Anda di halaman 1dari 17

Bab XIV - 1

REKAYASA HIDROLOGI





MODUL 14

Perhitungan Debit Banjir Rencana
Dengan Hidrograf
Bab XIV - 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA


Mata Kuliah : Rekayasa Hidrologi
Modul No.14 : Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Hidrograf


Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Mahasiswa mengetahui maksud dan tujuan perhitungan debit banjir rencana dengan
menggunakan hidrograf, mempelajari parameter-parameter yang mempengaruhi, dan
kegunaan hasil perhitungan debit banjir rencana untuk bangunan sipil dan informasi kepada
masyarakat pengguna aliran sungai.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mampu memberikan contoh-contoh arti dari debit
banjir rencana, mampu mengolah data hujan sebagai bahan masukan perhitungan banjir
rencana dengan menggunakan hidrograf, mampu memberikan pilihan periode Wang banjir
rencana dengan dasar pertimbangan yang diperlukan dan dapat menerapkan hasil
perhitungan untuk bahan masukan kebutuhan perhitungan selanjutnya, seperti perhitungan
stabilitas konstruksi, bangunan pengolah banjir dan bangunan pelimpah.

14. Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Hidrograf

14.1. Pendahuluan

Dalam perencanaan bendungan, spillway, bangunan Flood Control, jembatan,
Culvert, dan drainage jalan raya, perlu memperkirakan debit terbesar dari aliran
sungai yang mungkin terjadi dalam suatu periode tertentu, debit ini disebut debit
rencana. Periode tertentu yang mungkin terjadi banjir rencana berulang disebut
"Peiode Ulang
"
.

Penentuan debit rencana berikut periode ulang ditentukan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut :
Biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan bangunan pengendalian banjir :
makin besar periode Wang, makin aman, tetapi biaya makin besar (over design).
Umur ekonomis dari bangunan pengendalian banjir.
(Jangan mendesain untuk Q dengan perido ulang 75 tahun kalau umur bangunan
hanya 50 tahun)
Besamya kerugian yang akan ditimbulkan, bila bangunan pengendalian banjir
dirusak oleh banjir, serta sering/tidaknya kerusakan itu terjadi.




Bab XIV - 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


Penentuan debit rencana dapat dilakukan dengan beberapa metoda-metoda:

grafis
1. Analisa statistik
analisis

Qo dapat dihitung dengan mencari distribusi nilai-nilai extreem/max, bila tersedia
data pengamatan aliran sungai jangka panjang (Metoda E.J. Gumble, metoda
California, metoda Faster, metoda Hazen, metoda Ven Te chow, analisa
frekwensi).
2. Metoda Infiltrasi.
3. Metoda Rational : Q = C.i.A.
Bila data aliran sungai tidak mencukupi, sehingga data curah hujan dipakai dalam
rumus tersebut (i = intensitas curah hujan ; C = koef run off = R.O
P
4. Metoda Empiris
Sama dengan metoda rational, hanya di sini hubungan debit dan intensitas curah
hujan diturunkan menurut persamaan matematis berdasarkan pengamatan di suatu
daerah aliran tertentu.

14.2. Metoda Infiltrasi

Metode ini menghitung besarnya kapasitas infiltrasi dan sehingga dapat diketahui run
off yang terjadi dan merupakan debit aliran. Parameter prinsip dasar yang perlu
diketahui diantaranya adalah

Indeks Infiltrasi adalah nilai rata-rata dari intensitas air yang hilang (intensitas hujan
yang datang dikurangi tinggi aliran permukaan)

= (Ptot Pnet) / t

= (Ptot Q) / lamanya hujan

= (d (P Q)) / dt

Limpasan langsung adalah besamya presipitasi dikalikan dengan koefisien limpasan
langsung.

RO = K.P
(Limpasan langsung = Koef limpasan langsung x Presipitasi).

Sedangkan K =
i
W i
indek

; dimana i = intensitas hujan.






Bab XIV - 3

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI
























W
index
= kecepatan infiltrasi rata-rata selama intensitas hujan melebihi kapasitas
infiltrasi: [ cm/jam ]
=
Te
Se O Q P
Te
Fe
=
.

F, = Masa infiltrasi yang terjadi selama intensitas hujan melebihi kapasitas
infiltrasi.
T
e
= Waktu selama infiltrasi yang terjadi sacra dengan kapasitas infiltrasi
[jam].
P = Hujan komulative yang menyebabkan R.O.
R.O = Aliran permukaan komulative yang ada hubungannya dengan P.
se = Aliran permukaan effective (depression storage), umumnya diabaikan.


