Anda di halaman 1dari 56

MODUL PELATIHAN PERENCANAAN ENERGI

Disusun Oleh:
Muhammad Ery Wijaya S.T., M.Sc.
Dr. Eng. Muhammad Kholid Ridwan S.T., M.Sc.




JURUSAN TEKNIK FISIKA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2009

Modul Pelatihan Perencanaan Energi i

KATA PENGANTAR

Ibarat pepatah Tikus mati di lumbung padi, Indonesia yang berlimpah
akan sumberdaya energi menghadapi kenyataan adanya krisis energi di mana-
mana, terutama krisis listrik dan rendahnya rasio elektrifikasi. Ketimpangan
antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply) yang disebabkan
oleh buruknya manajemen perencanaan energi dan sokongan kebijakan energi
yang tidak menguntungkan, telah menjadi mimpi buruk yang perlahan tapi
pasti menghantui masyarakat kita.
Salah satu tool yang terkenal dan sering digunakan oleh banyak ahli
perencanaan energi adalah perangkat lunak Long-range Energy Alternatives
Planning (LEAP) yang di dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute
di Boston (SEI-Boston), Amerika Serikat. LEAP dapat melakukan analisa secara
cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan.
Modul sederhana ini hadir untuk membantu dalam mempelajari LEAP
secara komprehensif dengan ditunjang dua bagian utama, yakni: pengenalan
LEAP dan latihan-latihan pemodelan energi. Latihan-latihan yang ada telah
dirancang sesuai dengan training LEAP asli yang diselenggarakan oleh SEI-
Boston yang pernah penyusun ikuti. Hal ini dimaksud agar pembaca dapat
menggunakan LEAP secara maksimal.
Pada akhirnya, penyusun berharap agar modul pelatihan perencanaan
energi ini dapat bermanfaat dan membantu menciptakan perencana-perencana
energi Indonesia yang handal, sehingga dapat memberikan solusi dalam
mengatasi krisis energi yang terjadi saat ini. Saran, masukan dan pertanyaan
dapat disampaikan melalui email kami di energyplanning.indo@gmail.com.



Yogyakarta, Desember 2009


Penyusun


Modul Pelatihan Perencanaan Energi ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Petunjuk Penggunaan Modul......................................................................... iii

Pendahuluan
Mengenal LEAP............................................................................................... 1
Antar Muka LEAP............................................................................................. 2

Latihan 1: Pengenalan LEAP
Sekilas Pandang Skenario di Negeri Merdeka (Freedonia)............................ 6
Parameter Dasar.............................................................................................. 6
Permintaan Energi........................................................................................... 7
Transformasi Energi........................................................................................ 14
Skenario Kedua: Demand Side Management................................................ 22

Latihan 2: Permintaan Energi
Sektor Industri................................................................................................. 26
Sektor Transportasi......................................................................................... 30
Sektor Bangunan Komersial........................................................................... 33

Latihan 3: Transformasi Energi
Pembuatan Arang Kayu.................................................................................. 37
Pembangkitan Listrik....................................................................................... 37
Penyulingan Minyak (Oil Refining).................................................................. 38
Penambangan Batubara................................................................................. 38
Sumberdaya.................................................................................................. 39
Diagram Sistem Energi.................................................................................... 40
Hasil Pemodelan.............................................................................................. 41

Latihan 4: Analisa Biaya-Manfaat
Pengenalan Analisa Biaya-Manfaat dalam LEAP............................................ 42
Skenario Kebijakan.......................................................................................... 43
Memasukkan Data Pembiayaan..................................................................... 44
Hasil Analisa Biaya-Manfaat............................................................................ 49

Modul Pelatihan Perencanaan Energi iii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul pelatihan ini akan membantu anda dalam mempelajari cara
menggunakan LEAP, sebuah perangkat lunak perencanaan/pemodelan energi-
lingkungan. Latihan-latihan yang ada pada modul ini mengadaptasi latihan-
latihan yang biasa digunakan oleh SEI-Boston dalam training LEAP resmi.
Penyusun menganggap bahwa anda telah memiliki pengetahuan tentang
energi dan lingkungan, dan terbiasa menggunakan komputer yang
menggunakan sistem operasi Windows.
Secara cepat, modul ini dapat disampaikan dalam sebuah pelatihan
perencanaan energi selama dua hari, namun normalnya disampaikan selama
tiga hari, dengan jadwal sebagai berikut:

Waktu Materi
Hari pertama
Sesi 1 - Pembahasan isu energi dan lingkungan
- Pengenalan perencanaan energi-lingkungan
- Pengenalan antar muka LEAP
Sesi 2 - Latihan 1: Pengenalan LEAP
1. Permintaan energi
2. Transformasi energi
Hari kedua
Sesi 3 - Latihan 1: Pengenalan LEAP
3. Demand side management
Sesi 4 - Latihan 2: Permintaan energi
1. Sektor industri
2. Sektor transportasi
3. Sektor bangunan komersial
Hari ketiga
Sesi 5 - Latihan 3: Transformasi energi
Sesi 6 - Latihan 4: Analisa biaya-manfaat

Masing-masing latihan memiliki konsep dasar yang telah dirancang untuk
mengantarkan anda dalam memahami LEAP secara terstruktur:
Latihan 1 akan mengenalkan anda pada elemen dasar dari analisa
permintaan dan penyediaan energi, membantu anda dalam memahami
Modul Pelatihan Perencanaan Energi iv

persyaratan memproyeksikan energi di masa mendatang dan
menghitung emisi lingkungan yang diakibatkan dari pengkonversian dan
penggunaan energi. Anda harus menyelesaikan latihan 1 sebelum
beranjak melanjutkan ke latihan 2.
Latihan 2 dan 3 akan mengantarkan anda untuk membangun dasar
analisa energi dan emisi, membuat skenario-skenario dan mengevaluasi
sebuah kebijakan beserta pilihan-pilihan teknologi seperti: teknologi
pembangkit listrik dan peningkatan standar efisiensi peralatan. Latihan
tersebut akan terdiri dari permintaan dan penyediaan energi, analisa
emisi energi dan analisa skenario.
Latihan 4 akan mengajak anda untuk menganalisa biaya-manfaat dari
suatu kebijakan energi yang akan diaplikasikan, sehingga setelah
membandingkan biaya-manfaat antara satu skenario dengan skenario
yang lain, anda dapat memberikan kesimpulan skenario manakah yang
lebih sesuai untuk diaplikasikan.





Modul Pelatihan Perencanaan Energi 1

PENDAHULUAN

Mengenal LEAP
The Long-range Energy Alternatives Planning atau kemudian disingkat
menjadi LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam perencanaan/pemodelan energi-lingkungan. LEAP bekerja
berdasarkan asumsi skenario yang pengguna inginkan, skenario tersebut
didasarkan pada perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi
energi hingga proses energi tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. LEAP
merupakan model yang mempertimbangkan penggunaan akhir energi (end-
use), sehingga memiliki kemampuan untuk memasukkan berbagai macam
teknologi dalam penggunaan energi. Keunggulan LEAP dibanding perangkat
lunak perencanaan/pemodelan energi-lingkungan yang lain adalah tersedianya
sistem antarmuka (interface) yang menarik dan memberikan kemudahan dalam
penggunaannya serta tesedia secara cuma-cuma (freeware) bagi masyarakat
negara berkembang.
Dengan menggunakan LEAP, pengguna dapat melakukan analisa secara
cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan
tersebut, hal ini dikarenakan LEAP mampu berfungsi sebagi database, sebagai
sebuah alat peramal (forecasting tool) dan sebagai alat analisa terhadap
kebijakan energi. Berfungsi sebuah database, LEAP menyediakan informasi
energi yang lengkap. Sebagai sebuah alat peramal, LEAP mampu membuat
proyeksi permintaan dan penyediaan energi dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan keinginan pengguna. Sebagai alat analisa terhadap kebijakan
energi, LEAP memberikan pandangan hasil atas efek dari ide kebijakan energi
yang akan diterapkan dari sudut pandang penyediaan dan permintaan energi,
ekonomi, dan lingkungan.
LEAP dibuat dan dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di
Boston, Amerika Serikat, atau disebut SEI-Boston. LEAP pertama kali dibuat
pada tahun 1980, sedangkan versi terakhir dirilis pada tahun 2008. LEAP hanya
mampu dijalankan di komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 2

Antarmuka LEAP








Tampilan antarmuka LEAP sangat sederhana sehingga mudah dipahami
dan digunakan. Area tampilan utama yang digunakan untuk memasukkan data
pada LEAP disebut Analisis. Pada area Analisis, terdapat empat bagian utama,
yakni:
1. Diagram Pohon: Diagram pohon merupakan tempat di mana pengguna
dapat mengorganisasi data, baik untuk melakukan analisa di sisi
permintaan energi (demand) maupun di sisi penyediaan energi (supply).
Pengguna dapat memodifikasi diagram tersebut, baik merubah nama
cabang pada diagram (branch) dengan cara mengeklik cabang yang akan
Data yang terorganisasi
dalam diagram pohon
Menu utama

Tombol cepat untuk
mengganti area tampilan
Tempat memasukkan data
Data yang dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik maupun tabel
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 3

dirubah kemudian mengetik nama yang baru, selain itu pengguna juga
dapat membuka maupun menutup isi dari cabang yang diinginkan
dengan mengeklik simbol +/-. Untuk mengedit diagram pohon, klik kanan
pada cabang dan gunakan Tambah ( ), Hapus ( ) dan Properti ( ).

