Anda di halaman 1dari 17

1

PEMBUATAN LARUTAN


2
PEMBUATAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
DISTILASI CAMPURAN BINER
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum kimia fisik yang diberikan oleh
Bapak Harita N Chamidy LRSC, MT









DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
WYNNE RAPHAELA NIM 131424027
LEVINA CAHYANI NIM 131424028
RIDHA N DARMAWAN NIM 131424029

D 4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Tahun Ajaran 2013 - 2014


3
PEMBUATAN LARUTAN

DESTILASI CAMPURAN BINER

Tujuan Percobaan
Mengukur indeks bias suatu larutan menggunakan alat refraktometer dengan benar
Malakukan percobaan destilasi fraksionasi pada campuran biner
Membuat diagram titik didih terhadap komposisi berdasarkan percobaan

Dasar Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton.
Distilasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana
zat yang digunakan adalah campuran alcohol dan aseton dengan komposisi yang variasi.
Campuran azeotrop adalah campuran suatu zat dimana zat tersebut memiliki titik didih
minimal atau titik didih maksimal. Susunan campuran azeotrop tergantung dari tekanan yang
dipakai untuk membuat larutan- larutan dengan konsentrasi tertentu. Azeotrop merupakan
campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa
berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering
disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran
tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

4
PEMBUATAN LARUTAN



Titik A pada pada kurva merupakan
boiling point campuran pada kondisi sebelum
mencapai azeotrop. Campuran kemudian
dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem
kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini
kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C).
Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan
seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan
karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan
sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis
vertikal putus-putus)
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer.












5
PEMBUATAN LARUTAN



Alat dan Bahan
alat kuantitas bahan kuantitas
reaktor aseton 100 ml
kondensor Kloroform 100 ml
Kolom fraksionasi 1 buah
termostat
selang 2 buah
Adaptor pendingin
Adaptor penampung
destilat

Waterbatch (penangan
air)
1 buah
termometer 1 buah
Refraktometer 1 buah
Pipet tetes 2 buah
Labu penampung
destilat

Pipet ukur volume 1 buah
Gelas ukur 1 buah
Gelas kimia 2 buah













6
PEMBUATAN LARUTAN
menyiapkan semua perlatan
yang akan dipakai
memberi vaselin pada setiap
sambungan gelas
membuat komposisi campuran
aseton dan kloroform dalam
reaktor dengan perbandingan
(komposisi terlampir)
menentukan indeks bias setiap
komposisi menggunakan
refraktometer. catat hasilnya.
merangkai alat destilasi
fraksionasi
mengecek rangkaian yang telah
dibuat
setiap komposisi dipanaskan
hingga mendidih
mencatat titik didih setiap
komposisi
menghentikan proses destilasi,
setelah keluar destilat sekitar
menentukan indeks bias residu
dan destilat dari setiap
komposisi dan mencatat indeks
biasnya
membersihkan dan
membereskan tempat kerja



LANGKAH KERJA





















7
PEMBUATAN LARUTAN
KOMPOSISI CAMPURAN




Keselamatan Kerja
1. Melihat MSDS bahan yang akan digunakan
2. Menggunakan jas lab
3. Menutup reactor setiap komposisi dengan alumunium foil sebelum
didestilasi, karena aseton dan kloroform mudah menguap dan mudah
terbakar
4. Memberi vaselin pada setiap sambungan gelas
5. Memggunakan waterbatch / penangas air pada saat destilasi
6. Membuang sisa zat ke botol yang telah disediakan


PENGOLAHAN DATA

a. Data Pengamatan

1. Data berdasarkan literatur
No Nama zat
Rumus
molekul
Massa molekul
(gram/mol)
Densitas
(gram/cm
3
)
Titik
didih
(
o
C)
1 Aseton CH
3
COCH
3
58 0,790 56,53
2
kloroform CHCl
3
119,5 1,48
61,2

Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
kloroform(mL) 0 2 4 6 8 10

8
PEMBUATAN LARUTAN
2. Data Indeks bias







3. Penentuan titik didih
No Aseton (mL) Kloroform (mL) Titik didih (C)
Indeks bias residu
()
Indeks bias distilat
()
1 10 0 54,0 17,3 17,7%
2 8 2 56,0 23,8 27,2%
3 6 4 57,0 33,6 38,9%
4 4 6 60,0 44,9 44,5%
5 2 8 61,0 48,6
6 0 10 58 60,5







No Keterangan Komposisi
1 Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
2 Kloroform (ml) 0 2 4 6 8 10
3 Indeks bias () 17,7% 26,1% 35,5% 42,0% 44,2% 61,0%

