Anda di halaman 1dari 4

B.

Pembahasan
Xanthomonas oryzaePenyebab Penyakit Kresek pada Padi
Penyakit kresek yang biasa juga disebut Xoo merupakan penyakit penting
pada tanaman padi di Indonesia bahkan di Asia Tropis. Penyakit kresek yang
disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae pertama kali ditemukan di
Jepang pada tahun 1884. Penyakit ini telah dikenal secara umum di Indonesia
sejak tahun 1948, dan hampir selalu ditemukan pada setiap areal pertanaman padi,
tidak saja pada tanaman padi gogo, tetapi juga pada padi sawah dengan intensitas
serangan yang berbeda.
Di Sumatera Barat penyakit kresek selalu dilaporkan menyerang tanaman
padi dengan luas serangan berfluktuasi setiap tahunnya. Dalam periode 1986-1990
penyakit kresek ini telah menjadi penyakit terpenting diantara penyakit utama
lainnya. Patogen penyebab penyakit ini tidak saja menyerang tanaman muda
tetapi juga menyerang tanaman dewasa. Apabila menyerang tanaman muda,
penyakit ini disebut kresek, yang dapat mematikan tanaman, sedangkan apabila
menyerang tanaman dewasa penyakit ini disebut hawar (blight)/hawar daun
bakteri. Secara umum kehilangan hasil akibat penyakit ini berkisar 20-60 %.
Gejala Serangan Berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, gejala penyakit yang
disebabkan Xoo (Xantomonas Oryzae) pada tanaman padi dapat dibedakan atas
dua tipe gejala yaitu :
1. Gejala kresek
Gejala kresek ditemukan pada tanaman muda, gejala mulai terlihat 1-2
minggu setelah bibit tanaman padi pindah kelapangan. Daun-daun tanaman padi
yang terserang penyakit ini berbunyi kresek-kresek ketika tertiup angin. Untuk
lebih memudahkannya dinamakan penyakit ini dengan nama penyakit kresek.
Gejala diawali dengan bercak kecil kebasahan atau water soaking pada tepi daun
yang terus berkembang ke bagian bawah. Patogen akan lebih cepat menyerang
apabila bibit padi dipotong ujungnya. Dekat bekas potongan terjadi becak hijau
kelabu, dan seiiring dengan itu ibu tulang daun menjadi berwarna kuning. Sejalan
dengan berkembangnya bercak, daun mulai menguning, kering lebih cepat dan
akhirnya menjadi layu, helaian daun menggulung, dan daun melipat sepanjang
tulang daun. Warna daun yang kering segera beroabah menjadi kuning jerami
sampai coklat muda. Gejala dapat juga meluas ke upih daun. Bakteri Xoo dapat
menyerang beberapa daun sampai seluruh daun hingga membuat tanaman menjadi
mati. Bakteri Xoo juga dapat mengadakan infeksi melalui luka-luka pada akar
sebagai akibat pencabutan yang tidak hati-hati.
2. Gejala Hawar
Gejala hawar (blight) atau yang lebih dikenal dengan nama hawar daun
bakteri/hdb, ditemukan pada tanaman dewasa terutama pada fase bunting. Gejala
awal berupa bercak kebasahan pada satu sisi atau kedua sisi daun yang di mulai
dari ujung daun. Bercak terus meluas berwarna hijau keabu-abuan, kebasahan dan
kemudian mengering berwarna abu-abu keputihan. Akibat serangan pathogen ini
membuat rusaknya klorofil daun tanaman, sehingga kemampuan daun tanaman
untuk melakukan fotosintesa menjadi tidak optimal, pertumbuhan tanaman
terhambat dan akhirnya menurunkan produksi.
Bakteri Xoo menginfeksi tanaman padi secara alami melalui luka dan
hidatoda (pori-pori) yang terdapat pada daun. Angin dapat mengakibatkan daun
tanaman padi saling beregesekan dan menimbulkan luka. Perkembangan penyakit
di lapangan di pacu oleh pemakaian varietas unggul baru yang rentan, jarak tanam
yang rapat, serta pemakaian pupuk nitrogen yang tinggi.
Disamping itu bibit yang dipindahkan yang dipotong ujung daunnya
sewaktu tanam, mempercepat terjadinya proses infeksi penyakit. Berat ringan
intensitas serangan penyakit dilapangan juga dipengaruhi oleh curah hujan total,
adanya hujan lebat, banjir, air pengairan, angin kencang serta suhu tinggi (25-30
0C). Patogen tidak saja menyerang tanaman padi yang dibudidayakan, tetapi juga
menyerang tanaman padi liar seperti Oryza rufipogon, O.australiensis, O.nivara,
dan O.glaberima. Disamping itu juga menyerang gulma sebagai tumbuhan
alternative seperti Leersia oryzoides var japonica, L.oryzoides, dan Zizania
latifolia.
3. Pengendalian.
Selama ini usaha pengendalian penyakit kresek/hawar daun bakteri ini
adalah denganmenggunakan varietas tahan, bibit umur tua, pemupukan lengkap
dan berimbang, dan menggunakan bakterisida. Pengendalian bakteri Xoo dengan
bakterisida/kimia ternyata kurang efektif dan tidak ekonomis serta dapat
membentuk ketahanan bakteri Xoo terhadap bahan kimia tersebut. Diasmping itu
bahan kimia yang dipakai dapat merugikan manusia karena residu yang
ditinggalkan bersifat racun dan karsinogen (merangsang timbulnya penyakit
kanker).
Untuk itu pengendalian penyakit kresek/hawar daun bakteri harus
dilakukan secara terpadu. Beberapa alternative yang dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit kresek/hawar daun bakteri ini adalah :

Anda mungkin juga menyukai