Diagram pohon terdiri dari berbagai macam cabang. Setiap tipe cabang
bergantung pada modul masing-masing. Di dalam LEAP, terdapat lima
modul, yaitu: Asumsi kunci (key asumptions), Permintaan (demand),
Transformasi (transformation), Sumberdaya (resources) dan Dampak
Sektor Non-Energi (non energy sector effects).
Asumsi kunci (key asumptions)
Untuk menampung parameter-parameter umum yang dapat
digunakan pada modul permintaan maupun modul transformasi.
Parameter umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDB
(produk domestik bruto), dan sebagainya. Modul asumsi kunci ini
sifatnya komplemen terhadap modul lainnya. Pada model yang
sederhana, dapat saja modul ini tidak difungsikan.
Permintaan (demand)
Untuk menghitung permintaan energi. Pembagian sektor pemakai
energi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pengguna.
Permintaan energi didefinisikan sebagai perkalian antara aktifitas
pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk, jumlah kendaraan,
volume nilai tambah, dsb.) dan intensitas pemakaian energi
kegiatan yang bersangkutan.
Transformasi (transformation)
Untuk menghitung pasokan energi, dapat dihitung atas produksi
energi primer (gas bumi, minyak bumi, batubara, dsb.) dan energi
sekunder (listrik, bahan bakar minyak, LPG, briket batubara, arang,
dsb.). Susunan cabang dalam modul transformasi sudah
ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi
energi terdiri atas proses dan hasil (output).

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 4

Sumberdaya (resources)
Terdiri atas primer dan sekunder. Kedua cabang ini sudah didesain
secara default. Cabang-cabang dalam modul sumberdaya akan
muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang
dimodelkan dalam modul transformasi. Beberapa parameter perlu
diisikan, seperti jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi,
batubara, dsb.) dan potensi energi (tenaga air, biomasa, dsb.).
Dampak Sektor Non-Energi (non energy sector effects)
Untuk menempatkan variabel-variabel dampak negatif kegiatan
sektor energi, seperti tingkat kecelakaan, penurunan kesehatan,
terganggunya ekosistem, dsb.

Setiap tipe cabang yang berbeda akan dibedakan dengan ikon yang
berbeda pula. Ikon-ikon tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Cabang Kategori, digunakan untuk mengorganisasi data yang
berada pada diagram pohon. Pada analisa permintaan energi, cabang
ini hanya memuat data level aktifitas pemakaian energi dan biaya.
Pada analisa penyediaan energi, cabang ini digunakan untuk
mengindikasikan jenis energi yang dikonversi, seperti pembangkitan
listrik, penyulingan minyak (oil refining) dan pengekstraksian
sumberdaya energi.

Cabang Teknologi, memuat data tentang teknologi yang
mengkonsumsi, memproduksi dan mengkonversi energi. Pada
analisa penyediaan energi, cabang teknologi ditandai dengan ikon .
Pada analisa permintaan energi, cabang teknologi mengindikasikan
bahan bakar yang digunakan dan juga intensitas energinya. Cabang
teknologi pada sisi permintaan dapat dibedakan ke dalam tiga
macam bentuk, tergantung pada tipe analisa metodologi yang dipilih,
yakni: Analisa aktivitas ( ), Analisa ketersediaan/stock ( ), dan
Analisa pengangkutan ( ).

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 5

Cabang Asumsi Kunci, memuat variable/parameter independen
seperti jumlah penduduk dan PDB (produk domestik bruto).

Cabang Bahan Bakar, terletak dibawah modul sumberdaya, dan
juga terletak dibawah modul transformasi. Digunakan untuk
merepresentasikan bahan bakar yang diproduksi oleh modul.

Cabang Emisi Lingkungan, merepresentasikan berbagai macam
polutan yang dihasilkan oleh permintaan energi dan teknologi
transformasi.

2. Tabel Data: Area Analisis mempunyai dua panel yang berada di sebelah
kanan diagram pohon. Pada panel yang bagian atas berupa tabel sebagai
tempat masukan data (input).

3. Grafik/Tabel: Panel bagian bawah berupa grafik yang merupakan
representasi dari data yang pengguna masukkan. Grafik tersebut dapat
ditampilkan dalam berbagai bentuk, seperti bar, pie, maupun garis. Grafik
ini dapat diekspor ke dalam bentuk Microsoft Excel atau Power Point.

4. Kotak Skenario: Diatas tabel data adalah kotak skenario yang dapat
dipilih antara skenario nilai dasar dan skenario-skenario alternative.
Skenario nilai dasar berisi data dasar dari model yang akan dilakukan.

Untuk membuat skenario baru/alternatif, dapat dilakukan melalui tombol
atur skenario ( ). Ketika pengguna membuat skenario baru, secara
default LEAP akan menyamakan semua parameter dan asumsi pada
skenario baru dengan parameter dan asumsi pada skenario nilai dasar.
Oleh karenanya, pengguna harus melakukan perubahan pada parameter
dan asumsi di skenario baru.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 6

Latihan 1: PENGENALAN LEAP
Sekilas Pandang Skenario di Negeri Merdeka (Freedonia)
Untuk memberikan ilustrasi bagaimana LEAP dapat digunakan dalam
berbagai persoalan energi, diberikan sebuah contoh data dalam skenario di
negeri merdeka (Freedonia). Freedonia merefleksikan karakteristik yang
terdapat di negara maju (industrialized/developed country) dan di negara
berkembang (developing country). Secara sederhana, populasi masyarakat
perkotaan (urban) digambarkan telah menikmati aliran listrik secara penuh dan
mempunyai gaya hidup sesuai dengan masyarakat negara maju, sedangkan
populasi masyarakat pedesaan (rural) memiliki keterbatasan dalam mengakses
energi dan mempunyai ketergantungan pada penggunaan energi dari biomasa.
Latihan-latihan yang akan disajikan di sini telah didesain agar pengguna
dapat memahami penggunaan LEAP dengan mudah. Untuk mempermudah
latihan dan mengurangi pengulangan data masukan, latihan-latihan berikut
bersifat kontinyu dan saling berkaitan.

Parameter Dasar
Pengaturan parameter-parameter dasar merupakan salah satu langkah
penting sebelum memulai melakukan latihan ini. Termasuk dalam pengaturan
ini adalah standar satuan energi dan satuan mata uang.
LEAP telah menyediakan data Freedonia yang lengkap, oleh karenanya
latihan ini akan dimulai dengan membuat sebuah skenario baru yang disebut
Freedonia baru, caranya adalah melalui menu Area, kemudian pilih sub-menu
Baru. Semua data yang ada pada skenario baru ini berupa data default yang
disediakan oleh LEAP, sehingga diperlukan peninjauan ulang pada parameter-
parameter yang ada melalui menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar
( ). Di sini pengguna dapat menentukan tahun awal hitung (base year) dan
tahun terakhir yang dihitung (end year), kedua parameter tersebut akan
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 7

digunakan sebagai periode pemodelan. Pada latihan ini, digunakan tahun 2000
sebagai base year dan 2030 sebagai end year. Tentukan juga tahun runtun
waktu default dengan memasukkan tahun 2030, hal ini akan menghemat waktu
pada saat akan melakukan penginterpolasian data.

Permintaan Energi
Pada permulaan latihan, analisa permintaan energi di Freedonia hanya
akan dipertimbangkan pada sektor rumah tangga. Dimulai dari mengatur Nilai
Dasar, kemudian dilanjutkan dengan membuat sebuah skenario Reference
yang akan digunakan untuk menguji perubahan pola konsumsi energi pada
masa yang akan datang (dalam hal ini tidak ada pelaksanaan terhadap
kebijakan energi baru). Pada akhir dari latihan ini, akan dibuat sebuah kebijakan
energi baru melalui pelaksanaan program peningkatan effisiensi energi,
program ini diharapkan dapat mengurangi pertumbuhan konsumsi energi di
masa mendatang.

