Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan gabus tergolong sebagai ikan air tawar yang bernilai ekonomi. Jenis
ikan gabus ini selalu diperdagangkan dalam keadaan segar sebagai ikan yang
sudah mati maupun yang masih hidup di pasar ikan di kota maupun di pasar desa
pada hari pekan. Akan tetapi ada kalanya ada juga yang diperdagangkan sudah
menjadi ikan asin. Ikan ini sangat digemari masyarakat karena rasa dagingnya
yang lezat maupun gurih.
Gabus malas memiliki kelebihan tahan hidup di perairannya yang terbatas.
Ikan ini sering dipasarkan dalam bentuk hidup. Ikan yang tergolong mahal ini
merupakan makanan favorit di pasar ikan di.Bangkok. Meski kulitnya berwarna
menyeramkan, tetapi daging di dalamnya berwarna putih bersih. Maka dari itu di
Indonesia khususnya sangat cocok untuk membudidayakan ikan gabus malas ini
karena banyak dimintai dan bisa diekspor keluar negeri agar mendapatkan nilai
jual yang lebih tinggi dan tentunya para pelaku disektor itu sendiri bisa
memperoleh keuntungan yang tinggi.
Ikan Gabus adalah ikan air tawar asli Indonesia yang banyak ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia, Ikan gabus biasanya dapat ditemui di waduk, sungai
airnya tenang, rawa-rawa yang airnya cukup dalam. Ikan Gabus sendiri bertekstur
kenyal, empuk dan tebal meskipun sedikit lebih kasar bila dibanding ikan lele,
sehingga Ikan Gabus ini tak mudah hancur pada saat pengolahannya, durinyapun
tidak terlalu banyak. Ikan Gabus tergolong ikan karnivora yang memakan ikan-
2

ikan kecil, cacing dan organisme lainnya, selain itu Ikan Gabus banyak dijadikan
olahan untuk pembuatan pempek karena teksturnya hampir sama dengan ikan
tengiri. Pada Ikan Gabus terdapat zat gizi penting yaitu albumin sebesar 61% yang
bermanfaat untuk membentuk jaringan sel baru dan bagus untuk menyembuhkan
luka bakar, luka pasca operasi atau pasca melahirkan, hepatitis, infeksi paru,
stroke, terapi untuk ngilu dan nyeri pada persendian dan masih banyak kelebihan
lainnya, selain itu juga terkandung mineral diantaranya : zinc (seng), asam amino,
lemak dan trace elemen lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan protein pada
Ikan Gabus dapat memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh bahkan melebihi telur,
daging sapi, maupun daging ayam, sehingga baik untuk dikonsumsi semua orang
mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Minimnya pasokan Ikan Gabus di pasaran tidak seimbang dengan
permintann pasar, oleh karena itu harga Ikan Gabus ini pun termasuk mahal,
padahal populasi Ikan Gabus di alam mulai berkurang sehingga budidaya Ikan
Gabus ini perlu dikembangkan untuk dibudidayakan, cara membudidayakan Ikan
Gabus tidak membutuhkan proses yang sulit, cukup dilakukan dengan pemijahan
alami. Peluang Usaha Budidaya Ikan Gabus terbuka untuk siapa saja dan belum
banyak pesaingnya. Potensi pasarnya cukup bagus. Sudah banyak pelaku usaha
yang sukses dari membudidayakan Ikan Gabus ini. Dengan semua kelebihan
Usaha Budidaya Ikan Gabus, maka tidak lah heran apabila banyak pelaku usaha
baru yang berminat untuk memulai Usaha Ikan Gabus ini.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu
1. Apa itu ikan gabus malas?
3

2. Bagaimana pemijahan ikan gabus malas?
3. Bagaimana pendederan ikan gabus malas?
4. Bagaimana pmbesaran ikan gabus malas?
5. Bagaimana Penanggulangan Penyakit ikan gabus malas?
6. Bagaimana Pemanenan Ikan gabus malas?
7. Apa Manfaat dan kerugian memelihara ikan gabus?

1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu ikan gabus malas.
2. Untuk mengetahui pemijahan ikan gabus malas.
3. Untuk mengetahui pendederan ikan gabus malas.
4. Untuk mengetahui pembesaran ikan gabus malas.
5. Untuk mengetahui Penanggulangan Penyakit ikan gabus malas
6. Untuk mengetahui Pemanenan Ikan gabus malas
7. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian memlihara ikan gabus malas.

1.4. Manfaat Makalah
Adapun manfaat yang akan kita peroleh adalah sebagai berikut :
1. Kita bisa mengetahui apa itu ikan gabus malas.
2. Kita bisa mengetahui pemijahan ikan gabus malas.
3. Kita bisa mengetahui pendederan ikan gabus malas.
4. Kita bisa mengetahui pembesaran ikan gabus malas.
5. Kita bisa mengetahui Penanggulangan Penyakit ikan gabus malas
6. Kita bisa mengetahui Pemanenan Ikan gabus malas
7. Kita bisa mengetahui manfaat dan kerugian memlihara ikan gabus malas.

4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi ikan gabus malas
Awalnya, ikan gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-
ikan peliharaan di kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan
hidupnya. Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena
itu, ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga
dengan nama betutu.
Ikan betutu memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil-kecil
dan menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat moncong,
pipi, dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebihbesar dibandingkan dengan
yang lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua. Ikan ini mudah
dibedakan dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat
kehitaman. Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna
bagian perutnya lebih terang.
Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda. Betutu bisa tumbuh
hingga mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya bisa
dibuka lebar dan siap menyantap mangsanya yang melintas di depannya. Sirip
ekor berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang
kecokelatan.
Komposisi kimia dari ikan gabus menurut Sayuti dalam Rizki (2005)
adalah kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%.
Sugito dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan
5

protein yang tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki
daging yang putih.
Menurut Suprayitno (2003), masyarakat sampai sekarang sangat sedikit
yang mengenal manfaat ikan gabus ini. Padahal, ikan gabus ini masih mudah
ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan pasar-pasar modern dalam bentuk
segar maupun kering alias ikan gabus asin. Sayangnya, belum banyak orang yang
menjadikan ikan gabus sebagai lauk favorit. Padahal, selain rasanya yang lezat,
ikan gabus juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan.
Ikan gabus sangat kaya akan albumin, yaitu salah satu jenis protein
penting. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang
mencapai kadar 60 persen (http://www.fishyforum.com., 2010). Menurut Astuti
(2008), albumin berada di dalam darah untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
mengatur keseimbangan air dalam sel, mengeluarkan produk buangan, dan
memberi gizi pada sel untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga
mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah pasca operasi atau
pembedahan dan luka.
Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses
penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya
telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu
penyembuhan beragam penyakit, dari kekurangan gizi, diabetes, autis, hingga
HIV-AIDS.
2.1.1. Memilih Induk
Induk betutu umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang
lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam. Induk-
6

induk ini umumnya dikumpulkan di antara betutu dewasa dan diseleksi yang
memiliki badan sehat. Induk jantan dapat dibedakan dari induk betina dengan
melihat ciri-ciri morfologis sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
a. Betina
Badannya berwana lebih gelap. Bercak hitam lebih banyak. Papila
urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar. membundar,
warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan
Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama.Berbadan
sehat.Dewasa.
b. Jantan
Badannya berwana lebih terang.Bercak hitam lebih sedikit.Papila
orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil.Pada umur yang sama ukurannya
lebih besar daripada betina.Berbadan sehat.Dewasa.
2.1.2. Pemijahan di Kolam
Awalnya, betutu adalah ikan liar yang kehadirannya tidak dikehendaki di
kolam pemeliharaan karena suka memangsa ikan yang dipelihara di dalamnya.
Oleh karena itu, bila hendak memijahkan betutu di dalam kolam maka
persiapannya harus matang agar tidak ada ikan lain yang masuk ke dalam kolam
dan mengganggu proses pemijahan ikan betutu.
1. Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan
lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan
pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa
7

memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit
air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh
positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mX 1 m x 1
m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau
memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok
berukuran 4 m X 2 M X I M.
Sekat untuk ikan gabus harus dibuat secara kuat dan kokh karena ikan
gabus tergolong besar dan kuat. Jika sekat tidak kuat, ikan akan mampu
menerobos, lepas, dan meloloskan diri. Untuk itu, sekat harus ditanam cukup
dalam di dasar perairan mengingat ikan gabus sering membuat lubang di dasar.
Teranak ikan gabus, budidaya ikan gabus, ternak ikan gabus sistem sekat,
cara ternak ikan gabus. Sekat biasanya berbentuk pagar. Bahan yang digunakan
berasal dari bamboo. Jarak antar bilah-bilah bamboo sebagai pagar tidak lebih dari
2 cm. Untuk membuat sekat tidak memerlukan biaya yang besar kaena hanya
berbentuk pagar sederhana. Tetapi, ada sedikit kelemahan dalam
membudidayakan ikan gabus dalam sekat, yaitu sukar mencari tempat yang cocok
berupa cekungan. Selain itu, lokasi yang terlalu keras agak menyulitkan peternak
untuk memanen ikannya.
2. Persiapan kolam
Induk dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk kolam pemijahan seluas 200
m2, dapat disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang.
Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk
sebanyak 3-4 pasang.
8

Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang
pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30
cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mempermudah
mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air
setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memperoleh
pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti
mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
Kondisi air kolam harus senantiasa diperhatikan karena hal ini dapat
mengakibatkan kematian ikan gabus apabila kondisi air tidak lagi sesuai dengan
kebutuhan ikan gabus khususnya kandungan amoniak yang ada di dalam air
kolam. Untuk menjaga kualitas air kolam maka air kolam harus diganti secara
berkala, hal ini tergantung dari faktor padat tebar benih dalam kolam maupun
faktor lain seperti tumbuhnya lumut dalam kolam.
Untuk padat tebar 50 ekor/m3 maka air kolam dapat diganti dua minggu
sekali, penggantian air dilakukan dengan cara membuang air bawah kolam
sebanyak 2/3 kemudian diisi lagi dengan air yang baru sampai air mencapai
ketinggian semula namun apabila kolam telah ditumbuhi banyak lumut maka air
kolam harus secepatnya diganti secara menyeluruh dan kita juga harus
membersihkan lumut yang tumbuh pada dinding-dinding kolam dan dasar kolam.
Syarat Hidup Ikan Gabus
Parameter Nilai Batas Nilai Optimal
Suhu (
o
C) 20 35 25 32
pH 4 9 6 8,5
9









2.2. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan betutu meliputi 5 tahap, yaitu membentuk
daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan
meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya. Pemijahan biasanya
terjadi pada malam hari, tetapi tidak jarang pada Siang hari betutu juga memijah.
Ikan ini akan kawin di dalam segitiga sarang pemijahan. Selanjutnya, telur yang
dihasilkan akan ditempelkan ke dalam kotak segitiga sarang pemijahan tersebut.
2.2.1. Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil,
kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding
sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan
mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur
berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang
pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh
sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas
Oksigen Terlarut (mg/l) 2 - 9 3 - 7
Karbondioksida (mg/l) 5 200 < 5
Amonia (mg/l) 1 < 0,1
Nitrit (mg/l) 0,1 < 0,1
Asam Belerang (mg/l) 0,1 < 0.1
Kecerahan (cm) >45 >45
10

akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi
aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur
yang terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon
agar tidak menulari telur yang lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak
menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari.
Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang
menetas antara 8090%.
2.3. Pendederan
Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan
sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan
yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu pendederan I dan pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil,
berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan
ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60
cm.
Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar.
Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2
atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak
100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50
cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan
11

yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat
hidup mencapai 20%.
Untuk pendederan 11, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan
ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan
kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama
pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih betutu
berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.
2.3.1. Penyortiran
Penyortiran dapat dilakukan setelah 4 minggu terhitung dari hari
memasukkan benih, penyortiran dilakukan dengan mengelompokkan ukuran ikan
gabus kedalam 2 bagian, selanjutnya kelompok ikan gabus yang besar dan
kelompok ikan gabus yang lebih kecil dibesarkan dalam kolam yang berbeda hal
ini dilakukan untuk mencegah kelompok ikan gabus yang lebih kecil kalah dalam
perebutan makanan. Pada umumnya ikan gabus sudah dapat di panen ketika sudah
mencapai umur 6-7 bulan dengan ukuran 5-6 ekor dalam satu kilo.
2.4. Pembesaran
Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran
konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2. Kolam diusahakan
memperoleh air baru dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan
terlebih dahulu dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam betutu dengan pematang
yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian
berupa ban bekas atau dawn kelapa karena betutu menghendaki lingkungan yang
agak remang-remang.
12

Kolam dipupuk terlebih dahulu dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5
kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Selanjutnya, benih
berukuran ditebarkan. Adapun kepadatan penebaran tergantung benih yang
ditebarkan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan
yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5
bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan
yang berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.
2.4.1. Pemberian Makan
Di alam, betutu menyantap pakan yang jaraknya sangat dekat. Dengan
bentuk mulut yang sangat lebar, bukan halangan bagi betutu untuk
mengenyangkan perutnya. Betutu termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang
disukai adalah ikan-ikan kecil, cacing, atau organisme lainnya, asalkan masih
hidup. Ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar setiap harinya.
Pemberian Pakan pada awal pembesaran disesuaikan dengan ukuran benih
yang dimasukkan ke dalam kolam untuk benih ukuran 4-6 cm sebaiknya diberikan
pelet PF 800. Pemberian pakan diberikan sebanyak 4-5 kali dalam sehari dengan
interval 4 jam. Berilah pakan secukupnya dengan selalu mengamati ikan pada
waktu makan hal ini untuk mencegah pakan tidak habis yang akhirnya membuat
air kolam menjadi cepat kotor.
Selama pemeliharaan ikan diberi pakan berupa daging bekicot, ikan ikan
kecil, anak kodok, cacing dan ikan ikan rucah lainnya sebanyak 5 7 % dari
berat bobot badan ikan perhari. Bisa juga diberikan pakan pellet yang
mengandung 30-40%, jika pellet digunakan sebagai pakan utama hendaknya ini
dilakukan sejak ikan masih kecil, sehingga ikan ikan terlatih memakan makanan
13

tersebut. Pakan diberikan 2 hingga 4 kali sehari, caranya, pakan diberikan dalam
jumlah sedikit yang bertujuan untuk mengumpulkan populasi ikan sebanyak
mungkin disuatu tempat kemudian dilanjutkan dengan cara menebarnya di
permukaan air tempat ikan berkumpul.
2.4.2. Kebiasaan Berkembang biak
Di alam, betutu akan kawin pada musim penghujan di tempat yang
berpasir bersih. Ikan ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan dietakkan di
dasar atau ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang
bersih. Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan
halus yang menempel pada substrat.
2.5. Penanggulangan Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ikan gabus adalah parasit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Namun, jenis
penyakit yang dibahas dalam buku ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jenis penyakit dan penyebabnya
NO NAMA PENYAKIT PENYEBAB
1. Bintik Putih (White Spot) Penyebabnya adalah jamurIchthiopthirius
multifiliis. Penularan penyakit ini dapat
melalui air dan kontak langsung antar ikan.

Tabel 1.2. Penyakit dan gejala serangan
NO NAMA PENYAKIT GEJALA SERANGAN
1. Bintik Putih (White Spot) - Timbul bintik-bintik putih pada bagian
ekor, kepala, dan punggung.
14

- Gerakan lemah.
- Nafsu makan berkurang.

2.5.1. Pengobatan
Tabel 1.3 Pengobatan dengan menggunakan bahan kimia
NO NAMA PENYAKIT PENGOBATAN DENGAN BAHAN KIMIA
1. Bintik putih (White Spot) 1. Menggunakan Formalin untuk menghilangkan
lendir dengan dosis 0,1 ppm atau 0,1 mg (0,1 ml)
/ liter air.
2. Menggunakan Malachite Green (MG) untuk
membunuh Ichtthyoptirius multifulis dengan
dosis 0,1 ppm atau 0,1 mg (0,1 ml) / liter air.


Tabel 1.4 Pengobatan dengan bahan alami
NO NAMA PENYAKIT PENGOBATAN DENGAN BAHAN ALAMI
1. Bintik putih
(White Spot)
1. Daun Sambiloto
- Dosis 10 lembar/10 liter air.
- Rendam selama 20 jam.
2. Mahkota Dewa
- Dosis 10 iris/2 liter air, direbus sampai sisa air
sebanyak 1 liter dan dibiarkan sampai dingin.
Rendam selama 8 jam sampai ikan benar-benar
sembuh.
15

2.6. Pemanenan
Pada hari pemanenan, pemberian pakan dihentikan selanjutnya air pada
kolam dikeringkan secara bertahap dengan membuka pintu air atau penutup pipa
pembuangan. Selanjutnya semua biota digiring ke saluran tersebut hingga
terkumpul lalu tangkap ikan dengan menggunkan seser dan dipindahkan dalam
kolam waring berisi air yang mengalir agar tubuh biota menjadi bersih.
2.6.1. Pasca Panen
Setelah dilakukan pemanenan langkah selanjutnya adalah penanganan
hasil panen. Penanganan hasil pemanenan harus disesuaikan dengan jarak dan
waktu tempuh dalam mengangkut hasil panen ke konsumen. Hal penting untuk
menjaga agar hasil panen tetap hidup segar hingga diterima konsumen.
2.6.2. Penanganan hasil panen hidup
Harga ikan hidup jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang sudah mati
walaupun masih segar, oleh karena itu pemanenan dan penanganan hasil panen
harus hati hati agar hasil panen tetap hidup sampai ke tangan konsumen. Wadah
yang biasanya digunakan oleh pembudidaya ikan gabus untuk mendistribusikan
hasil panen adalah boks, atau wadah terbuka seperti bak, tong dan tanki sehingga
membutuhkan sebuah metode agar ikan tetap hidup. Penggunaan es adalah cara
yang paling mudah untuk mengurangi gerak ikan (membius), penggunaan es akan
mengakibatkan penurunan suhu hingga mencapai 6 7
0
C. Pada suhu tersebut
ikan yang hiudp akan cepat pingsan dan mati. Jumlah es yang digunkan 1/6
volume air.
Jika menggunakan wadah boks maka es yang digunakan harus potongan
potongan kecil dengan perbandingan antara es dan ikan adalah 1:1. Es diletakkan
16

secara berlapis dimana dasar kotak dilapisi es setebal 4 -5 cm, kemudian ikan
disusun diatasnya lalu diberi es lagi dengan ketebalan 5 10 cm dan sterusnya.
Cara yang lain untuk menjaga ikan tetap hidup adalah dengan melakukan
pembiusan, berikut beberapa contoh obat bius dan dosisnya.
Jenis Obat Dosis
Novacaine
Amobarbital sodium
Barbital sodium
Sodium amytal
Tertiary amyl alkohol
Methyl paraphynol
Chloral hydrate
Hydroxy quinaldine
Tricaine methan sulphonate (MS 222)
Urethane
Thiouracil
Quinaldine
Phenoxy ethanol
50 mg/kg ikan
85 mg/kg ikan
50 mg/kg ikan
52-172 mg/l air
2 mg/4,5 l air
1-2 mg/4,5 l air
3-3,5 mg/4,5 l air
1 mg/l air
2,5 ml/ l air
100 mg/l
10 mg/l
5 -10 mg/l
0,15 mg/l

2.7. Manfaat dan kerugian memelihara ikan gabus
Sebetulnya ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan-ikan
gabus liar yang ditangkap dari sungai, danau dan rawa-rawa di Sumatra dan
Kalimantan kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Gabus asin
merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan
17

gabus segar, kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein
yang cukup penting bagi masyarakat desa, khususnya yang berdekatan dengan
wilayah berawa atau sungai.
Ikan gabus juga merupakan ikan pancingan yang menyenangkan. Dengan
umpan hidup berupa serangga atau anak kodok, gabus relatif mudah dipancing.
Namun giginya yang tajam dan sambaran serta tarikannya yang kuat, dapat
dengan mudah memutuskan tali pancing.
Akan tetapi ikan ini juga dapat sangat merugikan, yakni apabila masuk ke
kolam-kolam pemeliharaan ikan (Meskipun beberapa kerabat gabus di Asia juga
sengaja dikembangbiakkan sebagai ikan peliharaan). Gabus sangat rakus
memangsa ikan kecil-kecil, sehingga bisa menghabiskan ikan-ikan yang
dipelihara di kolam, utamanya bila ikan peliharaan itu masih berukuran kecil.









18

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ikan gabus malas merupakan ikan konsumsi air tawar yang cocok untuk
dikembangkan lebih lanjut. Ikan yang dulunya predator ini merupakan salah satu
ikan yang bernilai tinggi dan tidak sulit untuk dikembangkan.
3.2. Saran
Ikan gabus malas ini sebaiknya dikembangkan dengan sungguh-sungguh
dan diekspor ke luar negeri agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada
harga lokal.










19

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M; C.P.Pulungan; R. Hamidy dan Pardinan (1984). Biologi ikan gabus
Diskripsi Ikan-ikan di hulu sungai Kampar Kanan, Riau. Puslit Univ. Riau,
Pekanbaru.
Ghufran M, 2012. Akuakultur di Perkotaan.
Kottelat, M.; A.J. Whitten, N.S. Kartika sari dan S. Wiroajmodjo. 1993.Ikan air
tawar di perairan Lemlit Univ Riau, Peklanbaru.
Pulungan,C.P. 2000. Diskripsi ikan-ikan air tawar dari waduk PLTA Koto
Panjang, Riau.
Saanin, H, 1986 Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Binacipta jakarta
Saanin, H. 1976. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian 1. Bina Cipta.
Bandung. 520 hal.
Sugito dan Hayati. 2006. Penambahan Daging Ikan Gabus dan Aplikasi
Pembekuan pada pembuatan Pempek Gluten. Jurnal Fakultas Pertanian.
Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Suprayitno, Eddy, 2003. Potensi Serum Albumin dari Ikan Gabus.
http://www.gatra.com/artikel.php. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010.
www. Google cindekia.com budidaya ikan gabus




20

Lampiran gambar




Kolam terpal ikan gabus Kolam beton ikan gabus





Ikan gabus dewasa Benih ikan gabus









Obat hasil ekstark ikan gabus

Anda mungkin juga menyukai