Anda di halaman 1dari 3

INSERSIO VELAMENTOSA

I. Pengertian
Insersio velamentosa merupakan kelainan insersi tali pusat yaitu insersi tali pusat jauh di luar
plasenta, di daerah membrane (Manuaba. 1998 : 238)
Insersio velamentosa adalah tali pusat tidak berinsersi pada jaringan plasenta tapi pada
selaput janin sehingga pembuluh darah umtalikus berjalan diantara amnion dan korion
menuju plasenta (Sarwono P. 2002 : 357)
Insersio velamentosa adalah kelainan insersi tali pusat yaitu tali pusat berinsersi dalam
ketuban, dan pembuluh-pembuluh darah berjalan diantara lapisan amnion dan korion ke
plasenta (Rustam M. 1998 : 249)
Insersio velamentosa adalah insersio tali pusat pada membrane di luar plasenta (Manuaba,
1993: 31)
II. Komplikasi
Bahaya insersio velamentosa bila terjadi vasa previa, yaitu pembuluh darahnya melintasi
kanalis servikalis sehingga ketuban pecah, embuluh darah yang berasal dari janin ikut serta
pecah.
Gejala klinis vasa previa adalah ketuban pecah diikuti perdarahan merah (barukaya O
2
)
selanjutnya distress janin. Kematian janin pada pecahnya vasa previa mencapai 60% sampai
70% terutama bila pembukaan masih kecil karena kesempatan section sesaria terbatas dengan
waktu. Bila dijumpai atau dapat ditegakkan diagnosis vas previa saat melakukan pemeriksaan
dalam, penderita dirujuk ke rumah sakit untuk pertolongan dengan primer section secarea.
(Manuaba. 1998 : 238)
Vasa previo dalam persalinan dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Bila
perdarahanannya banyak maka kehamilan harus segera diakhiri. (Sarwono P. 2002. 357)
Vasa Previa
Vasa previa pada insersio velamentosa adalah suatu keadaan dimana tali pusat berinsersio ke
dalam selaput ketuban dan pembuluhd arah bercabang diantara amnion dan korion sebelum
masuk pembuluh daah tanpa terlindungi oleh whartans jelly, pembuluh darah tersebut amat
rapuh. Jika tertekan, janin akan mengalami asphyxia. Jika pecah, vetus akan menderita
perdarahan. Pada kedua keadaan ini sering dijumpai kematian janin. (Hakimi. 1996 : 431)
1. Gejala
Tidak ada kelainan sebelum pecah
Saat ketuban pecah pembuluh darah dapat pecah, terjadi gejala klinis
Ketuban pecah disertai perdarahan
Dikuti dengan tanda fetal distress
(Manuaba, 1993 : 31)
2. Diagnosis
Frekuensi DJJ : kemungkinan vasa previa dapat dipertimbankan jika tiap kali terjadi
perdarahan pervaginam (PPV) disertai oleh ketidakteratran DJJ
Pemeriksaan vaginal : adanya pembuluh darah dapat teraba oleh jari-jari tangan pemeriksa.
Keadaan ini bias dikacaukan dengan keadaan tali pusat melintang astium internum serviks
Amnioskopi : dapat dilihat pembuluh darah yang melintang ostium internum serviks
Test kleihauer : prosedur ini memperlihatkan adanya sel-sel darah merah janin dan
menegakkan kepastian bahwa perdarahan berasal dari sirkulasi fetal
(Hakimi. 1996 : 432)
3. Penatalaksanaan
Dengan adanya perdarahan fetal diperlukan kelahiran segera secara pervag ataupun SC
Jika tidak ada perdarahan, mungkn diperlukan SC tapi bila ditunggu kelahiran pervag,
selaput ketuban dapat dipecahkan di tempat yang jauh dari pembuluh darah dan bayi
diekstraksi
Jika janin sudah meninggal, ditunggu kelahiran pervag
Pada post partum dilakukan pemeriksaan darah pada bayi, jika perlu lakukan tranfusi
(hakimi. 1996:439)
III. Embriologi
Ada beberapa teori yang mungkin dapat menjelaskan
1. Yolk sac : menjadi lebih dekat, pada korion pada satu sisi yang jauh dari tempat
plasenta yang sebenarnya, hal ini mengakibatkan implantasi yang abnormal dari
pembuluh darah umbilicus pada membran
2. Migrasi pada body stalk ke tempat lain di luar desidua basalis, teori ini lebih
mendukung karena korion lebih banyak pembuluh darah

Anda mungkin juga menyukai