A. Struktur Data
Langkah pertama dalam melakukan sebuah analisa energi adalah
mendesain struktur data yang akan digunakan. Struktur ini akan membantu
menjelaskan alur dan macam teknologi, kebijakan dan pengembangan lebih
lanjut dari analisa tersebut. Hal ini akan menuntun pengguna kepada
kemudahan dalam pencarian data maupun pembuatan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan data yang akan menjadi input. Secara ringkas, pengguna
mungkin dapat mempertimbangkan apakah ingin memasukkan semua cabang
yang mungkin ada pada penggunaan energi akhir (end-use) atau hanya ingin
memasukkan kategori umum yang ada pada penggunaan energi di rumah
tangga saja. Pengguna juga dapat mempertimbangkan apakah intensitas
energi di rumah tangga akan dihitung berdasarkan per-kapita (per-orang) atau
per-rumah tangga. Sebagai gambaran, struktur diagram pohon berikut dapat
memberikan contoh bagaimana struktur data sederhana dapat disusun.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 8



Kemudian aplikasikan struktur diagram yang telah dibuat ke dalam area
kerja LEAP dengan menggunakan Tambah ( ), Hapus ( ) dan Properti ( ).
Ingat bahwa semua level cabang yang paling atas selalu merupakan Cabang
Kategori ( ), sedangkan level cabang yang paling bawah selalu merupakan
Cabang Teknologi ( ), di mana biasanya pengguna dapat memilih tipe bahan
bakar dan memasukkan data intensitas energi.

B. Nilai Dasar
Pada tahun 2000, Jumlah penduduk di Freedonia adalah 40 juta orang dan
tinggal di dalam 8 juta rumah. Sejumlah 30% dari total populasi tinggal di daerah
perkotaan. Data-data utama dari nilai dasar ini diberikan sebagai berikut:
Semua penduduk di wilayah perkotaan telah menikmati aliran listrik dan
menggunakan listrik untuk kebutuhan penerangan serta peralatan rumah
tangga yang lainnya.
Wilayah Perkotaan
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 9

95% dari penduduk perkotaan memiliki kulkas, konsumsi rata-rata listrik
dari kulkas tersebut adalah 500 KWh per tahun.
Setiap tahun rumah tangga di wilayah perkotaan mengkonsumsi listrik
untuk penerangan sebesar 800 KWh per rumah tangga.
Peralatan rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik adalah Televisi
dan Kipas angin, mengkonsumsi 800 KWh per rumah tangga dalam
setahun.
30% dari penduduk perkotaan menggunakan kompor listrik untuk
memasak, sisanya menggunakan kompor gas.
Intensitas energi (dalam setahun) dari kompor listrik adalah 400 KWh per
rumah tangga, sedangkan untuk kompor gas adalah 60 kubik meter.

Petunjuk:
Secara umum pengguna dapat memasukkan data di atas sebagai nilai-nilai sederhana di kolom
Ekspresi dari Nilai Dasar. Pada kolom Skala dan Unit, pilih satuan yang sesuai dengan level
aktivitas dan intensitas energi dari setiap cabang. Jika pengguna menentukan bahwa Unit
untuk tipe kompor gas sebagai share, maka pengguna hanya butuh memasukkan persentase
dari kompor listrik di kolom Ekspresi . Sedangkan untuk kompor gas, dapat diekspresikan
Remainder(100), secara otomatis LEAP akan menghitung kompor gas yang digunakan di
rumah tangga.

Ketika memilih Unit untuk Level Aktivitas, perlu dipertimbangkan secara hati-hati penggunaan
antara Saturation dan Shares. Shares digunakan hanya ketika level aktivitas merupakan
kontribusi bersama dengan aktivitas lain, sehingga ketika dijumlah menjadi 100% (seperti
contoh kompor gas dan kompor listrik di atas). Sedangkan Saturation digunakan ketika level
aktivitas tersebut (missal: kulkas) bukan merupakan hasil kontribusi dengan aktivitas yang lain,
sehingga tidak butuh dijumlah menjadi 100% untuk menghindari kesalahan (error) yang terjadi.

Dari hasil survey pada semua rumah tangga di wilayah pedesaan baik
yang telah teraliri listrik maupun yang belum, terindikasi tipe kompor
yang digunakan sebagai berikut:
Wilayah Pedesaan


Modul Pelatihan Perencanaan Energi 10

Tipe Persentase Intensitas energi
Kompor arang 30% 166 kg
Kompor gas 15% 59 kg
Kayu bakar 55% 525 kg

Hanya 25% dari rumah tangga di pedesaan memiliki akses terhadap listrik.
20% dari rumah tangga yang memiliki akses listrik memiliki kulkas,
konsumsi rata-rata listrik dari kulkas tersebut adalah 500 KWh per tahun.
Semua rumah tangga yang memiliki akses listrik menggunakannya untuk
penerangan, konsumsi listriknya sebesar 335 KWh per rumah tangga.
Akan tetapi sekitar 20% dari rumah tangga ini juga menggunakan lampu
minyak tanah sebagai penerangan tambahan, minyak tanah yang
digunakan sekitar 10 liter per tahun.

Petunjuk:
Gunakan Saturasi untuk Unit level aktivasi ini karena beberapa rumah tangga
memiliki lebih dari satu lampu penerangan.

Peralatan listrik yang lain seperti TV, radio dan kipas angin
mengkonsumsi 111 kWh per rumah tangga dalam setahun.
Pada rumah tangga yang tidak teraliri listrik sepenuhnya mengandalkan
minyak tanah untuk penerangan, konsumsi rata-rata sebanyak 69 liter
per rumah tangga dalam setahun.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 11

C. Skenario Reference
Tahap selanjutnya adalah membuat skenario yang pertama yakni skenario
Reference. Di dalam skenario ini pengguna akan menganalisa bagaimana
permintaan energi dari sektor rumah tangga akan meningkat di sepanjang
waktu. Pertama, klik atur skenario ( ) dan tambah skenario yang pertama,
lalu beri nama skenario tersebut sebagai Reference dengan singkatan REF.
Sebelum menutup pengaturan skenario, pilih skenario Reference dengan
cara mencentang pada kotak pilihan. Kemudian pengguna dapat memasukan
parameter-parameter asumsi dan prediksi dari data yang mungkin terjadi di
masa depan Freedonia berikut ini:

Pertama, masukkan perubahan populasi yang diharapkan terjadi di Freedonia.
Jumlah rumah tangga diharapkan akan tumbuh sebesar 3% per tahun dari
jumlah di tahun 2000.

Petunjuk:
Untuk memasukkan laju pertumbuhan, klik tombol Ekspresi ( ) dan pilih Growth Rate,
atau pengguna dapat juga mengetikkan Growth(3%)secara langsung pada kolom ekspresi.

Di tahun 2030, 45% wilayah Freedonia (termasuk sektor rumah tangga)
akan menjadi wilayah perkotaan.
Wilayah Perkotaan

Petunjuk:
Pengguna dapat menggunakan beberapa cara untuk mengekspresikan laju perubahan
ini, cara yang pertama adalah menggunakan ekspresi End Year Value atau Nilai Tahun
Akhir, kemudian masukkan nilai 45. Cara kedua adalah dengan menggunakan ekspresi
Interpolate, lalu masukkan nilai 45 di tahun 2030. Baik menggunakan cara pertama
maupun kedua, LEAP akan secara otomatis memasukkan fungsi Interp(2030;45). Cara
ketiga adalah dengan mengetik Interp(2030;45) secara langsung pada kolom ekspresi.

Meningkatnya persentase pengguna kompor listrik di tahun 2030
sebesar 55%.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 12

Intensitas energi atas pemakaian kompor listrik dan gas diprediksi akan
turun sebesar 0,5% setiap tahun, hal ini diperkirakan sebagai akibat dari
meningkatnya effisiensi dari kompor tersebut.
Petunjuk:
Untuk mengekspresikan sebuah laju pertumbuhan yang menurun, pengguna dapat
mengekspresikan sebagai sebuah laju pertumbuhan yang negative.

Sebagai efek dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat, intensitas
energi atas penggunaan kulkas naik menjadi 600 kWh per rumah tangga
di tahun 2030.
Intensitas energi atas penerangan juga naik menjadi 500 kWh per rumah
tangga di tahun 2030.
Penggunaan peralatan listrik yang lain naik secara drastis pada kisaran
2,5% per tahun.

Program peningkatan akses listrik di masyarakat pedesaan diperkirakan
akan meningkatkan persentase rumah tangga di wilayah pedesaan yang
teraliri listrik, peningkatan tersebut diperkirakan sebesar 28% di tahun
2010 dan 50% di tahun 2030.
Wilayah Pedesaan
Sebagai akibat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat, intensitas
energi dari penerangan diharapkan akan naik 1 % setiap tahun.
Penggunaan kulkas diperkirakan akan naik sebesar 40% di tahun 2010 dan
66% di tahun 2030.
Hasil dari pembangunan masyarakat pedesaan, pada tahun 2030 kompor
gas digunakan oleh 55% rumah tangga, dan kompor arang digunakan
oleh 25%, sisanya masih menggunakan kayu bakar.

D. Hasil Pemodelan Permintaan Energi
Untuk melihat hasil dari pemodelan permintaan energi, pengguna dapat
mengeklik tampilan hasil. Akan terdapat proses perhitungan yang dilakukan
oleh LEAP secara otomatis. Hasil pemodelan dapat berupa grafik atau tabel.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 13

Gambar berikut menunjukkan hasil pemodelan permintaan energi dalam
bentuk grafik, gambar pertama menunjukkan permintaan energi berdasarkan
wilayah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural), sedangkan gambar kedua
menunjukkan permintaan energi berdasarkan kategori bahan bakar atau jenis
energi yang digunakan.



Modul Pelatihan Perencanaan Energi 14



Transformasi Energi
Modul transformasi adalah untuk meletakkan model pasokan energi,
meliputi: produksi energi dan penyalurannya. Pasokan energi terdiri energi
primer dan energi sekunder. Pasokan energi dalam modul transformasi ini akan
secara otomatis memenuhi permintaan energi, baik permintaan energi dari
modul permintaan maupun target ekspor energi. Struktur modul transformasi
sederhana sebagai berikut:

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 15



Pada latihan ini, pengguna akan membuat sebuah model sederhana dari
pentransmisian dan pendistribusian listrik di Freedonia. Langkah pertama
adalah menggunakan menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar ( )
dan centang kotak pilihan Transformasi dan Sumberdaya.

A. Transmisi dan Distribusi
Latihan ini dimulai dengan menambahkan sebuah modul sederhana untuk
merepresentasikan kehilangan (losses) pentransmisian dan pendistribusian
listrik (T&D losses) dan pemipaan gas alam. T&D losses pada kisaran 15% dari
listrik yang dibangkitkan pada tahun 2000. Dalam skenario Reference, T&D
losses diharapkan akan berkurang menjadi 12% di tahun 2030, sedangkan losses
pemipaan gas alam sebesar 2% pada tahun 2000 dan direncanakan akan
dikurangi hanya menjadi 1,5% pada tahun 2030.
Untuk membuat sebuah modul, klik cabang Transformasi pada diagram
pohon, lalu Tambah ( ). Kemudian akan muncul jendela properti, isi nama
Transmission and Distribution, dan centang kotak yang dapat
mengindikasikan tipe data yang akan digunakan. Jangan lupa untuk
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 16

mencentang kotak Modul sederhana tak ter-dispatch: satu energi output tiap
proses dan kotak masukan data efisiensi sebagai rugi-rugi (losses).



Setelah module ditambahkan, perluas (expand) cabang tersebut, maka
akan terdapat cabang baru Proses. Klik cabang tersebut dan tambahkan proses
baru yang disebut Electricity, lalu pilih bahan baku pertama yakni electricity.
Kemudian masukkan persentase losses pada variabel Rugi-rugi. Ulangi hal yang
sama pada proses gas alam.

B. Pembangkitan Listrik
Selanjutnya, pembangkitan listrik di Freedonia akan disimulasikan.
Tambahkan modul baru dengan nama Electricity Generation. Pastikan bahwa
modul baru tersebut berada di bawah urutan modul Transmission and
Distribution. Jika diperlukan, pengguna dapat mengubah susunan modul;
menaikkan ( ) dan menurunkan ( ). Urutan dari modul merefleksikan aliran
sumber energi dari proses ekstraksi (urutan yang paling bawah) menuju
penggunaan energi final (urutan yang paling atas). Oleh karenanya, listrik harus
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 17

dibangkitkan sebelum ditransmisikan dan didistribusikan. Hal yang sama
diaplikasikan untuk modul penambangan batubara yang merupakan bahan
bakar untuk pembangkitan listrik, akan diletakkan pada urutan selanjutnya.
Pastikan bahwa properti yang diatur telah sesuai untuk modul Electricity
Generation, yakni pengguna perlu memasukkan data tentang biaya, kapasitas,
kurva beban sistem, rencana cadangan kapasitas, dan efisiensi dari
pembangkitan listrik.



Dalam latihan ini, di skenario Reference terdapat tiga jenis pembangkit
listrik. Detail dari masing-masing karakteristik pembangkit listrik tersebut
sebagai berikut:

Jenis Kapasitas
terpasang (MW)
Efisiensi (%) Merit order Kemampuan
maksimum (%)
PLT-Uap
Batubara
1000 30 1 (base) 70
PLT-Air 500 100 1 (base) 70
PLT-Diesel 800 25 2 (peak) 80
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 18

Dalam LEAP, sistem operasi dari pembangkit listrik dilakukan berdasarkan
merit order. Merit order adalah proses yang mengindikasikan urutan
pembangkit listrik mana yang akan dioperasikan terlebih dahulu. Untuk
mengatur merit order dari setiap pembangkit listrik, pengguna harus berada
pada Nilai Dasar. Pertama, melalui menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter
Dasar ( ), dan atur First Simulation Year (tahun pertama di mana ekspresi
mulai digunakan), isi dengan tahun 2001. Kedua, atur Proses tiap pembangkit
listrik dengan cara mengisikan aturan pen-dispatch dengan sesuai merit
order. Dengan ini, aturan tersebut akan diaplikasikan dari tahun 2001 hingga
2030.
Dari modul electricity generation, pengguna dapat mengatur rencana
cadangan kapasitas (planning reserve margin) sebesar 35% dan kurva beban
sistem pada tahun 2000 sebagai berikut:

Jam % dari beban
puncak
0 100
1000 98
2000 95
3000 70
4000 40
5000 25
6000 20
7000 15
8000 12
8760 10

Sehingga keadaan di skenario Reference akan menjadi sebagai berikut:
Beberapa pembangkit listrik yang telah ada akan berhenti beroperasi.
PLAT-Uap Batubara sebesar 500 MW akan berhenti beroperasi di tahun
2010 dan selebihnya sebesar 500 MW pada tahun 2020.


Modul Pelatihan Perencanaan Energi 19

Petunjuk:
Untuk memasukkan perubahan tersebut ke dalam LEAP, masukkan ekspresi Step(2010;
BaseYearValue-500; 2020; BaseYearValue-1000).

Di masa mendatang, untuk memenuhi pertumbuhan terhadap
permintaan energi dan mengganti pembangkit listrik yang akan berhenti
beroperasi, pembangkit listrik yang baru akan dibangun; PLT-Uap
Batubara (500 MW dengan efisiensi 35%) untuk beban dasar (merit
order=1) dan PLT-Diesel (300 MW dengan efisiensi 30%) untuk beban
menengah (merit order=2). Kedua pembangkit listrik ini mempunyai
umur 30 tahun dan kemampuan maksimum 80%.

Petunjuk:
Untuk menambahkan pembangkit listrik yang baru, pastikan pengguna berada pada
Nilai Dasar. Untuk memasukkan kapasitas pembangkit baru, pengguna harus berada
pada skenario Reference, kemudian masukkan besaran kapasitas tersebut pada tab
Kapasitas Endogenous.

C. Melihat Hasil Pemodelan
Untuk melihat hasil dari pemodelan yang telah dikerjakan, klik tampilan
Hasil, kemudian pilih modul transformasi untuk melihat hasil pemodelan. Hasil
selengkapnya seperti berikut ini:

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 20


Produksi Listrik

Kapasitas terpasang
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 21


Listrik ter-dispatch

Cadangan Kapasitas
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 22

D. Emisi
Sebagaimana dijelaskan pada Bab Pendahuluan, LEAP dapat digunakan
untuk membuat perhitungan emisi yang dihasilkan dari proses pengkonversian
dan penggunaan energi. LEAP secara default akan menghitung emisi dari
polutan dengan menggunakan emisi faktor yang disarankan oleh
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Untuk melihat hasil
perhitungan emisi yang diproduksi baik dari sektor permintaan maupun
transformasi, klik tampilan Hasil dan kemudian klik pada cabang paling atas
dari Freedonia. Pilih kategori Dampak Lingkungan: Potensi Pemanasan Global.





Skenario Kedua: Demand Side Management
Untuk mengeksploitasi potensi energi konservasi khususnya pada sektor
listrik, maka perlu dibuat skenario kedua yakni Demand Side Management.
Pertama, klik atur skenario ( ) dan tambah skenario kedua yang terletak di
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 23

bawah skenario Reference, lalu beri nama skenario tersebut sebagai Demand
Side Management dengan singkatan DSM. Ketika skenario baru tersebut
terletak di bawah skenario Reference, maka secara default semua asumsi dan
parameternya akan mengikuti asumsi dan parameter skenario di atasnya.
Setelah skenario baru selesai dibuat, lalu pilih skenario Demand Side
Management pada sebagai area kerja utama (selalu gunakan tampilan Analisa
untuk merubah skenario yang akan digunakan). Edit dan sesuaikan semua
asumsi dan parameter yang ada sesuai dengan kebijakan DSM yang akan
diaplikasikan sebagai berikut:
Kulkas: Kebijakan baru terhadap peningkatan standar efisiensi di kulkas
diharapkan dapat mengurangi intensitas energi atas penggunaan kulkas
sebesar 5% di tahun 2010 dan sebesar 20% di tahun 2030.

Petunjuk:
Terdapat dua cara untuk memasukkan informasi ini ke dalam LEAP:
1. Menggunakan interpolasi yang terdapat pada kolom ekspresi.
2. Mengetikkan ekspresi secara langsung Interp(2010; BaseYearValue * 0,95; 2030;
BaseYearValue * 0,8).

Penerangan: Meningkatnya efisiensi sebagai akibat dari pengembangan
teknologi diperkirakan akan mengurangi intensitas energi penerangan di
wilayah perkotaan sebesar 1% per tahun dan akan mengurangi
pertumbuhan intensitas energi penerangan dengan menggunakan listrik
di wilayah pedesaan dari 1% menjadi 0.3% per tahun.
Transmisi dan Distribusi: Kehilangan (losses) pada pentransmisian dan
pendistribusian listrik diperkirakan akan turun menjadi 12% di tahun 2015
dan 9% di tahun 2030.
Peningkatan Faktor Beban Sistem (Load Factor): Berbagai program yang
direncanakan dalam kebijakan DSM diharapkan akan memberikan
peningkatan load factor pada sistem, diperkirakan akan meningkat
sebesar 64% di tahun 2030. Detailnya sebagai berikut:


Modul Pelatihan Perencanaan Energi 24

Jam % dari beban
puncak
0 100
1000 98
2000 95
3000 75
4000 60
5000 50
6000 45
7000 40
8000 35
8760 30

Hasil Pemodelan
Hasil dari pemodelan skenario Demand Side Management dapat secara
langsung diperbandingkan dengan hasil dari pemodelan skenario Reference.


Kapasitas terpasang
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 25



Produksi Listrik

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 26

Latihan 2: PERMINTAAN ENERGI
Latihan kedua ini akan membantu pengguna lebih lanjut untuk memahami
analisa permintaan energi di latihan 1. Di sini akan terdapat tiga sektor pemakai
energi selain sektor rumah tangga, yakni: industri, transportasi dan bangunan
komersial. Gunakan data dan informasi Nilai dasar dan skenario Reference yang
telah dimasukkan di latihan 1 untuk mengerjakan latihan 2 ini.

Sektor Industri
A. Nilai Dasar
Terdapat dua jenis industri di Freedonia yang memiliki intensitas industri
sangat tinggi, yakni: Industri Baja dan Industri Kertas. Sedangkan industri yang
lain dapat dimasukkan ke dalam satu ketegori. Penggunaan energi di industri
baja dan kertas dapat dipisahkan ke dalam dua kategori, yakni: untuk proses
pemanasan (heat) dan penggerakan motor (motive power). Detail dari masing-
masing penggunaan energi sebagai berikut:
1.
Proses pemanasan membutuhkan energi rata-rata sebesar 24 GJ
per ton baja yang diproduksi dan boiler menggunakan bahan bakar
batu bara jenis bituminous.
Industri Baja
Untuk memproduksi setiap ton baja membutuhkan pasokan listrik
sebesar 2,5 GJ.
Pada tahun 2000, industri ini memproduksi 600 ribu ton baja.

2.
Boiler pada industri ini menggunakan bahan bakar kayu dan pada
proses pemanasannya membutuhkan energi sebesar 40 GJ dari
setiap ton produk kertas.
Industri Kertas
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 27

Untuk memproduksi setiap ton kertas membutuhkan pasokan
listrik sebesar 3 MWh.
Pada tahun 2000, industri ini memproduksi 400 ribu ton kertas.

3.
Jenis industri lain di Freedonia mengkonsumsi energi sebesar 36 GJ
di tahun 2000.
Industri Lain
40% energi yang dibutuhkan adalah dalam bentuk listrik, dan
sisanya menggunakan bahan bakar residu/oil fuel.
Di tahun 2000, industri ini menghasilkan 18 billion USD

Petunjuk:
Ketika menambahkan cabang Industri Lain, gunakanlah tipe cabang berwarna
hijau ( ). Ini untuk mengindikasikan bahwa cabang tersebut dengan intensitas
energi agregat. Pengguna butuh untuk menghitung intensitas energi dari cabang
ini, yakni dalam bentuk GJ/US Dollar. Pengguna juga dapat menambahkan dua
cabang untuk listrik dan bahan bakar minyak dibawah cabang industri lain.

B. Skenario Reference
1.
Total produksi diperkirakan tidak akan berubah dengan rincian:
semua pabrik bekerja dengan kapasitas maksimal dan tidak ada
rencana untuk mendirikan pabrik baru.
Industri Baja
Gas alam (natural gas) diharapkan akan menyuplai 10% bahan bakar
untuk proses pemanasan di tahun 2030.
Boiler berbahan bakar gas alam akan 10% lebih efisien dari boiler
berbahan bakar batubara.

Petunjuk:
Gunakan selalu Nilai Dasar ketika akan menambahkan cabang baru untuk Gas
Alam. Untuk menghitung intensitas energi gas alam atas intensitas energi
batubara, pengguna dapat menggunakan ekspresi Coal:Intensitas Energi
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 28

Final[GJ] * 90%. Gunakan fungsi Interp dan Reminder untuk membantu
menghitung pembagian antara boiler batubara dan boiler gas alam.

2.
Dua pabrik baru direncanakan akan dibangun di tahun 2005 dan
2010. Masing-masing akan menambah kapasitas produksi sebesar
100 ribu ton per tahun.
Industri Kertas

Petunjuk:
Gunakan fungsi step untuk memasukkan informasi tersebut ke dalam kolom
ekspresi.



3.
Produksi diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,5% per tahun.
Industri Lain
Penggunaan energi listrik akan menjadi 55% dari total energi yang
digunakan di tahun 2030.



Modul Pelatihan Perencanaan Energi 29

C. Hasil Pemodelan di Skenario Reference



Modul Pelatihan Perencanaan Energi 30

Sektor Transportasi
A. Nilai Dasar
1.
Penumpang yang dimaksudkan dalam analisa ini adalah hanya
penumpang angkutan darat.
Transportasi Manusia
Pada tahun 2000, mobil pribadi diperkirakan menempuh perjalanan
total sepanjang 8 miliar km, dan bis menempuh perjalanan total
sepanjang 1 miliar km.
Berdasarkan hasil survey, mobil pribadi mempunyai rata-rata
jumlah penumpang (load factor) 2,5 orang, sedangkan bis
mempunyai rata-rata 40 orang penumpang.
Survey juga menemukan bahwa mobil pribadi mengkonsumsi
bahan bakar 1 liter untuk perjalanan sejauh 12 km. Bis
mengkonsumsi bahan bakar 1 liter untuk perjalanan sejauh 3 km.
Dilaporkan bahwa di tahun 2000 sebanyak 15 miliar penumpang-km
telah melakukan perjalanan.

Petunjuk:
Cara menghitung penumpang-km dan intensitas energi
Penumpang-km
A Penggunaan mobil pribadi (miliar km) ...
B Load factor 2,5
C=A*B Jumlah penumpang mobil pribadi-km ...

D Penggunaan bis (miliar km) ...
E Load factor 40
F=D*E Jumlah penumpang bis-km ...

G=F+C Penumpang Angkutan Darat (mobil) ...
H Penumpang Kereta Api ...
I=G+H Jumlah penumpang-km ...






Modul Pelatihan Perencanaan Energi 31

Intensitas Energi
J Konsumsi bahan bakar mobil pribadi 12
K Load factor 2,5
L=1/J*K Intensitas energi (liter/penumpang-km) ...

M Konsumsi bahan bakar bis 3
N Load factor 40
O=1/M*N Intensitas energi (liter/penumpang-km) ...

20% dari kereta api merupakan kereta listrik, sedangkan sisanya
merupakan kereta diesel. Intensitas energi dari kereta listrik adalah
0.1 kilowatt-hours per penumpang-km. Intensitas energi dari kereta
diesel adalah 25% lebih tinggi dari kereta listrik.

2.
Rata-rata 250 ton-km barang diangkut per kapita
Transportasi Barang
85% dari transportasi barang menggunakan mobil, sisanya
menggunakan kereta api.
Transportasi menggunakan mobil mengkonsumsi energi sebanyak
4 MJ per ton-km dengan bahan bakar diesel.
Kereta api barang menggunakan bahan bakar diesel dan memiliki
intensitas energi 3 MJ/ton-km.

