Anda di halaman 1dari 1

MEKANISME PENCIUMAN

Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang saraf olfaktorius di bulbus
olfaktorius. Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dengan perantara stasium
penghubung hingga mencapai daerah penerimaan akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus
temporalis di otak besar tempat penafsiran bau. Rasa pembauan dirangsang oleh gas yang
masuk dan akan mudah hilang pada bau yang sama dalam waktu lama. Rangsangan reseptor
hanya merespon terhadap senyawa – senyawa yang kontak dengan epitel olfaktorius dan
dilarutkan dalam lapisan tipis mukus yang menutupinya. Ambang olfaktorius yang
menggambarkan sensitivitas hebab reseptor olfaktorius terhadap sejumlah senyawa yang dapat
dicium pada konsentrasi lebih dari 500 pg/L diubah 30% dari sebelum dapat dideteksi. Moleul
penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yang memiliki bau yang berbeda. manusia
mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung. Di atap rongga hidung terdapat
lpisan epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul – molekul bau, karena pada bagian ini
ada bagian pendeteksi bau (smell reseptor). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar
1 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, zat tersebut akan larut dalam lendir pada
mukosa membran sehingga terjadi pengikata zat dengan protein membran pada dentrit.
Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktorius, kemudian
masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan akan di proses oleh
otak, sehingga otak akan menenterjemahkan partikel bau tersebut.

Anda mungkin juga menyukai