14.3. Metoda Rational (Rational Method)

Di dalam rumus yang dipakai, terlihat hubungan antara debit (Q), dengan intensitas
hujan (i), yang merupakan fungsi dari parameter fisika.

Q = C.i.A dengan Q = debit rencana
C = Koef Limpasan (berbeda-beda untuk macam-macam
D.A.S. harus ditentukan berdasarkan
P
O R.

i = Intensitas hujan
A = Luas D.A.S


Gambar No. 14.1
Bab XIV - 4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

Yang termasuk cara rational ini, adalah :
- Metoda Melchior
- Metoda Weduwen
- Metoda Haspers

Ketiga Metoda di atas mengikuti konsep yang sama tetapi masing-masing metoda
mempunyai parameter yang berbeda.

Metoda Melchior

Rumus yang dipakai dikenal sebagai rumus Pascher, yaitu:
Qp = . . q . A
Li mpas a n
= Ko e f . Li mp a s a n =
Curah hujan total

Hujan rata-rata di D.A.S. ybs
= k o e f i s i e n r e d uk s i =
Huj a n h a r i a n ma k s i mu m d a r i
s a l a h s a t u s t a i s un da l a m DAS
t s b pa d a ha r i ya ng s a ma

q = besamya hujan terbesar (max. point rain fall) (m
3
/det/km
2
)
A = Iuas D.A.S (km
2
)
Qp = debit puncak banjir (m
3
/det.)


Metoda Weduwen

Rumus yang dipakai :

Qp = . . q. A

Li mpas a n
De n ga n : = Ko e f . Li mp a s a n =
Curah hujan total
= 0.2 +
1
8 . 0
+ tc


tc = waktu konsentasi = waktu yang dibutuhkan oleh air untuk bergerak dari titik
terjauh mencapai titik tertentu dihilir sungai (mulut D.A.S.)

= koef Reduksi

=
F
F
T
T
+
+
+
+
180
.
9
1
180
(menurut Ir. Boerena dianggap dapat berlaku untuk seluruh
Bab XIV - 5

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

Indonesia)
T = Duration hujan yang diharapkan dapat menyebabkan banjir
=2 t
c
F = luas ellips yang dapat mencakup D.A.S.
= . a.b.
a = sumbu panjang ellips (km)
b = sumbu pendek ellips (km)
q = besamya hujan terpusat yang maksimum

=
7 6
360 . 4 . 2
+
+
T
T
(m
3
/det/km)

A = Luas D.A.S.(km
2
)
Qp = debit puncak banjir (m
3
/det)

Ketiga metoda ini, dahulu sering dipakai di Indonesia, tetapi kini telah ditinggalkan,
karena dianggap estimasinya terlalu besar (Over estimate).


14.4. Metoda Empiris (Empirical Method)

Rumus-rumus berikut ini digunakan, dengan mendasarkan ketentuan-ketentuannya
pada hasil pengamatan. Rumus-rumus empiris yang sudah dipakai antara lain :
Unit graph method/ Actual unit hydrograph Sherman L.K. 1932.
Synthetic unit Hydrograph Snyder. FF. 1938.
Dimensionless Unit Hydrograph.
Distribution Graph.

14.4.1. Metode Unit Graph (Unit Graph Method/ActualUnit Hidrograph)

Dalam metode ini dikemukakan bahwa unit hydrografh hasil pengolahan data dan
pengukuran merupakan salah satu alat untuk memperkirakan hidrograph jika
diketahui data curah hujan, selama karakteristik fisik daerah aliran tidak mengalami
banyak perubahan. Metode ini dipergunakan bila data-data yang tersedia didapatkan
dengan periode pendek dan berlaku untuk D.A. yang tidak terlalu besar.

Prosedure Pengerjaan Hidograf Satuan (Actual Unit Hydrograph):
1. Dari pencatatan hujan lebat, yang turun merata di suatu daerah, pilih beberapa
intensitas dengan duration tertentu.
2. Dari pencatatan data debit banjir, dipersiapkan hidrograph banjir (Flood
Hydrograph) selama beberapa hari sebelum dan sesudah perioda hujan pada butir
1
3. Pisahkan aliran dasar (Base Flow): terhadap aliran permukaan dengan berbagai
metoda yang ada
4. Dari hasil pemisahan ini, akan didapat/ dihitung ordinat aliran dasar dan ordinat
limpasan langsung
5. Dihitung vol. limpasan langsung dengan persamaan:
Bab XIV - 6

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


H
eff
= d
eff
=
A
Q o
A
V
dt net
tr
nett .

=

=
A
Q
t net

.
(cm)

dengan: A = luas daerah aliran (m
2
)
Q
net
= Ordinat debit limpasan langsung
(Q
net
= Q
tot
- Q
BF
)
Q
tot
= debit limpasan total
Q
BF
= debit limpasan dasar
t = batas interval


6. Hitung ordinat-ordinat Hidrograph satuan dengan rumus.

Ordinat-ordinat limpasan langsung
Ordinat-ordinat hidrograph satuan =
h
eff



Tabel No. 14.1. Contoh tabel Menghitung Hidrograf Satuan

Waktu
Tgl. Jam
Debit Total
(m
3
/det)
Aliran Dasar
(m
3
/det)
Ordinat limpasan
langsung
(m
3
/det)
Ordinat
hidrograph
satuan (m
3
/det)
(1) (2) (3) (4) = (2) (3) (5) = (4)/h
eff






.......... .......... .......... =
net
Q
h
eff
=
A
t x x Q
A
t Q
net
net

=

60 60 .
.


Dimana:
Q = debit (m3/det)
A = Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) (m2)
T = periode / durasi waktu lamanya debit aliran (detik atau jam)

Contoh soal 1 :
Data dibawah ini (Tabel 14.2) adalah hasil pengukuran aliran dan hujan lebat dengan
duration 6 jam, luas daerah pengaliran sungai yang diukur ini = 316 Km
2
.

Bab XIV - 7

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


Pertanyaan :
1. Hitung dan gambar unit hydrograph dengan duration 6 jam
2. Hitung tinggi hujan reff. Yang diwakili oleh Flood Hyidrograph

Tabel No. 14.1. Data Debit Aliran

Waktu : Aliran (m
3
/ det) Waktu Aliran (m
3
/ det)
1 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
2 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
17,0
113,2
254,5
198,0
150
113,2
87,7
67,9
3 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
1 Juni 0.00
53,8
42,5
31,1
22,64
17,0


Asumsikan aliran dasamya konstan = 17.0 m
3
/ det.

Penyelesain :

Langkah-Iangkah perhitungan
a) Pemisahan aliran dasar (base flow) terhadap aliran permukaan.

Debit total = limpasan langsung + aliran dasar atau
Ordinat limpasan langsung = debit total aliran dasar
(4) (2) (3)

b) Menghitung jumlah debit limpasan langsung dari seluruh interval

Wakt u t Q Q
net
t
dt net
=

.
0


= (4) t

c) Menghitung volume limpasan langsung dengan persamaan

h
eff
=
aliran daerah luas
langsung pasan volume lim
=
A
Q
t
dt net

0
.


=
A
t Q
net



A adalah luasan daerah aliran (pendekatan)

Bab XIV - 8

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

d) Menghitung ordinat-ordiant hydrograph satuan dengan rumus :

Ordinat limpasan langsung
Ordinat-ordinat hydrograph satuan =
h
eff


atau

kol . (5) =
eff
h
kol ) 4 (



Tabel No. 14.3 Perhitungan Ordinat Hidrograf Satuan

Waktu
Tgl. Jam
Debit Total
(m
3
/det)
Aliran Dasar
(m
3
/det)
Ordinat limpasan
langsung
(m
3
/det)
Ordinat
hidrograph
satuan (m
3
/det)
(1) (2) (3) (4) = (2) (3) (5) = (4)/h
eff


1 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
17,0
113,2
254,5
198,0
17
17
17
17
0
96,2
237,5
181
0
14,846
36,651
27,932
2 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
150
113,2
87,7
67,9
17
17
17
17
131
96,2
70,7
50,9
20,252
14,846
10,910
7,855
3 Juni 0.00
6.00
12.00
18.00
53,8
42,5
31,1
22,64
17
17
17
17
36,8
25,5
14,1
5,64
5,679
3,935
2,176
0,870
4 Juni 0.00 17,00 17 0 0

Q
net

= 947,54



947,54.6.60.60
H
eff
= = 0,0648 m = 6,48 cm
316000000








Bab XIV - 9

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI






























Gambar No. 14.2.

Contoh Soal
Hitung ordinat dari hydrograf banjir yang dihasilkan dari 3 jam hujan lebat. Masing -
masing hujan eff. Besarnya 2; 6,75 dan 3,75 cm dan dimulai selang 3 jam. Ordinat dari
unit hydrografnya diberikan dalam tabel berikut.

Tabel No. 14.4. Debit Unit Hidrograf

Jam 03 06 09 12 15 18 21 24 03 06 09 12 15 18 21 24
Ordinat
Unit
Hid
(m
3
/det)

0

110

365

500

390

310

250

235

175

130

95


65

40


22

10

0


Asumsikan kehilangan air awal = 5 mm, indeks infiltrasi = 2,5 mm/jam, aliran dasar
(base flow) = 10 m
3
/ det


Bab XIV - 10

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


Penyelesaian :

























Gambar No. 14.3. Bagan Alir Total Aliran Air


Dianggap: Hujan dipermukaan sungai dan interflow sangat kecil dibandingkan surface
run off, jadi hujan efektif seluruhnya akan menjadi direct run off. Jadi Infiltrasi dan
kehilangan air awal tidak mempengaruhi hujan efektif.
Ordinat limpasan langsung = hujan efektif x ordinat unit hydrograph.

Kolom (3) = 2 x kolom (2)
Kolom (4) = 6,15 x kolom (2)
Kolom (5) = 3,75 x kolom (2)










Bab XIV - 11

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI























Tabel No. 14.5 Perhitungan Ordinal Limpasan


Jam
Ordinat unit
Hidograph
(m
3
/det)
Ordinat Limpasan Langsung Bae
Flow
(m
3
/det)
Ordinat
Limpasan
(m
3
/det)
U
1

(m
3
/det)
U
2

(m
3
/det)
U
3

(m
3
/det)
U
total

(m
3
/det)
(1) (2) (2) x h
eff

I
(2) x h
eff

II
(2) x h
eff

III
(6) = 3 - + (4)
(5)
(7) (8)=(6)+(7)
03
06
09
12
15
18
21
24
03
06
09
12
15
18
21
24
03
06
09
0
110
365
500
390
310
250
235
175
130
95
65
40
22
10
0
0
220
730
1000
780
620
500
470
350
250
190
130
80
44
20
0

0
742,5
2463,75
3375
2632
2092,5
1687,5
1586,25
1181,25
877,5
641,25
438,75
270
148,5
67,5
0



0
412,5
1368,75
1875
1462,5
1162,5
937,5
881,25
656,25
487,25
356,25
234,75
150
82,5
37,5
0
0
220
1472,5
3876,25
5522,75
5127,5
4055
3320
2873,75
2322,5
1723,75
1258,5
875
557,75
318,5
150
37,5
0
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

10
230
1482,5
3886,25
5532,75
5137,5
4065
3330
2883,75
2332,5
1733,75
1268,5
885
567,75
328,5
160
47,5
10

Debit banjir = 5532,75 m
3
/det (= Ordinat Debit Limpasan Total Maksimum)

Bab XIV - 12

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

14.4.2. Metoda Syntetic Unit Hydrograph

Cara ini mempergunakan metoda empiris, dengan memperkirakan adanya hubungan
antara debit, time of concentration, terhadap karakteristik daerah aliran data suatu
bentuk persamaan-persamaan seperti dibawah ini:


** qp = C p.
tp
275


Dengan qp = debit maximum unit hydrograph [m
a
/det/km
2
]
tp = lag time. [jam]
= Ct.(Lc.L)"
L = panjang sungai [Km]
Lc = panjang sungai ke titik das [km]
n = koefisien yang bersifat proporsional terhadap Ct.

Ct&Cp = koefisien yang tergantung pada karakteristik daerah aliran. Umumnya dipakai
harga:
Ct = 1.1 - 1.4
Cp = 0,56 - 0.69 Menurut Snyder

Bentuk dari synthetic unit hydrograph ini mengikuti persamaan alexseye :

* y = 10
-a

( )
x
x
2
1


dengan : y = Q/Qp
x = t/Tp
a = 1.32
2

+ 0.15 + 0.045

=
W
Tp Qp.


=
A heff
Tp Qp
.
.


Qp = debit maksimum limpasan total [m
3
/det]
= qp. Heff. A.

n, Ct, & Cp. Didapat dengan Trial & Error sehingga hydrograph banjir (Flood
hydrograph) hasil perhitungan = hasil pengamatan.





Bab XIV - 13

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI





















Prosedure pembuatan

1) Menentukan satuan curah hujan efektif. (heft) dan tr = time duration.
heft = 1 mm atau 1 cm atau 1 inch.
tr = 1 jam atau 1 menit.

2) Menentukan nilai Ct, Cp, n untuk kemudian menghitung:
- tp. (lag.time = Ct. (Lc. L")
- qp. (debit max unit hydrogaph / Km
2
bias)

= 275
p t
p C


3) Menghitung Tp (time rise to peak).
- te (lamanya hujan eff) =
5 , 5
p t
(seharusnya te = tr)
- Bila te > tr dilakukan koreksi terhadap tp
tp = tp + 0.25 (tr te)


4) Menghitung Qp (debit maaxumum Synthetic unit hidrograph)
Qp = qp. A. Heft.
Dengan : qp [m
3
/det/km
2
]
A [Km
2
]
heff [m]
Qp [m
3
/det]


Bab XIV - 14

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI

5) Menentukan grafik hubungan antara Q dan t (UH) berdasarkan persamaan alexeye:

y = 10
-a

( )
x
x
2
1



dengan : y = Q/Qp
x = t/Tp
a = 1.32
2
+ 0.15 + 0,045

=
W
Tp Qp.