B. Skenario Reference
1.
Permintaan akan perjalanan (penumpang-km/orang) diperkirakan
akan naik lebih cepat dari pada rata-rata peningkatan pendapatan
(elastisitas permintaan akan perjalanan-pendapatan adalah 1,1).
Transportasi Manusia
Pada saat yang sama, pertumbuhan penduduk diprediksi akan naik
2,5% per tahun.
Pendapatan rata-rata per kapita diharapkan akan tumbuh 3,5% per
tahun dari 3000 USD.
Mobil pribadi diperkirakan akan menguasai 75% dari total angkutan
darat (mobil) di tahun 2030.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 32

Petunjuk:
Buatlah variable asumsi baru yang disebut Income pada Asumsi kunci,
kemudian hitung permintaan sektor transportasi dengan menggunakan ekspresi
Growth(Income Growth_Rate[%]/100).

2.
Permintaan sektor transportasi per kapita di perkirakan akan
tumbuh 2% per tahun.
Transportasi Barang
Efisiensi semua moda transportasi baik penumpang maupun
barang diperkirakan akan naik 0,5% per tahun, sedangkan untuk
mobil pribadi diperkirakan akan naik 1% per tahun.

C. Hasil Pemodelan di Skenario Reference



Modul Pelatihan Perencanaan Energi 33



Sektor Bangunan Komersial
Pada latihan ini akan dipertimbangkan penggunaan pemanas ruangan
pada sektor bangunan komersial. Pengenalan aplikasi analisa energi yang
terpakai juga akan diterapkan pada latihan ini, utamanya untuk menganalisa
berbagai kombinasi bahan bakar dan teknologi untuk menyediakan panas pada
ruangan.

A. Nilai Dasar
Total luas lantai bangunan komersial di Fredonia adalah 100 juta meter
persegi pada tahun 2000.
Total penggunaan energi untuk pemanas ruangan adalah 20 juta GJ di
tahun 2000.
Bahan bakar minyak dan listrik masing-masing menyuplai 50% dari total
energi yang dibutuhkan untuk pemanas.


Modul Pelatihan Perencanaan Energi 34

Petunjuk:
Pada latihan ini, gunakanlah kategori Pemanas dengan tipe cabang berwarna hijau ( ). Ini
untuk mengindikasikan bahwa cabang tersebut dengan intensitas energi agregat. Jangan lupa
untuk mencentang kotak yang mengindikasikan bahwa pengguna akan melakukan analisa
energi terpakai dan memasukkan intensitas energi final pada Nilai Dasar.



Pemanas listrik (heater) memiliki efisiensi hamper 100%, sedangkan boiler
berbahan bakar minyak memiliki efisiensi 65%.

B. Skenario Reference
Luas lantai pada bangunan komersial diperkirakan akan tumbuh 3% per
tahun.
Diperkirakan peningkatan kemampuan penyekat bangunan (insolation),
intensitas energi terpakai diperkirakan akan turun 1% per tahun.
Pada tahun 2030, gas alam akan digunakan sebagai bahan bakar untuk
pemanas ruangan dan digunakan oleh sekitar 25% bangunan komersial,
sedangkan boiler berbahan bakar minyak akan turun 10%. Sisanya
merupakan pemanas dengan menggunakan energi listrik. Boiler gas alam
memiliki efisiensi sebesar 80%.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 35

Peningkatan standar efisiensi boiler diharapkan akan meningkatkan
performa dari boiler berbahan bakar minyak dan gas alam. Untuk boiler
berbahan bakar minyak, efisiensi akan mencapai 75% di tahun 2030.
Untuk boiler berbahan bakar gas alam, efisiensi akan mencapai 85% di
tahun 2030.

C. Hasil Pemodelan di Skenario Reference









Modul Pelatihan Perencanaan Energi 36

Total Hasil Permintaan Energi di Skenario Reference


Total permintaan energi per sektor pelanggan


Total permintaan energi per jenis bahan bakar
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 37

Latihan 3: TRANSFORMASI ENERGI
Dalam latihan ketiga ini, pengguna akan dituntun untuk membuat analisa
transformasi energi yang lebih detail dari data yang telah ada pada latihan
pertama. Pengguna akan menguji pembuatan arang kayu, penyulingan minyak
(oil refining) dan penambangan batubara.

Pembuatan Arang Kayu
Sejauh ini tidak ada arang kayu yang merupakan barang impor maupun
barang ekspor, semuanya diproduksi dan dikonsumsi secara domestik. Di
Freedonia, arang kayu diproduksi secara tradisional melalui pembakaran kayu
bakar. Cara tradisional ini memiliki konversi efisiensi dari kayu bakar menjadi
arang sebesar 20%. Di masa mendatang diperkirakan dengan cara modern
tersebut akan memiliki efisiensi sebesar 47%. Produksi arang kayu diharapkan
akan dapat memenuhi 5% dari total permintaan terhadap arang kayu di tahun
2020 dan 20% di tahun 2030.

Pembangkitan Listrik
Dengan bertambahnya permintaan energi di latihan 2, maka permintaan
akan energi listrik juga turut bertambah. Untuk memenuhi permintaan, oleh
karenanya pembangkit listrik perlu ditingkatkan kapasitasnya. Perubahan data
Nilai Dasar pada modul Electricity Generation dari latihan 1 adalah sebagai
berikut:

Jenis Kapasitas
Terpasang (MW)
Produksi
(%GWh)
PLT-Air 1000 34%
PLT-Uap Batubara 2500 44%
PLT-Oil Combustion Turbine 2000 22%
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 38

Penyulingan Minyak (Oil Refining)
Penyulingan minyak di Freedonia memproses 4 juta ton minyak mentah di
tahun 2000, sedangkan kapasitas maksimum mampu mengolah 6 juta ton
minyak mentah dengan efisiensi sebesar 97%. Tidak ada rencana untuk
membangun penyulingan minyak baru di masa mendatang.
Penyulingan minyak hanya membutuhkan bahan dasar minyak mentah dan
menghasilkan tujuh macam produk, yakni: bensin (gasoline), avtur (aviation
gas), minyak tanah (kerosene), residual (fuel oil), LPG dan minyak pelumas
(lubricant). Ketujuh produk tersebut dapat diproduksi secara fleksibel sesuai
dengan persyaratan dan kualitas bahan baku yang ada. Produk yang tidak
mampu diproduksi oleh penyulingan minyak di Freedonia akan didatangkan
melalui mekanisme impor.

Penambangan Batubara
Jenis batubara yang ditambang di Freedonia adalah bituminous. Di tahun
dasar (base year), produksi tambang batubara sebanyak 4,7 juta ton dari
kapasitas maksimum 6 juta ton. Efisiensi dari pertambangan batubara
(termasuk pabrik pencucian batubara) adalah 80%.
Di skenario Reference, diasumsikan bahwa penambangan batubara akan
meningkat menjadi; 10 juta ton di tahun 2000, 14 juta ton di tahun 2010 dan 23
juta ton di tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, diasumsikan bahwa
kapasitas penambangan batubara juga akan meningkat secara linear.
Untuk memenuhi permintaan akan batubara yang terus meningkat, pada
tahun 2020 diperkirakan akan dilakukan impor batubata. Hal ini akan terjadi
bukan karena keterbatasan sumberdaya batubara, namun disebabkan oleh
karena kapasitas penambangan batubara yang tidak mampu menyesuaikan
pertumbuhan permintaan yang sangat cepat.




Modul Pelatihan Perencanaan Energi 39

Sumberdaya
Langkah terakhir adalah memasukkan data yang lebih spesifik tentang
sumber daya primer manakah yang dapat diproduksi sendiri (domestic) dan
yang perlu diimpor, meski demikian LEAP secara otomatis dapat
mengidentifikasi bahwa sumberdaya yang tidak tersedia secara domestik
merupakan sumberdaya hasil impor. Di dalam LEAP, pengguna dapat
menyebutkan secara spesifik tahun dasar dari cadangan bahan bakar minyak
dan juga produksi maksimum tahunan dari berbagai bentuk energi terbarukan,
seperti tenaga air, tenaga matahari dan tenaga angin.
Data pada sumberdaya disimpan di bawah cabang sumberdaya. Cabang-
cabang ini akan secara otomatis ter-update ke dalam diagram pohon ketika
pengguna mendefiniskan bahan bakar yang akan digunakan baik di modul
permintaan maupun modul transformasi.


Di Freedonia, sumberdaya yang dapat dipasok dari dalam negeri adalah
batubara, air, kayu dan angin, untuk masa mendatang diperkirakan akan dapat
digunakan energi matahari. Gas alam dan minyak diimpor dari negara lain.
Tidak ada data yang lengkap mengenai ketersediaan cadangan batubara, air,
kayu dan angin, sehingga pada latihan ini diasumsikan bahwa semua
sumberdaya tersebut tidak terbatas.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 40

Untuk merefleksikan hal demikian ke dalam LEAP, masukkan cadangan
tahun dasar masing-masing sumberdaya sebesar 1 Trilyun GJ ke dalam
sumberdaya primer. Sedangkan untuk sumberdaya minyak dan gas alam
masukkan nilai nol.

