa
informasi dari reseptor somato
sensori berkumpul di kumpulan saraf
perifer yang selanjutnya masuk ke
sumsum tulang belakang melalui
serabut-serabut saraf di bagian dorsal
(dorsal root). Bagian tubuh yang
dipengaruhi dorsal root pada tiap
segmen tulang belakang disebut
dermatome.
Seseorang yang mengalami hambatan
dalam mengenali suatu objek melalui
sentuhan (seperti stereognosis di atas),
tetapi tidak ada kelainan dalam intelektual,
maupun dalam saraf-saraf sensorisnya,
maka ia menderita asterognosia. Kelainan
ini berkaitan dengan asomatognosia, yaitu
kegagalan untuk mengenali bagian
tubuhnya sendiri. Asomatognosia
umumnya berkaitan dengan kerusakan
hemisphere sebelah kanan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai