Anda di halaman 1dari 17

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PRAKTEK ANALISIS SOSIAL






Nama Anggota :
Aditya Anggun Wijaya 5315122794
Febriyanto 5315122771
Itto Suhargo F. 5315122786
Zykrain Perkasa 5315122783
Rachman Sumpena 5315111793
Dadi Subagyo
Bayu

Kelas:
Kamis, 14.30 s/d 16.10
R. 205 Gedung B Teknik Mesin

Dosen : Heru Suprapto
Kode Seksi:
0099

Kelompok: Sopir Angkot


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

Data Anggota Pas Foto

1) Nama : ADITYA ANGGUN WIJAYA
Telp. : 0896 7761 2394
Email : adityaanggun@rocketmail.com
adityaanggunwijaya22@gmail.com





2) Nama : FEBRIYANTO
Telp. : 0813 9304 5454
Email : fby_17@yahoo.com





3) Nama : ITTO SUHARGO F.
Telp. : 0856 9191 2659
Email : ittosuhargo@gmail.com





4) Nama : ZIKRAYN PERKASA
Telp. : 0878 7201 0535
Email :



5) Nama : RAHMAN SUMPENA
Telp. : 0812 1856 5671
Email :





6) Nama : DADI SUBAGIO
Telp. : 0822 3254 7132
Email :





7) Nama : BAYU
Telp. : 0858 1407 0013
Email :



















BAB I
LATAR BELAKANG

Semakin hari, semakin ada saja permasalahan tatanan sosial muncul di tengah-
tengah masyarakat Indonesia. Sebut saja kehidupan supir angkot, perilaku masyarakat
terhadap lingkungan serta tatanan ekonomi di kehidupan masyarakat. Berbagai
permasalahan sosial tersebut seyogyanya mampu ditangani oleh pihak terkait. Salah
satunya dapat dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa sebagai agent of
change diharapkan mampu menjadi seorang pembawa perubahan bagi kehidupan
masyarakat. Untuk mengetahui berbagai permasalahan tatanan sosial di masyarakat
diperlukan sebuah analisis sosial. Analisis Sosial (ansos) merupakan salah satu
metodologi yang dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami realitas sosial.
Tujuan akhir dari analisis sosial tidak hanya untuk mengetahui saja, namun juga
menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut.



























BAB II
TAHAP KONVERSI

Lokasi
Terminal Pulo Gadung
Alasan memilih lokasi tersebut karena Terminal Pulo Gadung
terletak di dekat kampus Universitas Negeri Jakarta dan juga
terdapat banyak angkot disana.
Center Of Concern
Ancaman penghasilan supir angkot yang semakin berkurang
Alasan memilih isu ini karena hal tersebut yang paling sering
dikeluhkan oleh sopir angkot disana.
Nilai Keberpihakan
Keadilan Sosial
Karena dalam realitanya, apa yang pemerintah rancang tidak
sepenuhmya menguntungkan semua pihak.























BAB III
INFORMASI ANALISIS SOSIAL

Tabel Informasi
Ekonomi Sosial Politik Budaya
- Pendapatan per hari
rata-rata 50 ribu
- Persaingan/ rebutan
penumpang antara
supir angkot, busway,
Bus Sekolah, BKTB
(Metro Mini AC)
- Sehari sekarang hanya
dapat maksimal 6 rit
dulu bisa 8 sampai 9 rit
karena jalanan macet.
- Sewa mobil per hari
Rp 120.000 s/d
Rp 160.000,-
- Makin banyak orang
yang menggunakan
sepeda motor/
kendaraan pribadi
- Ruas jalan semakin
sempit, karena ada
jalur busway, sehingga
menimbulkan
kemacetan
- Naiknya harga BBM
- Pihak KWK
bertanggung jawab atas
segala hal yang
berhubungan dengan
angkot
- Adanya kesamaan jalur
trayek antara supir
angkot dengan
Busway, Bus Sekolah,
maupun BKTB
- Masih ada supir
tembak yang ikut narik
- Setiap hari ada iuran ke
petugas timer KWK
(Koperasi Wahana
Kalpika) sebesar
Rp 7.000/angkot
maupun petugas
pengelola terminal
Rp 1.000/angkot
- Kenyamanan dan
keamanan di dalam
angkot masih kurang
dibandingkan dengan
Busway, BKTB.