=
A heff
Tp Qp
.
.


- Setelah X dan a dihitung, maka nilai y untuk masing-masing x dapat dapat
dihitung. (secara langsung atau tabel)
- Sehingga apabila nilai x ditransper menjadi t = x.Tp. dan nilai y ditransfer
menjadi Q = y.Qp. maka grafik hubungan Q dan t dapat diplot.
- Grafik hubungan antara Q dan t ini dapat dinyatakan sebagai hydrograph satuan
(Unit hydrograph) apabila

heff =
inch atau mm
A
t Q
A
dt Q
1 1
. . .
=

=



Bila heff = 1 satuan curah hujannya.
Maka ordinat Q dikoreksi.

6) Buat hidrograph banjir (flood hydrograph) bare berdasarkan perhitungan.
7) Cek hidrograph banjir hasil perhitungan di atas terhadap hidrograph hasil
pengamatan.
8) Bila masih jauh berbeda, ulangi prosedure no. 2 sampai dengan no. 7, sehingga
didapat hidrograph banjir hash perhitungan mendekati hidrograph pengamatan.


14.4.3. Rumus-rumus Empiris untuk Perhitungan Banjir Rencana

Beberapa rumus empiris untuk mengetimasi debit banjir berdasarkan rumus:

Q = C.A." dengan
Q = debit banjir
A = luas daerah aliran
n = indeks banjir
C = Koefisien banjir

Bab XIV - 15

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


C dan n didasarkan atas hasil pengamatan, di mana nilai ini bervariasi menurut :
- Ukuran, bentuk dan letak daerah aliran.
- Topography daerah aliran
- Intensitas dan lamanya (duration hujan serta pola distribusi dari hujan lebat pada
daerah aliran).

1. Rumus Dicken : Q = C. A
3/4


Q = debit (m
3
/det)
A = luas d.a.s: (km
2
)
C = 11.4 untuk area dengan hujan tahunan 24
"
s/d 50
= 13.9 - 19.5 untuk Madya Pradesh (India Tengah)
= 22.2 25 untuk Ghat Barat.

Batasan : Umumnya dipakai untuk daerah dengan ukuran sedang (di daerah India Utara
dan Tengah)

2. Rumus Boston Society : Q = A
T
R
.
. 1290


Q = debit
T = time base dari hydrograph (jam)
R = faktor hujan
Batasan : Penggunaan lebih umum, selama tersedia data hydrograph hasil pengamatan
dan data hujan.

3. Rumus-rumus lain
(dengan penggunaan yang terbatas).


14.5. Istilah Istilah

Tinggi hujan efektif Ordinat Limpasan Total
Lag Time Time concentration
Time rise to peak Debit maksimum Synthetic Unit Hydrodraph.


14.6. Soal Latihan

Hitung ordinat dari hydrograf banjir yang dihasilkan dari 3 jam hujan Iebat. Masing-
masing hujan eff. Besamya 2,5; 6,5 dan 3,5 cm dan dimulai selang 3 jam. Ordinat dari
unit hydrografnya diberikan dalam tabel berikut.





Bab XIV - 16

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM
REKAYASA HIDROLOGI


Tabel No. 14.4. Debit Unit 1-Tidroaraf

Jam 03 06 09 12 15 18 21 24 03 06 09 12 15 18 21 24
Ordinat
Unit
Hid
(m
3
/det)

0

110

365

500

390

310

250

235

175

130

95


65

40


22

10

0


Asumsikan Kehilangan Air Awal = 5 mm, Indeks Infiltrasi = 2,5 mm/jam, aliran
dasar (base flow) = 15 m
3
/det


14.7. Referensi

1. Hidrologi Untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono , Kensaku Takeda, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta , 1976.
2. Hydrotogi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph L.H.
Apaulhus.Mc.Grawhill, 1986.
3. Mengenal dasar dasar hidrologi, fr. Joice Martha, Ir. Wanny Adidarma Dipl. H.
Nova, Bandung.
4. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid I, Prof. Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976
5. Hidrologi Teknik Ir. CD. Soemarto, Dipl. HE

Anda mungkin juga menyukai