9
PEMBUATAN LARUTAN
b. Pengolahan Data

1. Aseton 10 mL : kloroform 0 mL
Mol
- Volume 0 mL kloroform - Volume 10 mL Aseton
Berat etanol = x V berat aseton= x V
= 1, 48 x 0 = 0,79 x 10
= 0 gram = 7,9 gram

Mol kloroform =

mol aseton =


= 0 mol =0,136 mol
Fraksi mol
X aseton =


= 1 mol


2. Aseton 8 mL : Etanol 2 mL
Mol
- Volume 2 mL kloroform - Volume 8 mL Aseton
Berat kloroform = x V berat aseton = x V
= 1,48 x 2 = 0,79 x 8
= 2,96 gram =6,32gram

Mol kloroform =

mol aseton =


= 0,0247 mol =0,109mol



10
PEMBUATAN LARUTAN
Fraksi mol
X aseton =



= 0,795 mol

3. Aseton 6 mL : kloroform 4 mL
Mol
- Volume 4 mLkloroform - Volume 6 mL Aseton
Berat etanol = x V berat aseton= x V
= 1,48 x 4 = 0,79 x 6
= 5,92 gram =4,74gram

mol etanol =

mol aseton =


= 0,049 mol =0,081 mol
Fraksi mol
X aseton =



= 0,623
mol

4. Aseton 4 mL : kloroform 6 mL
Mol
- Volume 6 mL kloroform - Volume 4 mL Aseton
Berat kloroform = x V berat aseton= x V
= 1,48 x 6 = 0,79 x 4
, = 8,8 gram = 3,16gram

mol etanol =

mol aseton =



11
PEMBUATAN LARUTAN
=


= 0,074 mol =0,054 mol
Fraksi mol
X aseton =



= 0,421 mol

5. Aseton 2 mL : kloroform 8 mL
Mol
- Volume 8 mL kloroform - Volume 2 mL Aseton
Berat kloroform = x V berat aseton= x V
= 1,48 x 8 = 0,79 x 2
= 11,84 gram =1,58gram

mol kloroform =

mol aseton =


= 0,099 mol =0,027mol
Fraksi mol
X aseton =



= 0,214 mol


6. Aseton 0 mL : kloroform 10 mL
Mol
- Volume 10 mL kloroform - Volume 0 mL Aseton
Berat kloroform = x V berat aseton= x V
= 1,48 x 10 = 0,79 x 0
= 14,8 gram = 0 gram

12
PEMBUATAN LARUTAN


mol kloroform =

mol aseton =


= 0,123 mol =0 mol
Fraksi mol
X aseton =



= 0 mol



















13
PEMBUATAN LARUTAN


PEMBAHASAN

Dalam distilasi, campuran dua zat (biner) dididihkan sehingga menguap dan uap ini
kemudian mengalir ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah (ke arah tabung distilat). Dalam
perjalanannya uap zat yang memiliki titik didih lebih rendah mengalami penurunan suhu
sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan uap tersebut mencair kembali. Pendingin
tersebut berasal dari air yang mengalir berlawanan arah dengan arah uap tersebut sehingga
pendinginan lebih efektif.
Prinsip dasar dari destilasi ini adalah sejumlah tertentu campuran yang akan dipisahkan,
dicampurkan dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu, sehingga didapat destilat
yang di inginkan lalu dicatat suhunya. Karena destilasi merupakan suatu metode pemisahan fasa
cair-cair, berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen alat destilasi terdiri atas reaktor ( tempat
untuk mereaksikan sekaligus tempat untuk memanaskan), kemudian diatasnya ada termometer,
yang berfungsi untuk megukur suhu uap yang menguap akibat pemanasan. Kemudian ada
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan uap hasil pemanasan menjadi embun-embun
yang bersatu menjadi tetesan-tetesan larutan. Karena kondensor untuk destilasi dipasang miring,
sehingga tetesan-tetesan zat hasil pendinginan tersebut mengalir menuju ke adapter. Adapter
adalah alat yang menghubungkan antara kondensor dengan penampung destilat, sehingga semua
destilat dapat terkumpul dalam satu penampung.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan etanol. Campuran zat tersebut
memiliki titik didih yang berdekatan (56,53
o
C dan 78,40
o
C), sehingga biasa disebut campuran
azeotrop. Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Oleh karena
itu, pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi. Distilasi fraksionasi merupakan suatu
metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih yang bedekatan. Adapun prinsip kerja
dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana komponen-
komponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi
ini menggunakan kolom vigreux. Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat distilasi