BAB IV
ANALISIS MASALAH

Tabulasi Masalah
Ekonomi Sosial Politik Budaya
- Sewa mobil tinggi
- Ada armada Bus
Transjakarta, APTB, &
BKTB
- Penumpang semakin
sedikit
- Kemacetan meningkat

- Melonjaknya jumlah
kendaraan pribadi
- Sarana & Prasarana
yang kurang
diperhatikan
- Harga BBM Tinggi
- Banyaknya fasilitas
pilihan bagi penumpang

- Tidak jelasnya status
Sopir
- Banyak oknum yang
menambah jumlah
pengeluaran
- Banyak pengamen, dan
modus kejahatan
























Pohon Masalah
Dimensi Ekonomi








































Penghasilan
Menurun
Sewa mobil tinggi Adanya persaingan dengan
armada Bus Transjakarta,
APTB, & BKTB

Kemacetan meningkat

Penumpang semakin
sedikit

Dimensi Sosial Politik










































Kebijakan
pemerintah
Harga BBM
Tinggi

Banyaknya
fasilitas pilihan
bagi penumpang
Melonjaknya
jumlah kendaraan
pribadi

Sarana &
Prasarana yang
kurang
diperhatikan

Dimensi Budaya










































Keamanan dan
Kenyamanan
Tidak jelasnya
status Sopir

Banyak oknum yang
menambah jumlah
pengeluaran

Banyak pengamen,
dan modus kejahatan
Analisis SWOT

Strength
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
Opportunity
(Peluang)
Threat
(Ancaman)
- Semangat dan
antusiasme
anggota
kelompok kami
untuk melakukan
ansos ini sangat
tinggi
- Tersedianya alat-
alat pendukung
untuk
mendokumentasi
kan kegiatan
ansos ini
- Keterbatasan
waktu
- Beberapa konsep
kami ada yang
belum
terealisasikan

- Jumlah supir
angkot di Pulo
Gadung cukup
banyak
- Petugas Timer
KWK sangat
terbuka ke kita
- Pihak pengelola
terminal sangat
terbuka ke kita
- Ada beberapa
pihak-pihak
yang kurang
senang dengan
kegiatan ansos
yang kami
lakukan.
- Adanya
pungutan dari
calo
penumpang
angkot/ bus
kota ketika kita
melakukan
ansos.



























BAB V
Pusat Kepedulian









































Persaingan Ketat

Kemacetan Lalu Lintas

Banyak Sekali yang
Beralih ke Kendaraan
Pribadi
Ancaman penghasilan supir
angkot yang semakin berkurang
Banyak Penumpang Beralih
ke Armada Lain

Kurangnya Kenyamanan,
Keamanan, Harga yang
Agak mahal untuk
kendaraan umum

Kurangnya Kesadaran
Menggunakan
Kendaraan umum
Kurangnya Kesadaran
Pemerintah Terhadap
Kondisi Transportasi
Kurangnya Kenyamanan,
Keamanan, Harga yang
Agak mahal untuk
kendaraan umum

Kondisi yang Kurang Layak

Terbatasnya Biaya Perawatan

Terbatasnya Biaya Perawatan

Kurangnya Perhatian
Pemerintah
BAB VI
Aksi Sosial

Aksi yang kami lakukan adalah hearing terkait permasalahan yang dirasakan sopir
angkot 31 di daerah terminal pulogadung. Setelah kami melakukan hearing, akhirnya kami
mendapatkan informasi terkait permasalahan yang dialami oleh sopir angkot 31 yakni salah
satunya adalah sulitnya mencari penumpang demi mengejar setoran setiap harinya.
Mengapa kami memilih aksi ini?
Karena rasa prihatin, kepedulian dan kepekaan yang timbul akibat permasalahan yang
dirasakan oleh sopir angkot, sehingga kami melakukan hearing dan mencoba memberikan
solusi agar para sopir angkot bisa menyuarakan permasalahannya sehingga bisa didengar dan
memberikan dampak yang positif berupa solusi terbaik untuk semua pihak. Dan juga agar
kesejahteraan para sopir angkot ini bisa dijamin oleh pihak koperasi KWK dan pemerintah
kota/pusat. Karena penghasilan mereka menurun salah satunya adalah disebabkan
meningkatnya jumlah armada bus transjakarta yang trayeknya itu tumpang tindih dengan
trayeknya angkot dan lain sebagainya.
Aksi sasaran yang kami tuju?
1. Sopir Angkot.
Karena Sopir angkot ini berpeluang untuk bisa memberikan informasi (fakta) yang
terjadi di lapangan sehingga tidak ada kebohongan yang dilakukan oleh beberapa
pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Anggota koperasi KWK.
Karena anggota koperasi KWK ini berpeluang untuk mendapatkan informasi
apakah dia mengetahui apa yang dirasakan oleh sopir angkot dan apakah sudah
memberikan sebuah solusi yang dirasa adil dan mampu mensejahterakan semua pihak.
3. Karyawan calo penumpang.
Karena karyawan calo penumpang ini yang membantu aksi ansos kami untuk
mempertemukan kami dengan anggota koperasi KWK dan juga ia memberikan
informasi terkait hal-hal yang terjadi di lingkungan terminal pulogadung.
Target Aksi/ Metode Aksi yang kami pilih adalah menggunakan cara
audiensi/hearing/dialog dengan pihak sopir angkot, karyawan calo penumpang dan juga
anggota koperasi KWK. Target aksi kami belum terpenuhi dikarenakan kami belum
melakukan audiensi dengan atasan koperasi KWK dan juga pemerintah kota/pusat.
BAB VII
KESIMPULAN/ RANGKUMAN