Diagram Sistem Energi
Sebelum melihat hasil pemodelan, ada baiknya pengguna mengecek
diagram sistem energi, pastikan bahwa alur sistem energi yang dibuat seperti
berikut ini, jika tidak maka dipastikan bahwa pengguna membuat kesalahan
baik di bahan bakar input maupun output.










Modul Pelatihan Perencanaan Energi 41

Hasil Pemodelan


Produksi Listrik


Kapasitas terpasang
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 42

Latihan 4: ANALISA BIAYA-MANFAAT
Setelah menyelesaikan latihan ketiga, pengguna dapat menggunakan data
yang telah dimasukkan untuk menghitung biaya teknologi dari berbagai
permintaan dan penyediaan energi. LEAP mampu melakukan analisa dan
perhitungan terhadap biaya-manfaat (cost-benefit) dari berbagai skenario
kebijakan yang akan diterapkan.

Pengenalan Analisa Biaya-Manfaat dalam LEAP
LEAP dapat melakukan perhitungan biaya-manfaat dari perspektif
masyarakat dengan membandingkan biaya dari dua kebijakan atau lebih.
Beberapa biaya yang dapat dimasukkan sebagai elemen biaya di dalam LEAP
adalah:
1. Biaya kapital permintaan dan
biaya operasi dan pemeliharaan
diekspresikan sebagai biaya
total, biaya per aktifitas atau
biaya dari penghematan energi.
2. Biaya kapital transformasi.
3. Biaya operasi dan pemeliharaan
transformasi.
4. Biaya asli sumberdaya.
5. Biaya impor bahan bakar.
6. Manfaat/keuntungan dari
ekspor bahan bakar.
7. Biaya luar (externality cost) dari
emisi bahan-bahan polutan.
8. Biaya lain-lain yang pengguna
definisikan, seperti biaya
administrasi dari program
peningkatan efisiensi.












PERMINTAAN ENERGI
(Biaya penghematan energi, biaya
pembelian peralatan, biaya lain-lain)

TRANSFORMASI ENERGI
(Biaya kapital dan biaya operasi dan
pemeliharaan)
Biaya sumberdaya utama atau Biaya
transportasi bahan bakar
Biaya luar (externality cost) terhadap
lingkungan
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 43

Untuk mengatur analisa pembiayaan di dalam LEAP, hal penting pertama
adalah menggambarkan secara konsisten batasan dari sistem yang akan
pengguna buat, sehingga tidak akan terjadi perhitungan ganda. Sebagai
contoh; jika pengguna akan menghitung biaya bahan bakar untuk pembangkit
listrik, maka pengguna jangan sampai juga menghitung harga listrik di dalam
perhitungan biaya-manfaat.
Selanjutnya akses menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar ( ).
Pada tab Cakupan, centang kotak biaya. Kemudian pada tab Pembiayaan, pilih
batasan sistem yang akan digunakan dalam penghitungan biaya. Dalam latihan
ini, akan digunakan batasan Sistem Energi Lengkap, yang berarti bahwa
biaya bahan bakar hanya akan dihitung ketika diimpor atau diekspor atau
ketika bahan bakar produksi dalam negeri akan diekstrak sebagai sumberdaya
utama.
Dimulai dari membangun skenario kebijakan yang akan dianalisa,
selanjutnya pengguna akan memasukkan data biaya yang sesuai dengan
skenario yang dimaksud, termasuk di dalamnya adalah biaya permintaan,
transformasi, dan sumberdaya energi. Pada akhirnya nanti penggunan akan
menguji hasil perhitungan pembiayaan dan membandingkannya dengan
skenario yang lain.

Skenario Kebijakan
Melalui atur skenario ( ) tambahkan skenario-skenario berikut ini:
1. Peningkatan Efisiensi Pencahayaan (Efficient Lighting)
2. Peningkatan Efisiensi Kulkas (Efficient Refrigerator)
3. Peningkatan Efisiensi sektor Industri (Industrial Efficiency)
4. Bus dengan bahan bakar gas (CNG Buses)
5. Gas alam dan energi terbarukan (Natural Gas and Renewables)

Tampilan atur skenario seharusnya terlihat seperti gambar di bawah.
Pastikan bahwa masing-masing skenario kebijakan energi yang baru terletak di
bawah skenario Reference. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semua data
dan ekspresi yang ada pada skenario Reference akan secara otomatis menjadi
data default bagi skenario-skenario baru tersebut.


Modul Pelatihan Perencanaan Energi 44



Skenario terakhir yang perlu dibuat di bawah skenario Reference adalah
kombinasi dari lima skenario kebijakan di atas. Skenario tersebut dinamakan
skenario Mitigation. Gunakan tab pewarisan untuk mengatur skenario ini
mewarisi ekspresi dan data yang ada pada lima skenario kebijakan sebelumnya
(lihat gambar di atas).

Memasukkan Data Pembiayaan
Langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang akan digunakan untuk
mengevaluasi skenario-skenario yang berbeda dari skenario Reference. Secara
umum, unit biaya dari berbagai macam teknologi adalah sama meski berada
pada skenario yang berbeda, namun masing-masing skenario akan berbeda
dalam takaran penggunaan masing-masing teknologi atau jumlah penggunaan
bahan bakar yang dikonsumsi. Sehingga pertama kali yang harus dilakukan oleh
pengguna adalah memasukkan data biaya di Nilai Dasar, kemudian masukkan
data yang spesifik tentang penetrasi teknologi pada masing-masing skenario
kebijakan.
Selanjutnya pengguna perlu menyatakan secara spesifik data biaya untuk
sisi permintaan energi. Secara umum terdapat tiga data umum yang perlu
dinyatakan yakni:
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 45

a. Penetrasi teknologi: berapa banyak teknologi baru dengan tingkat
efisiensi yang lebih tinggi yang akan dipakai ke dalam skenario
kebijakan?
b. Performa teknologi: seberapa efisien peralatan (device) baru tersebut?
c. Biaya teknologi: seberapa mahal harga biaya peralatan baru tersebut?
Pengguna dapat menyebutkan secara spesifik biaya total dari peralatan
yang digunakan di skenario Reference maupun di skenario-skenario
kebijakan baru atau pengguna juga dapat secara sederhana
memasukkan biaya tambahan (incremental cost) dari peralatan baru
yang dimasukkan ke dalam skenario kebijakan terhadap biaya peralatan
lama yang digunakan di skenario Reference.

A. Skenario Peningkatan Efisiensi Pencahayaan (Efficient Lighting)
Penetrasi teknologi: sebuah program pemasangan lampu hemat energi
(lampu neon kompak/compact fluorescent (CFC)) dapat mengurangi
konsumsi listrik di wilayah perkotaan. Diasumsikan bahwa program ini
akan dimulai pada tahun 2002 dan diharapkan mampu dipasang hingga
40% dari jumlah rumah tangga di tahun 2007 dan 75% di tahun 2030.
Masukkan data ini di level aktivitas pada skenario peningkatan efisiensi
pencahayaan.
Performa teknologi: efisiensi lampu hemat energi diasumsikan akan
mengkonsumsi hanya 30% dari listrik yang dikonsumsi oleh lampu
konvensional di wilayah perkotaan. Masukkan data ini di variabel
intensitas energi final pada Nilai Dasar.
Biaya teknologi: harga lampu konvensional adalah 1$ dengan umur hanya
1 tahun. Harga lampu hemat energi adalah 6$ dengan umur 3 tahun.
Masing-masing rumah tangga diasumsikan memiliki 5 buah lampu.
Masukkan data ini di variabel biaya permintaan pada Nilai Dasar. Untuk
hal ini, penggunan perlu memasukkan nilai per tahun baik untuk lampu
konvensional (existing) dan lampu hemat energi (efficient) dengan
ekspresi; AnnualizedCost(1 * 5; 1) untuk lampu konvensional dan
AnnualizedCost(6 * 5; 3) untuk lampu hemat energi.