14
PEMBUATAN LARUTAN
faksionasi adalah zat yang mudah menguap dan memiliki perbedaan titik didih yang saling
berdekatan.Karena zat yang dianalisa merupakan 2 buah campuran zat dengan variasi
konsentrasi tertentu dengan titik didih aseton sebesar 56,53
o
C dan alcohol memilkik titik didih
sebesar 78,4
o
C sehingga campuran tersebut sering disebut azeotrop.
Prinsip kerja dari kolom fraksinasi ini adalah mendinginkan uap yang terbentuk dengan
jonjot-jonjot yang terdapat pada kolom fraksinasi, yang berhubungan langsung dengan udara
luar, sehingga fungsinya hampir sama dengan kondensor udara, yang dapat mengembunkan uap
dalam jumlah yang relatif sedikit dan pada suhu tertentu. destilasi fraksionasi adalah
memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya.
Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat adalah aseton.
Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu sebesar 56,53
o
C
dibandingkan dengan kloroform yaitu sebesar 61,2
o
C, sehingga aseton menguap terlebih dahulu.
Pada penentuan titik didih campuran, titik didih dilihat pada saat terjadinya tetesan pertama, hal
ini menunjukkan telah tercapai nya titik didih campuran.
Fraksi mol aseton terhadap titik didih menunjukkan bahwa semakin kecil fraksi mol zat
dengan titik didih lebih rendah (aseton) menyebabkan titik didih campuran menjadi lebih besar.
Ini dapat dijelaskan dengan hukum raoult.

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar fraksi mol menyababkan titik didih
larutan menjadi lebih rendah. Tetapi pada fraksi mol aseton = 0 titik didihnya malah turun yaitu
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
T
i
t
i
k

d
i
d
i
h

o
C

Fraksi Mol Aseton
Pengaruh Fraksi Mol Terhadap Titik
didih
Titik didih

15
PEMBUATAN LARUTAN
58 C, mungkin terjadi ke kurang teitian saat menghitung titik didh. Sehinga tidak sesuai teori, dimana
seharusnya semakin besar fraksi mol maka titik didih akan semakin rendah.
Adanya zat terlarut dengan titik didih lebih tinggi di dalam suatu pelarut dapat menurunkan
tekanan uap pelarut. Tekanan uap aseton lebih besar dari tekanan larutan yang mengandung
alkohol, dan adanya kesetimbangan dinamis antara fasa uap dan cairannya. Oleh karena tekanan
uap aseton lebih besar dari tekanan uap larutan aseton-alkohol maka untuk mencapai keadaan
kesetimbangan, uap aseton akan diserap oleh larutan aseton-alkohol sampai tekanan uap di atas
permukaan kedua cairan itu sama dan setimbang. Proses tersebut menghasilkan perpindahan
molekul-molekul aseton dari pelarut murni melalui fasa uap ke dalam larutan aseton-alkohol
sampai tekanan uap pada kedua permukaan cairan mencapai kesetimbangan.
Mengenai besarnya indeks bias, dapat dilihat ditabel pengamatan bahwa indeks bias residu
sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama memiliki hasil yang berbeda.
Indeks bias sebelum pemanasan lebih kecil dibandingkan indeks bias setelah dipanaskan. Hal ini
dikarenakan pada saat melakukan pemanasan, aseton menguap lebih cepat sehingga yang tersisa
dalam residu yaitu sebagian aseton yang tidak menguap dan kloroform. Sehingga indeks bias
menjadi naik, sesuai dengan indeks bias kloroform yang besar. Hubungan indeks bias terhadap
kemurnian tidak bisa diukur dengan kuantitatif, yang dapat dihitung adalah selisih indeks bias
antara distilat terhadap zat murninya. Makin besar selisihnya menunjukkan makin kecil
kemurniannya.


VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan telah disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar titik didih suatu campuran maka semakin besar pula indeks biasnya.
2. Titik didih campuran dipengaruhi oleh susunan senyawa-senyawa pembentuk campuran
tersebut. Dan titik didih campuran berada di range titik didih satu zat penyusun dengan
zat penyusun lainnya dalam campuran tersebut.
3. campuran antara aseton dan kloroform merupakan campuran azeotrop

16
PEMBUATAN LARUTAN
4. Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
campuran aseton dan kloroform berdasarkan titik didih yang berdekatan.



17
PEMBUATAN LARUTAN











DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk praktikum Kimia Fiska program studi TKPB Politeknik Negeri Bandung
http://myblogblogrosita.blogspot.com/2011/11/laporan-lengkap-pembuatan-larutan-baku.html
http://suhardaniati.blogspot.com/2012/10/laporan-pembuatan-larutan-baku_815.html

Anda mungkin juga menyukai