Pada proses analisa sosial yang berkaitan dengan sopir angkot, kami lebih
mengedepankan kepada ancaman penghasilan supir angkot yang semakin berkurang, di
Terminal Bus Pulogadung. Dari keadaan sesungguhnya, yang kemudian memunculkan
masalah dalam lingkup ekonomi, sosial-politik, dan budaya.

Keadaan sopir angkot, memerlukan banyak solusi konkrit, baik dari sopir itu sendiri,
pihak KWK atau pemilik angkot, dan pemerintah setempat juga pemerintah pusat. Karena
keadaan sopir angkot dan komunitas angkot tidak mungkin akan dihapuskan, melainkan
harus membutuhkan solusi dari berbagai masalah yang ada.

Analisa masalah sosial yang kami lakukan, menggunakan metode Analisa Sosial (Ansos)
berdasarkan materi mata kuliah ISBD yang telah kami pelajari selama satu semester pada
semester 100. Hal ini bertujuan untuk mengukur keadaan sosial yang terjadi di kehidupan
sopir angkot.

Pada Ansos ini, kami memaparkan masalah yang sering ditemui oleh para sopir
angkot terutama di Terminal Bus Pulogadung. Menurut thesis dan realita yang terjadi, sopir
angkot kurang mendapatkan hak dan kewajiban yang setimpal. Berdasarkan hasil hearing
yang kami lakukan terhadap sopir angkot, ternyata sopir angkot banyak mengeluhkan
menurunnya penghasilan setiap harinya yang disebabkan oleh banyaknya para penumpang
angkot yang mulai beralih ke kendaraan pribadi dan lebih memilih menggunakan bus
transjakarta, APTB atau BKTB. Hal yang mendasari itu adalah karena kurangnya rasa aman
dan nyaman yang dirasakan oleh penumpang angkot karena ketika kita lebih memilih
menggunakan angkot maka hal pertama yang dirasakan oleh penumpang angkot adalah
banyaknya pengamen, modus kejahatan yang baru, fasilitas yang kurang memadai dan lain-
lain. Sehingga solusi yang kami tawarkan kepada sopir angkot adalah mencoba untuk
berdialog kepada koperasi KWK dan pemerintah kota/pusat agar mereka dapat melihat realita
pahit yang terjadi di lapangan, bukan berdasarkan rancangan manis yang dibuat oleh
beberapa pihak saja. Sehingga nantinya akan muncul sebuah titik temu antara kesejahteraan
yang diinginkan dan diharapkan oleh sopir angkot dengan rancangan yang sudah dibuat oleh
pihak-pihak yang berwenang dan tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi.









BAB VIII
Refleksi/ Cerminan


Apa yang didapat setelah melakukan Ansos?
Berdasarkan tesis kami di awal dengan adanya Bus Transjakarta, APTB, & BKTB
mampu mengurangi kemacetan, tidak merugikan pihak supir angkot, kemudian pihak supir
angkot akan mendapat bantuan & perhatian yang lebih dari Pemerintah. Namun fakta yang
kami dapat di lapangan dari narasumber (supir angkot, petugas KWK, pengelola terminal,
karyawan calo penumpang) adalah berdampak pada penurunan penghasilan setiap harinya
yang didapat oleh supir angkot, juga dengan adanya jalur khusus busway menimbulkan ruas
jalan yang digunakan semakin sempit sehingga kemacetan semakin bertambah.




























BAB IX
Penutup

Demikian laporan analisis sosial ini kami buat, berharap kita semua dapat
mengambil sebuah pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dari proses analisis
sosial ini hingga akhir sampai pada aksi hearing dan solutif. Dan semoga
permasalahan sopir angkot di ibukota ini bisa cepat terselesaikan agar tidak ada lagi
masalah-masalah yang lainnya.
Adapun banyaknya kekurangan dan kesalahan yang terdaoat di dalam laporan
ini, kami mohon untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Karena kami
masih dalam tahap belajar dan setiap manusia tidak ada yang sempurna.
Lebih dan kurangnya kami meminta maaf dan berterima kasih kepada semua
pihak yang sudah membantu mensukseskan kegiatan ini terutama kepada para sopir
angkot, anggota koperasi KWK dan karyawan calo penumpang serta rekan-rekan
kelompok ISBD saya yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menyelesaikan
laporan ini.























BAB X
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai