100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
138 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis sosial yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tentang permasalahan sopir angkot di Terminal Pulo Gadung. Analisis tersebut mengidentifikasi ancaman penghasilan sopir angkot yang semakin berkurang akibat persaingan dengan moda transportasi lain sebagai pusat kepedulian utama. Kelompok mahasiswa melakukan wawancara dengan sopir angkot, karyawan terminal, dan anggota koperasi untuk men
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis sosial yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tentang permasalahan sopir angkot di Terminal Pulo Gadung. Analisis tersebut mengidentifikasi ancaman penghasilan sopir angkot yang semakin berkurang akibat persaingan dengan moda transportasi lain sebagai pusat kepedulian utama. Kelompok mahasiswa melakukan wawancara dengan sopir angkot, karyawan terminal, dan anggota koperasi untuk men
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis sosial yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tentang permasalahan sopir angkot di Terminal Pulo Gadung. Analisis tersebut mengidentifikasi ancaman penghasilan sopir angkot yang semakin berkurang akibat persaingan dengan moda transportasi lain sebagai pusat kepedulian utama. Kelompok mahasiswa melakukan wawancara dengan sopir angkot, karyawan terminal, dan anggota koperasi untuk men
6) Nama : DADI SUBAGIO Telp. : 0822 3254 7132 Email :
7) Nama : BAYU Telp. : 0858 1407 0013 Email :
BAB I LATAR BELAKANG
Semakin hari, semakin ada saja permasalahan tatanan sosial muncul di tengah- tengah masyarakat Indonesia. Sebut saja kehidupan supir angkot, perilaku masyarakat terhadap lingkungan serta tatanan ekonomi di kehidupan masyarakat. Berbagai permasalahan sosial tersebut seyogyanya mampu ditangani oleh pihak terkait. Salah satunya dapat dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan mampu menjadi seorang pembawa perubahan bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengetahui berbagai permasalahan tatanan sosial di masyarakat diperlukan sebuah analisis sosial. Analisis Sosial (ansos) merupakan salah satu metodologi yang dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami realitas sosial. Tujuan akhir dari analisis sosial tidak hanya untuk mengetahui saja, namun juga menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut.
BAB II TAHAP KONVERSI
Lokasi Terminal Pulo Gadung Alasan memilih lokasi tersebut karena Terminal Pulo Gadung terletak di dekat kampus Universitas Negeri Jakarta dan juga terdapat banyak angkot disana. Center Of Concern Ancaman penghasilan supir angkot yang semakin berkurang Alasan memilih isu ini karena hal tersebut yang paling sering dikeluhkan oleh sopir angkot disana. Nilai Keberpihakan Keadilan Sosial Karena dalam realitanya, apa yang pemerintah rancang tidak sepenuhmya menguntungkan semua pihak.
BAB III INFORMASI ANALISIS SOSIAL
Tabel Informasi Ekonomi Sosial Politik Budaya - Pendapatan per hari rata-rata 50 ribu - Persaingan/ rebutan penumpang antara supir angkot, busway, Bus Sekolah, BKTB (Metro Mini AC) - Sehari sekarang hanya dapat maksimal 6 rit dulu bisa 8 sampai 9 rit karena jalanan macet. - Sewa mobil per hari Rp 120.000 s/d Rp 160.000,- - Makin banyak orang yang menggunakan sepeda motor/ kendaraan pribadi - Ruas jalan semakin sempit, karena ada jalur busway, sehingga menimbulkan kemacetan - Naiknya harga BBM - Pihak KWK bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan angkot - Adanya kesamaan jalur trayek antara supir angkot dengan Busway, Bus Sekolah, maupun BKTB - Masih ada supir tembak yang ikut narik - Setiap hari ada iuran ke petugas timer KWK (Koperasi Wahana Kalpika) sebesar Rp 7.000/angkot maupun petugas pengelola terminal Rp 1.000/angkot - Kenyamanan dan keamanan di dalam angkot masih kurang dibandingkan dengan Busway, BKTB.