B. Skenario Peningkatan Efisiensi Kulkas (Efficient Refrigerator)
Penetrasi teknologi: pemerintah mempertimbangkan untuk
memperkenalkan standar efisiensi yang baru untuk kulkas pada tahun
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 46

2004. Ditargetkan pada tahun 2015 semua kulkas di Freedonia akan
memenuhi standar baru tersebut.
Performa teknologi: standar tersebut mensyaratkan kepada produsen
untuk memproduksi kulkas dengan intensitas energi rata-rata 380
kWh/tahun.
Biaya teknologi: Biaya untuk meningkatkan efisiensi kulkas diperkirakan
sebesar 100$ per buah. Umur kulkas konvensional maupun kulkas hemat
energi adalah 10 tahun. Dalam latihan ini hanya disebutkan biaya
tambahan atas peralatan yang memiliki efisiensi baru. Masukkan data
tersebut ke dalam variabel biaya permintaan pada Nilai Dasar. Pada
kulkas konvensional (existing) masukkan biayanya sebesar nol,
sedangkan pada kulkas hemat energi (efficient) masukkan ekspresi biaya
tambahan sebagai AnnualizedCost(100; 10)

C. Skenario Peningkatan Efisiensi sektor Industri (Industrial Efficiency)
Pada cabang permintaan energi Industri Lain di Freedonia, energi
digunakan secara luas pada berbagai proses industri yang berbeda-beda.
Sebuah audit energi pada beberapa industri yang terpilih telah memperkirakan
konsumsi energi dapat dikurangi sebesar kira-kira 5 sen/kWh atas energi yang
dihemat (untuk listrik maupun bahan bakar minyak) maupun melalui berbagai
program energi konservasi lainnya. Program ini memiliki potensi penghematan
hingga 30% dari energi yang dikonsumsi oleh sektor industri lain di tahun 2030.
Tidak seperti dua contoh sebelumnya, untuk latihan kali ini informasi harga
harus dimasukkan secara langsung tanpa perlu melakukan perhitungan. Jadi,
masukkan variabel biaya permintaan sebagai biaya energi yang berhasil
dihemat (0,05$/kWh). Melalui Nilai Dasar, pilihlah variabel biaya permintaan
untuk listrik dan bahan bakar minyak yang terletak dibawah cabang industri
lain. Lalu pilih metode biaya yang akan digunakan, pilih metode biaya
penghematan energi. Selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti dibawah
ini. Setelah pemilihan metode selesai dilakukan, maka masukkanlah kotak
ekspresi dengan nilai 0,05, sehingga total data yang dimasukkan akan memiliki
unit 0,05USD/kWh.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 47



Langkah selanjutnya adalah berpindah ke skenario peningkatan efisiensi
sektor industri (industrial efficiency) dan memasukkan informasi potensi
penghemaran energi yang diharapkan. Caranya adalah melalui variabel
intensitas energi final pada cabang industri lain, lalu masukkan ekspresi
penghematan energi di tahun 2030 sebesar 30% dari skenario Reference
BaselineValue * Interp(2000; 1; 2030; 0,7).

D. Skenario Bus dengan bahan bakar gas (CNG Buses)
Mengganti bis berbahan bakar diesel dengan bis berbahan bakar gas/CNG
adalah sebuah pilihan yang tepat untuk meningkatkan kualitas udara di daerah
yang padat dengan populasi dan memiliki tingkat polusi udara yang tinggi.
Penetrasi teknologi: Bis CNG direncanakan untuk diperkenalkan di tahun
2002. Pada tahun 2007 diharapkan dapat memenuhi 7% dari total bis
penumpang-km dan di tahun 2030 akan mencapai 70%.
Performa teknologi: Gas alam yang digunakan dalam bis CNG memiliki
intensitas energi sebesar 0,29 MJ/penumpang-km.
Biaya teknologi: Biaya bis CNG 0,1$ per penumpang-km, lebih mahal dari
pada bis diesel, akan tetapi umur dari bis ini adalah 15 tahun.

E. Skenario Gas alam dan energi terbarukan (Natural Gas and Renewables)
Pada skenario Reference, PLT-Uap batubara dan PLT-Oil Combustion
Turbine diasumsikan sebagai tipe pembangkit listrik utama yang akan dibangun
di masa mendatang dan dimasukkan ke dalam kapasitas endogenus. Dalam
skenario gas alam dan energi terbarukan (natural gas and renewables), akan
diuji dampak dari pembangunan pembangkit listrik campuran di masa
mendatang. Beberapa pembangkit listrik baru seperti PLT-Gas Alam Combined
Cycle dan PLT-Angin akan dibangun untuk memenuhi beban puncak di masa
mendatang.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 48

Pilih skenario gas alam dan energi terbarukan, lalu dalam variabel
kapasitas endogenus gantilah data dari skenario Reference menjadi seperti
berikut ini:

Tipe Urutan
penambahan
Ukuran penambahan
(MW)
PLT-Gas Alam
Combined Cycle
1 400
PLT-Oil Combustion
Turbine
2 200
PLT-Angin 3 200

F. Biaya Transformasi
Setiap kebijakan di sisi permintaan energi akan mempunyai berbagai
dampak pada ukuran dan operasional sektor transformasi. Oleh karenanya,
tidak seperti di sisi permintaan energi di mana pengguna hanya butuh untuk
memasukkan data biaya, pada transformasi pengguna butuh untuk
menyatakan biaya dari semua pembangkit listrik dan bahan bakar yang
digunakan.
Dimulai dengan memasukkan data biaya kapital dan biaya operasional dan
pemeliharaan (O&M) pada sistem pembangkit listrik. Data lengkapnya seperti
berikut (tidak termasuk data biaya bahan bakar yang akan dimasukkan pada
data sumber daya):

Pembangkit listrik Biaya kapital
($/kW)
Biaya tetap O&M
($/kW)
Biaya variabel O&M
($/MWh)
Pembangkit lama:
PLT-Uap Batubara 1000 40 3
PLT-Air 2000 - 1
PLT-Oil Combustion
Turbine
400 10 0,7
Pembangkit baru:
PLT-Uap Batubara 1000 40 3
PLT-Oil Combustion
Turbine
400 10 0,7
PLT-Gas Alam 50 10 0,5
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 49

Combined Cycle
PLT-Biomasa
(Kayu)
1500 80 1
PLT-Angin 800 25 -

G. Biaya Sumberdaya
Langkah terakhir adalah memasukkan unit biaya untuk sumberdaya baik
yang diimpor maupun yang diproduksi secara domestik (bahan bakar primer
maupun sekunder). Informasi selengkapnya sebagai berikut:
1.
Batubara di tahun 2000 seharga 20$/ton, di tahun 2030 menjadi
30$/ton.
Sumberdaya primer (impor dan produksi domestik)
Gas alam ditahun 2000 seharga 0,1$/m
3
, di tahun 2030 menjadi
0,2$/m
3
.
Minyak mentah di tahun 2000 seharga 30$/ton, di tahun 2030
menjadi 50$/ton.
2.
Diesel, gasoline, LPG, minyak tanah dan fuel oil ditahun 2000
seharga 300$/ton, di tahun 2030 menjadi 400$/ton.
Sumberdaya sekunder
Harga jual listrik tidak akan dimasukkan dalam pemodelan ini
karena pemodelan yang dihitung adalah biaya produksi listrik
berdasarkan bahan bakar yang digunakan dan jenis pembangkit
listrik.

Data pada tahun dasar (base year) di atas dimasukkan pada Nilai Dasar,
sedangkan harga prediksi dimasukkan pada skenario Reference.

Hasil Analisa Biaya-Manfaat
Dengan menggunakan atur skenario ( ), pengguna dapat memilih
skenario mana sajakah yang akan dianalisa. Untuk kemudahan, pengguna
mungkin dapat memilih untuk hanya melakukan analisa pada skenario
Reference dan Mitigation.
Dalam tampilan ringkasan, pengguna dapat melihat hasil perhitungan
pembiayaan dalan Net Present Value (NPV) dan dapat juga dibandinkan
Modul Pelatihan Perencanaan Energi 50

dengan skenario lainnya. NPV menjumlahkan semua harga diskon dan manfaat
ke dalam satu skenario.
Dalam hasil analisa latihan ini ditunjukkan bahwa di dalam sisi permintaan,
skenario Mitigation memiliki pembiayaan yang lebih tinggi dibanding skenario
Reference. Hal ini dikarenakan di skenario Mitigation membutuhkan investasi
kapital dan O&M ke dalam program peningkatan efisiensi), akan tetapi di dalam
module transformasi membuat penghematan yang berarti dari segi
pembiayaan. Oleh karenanya, secara keseluruhan NPV dari skenario Mitigation
adalah negative, hal ini menandakan bahwa skenario ini membutuhkan
pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan skenario Reference.




Modul Pelatihan Perencanaan Energi 51

DAFTAR PUSTAKA

Stockholm Environment Institute, 2006, Long-range Energy Alternative Planning
System; User Guide, SEI, Boston, USA.
Stockholm Environment Institute, 2008, Long-range Energy Alternative Planning
System; Training Exercise, SEI, Boston, USA.
Winarno, O.T., 2008, Long-range Energy Alternative Planning System; Panduan
Perencanaan Energi, Pusat Kajian Kebijakan Energi- Institut Teknologi
Bandung, Bandung, Indonesia.
Wijaya, M.E., 2009, Supply Security Improvement of Electricity Expansion
Planning and CO
2
Mitigation in Indonesia, Master Thesis, The Joint
Graduate School of Energy and Environment at King Mongkuts
University of Technology Thonburi, Thailand.

Anda mungkin juga menyukai