BAB IV ANALISIS MASALAH
Tabulasi Masalah Ekonomi Sosial Politik Budaya - Sewa mobil tinggi - Ada armada Bus Transjakarta, APTB, & BKTB - Penumpang semakin sedikit - Kemacetan meningkat
- Melonjaknya jumlah kendaraan pribadi - Sarana & Prasarana yang kurang diperhatikan - Harga BBM Tinggi - Banyaknya fasilitas pilihan bagi penumpang
- Tidak jelasnya status Sopir - Banyak oknum yang menambah jumlah pengeluaran - Banyak pengamen, dan modus kejahatan
Pohon Masalah Dimensi Ekonomi
Penghasilan Menurun Sewa mobil tinggi Adanya persaingan dengan armada Bus Transjakarta, APTB, & BKTB
Kemacetan meningkat
Penumpang semakin sedikit
Dimensi Sosial Politik
Kebijakan pemerintah Harga BBM Tinggi
Banyaknya fasilitas pilihan bagi penumpang Melonjaknya jumlah kendaraan pribadi
Sarana & Prasarana yang kurang diperhatikan
Dimensi Budaya
Keamanan dan Kenyamanan Tidak jelasnya status Sopir
Banyak oknum yang menambah jumlah pengeluaran
Banyak pengamen, dan modus kejahatan Analisis SWOT
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman) - Semangat dan antusiasme anggota kelompok kami untuk melakukan ansos ini sangat tinggi - Tersedianya alat- alat pendukung untuk mendokumentasi kan kegiatan ansos ini - Keterbatasan waktu - Beberapa konsep kami ada yang belum terealisasikan
- Jumlah supir angkot di Pulo Gadung cukup banyak - Petugas Timer KWK sangat terbuka ke kita - Pihak pengelola terminal sangat terbuka ke kita - Ada beberapa pihak-pihak yang kurang senang dengan kegiatan ansos yang kami lakukan. - Adanya pungutan dari calo penumpang angkot/ bus kota ketika kita melakukan ansos.
BAB V Pusat Kepedulian
Persaingan Ketat
Kemacetan Lalu Lintas
Banyak Sekali yang Beralih ke Kendaraan Pribadi Ancaman penghasilan supir angkot yang semakin berkurang Banyak Penumpang Beralih ke Armada Lain
Kurangnya Kenyamanan, Keamanan, Harga yang Agak mahal untuk kendaraan umum
Kurangnya Kesadaran Menggunakan Kendaraan umum Kurangnya Kesadaran Pemerintah Terhadap Kondisi Transportasi Kurangnya Kenyamanan, Keamanan, Harga yang Agak mahal untuk kendaraan umum
Kondisi yang Kurang Layak
Terbatasnya Biaya Perawatan
Terbatasnya Biaya Perawatan
Kurangnya Perhatian Pemerintah BAB VI Aksi Sosial
Aksi yang kami lakukan adalah hearing terkait permasalahan yang dirasakan sopir angkot 31 di daerah terminal pulogadung. Setelah kami melakukan hearing, akhirnya kami mendapatkan informasi terkait permasalahan yang dialami oleh sopir angkot 31 yakni salah satunya adalah sulitnya mencari penumpang demi mengejar setoran setiap harinya. Mengapa kami memilih aksi ini? Karena rasa prihatin, kepedulian dan kepekaan yang timbul akibat permasalahan yang dirasakan oleh sopir angkot, sehingga kami melakukan hearing dan mencoba memberikan solusi agar para sopir angkot bisa menyuarakan permasalahannya sehingga bisa didengar dan memberikan dampak yang positif berupa solusi terbaik untuk semua pihak. Dan juga agar kesejahteraan para sopir angkot ini bisa dijamin oleh pihak koperasi KWK dan pemerintah kota/pusat. Karena penghasilan mereka menurun salah satunya adalah disebabkan meningkatnya jumlah armada bus transjakarta yang trayeknya itu tumpang tindih dengan trayeknya angkot dan lain sebagainya. Aksi sasaran yang kami tuju? 1. Sopir Angkot. Karena Sopir angkot ini berpeluang untuk bisa memberikan informasi (fakta) yang terjadi di lapangan sehingga tidak ada kebohongan yang dilakukan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab. 2. Anggota koperasi KWK. Karena anggota koperasi KWK ini berpeluang untuk mendapatkan informasi apakah dia mengetahui apa yang dirasakan oleh sopir angkot dan apakah sudah memberikan sebuah solusi yang dirasa adil dan mampu mensejahterakan semua pihak. 3. Karyawan calo penumpang. Karena karyawan calo penumpang ini yang membantu aksi ansos kami untuk mempertemukan kami dengan anggota koperasi KWK dan juga ia memberikan informasi terkait hal-hal yang terjadi di lingkungan terminal pulogadung. Target Aksi/ Metode Aksi yang kami pilih adalah menggunakan cara audiensi/hearing/dialog dengan pihak sopir angkot, karyawan calo penumpang dan juga anggota koperasi KWK. Target aksi kami belum terpenuhi dikarenakan kami belum melakukan audiensi dengan atasan koperasi KWK dan juga pemerintah kota/pusat. BAB VII KESIMPULAN/ RANGKUMAN
Pada proses analisa sosial yang berkaitan dengan sopir angkot, kami lebih mengedepankan kepada ancaman penghasilan supir angkot yang semakin berkurang, di Terminal Bus Pulogadung. Dari keadaan sesungguhnya, yang kemudian memunculkan masalah dalam lingkup ekonomi, sosial-politik, dan budaya.
Keadaan sopir angkot, memerlukan banyak solusi konkrit, baik dari sopir itu sendiri, pihak KWK atau pemilik angkot, dan pemerintah setempat juga pemerintah pusat. Karena keadaan sopir angkot dan komunitas angkot tidak mungkin akan dihapuskan, melainkan harus membutuhkan solusi dari berbagai masalah yang ada.
Analisa masalah sosial yang kami lakukan, menggunakan metode Analisa Sosial (Ansos) berdasarkan materi mata kuliah ISBD yang telah kami pelajari selama satu semester pada semester 100. Hal ini bertujuan untuk mengukur keadaan sosial yang terjadi di kehidupan sopir angkot.
Pada Ansos ini, kami memaparkan masalah yang sering ditemui oleh para sopir angkot terutama di Terminal Bus Pulogadung. Menurut thesis dan realita yang terjadi, sopir angkot kurang mendapatkan hak dan kewajiban yang setimpal. Berdasarkan hasil hearing yang kami lakukan terhadap sopir angkot, ternyata sopir angkot banyak mengeluhkan menurunnya penghasilan setiap harinya yang disebabkan oleh banyaknya para penumpang angkot yang mulai beralih ke kendaraan pribadi dan lebih memilih menggunakan bus transjakarta, APTB atau BKTB. Hal yang mendasari itu adalah karena kurangnya rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh penumpang angkot karena ketika kita lebih memilih menggunakan angkot maka hal pertama yang dirasakan oleh penumpang angkot adalah banyaknya pengamen, modus kejahatan yang baru, fasilitas yang kurang memadai dan lain- lain. Sehingga solusi yang kami tawarkan kepada sopir angkot adalah mencoba untuk berdialog kepada koperasi KWK dan pemerintah kota/pusat agar mereka dapat melihat realita pahit yang terjadi di lapangan, bukan berdasarkan rancangan manis yang dibuat oleh beberapa pihak saja. Sehingga nantinya akan muncul sebuah titik temu antara kesejahteraan yang diinginkan dan diharapkan oleh sopir angkot dengan rancangan yang sudah dibuat oleh pihak-pihak yang berwenang dan tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi.
BAB VIII Refleksi/ Cerminan
Apa yang didapat setelah melakukan Ansos? Berdasarkan tesis kami di awal dengan adanya Bus Transjakarta, APTB, & BKTB mampu mengurangi kemacetan, tidak merugikan pihak supir angkot, kemudian pihak supir angkot akan mendapat bantuan & perhatian yang lebih dari Pemerintah. Namun fakta yang kami dapat di lapangan dari narasumber (supir angkot, petugas KWK, pengelola terminal, karyawan calo penumpang) adalah berdampak pada penurunan penghasilan setiap harinya yang didapat oleh supir angkot, juga dengan adanya jalur khusus busway menimbulkan ruas jalan yang digunakan semakin sempit sehingga kemacetan semakin bertambah.
BAB IX Penutup
Demikian laporan analisis sosial ini kami buat, berharap kita semua dapat mengambil sebuah pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dari proses analisis sosial ini hingga akhir sampai pada aksi hearing dan solutif. Dan semoga permasalahan sopir angkot di ibukota ini bisa cepat terselesaikan agar tidak ada lagi masalah-masalah yang lainnya. Adapun banyaknya kekurangan dan kesalahan yang terdaoat di dalam laporan ini, kami mohon untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Karena kami masih dalam tahap belajar dan setiap manusia tidak ada yang sempurna. Lebih dan kurangnya kami meminta maaf dan berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu mensukseskan kegiatan ini terutama kepada para sopir angkot, anggota koperasi KWK dan karyawan calo penumpang serta rekan-rekan kelompok ISBD saya yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menyelesaikan laporan ini.
Studi Pengembangan Moda Transportasi Kota Balikpapan Angkutan Masal Perkotaan Berbasis Jalan Raya (Bus Rapid Transit), Pilihan Tepat Untuk Negara Berkembang