Anda di halaman 1dari 38

KHITAN PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HADIS

Oleh: M. Alfatih Suryadilaga M.Ag.


PENDAHULUAN
Tradisi khitan
1
telah ditemukan jauh sebelum Islam datang.
Berdasarkan penelitian etnolog menunjukkan bahwa khitan sudah pernah
dilakukan masyarakat pengembala di Afrika dan Asia Barat Daya, suku
Semit !ahudi dan Arab" dan #amit.
$
%ereka yang dikhitan tidak hanya laki&
laki, tetapi juga kaum perempuan, khususnya kebanyakan dilakukan suku
negro di Afrika Selatan dan Timur.
'
Dengan demikian, khitan merupakan
sesuatu yang la(im dilaksanakan baik untuk laki&laki maupun perempuan.
)hitan bagi laki&laki dirasakan banyak manfaatnya. *amun, tidak demikian
terhadap perempuan. )hitan atas perempuan menyisakan kepedihan
karena merugikan perempuan.
+
Bahkan, menurut kepala ,umah Sakit Islam
!ordania menghukuminya haram.
-
.ahirnya kebiasaan tersebut diduga sebagai imbas atas kebudayaan
totemisme. Dalam kata lain, menurut %unawar Ahmad Anees, tradisi khitan
di dalamnya terdapat perpaduan antara mitologi dan keyakinan agama.
/

Apa yang dikatan Anees di atas ada benarnya, walaupun dalam ritus agama
!ahudi, khitan bukan merupakan ajaran namun kebanyakan masyarakat
1
Istilah tersebut adalah khifad}, iz}a>r, sunat, sirkumsisi, dan tetes. .ihat
0ad al&#a1 Ali 0ad al&#a1, 2)hitan3 dalam Majalah al-Azhar, edisi Jumadil Ula, 1415
H.,. hlm. 4. .ihat juga 5aharjani, 2)hitan dalam Tradisi 0awa3 dalam 0urnal 6rofetika
7%S II, 8ol $, 0uli $999, hlm. $9-.
$
Ahmad ,amali, Peraturan-eraturan untuk Memelihara !esehatan dalam
Hukum "#ara$ %slam 0akarta: Balai 6ustaka, 1;-/", hlm. '+$&'++.
'
Tradisi khitan perempuan dapat ditemukan di negara&negara lain seperti
yang diungkap oleh %ahmoud )arim, &emale 'enital Mutlati(n )ir*um*isi(n
+%lustrated, "(*ial, -eli'i(us, "e.ual and /e'al Ase*t )airo: Da<r al&%a=arif,
1;;-", hlm. '4&'>.
+
Sebagai upaya pengebiran perempuan karena pada awalnya dijadikan
ajang untuk mengendalikan para perempuan. .ihat *awal ?l&Saadawi, Peremuan
dalam 0uda#a Patriarkhi terj. @ulhilmiyasri !ogyakarta: 6ustaka 6elajar, $991",
hlm. /$.
-
?kram #usein Attamimi, 2Sentuh Bagian %uka Saja3 Tempo AAI, ' Bktober
1;;$, hlm. ;/.
/
%unawar Ahmad Anees, %slam dan Masa 1ean 0i(l('is Umat Manusia,
2tika, Jender, 3ekn(l('i terj. ,ahmani Astuti Bandung: %i(an, 1;;$", hlm. /-&//.
mempraktekkannya.
4
hal senada juga sama dengan yang terjadi di
masyarakat )risten.
>
Sedangkan di dalam Islam, dalam teks ajaran Islam tidak seCara
tegas menyinggung masalah khitan ini. Sebagaimana disebut dalam D.S.
an&*ahl 1/": 1$'&1$+, umat *abi %uhammad saw. agar mengikuti *abi
Ibrahim sebagai bapaknya nabi, termasuk di dalamnya adalah tradisi
khitan. Dalam perspektif ushul E1h hal tersebut dikenal dengan istilah
s#ar$u man 4a5lana.
;

#al tersebut seCara tidak langsung munCul anggapan khitan
perempuan merupakan suatu keharusan. )arena *abi Ibrahim a.s. adalah
bapak para nabi dan agama Islam merupakan agama yang berumber
darinya. Asumsi tersebut juga didukung oleh informasi dari hadis *abi
%uhammad saw. yang menyebutkan adanya tradisi khitan perempuan di
%adinah.
FG
H
I HJ
K
L
H
M
N
FO
H
P
Q
R
H
S
N
T
N
U
Q
J
V
W
Q
X H T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ \
]
^
V
_Q `
H
J
a
Z[ J
N
W
Q
X H b
H
c
V
Fd K e
H
Z
Q
[ T
N
U
Q
J
V
W
Q
X H f
V
PLV Y
K
Z[
\
]
g Vh
H
iQ j
Q
H
[ k
H
Fl
H
FG
H
I HJ
K
L
H
M
N
[b
H
Y
Q
`
H
FG
H
I HJ
K
L
H
J
N
O
K
m
H
`
N
T
N
U
Q
M
H
Fn
K
L
H
oH Fl
H
J
N
W
Q
X H c
V
Fd K e
H
Z
Q
[ \
]
p
V
eq
N
Z
Q
[
T
Q
X H J
V
W
Q
X H r
V
R VO
H
Z
Q
[ T
V
U
Q
Y
s
P
Q
O
H
X N T
Q
X H t
a
u
N
vH P
K
w
V
X H v
V
x
K
y
V
Fz
H
{
Q
j
Q
H
[ M
K
u
H
| } u
H
Y
H
`
Q
[ ~
Q
{
H
F
H
T
N
VQ
H
v
V
G
H
xJ
V
O
H
Z
Q
FU
V
oH F^Hp
H
F
H
Z
H
\
]
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
k
H
\q
V

V
G
Q

N
M
K

V
p
H
r
H
Z V H
H
L
Q
u
H
|
V
u
H
Y
Q
O
H
R
Q
Z V
]
L
H
u
H
b
H
Z
H

V
.
V
g
Q
W
H
Z
Q
[
19
Artinya:
DiCeritakan dari Sulaiman ibn Abd al&,ahman al&Dimasy1i dan Abd al&
5ahhab ibn Abd al&,ahim al&Asyja=i berkata diCeritakan dari %arwan
menCeritakan kepada %uhammad ibn #assan berkata Abd al&5ahhab
al&)uE dari Abd al&%alik ibn 7mair dari 7mmi Atiyyah al&Ansari
sesunggguhnya ada seorang juru khitan perempuan di %adinah,
maka *abi %uhammad saw. bersabda jangan berlebih&lebihan dalam
memotong organ kelamin perempuan, sesungguhnya hal tersebut
4
)hitan dianggap sebagai simbol pengorbanan 6erjanjian Tuhan dengan
bangsa !ahudi. %5id., hlm. /'&/+.
>
%5id., hlm. /-.
;
6ada dasarnya penggunaan dasar hukum s#ar$u man 4a5lana masih
terdapat perbedaan di kalangan ulama. .ihat Abdul 5ahab )hallaf, %lm Usul al-&i4h
)airo: Da<r al&Dalam, 1;4>", hlm. ;'&;+.
19
.ihat Abu Dawud +->4 D Ma6suat al-Hadis al-"#arif.
$
akan dapat memuaskan perempuan dan akan lebih menggairahkan
dalam bersetubuh. #.,. Abu Dawud"
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa di masyarakat %adinah
terjadi suatu tradisi khitan perempuan. *abi %uhammad saw. memberikan
wejangan agar kalau mengkhitan jangan terlalu menyakitkan karena hal
tersebut bisa mengurangi nikmat seksual. Tidak dijelaskan siapa yang
terlibat dalam kegiatan khitan perempuan tersebut baik yang dikhitan
ataupun orang yang mengkhitan.
Informasi lain didapatkan bahwa khitan merupakan bagian dari Etrah
manusia. Sedangkan Etrah manusia yang lain adalah menCukur bulu di
sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dam menCabut bulu
ketiak.
FG
H
I HJ
K
L
H
P
H
m
Q
x
H
T
N
U
Q
vH X H
H
l
H
FG
H
I HJ
K
L
H
f
N
Pd
V
[Y
H
U
Q

V
T
N
U
Q
J
s
g
Q
S
H
T
Q
X H T
V
U
Q
[ c
s
F
H
i
V
T
Q
X H J
V
Pg VS
H
T
V
U
Q

V
P
K
n
H
O
N
Z
Q
[ T
Q
X H \U
V
u
H
| H Y
H
x
Q
Y
H
d N \
H

V
y
H

N
R
K
Z[
N
G
Q
X H T
Q
X H \
a
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
oH Fl
H
| N Y
H
w
Q

V
Z
Q
[

O
Q
H M
N
F
H
V Z
Q
[
N
[J
H
m
Q
VS
Q
kV[b
H
N
Q
{
H
b
H

V
U
Q

Q
V
[
]
l
H
b
H
c
V
y
V
F_K Z[ f
N
PR V^Q
H
b
H
y
V
FH
Q
j
Q
H
[
Artinya:
DiCeritakan dari !ahya ibn Da(a=ah, diCeritakan dari Ibrahim ibn Saad
dari Ibn Syihab dari Said ibn al&%usayyab dari Abu #urairah r.a.
bahwasanya *abi %uhammad saw. bersabda Etrah itu ada lima
maCam, yaitu khitan, menCukur bulu di sekitar kemaluan, menCabut
bulu ketiak, memotong kumis dan memotong kuku. #.,. Ibn %ajah"
Istilah khitan la(im digunakan oleh fu1aha= dalam berbagai term,
khsusunya jika dihubungkan dengan masalah salah satu sebab yang
menyebabkan seseorang mandi setelah berhubungan badan. 0ika telah
bertemu dua khitan, maka telah wajib mandi.

#al tersebut sesuai dengan
hadis *abi %uhammad saw.:
FG
H
I HJ
K
L
H
\
]
R VX H T
N
U
Q
J
s
O
K
m
H
`
N
\
]
n
V
p
V
FG
H
w
K
Z[ J
N
W
Q
X H b
H
T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ T
N
U
Q
f
H
Pd
V
[Y
H
U
Q

V
\
]
^
V
_Q `
H
J
a
Z[ k
H
Fl
H
FG
H
I HJ
K
L
H
J
N
PZ Ve
H
Z
Q
[ T
N
U
Q
f
s
R Vn
Q
`
N
FG
H
I HJ
K
L
H
\
]
XV [
H
b
Q
j
Q
H
[ F{
H

H
W
H
{
Q
u
H
J
N
W
Q
X H T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ T
N
U
Q
f
V
S
V
F^HZ
Q
[ F{
H
Y
H
W
H
Q u
H
f
N
S
V
F^HZ
Q
[ T
N
U
Q
J
s
O
K
m
H
`
N
T
Q
X H vH _H VFX H
V
b
Q

H
\
a
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
~
Q
Z
H
Fl
H
[ H
V
'
^H
H
Z
Q
[ M
V
F{
H
F
H
V Z
Q
[ J
Q
^Hp
H

H
b
H
N n
Q
NZ
Q
[
N

N
R
Q
g
H
p
H
F{
H
u
H
oN eS
N
y
H
b
H

V
R
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H
f
H
R
K
S
H
b
H
.FG
H
R
Q
n
H

Q
Fp
H
Artinya:
DiCeritakan dari Ali ibn %uhammad al&Tanafasi dan Abd al&,ahman
ibn Ibrahim al&Dimasy1i berkata keduanya dari al&5alid ibn %uslim
diCeritakan dari al&Au(a=i bahwa ia diCeritakan dari Abd al&,ahman
ibn al&Dasim yang diCeritakan dari al&Dasim ibn %uhammad dari
Aisyah r.a. istri *abi %uhammad saw. berkata jika telah bertemu dua
kitanan maka sungguh telah wajib mandi, saya melaksanakan yang
demikian dengan ,asulullah saw. , maka mandilah. #.,. Ibn %ajah"
*abi %uhammad saw. menyebutkan bahwa khitan laki&laki
merupakan sunnah sedangkan perempuan dianggap sebagai suatu
kehormatan. Sebagaimana terdapat dalam #,. Ahmad *o. 1;4;+ di bawah
ini:
FG
H
I HJ
K
L
H

x
Q
Y
H
S
N
FG
H
I HJ
K
L
H

FW
K
X H \G Vg
Q
x
H
T
H
U
Q
[ t
V
[e
K
g
H
Z
Q
[ T
V
X H
V
Fh
K
m
H
Z
Q
[ T
Q
X H \U
V
u
H

V
PR VO
H
Z
Q
[ T
V
U
Q
vH `
H
FS
H
u
N
T
Q
X H
V
PU
V
u
H
M
K
u
H
\
K
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
oH Fl
H
M
N
F
H
V Z
Q
[ v G
K
S
N
o
V
F
H
Y
a
RZ V
v `
H
Y
N
q
Q
`
H
VFn
H
G
a
RZ V
Artinya:
DiCeritakan dari Suraij diCeritakan dari Abbad yakni Ibn al&Awwam
dari al&#ajjaj dari Abi al&%alih ibn 7samah dari Ayahnya
sesungguhnya *abi %uhammad saw. bersabda khitan itu sunnat bagi
laki&lai dan nagi perempuan merupakan suatu kemuliaan. #.,.
Ahmad"
Berdasarkan informasi hadis di atas, maka perlu untuk mengadakan
penelitian seCara jauh tentang keberadaan hadis&hadis tentang khitan.
Sebagaimana diketahui, bahwa hadis telah disepakati oleh ulama sebagai
dalil hukum. Sebagai sumber kedua setelah al&Dur=an, hadis memiliki
perbedaan dengan al&Dur=an. Salah satu perbedaannya adalah terletak dari
periwayatannya. Al&Dur=an seluruhnya diriwayatkan seCara muta6a>tir
sedangkan tidak semua hadis diriwayatkan seCara muta6a>tir.
11
)eCuali
11
%. Syuhudi Ismail, Hadis 7a5i Menurut Pem5ela, Pen'in'kar dan
Pemalsun#a et. I 0akarta: ema Insani 6ress, 1;;-", hlm. ;$&19>.
+
terhadap hadis muta6a>tir, terhadap hadis a>h}a>d kritik tidak saja
ditujukan kepada sanad tetapi juga terhadap matan. Di samping itu, dalam
perspektif historis terungkap bahwa tidak seluruh hadis tertulis di (aman
*abi %uhammad saw., adanya pemalsuan hadis yang disebabkan adanya
perbedaan ma(hab dan aliran, proses penghimpunan hadis yang memakan
waktu yang lama, jumlah kitab hadis dan metode penyusunan yang
beragam serta adanya periwayatan 5i al-ma$na. Sebab&sebab itulah yang
mendorong pentingnya melakukan penelitian hadis ini.
1$

Bleh karena itu, hadis&hadis tentang khitan perlu diadakan penelitian
baik dari segi sanad maupun matannya melalui metode kritik hadis yang
ada. Agar penelitian ini mendalam dan menyeluruh, maka objek kajian
dilakukan dalam enam kitab hadis yang dikenal dengan kutu5 al-sittah. Dari
upaya di atas, akan didapatkan mana hadis yang dapat dijadikan hujjah dan
mana yang tidak. Setelah itu, dilakukan analisis tentang ada tidak khitan
dalam Islam melalui hadis tersebut dan dalil dalil lain dengan didukung data
kedoktreran dan psikologis dari masyarakat, upaya pemahaman hadis
dalam konteks kekinian. 6emahaman tersebut diperlulan karena
keberadaan khitan perempuan bukan merupakan suatu yang membawa
kemaslahatan bagi perempuan melainkan membawa kesengsaraan.
Terutama, jika khitan tersebut dijadikan ajang sebagai pengebiran hasrat
seksual perempuan. #al inilah yang menyalahi kodrat manusia yang diberi
oleh Tuhannya mempunyai naluri seksual.
REDAKSI HADIS DALAM KUTUB AL-SITTAH
3akhri>j al-H}adi>s8 sebagai kegiatan awal penelitian sanad dan
matan. #adis yang sedang diteliti adalah khitan perempuan. Setelah
dilakukan penelitian melalui 3akhri>j al-H}adi>s8 dengan Cara penelusuran
lewat topik hadis ee` xJmZ[ " dengan tema al-khita>n min h}is}a>l
1$
.ihat %. Syuhudi Ismail, Met(de Penelitian Hadis 7a5i et. I 0akarta:
Bulan Bintang, 1;;$", hlm. 4&$1, .ihat juga %. Syuhudi Ismail,!aedah !esahihan
"anad Hadis9 3elaah !ritis dan 3injauan den'an Pendekatan %lmu "ejarah et. II
0akarta: Bulan Bintang, 1;;-", hlm. >-&11>.
-
al-:t}rah.
1'
Informasi yang diperoleh adalah hadis&hadis tentang masalah
khitan terdapat dalam "ahih al-0ukhari, Musnad al-1arimi, "unan A5u
1a6ud, "unan at-3irmizi, "unan an-7asa$i dan Musnad Ahmad i5n Han5al.
Sedangkan jika tema yang diCari adalah al-khita>n sunnat li al-rija>l, maka
hadis yang membahasnya hanya diperoleh dalam Musnad Ahmad i5n
Han5al. 6elaCakan atas hadis yang sedang diteliti juga dilakukan melalui
bantuan D Ma6suat al-Hadis al-"#arif.
Teks atau redaksi hadis&hadis tentang khitan perempuan yang dikutip
di bawah ini semuanya didasarkan atas pengambilan dalam D Ma6suat al-
Hadis al-"#arif. Adapun bunyi teks hadis selengkapnya adalah:
1. Tradisi khitan perempuan pada masa *abi %uhammad saw. hidup di
%adinah
Abu Dawud +-4>
FG
H
I HJ
K
L
H
M
N
FO
H
P
Q
R
H
S
N
T
N
U
Q
J
V
W
Q
X H T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ \
]
^
V
_Q `
H
J
a
Z[ J
N
W
Q
X H b
H
c
V
Fd K e
H
Z
Q
[ T
N
U
Q
J
V
W
Q
X H f
V
PLV Y
K
Z[
\
]
g Vh
H
iQ j
Q
H
[ k
H
Fl
H
FG
H
I HJ
K
L
H
M
N
[b
H
Y
Q
`
H
FG
H
I HJ
K
L
H
J
N
O
K
m
H
`
N
T
N
U
Q
M
H
Fn
K
L
H
oH Fl
H
J
N
W
Q
X H c
V
Fd K e
H
Z
Q
[ \
]
p
V
eq
N
Z
Q
[
T
Q
X H J
V
W
Q
X H r
V
R VO
H
Z
Q
[ T
V
U
Q
Y
s
P
Q
O
H
X N T
Q
X H t
a
u
N
vH P
K
w
V
X H v
V
x
K
y
V
Fz
H
{
Q
j
Q
H
[ M
K
u
H
| } u
H
Y
H
`
Q
[ ~
Q
{
H
F
H
T
N
VQ
H
v
V
G
H
xJ
V
O
H
Z
Q
FU
V
oH F^Hp
H
F
H
Z
H
\
]
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
k
H
\q
V

V
G
Q

N
M
K

V
p
H
r
H
Z V H
H
L
Q
u
H
|
V
u
H
Y
Q
O
H
R
Q
Z V
]
L
H
u
H
b
H
Z
H

V
gWZ[
$. #adis tentang )hitan sebagian dari itrah Ibn %ajah no. $>>
FG
H
I HJ
K
L
H
eU
N
u
H
Y
V
q
Q
U
H
T
N
U
Q
\U
V
u
H
vH W
H
P
Q
iH FG
H
I HJ
K
L
H
M
N
FP
H
Q S
N
T
N
U
Q
vH G
H
P
Q
P
H
X N T
Q
X H
a
Y
V
d Q
]
Z[ T
Q
X H J
V
Pg VS
H
T
V
U
Q

V
P
K
n
H
O
N
Z
Q
[ T
Q
X H \U
V
u
H
| H Y
H
x
Q
Y
H
d N oH Fl
H
oH Fl
H
oN eS
N
y
H

V
R
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
| N Y
H
w
Q

V
Z
Q
[

O
Q
H b
Q
u
H

O
Q
H T
Q
`
V
|
V
Y
H
w
Q

V
Z
Q
[ M
N
F
H
V Z
Q
[
N
[J
H
m
Q
VS
Q
kV[b
H
f
N
PR V^Q
H
b
H
y
V
FH
Q
j
Q
H
[
N
Q
{
H
b
H

V
U
V

Q
V
[
]
l
H
b
H
c
V
y
V
F_K Z[
dan hadis lain dapat dilihat dalam lampiran
'. 5ajibnya %andi Sebab Bersetubuh Bertemunya dua khitan" riwayat Ibn
%ajah
FG
H
I HJ
K
L
H
\
]
R VX H T
N
U
Q
J
s
O
K
m
H
`
N
\
]
n
V
p
V
FG
H
w
K
Z[ J
N
W
Q
X H b
H
T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ T
N
U
Q
f
H
Pd
V
[Y
H
U
Q

V
\
]
^
V
_Q `
H
J
a
Z[ k
H
Fl
H
FG
H
I HJ
K
L
H
J
N
PZ Ve
H
Z
Q
[ T
N
U
Q
f
s
R Vn
Q
`
N
FG
H
I HJ
K
L
H
\
]
XV [
H
b
Q
j
Q
H
[ F{
H

H
W
H
{
Q
u
H
J
N
W
Q
X H T
V
O
H
L
Q
Y
K
Z[ T
N
U
Q
f
V
S
V
F^HZ
Q
[ F{
H
Y
H
W
H
Q u
H
1'
%uhammad u=ad Abd Al&Ba1i, Miftah !unuz al-"unnah Beirut: Dar Ihya al&
Turas al&Arabi, $991", hlm. $1$.
/
f
N
S
V
F^HZ
Q
[ T
N
U
Q
J
s
O
K
m
H
`
N
T
Q
X H vH _H VFX H
V
b
Q

H
\
a
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
~
Q
Z
H
Fl
H
[ H
V
^H
H
Z
Q
[ M
V
F{
H
F
H
V Z
Q
[ J
Q
^Hp
H

H
b
H
N n
Q
NZ
Q
[
N

N
R
Q
g
H
p
H
F{
H
u
H
oN eS
N
y
H
b
H

V
R
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H
f
H
R
K
S
H
b
H
FG
H
R
Q
n
H

Q
Fp
H
hadis&hadis lain dapat dilihat dalam lampiran.
4
+. )hitan Sunnat bagi .aki&laki dan Dianjurkan bagi perempuan
Ahmad ibn #anbal 1;4;'
FG
H
I HJ
K
L
H

x
Q
Y
H
S
N
FG
H
I HJ
K
L
H

FW
K
X H \G Vg
Q
x
H
T
H
U
Q
[ t
V
[e
K
g
H
Z
Q
[ T
V
X H
V
Fh
K
m
H
Z
Q
[ T
Q
X H \U
V
u
H

V
PR VO
H
Z
Q
[ T
V
U
Q
vH `
H
FS
H
u
N
T
Q
X H
V
PU
V
u
H
M
K
u
H
\
K
W
V
G
K
Z[ R
K

N
R
K
Z[
V
P
Q
R
H
X H f
H
R
K
S
H
b
H
oH Fl
H
M
N
F
H
V Z
Q
[ v G
K
S
N
o
V
F
H
Y
a
RZ V
v `
H
Y
N
q
Q
`
H
VFn
H
G
a
RZ V
7paya penyebutan seluruh hadis tentang khitan perempuan di atas
adalah untuk memudahkan penelitian dalam kuantitas periwayat hadis
yang meriwayatkan hadis tersebut. upaya ini, pada akhirnya dapat
dijadikan suatu kesimpulan tentang suatu hadis masuk dalam kategori
muta6a>tir atau ah}a>d. )egiatan tersebut dalam ilmu hadis dikenal
dengan i$ti5a>r.
1+
6eriwayat hadis dan jalur&jalurnya dapat dilihat dalam
skema sanad empat kategori hadis yang dijadikan sampel penelitian di atas
dalam lampiran.
Dari skema tersebut dapat diketahui sebagai berikut:
Dalam hadis pertama tidak ditemukan periwayat yang berstatus
sebagai s#ahid,
1-
. karena satu&satunya sahabat yang turut meriwayatkan
hadis adalah 7mmi Atiyyah al&Anshari. Adapun periwayat yang berstatus
sebagai muta>5i$
1/
ditemukan pada periwayat ke&- yaitu Sulaiman ibn Abd
al&,ahman sebagai muta>5i$ dari Abd al&5ahhab. Demikian juga terhadap
mukharrij al-hadis&nya, hadis yang diteliti ini hanya dikeluarkan oleh Abu
Dawud. Dengan demikian, hadis tersebut termasuk dalam kategori hadis
ah}a>d yang 'ari>5 karena hanya diriwayatkan oleh periwayat yang
terbatas satu orang di dalam setiap tingkatannya.
Di dalam hadis kedua ditemukan periwayat yang betindak sebagai
s#ahid dari Abu #urairah yaitu Aisyah Umm al-Mu$minin dan Tala1 ibn
1+
%$ti5ar adalah upaya penyertaan sanad&sanad yang lain dalam meneliti
suatu hadis yang hadis itu pada sanadnya tampak hanya terdapat seorang
periwayat saja dan dengan meneyrtakan sanad lain akan diketahui adakah
periwayat&periwayat lain atau tidak. .ihat %. Syuhudi Ismail, Met(de Penelitian
Hadis 7a5i et. I 0akarta: Bulan Bintang, 1;;$", hlm. -1. Dari kegiatan ini
didapatkan ada tidaknya suatu pendukung baik berupa s#ahid maupun muta5i$.
1-
.ihat %uhammad Ajaj al&)hatib, Usul al-Hadis Ulumuh 6a Mustalahuh
Beirut: Da<r al&ikr, 1;>;", hlm. '//.
1/
%5id.
>
#alab. Sedangkan periwayat yang berstatus sebagai muta>5i$ di tingkat ke&
$ adalah %alik dari periwayat Said ibn %usayyab. 6eriwayat ke&' antara lain
%a=mar, Ibrahim ibn Saad, #amid ibn %as=adah, Ibn 7yainah dan Ibn
Sulaiman sebagai muta5i$ dari @uhri. Ali, %usaddad, dan %uhammad ibn
Abdillah adalah periwayat yang berstatus sebagai muta5i$ dari Abu Bakar
ibn Abi Syaibah di tingkat ke&-. #adis tersebut juga diriwayatkan oleh
mukharrij al-hadis seperti al&Bukhari, %uslim, Abu Dawud, an&*asa=i, at&
Tirmi(i, Ibn %ajah dan Ahmad ibn #anbal. Dengan demikian, hadis tersebut
termasuk dalam katagori ah}a>d yang mas#hu>r karena periwayat yang
meriwayatkan hadis terbatas antara tiga periwayat hadis atau lebih dalam
setiap tingkatannya.
Dalam hadis ketiga %u=ad ibn 0abal, *enek 7mar ibn Syu=aib, dan
Abu #urairah bertindak sebagai s#ahid dari Aisyah Umm al-Mukminin.
Adapun periwayat yang bertindak sebagai muta>5i$ antara lain ditemukan
di tingkatan ke&$ Said ibn %usayyab dan Abd al&A(i( sebagai muta>5i$ dari
al&Dasim dan di tingkat ke&/ Abu %usa dan Ali ibn Abu %uhammad sebagai
muta5i$ dari Abd al&,ahman. Di samping itu, hadis tersebut juga
diriwayatkan oleh mukarrij al-hadis seperti Abu Dawud, Ibn %ajah, at&
Tirmi(i, dan Ahmad ibn #anbal. Dengan demikian, hadis tersebut termasuk
dalam kategori ah}a>d yang mas#hu>r.
Dalam hadis keempat tidak ditemukan periwayat yang berstatus
sebagai s#ahid, karena satu&satunya sahabat yang turut meriwayatkan
hadis adalah 7samah. Adapun periwayat yang berstatus sebagai muta>5i$
juga tidak ditemukan, karena hadis tersebut hanya diriwayatkan oleh
periwayat yang jumlahnya hanya satu periwayat dari awal hingga akhir.
Demikian juga hadis tersebut hanya diriwayatkan oleh Ahmad ibn #anbal
sendirian tanpa diikuti oleh ulama hadis lain. Dengan demikian, hadis
tersebut termasuk dalam kategori hadis 'ari>5.
Dari upaya kegiatan i$ti5ar dari keempat hadis di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut: dua hadis yang diteliti hadis pertama dan
keempat" masuk dalam kategori a>h}a>d 'ari>5 dan dua hadis lainnya
;
hadis kedua dan ketiga" bernilai a>h}a>d azi>z dan mas#hu>r. atau lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
NO. HADIS KUANTITAS PERI!A"AT
1. Tradisi )hitan 6erempuan pada %asa
*abi
a>h}a>d 'ari>5
$. )hitan sebagai itrah a>h}a>d azi>z
'. 5ajibnya %andi sebab Bertemunya
Dua )hitan
a>h}a>d mas#hu>r
+. )hitan laki&laki sunat dan perempuan
kemuliaan
a>h}a>d 'ari>5
19
PENELITIAN KUALITAS PERI!A"AT HADIS
Hadi# $e%&
NO NAMA URUTAN
PERI!A"AT'SANAD
KUALITAS
1. 7mmi Atiyah al&Ansari
14
I diterima
$. Abd al&%alik ibn 7mair
1>
III diterima
'. %uhammad ibn #assan
1;
IIIIII Ditolak
+. %arwan
$9
III Diterima
-. Abd al&5ahhab
$1
I Diterima
-. Sulaiman ibn Abd al&
,ahman
$$

I Diterima
/. Abu Dawud
$'
I Mukharrij al-Hadis Diterima
14
.ihat D Ma6su$at al-Hadis al-"#arif
1>
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l al-
!utu5 al-3is$ah. 0u( II. et. I Beirut: Da<r al&)utub al&Ilmiyyah, 1;;'", hlm. +;1&
+;$. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if :
Ma$rifat man lahu -u6at : al-!utu5 al-"ittah, ju( II, %esir: Da<r al&)utub al&#adis,
1;4$", hlm. $1$. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l :>
Asma>$ al--ija>l., 0ilid I Beirut: Dar al&ikr, 1;;+", hlm. >-$. Syihab al&Din Ahmad
ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5 al-3ahzi5, ju( AII Beirut: Dar al&ikr, 1;>+", hlm. $>>,
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, Miza>n al-%$tida>l.
0ilid II Beirut: Dar al&ikr, t.th.", hlm. //9, Abu %uhammad ibn Abu #atim
%uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a al-3a$dil, ju(
Beirut: Dar al&)utub al&Imiyyah, t.th.", hlm. 1499.
1;
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
III, hlm. '+'. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( IA, hlm. 11$. Imam
Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, Miza>n, jilid III, hlm.
--+. .ihat Ali Ahmad Abdullah ibn Adi al&0arjawi, al-!a>mil :> al-1ua$fa$> al--ija>l,
jilid I et. III Beirut: Da<r al&ikr, 1;>>", hlm. $14&$1>.
$9
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
III, hlm. '+'. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
"i#ar A$lam 6a al-7u5ala$, ju( IA Beirut: %u=assasah al&,isalah, 1;;9", hlm. -1.
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if, jilid III,
hlm. 1''. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid III, hlm.
1'14, Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( A, hlm. ;4. Abu
%uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&
,a(i, Jarh 6a, ju( III, hlm. 1$+/, Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn
7sman al&@ahabi, Miza>n, jilid I, hlm. ;'.
$1
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid III, hlm. -9/. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
al-!as#if, jilid II, hlm. $>1. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I,
++>, 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid II, hlm. >49
$$
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
II, hlm. ;4. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&
Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( II, hlm. $+, Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&
As1alani, 3ahzi5, ju( I, hlm. $94 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5
al-!ama>l, jilid I, hlm. -+', Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman
al&@ahabi, Miza>n, jilid II, hlm. $1$.
$'
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
11
Dari keenam periwayat hadis di atas, semua bernilai sahih berdasarkan
atas informasi dalam kitab&kitab rija>l al-h}adi>s8, keCuali periwayat yang
ketiga, yakni %uhammad ibn #assan w. ". Bleh karena itu, penelitian
selanjutnya tentang matan hadis tersebut tidak dilaksanakan.
Hadi# Ke%(:
NO NAMA URUTAN
PERI!A"AT'SANAD
KUALITAS
1. Abu #urairah
$+
I Diterima
$. Said ibn %usayyab
$-
III Diterima
'. @uhri
$/
IIIIII Diterima
+. Sufyan ibn 7yainah
$4
III Diterima
-. Abu Bakar ibn Abi
Syaibah
$>
I Diterima
jilid I, hlm. 1/;. Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid II, hlm. >/. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&
%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. +-/ 0amal al&Din Abu al&#ajjaj
!usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid I, hlm. -'9, Imam Syam Al&Din %uhammad
ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, "i#ar A$lam, ju( AIII, hlm. 191.
$+
Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( AII, hlm. $'> .ihat
.ouis %a=luf, Munjid : al-A$lam et. A Beirut: Dar al&%asyri1, 1;>4", hlm. $$.
0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid AII, hlm. ;9. %%.
A(ami, 2Studi .iteratur #adis %asa Awal II, Jurnal al-Hikmah, *o. ; tahun
1+1'1;;'., hlm. $4. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l,
jilid AII, ;9, Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I, hlm. $';.
$-
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
II, hlm. --. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-
!as#if, jilid I, hlm. '4$. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-
!ama>l, jilid I, -9+. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&
%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. $/$
$/
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-
!as#if, jilid III, hlm. ;/. Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari,
Mausu>$at -ija>l, jilid III, hlm. +/1. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5,
ju( IA, hlm. ++-. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
Miza>n, jilid I, hlm. +9. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-
!ama>l, jilid III, hlm. 1$/;. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn
al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( III, hlm. '1>.
$4
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid II, hlm. //. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
al-!as#if, jilid III, hlm. +-+. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I,
hlm. 114. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid I, hlm.
-1+. Al&Imam al&#aE( Abi al&#atim %uhammad ibn #ibban ibn Ahmad al&Tamimi al&
Bisri, !ita>5 al-"8i4a>t, ju( III. et. I. India: %atbat %ajelis Da<irah al&%a=a<rif,
1;>$", hlm. +9. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir
al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. ;4'. Imam Syam Al&Din %uhammad
ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, Miza>n, jilid II, hlm. 149.
$>
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
II, hlm. '';. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I, hlm. ++-. Imam
Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, Miza>n, jilid II, hlm. +;9.
1$
/. Ibn %ajah
$;
I Mukharrij al-Hadis Diterima
Berdasarkan penilaian beberapa ulama dapat dinyatakan bahwa hadis
tersebut dinyatakan sahih dari segi sanadnya. Adapun penelitian atas
matan hadis dapat dilihat dalam pembahasan pada bagian setelah
penelitian sanad.
Hadi# Ke%):
NO
NAMA URUTAN
PERI!A"AT'SANAD
KUALITAS
1. Aisyah r.a.
'9
III Diterima
$. Al&Dasim ibn %uhammad
'1
III Diterima
'. Abd al&,ahman ibn al&
Dasim
'$
III Diterima
+. Al&Au(a=i
''
II Diterima
-. Al&5alid ibn %uslim
'+
III Diterima
Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali
al&,a(i, Jarh 6a, ju( , hlm. 4'-.
$;
)amal %uhammad Awidah, %5n Ma>jah et. I Beirut: Da<r al&)utub al&
Ilmiyyah, 1;;/", hlm. $/ dan '+. Ibrahim Dasuki al&Sahawiy, Mustalah al-Hadis
t.tp. al&Tab=ah al&anniyah, t.th.", hlm. $+;, %uhammad %uhammad Abu Suhbah,
&i -iha5 al-!utu5 al-3is$ah )airo: %ajma= al&Buhus al&Islamiyyah, 1;/;", hlm. 1'/.
'9
.ihat Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&
Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. 1/-&1//. I(( al&Din ibn Asir Abi al&
#asan Ali ibn %uhammad al&0a(ari Ibn Asir, Usud al-;a>5ah :> Ma$rifat al-
"}aha>5at, jilid I Beirut: Da<r al&ikr, t.th.", hlm. 1>;&1;$. Ibn Abd al&Barr, al-
%sti$a5 : Ma$rifat al-"aha5at, jilid I Beirut: Dar al&ikr, 1;4$", hlm. 1>>.
'1
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
jilid II, hlm. ';'. Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid III, hlm. $/1. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( III,
hlm. '''. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&
Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( II, hlm. /4- 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&
%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid II, hlm. 111-.
'$
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid II, hlm. +';. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
al-!as#if, jilid II, hlm. 1>1. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I,
hlm. $-+. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid II, hlm.
>11. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi
#an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( , hlm. 1'$+.
''
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
jilid II, hlm. 1;-. Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid II, hlm. +'/. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-
!ama>l, jilid II, hlm. >94. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I,
hlm. $'>. Al&Imam al&#aE( Abi al&#atim %uhammad ibn #ibban ibn Ahmad al&
Tamimi al&Bisri, !ita>5, ju( II, hlm. /$. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad
ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( , hlm. 1$-4, 0amal al&
Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahzi>5 al-!ama>l, jilid II, hlm. >94.
'+
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid I, hlm. 1>'. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
al-!as#if, jilid III, hlm. $+$ Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( AI,
hlm. $-1, 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid III, hlm.
1'
/. Ali ibn %uhammad al&
Tanafasi
'-
III Diterima
/. Abd. Al&,ahman ibn
Ibrahim
'/
II Diterima
4. Ibn %ajah
'4
II Mukharrij al-Hadis Diterima
Berdasarkan penilaian beberapa ulama dapat dinyatakan bahwa hadis
tersebut dinyatakan sahih dari segi sanadnya. Adapun penelitian atas
matan hadis dapat dilihat dalam pembahasan pada bagian setelah
penelitian sanad.
#adis )e&+:
NO NAMA URUTAN
PERI!A"AT'SANAD
KUALITAS
1. 7samah
'>
I Diterima
$. Amir ibn 7samah
';
III Diterima
'. #ujjat ibn Arta=at.
+9
IIIIII Ditolak
1+4+. Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi
#an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( IA, hlm. 49, Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani,
3ahzi5, ju( AI, hlm. $-$.
'-
.ihat D Ma6su$at al-Hadis al-"#arif
'/
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
jilid II, hlm. $;+ Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid III, hlm. >$. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-
!ama>l, jilid II, hlm. ;;9. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( AII,
hlm. '4>, Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&
Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. 1111.
'4
)amal %uhammad Awidah, %5n Ma>jah et. I Beirut: Da<r al&)utub al&
Ilmiyyah, 1;;/", hlm. $/ dan '+. Ibrahim Dasuki al&Sahawiy, Mustalah al-Hadis
t.tp. al&Tab=ah al&anniyah, t.th.", hlm. $+;, %uhammad %uhammad Abu Suhbah,
&i -iha5 al-!utu5 al-3is$ah )airo: %ajma= al&Buhus al&Islamiyyah, 1;/;", hlm. 1'/.
'>
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid I, hlm. ;9. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( I, hlm. $19, Abu
%uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&
,a(i, Jarh 6a, ju( II, hlm. $>-, dan Al&Imam al&#aE( Abi al&#atim %uhammad ibn
#ibban ibn Ahmad al&Tamimi al&Bisri, !ita>5, ju( III, hlm. '
';
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid II, hlm. $$1. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid
II, hlm. /+1. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( , hlm. /1. Al&
Imam al&#aE( Abi al&#atim %uhammad ibn #ibban ibn Ahmad al&Tamimi al&Bisri,
!ita>5, ju( , hlm. 1;1, Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&
%un(ir al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. 14+1.
+9
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
jilid I, hlm. $-, Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid I, hlm. $;- Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( II, hlm.
1;/, 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid I, hlm. $'$.
Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali
al&,a(i, Jarh 6a, ju( III, hlm. /4', Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn
1+
+. Abbad al&Awam
+1
III Diterima
-. Surai=
+$
I Diterima
/. Ahmad ibn #anbal.
+'
I Mukharrij al-Hadis Diterima
Ada periwayat yang dinilai da=if oleh ulama yaitu #ujjat ibn Arta=at. Dan
oleh karenanya hadis ini bernilai da=if. 6enelitian atas matan hadis tersebut
tidak dilanjutkan.
7ji kesahihan hadis di atas telah dilakukan sesuai dengan prosedur
penelitian sanad hadis yakni sesuai dengan kriteria kesahihan suatu hadis.
)etersambungan periwayat dalam sanad suatu hadis antara guru dan
murid tetap dianalisis dan ternyata semuanya bersambung. Adapun
kualitas periwayat yang meriwayatkan hadis bermaCam&maCam. )eCuali
hadis yang ke&1 dan ke&+, terhindar dari sya( dan illat. *amun dalam hadis
ke&1 dan ke&+ ada illat dan s#az nya dan oleh sebab itu hadis tersebut
bernilai daif.

ANALISIS MATAN HADIS
6enelitian matan hadis tidak sama dengan upaya ma$a>n al-
h}adi>s )egiatan&kegiatan yang masuk dalam ma$a>n al-h}adi>s tidak
bertujuan menCari 8aliditas sebuah matan melainkan sebagai upaya
pemahaman hadis dan syarah hadis. Sedangkan penelitian matan hadis
7sman al&@ahabi, Miza>n, jilid I, hlm. +->
+1
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l,
jilid II, hlm. $'-, Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi,
al-!as#if., jilid II, hlm. /$. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-
!ama>l, jilid II, hlm. /-$. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( ,
hlm. ;;, Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&
Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. +$-
+$
Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-!as#if,
jilid I, hlm. '+; Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at
-ija>l, jilid II, hlm. 1-9. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( III,
hlm. +-4. Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, Miza>n,
jilid II, hlm. 11/, Abu %uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir
al&Tamimi #an(ali al&,a(i, Jarh 6a, ju( I, hlm. 1$'/, 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf
Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l, jilid I, hlm. +//.
+'
Abd. a-ar Sulaiman dan Sayyid #assan Al&Bandari, Mausu>$at -ija>l, jilid
I, hlm. $$, Imam Syam Al&Din %uhammad ibn Ahmad ibn 7sman al&@ahabi, al-
!as#if, jilid I, hlm. />. 0amal al&Din Abu al&#ajjaj !usuf Al&%i((i, 3ahz8i>5 al-!ama>l,
jilid I, hlm. '-. Syihab al&Din Ahmad ibn Ali al&As1alani, 3ahzi5, ju( , hlm. 4$. Abu
%uhammad ibn Abu #atim %uhammad ibn Idris ibn al&%un(ir al&Tamimi #an(ali al&
,a(i, Jarh 6a, ju( II, hlm. />.
1-
berupaya meneliti kebenaran teks sebuah hadis informasinya".
6embahasan tentang ma=an al&hadis atas masalah khitan perempuan dalam
berbagai perspektif dengan pendekatan yang komprehensif dapat dilihat
dalam pembahasan bab ketiga.
Suatu hal yang perlu diperhatikan bahwa hasil penelitian matan
tidak mesti sejalan dengan hasil penelitian sanad. Bleh karena, penelitian
hadis integral satu dengan lainnya yaitu antara unsur&unsur hadis, maka
otomatis penelitian terhadap sanad harus diikuti dengan penelitian
terhadap matan.
)ritik na4d" matan dipandu tiga langkah metodologis: meneliti
matan dengan melihat kualitas sanadnya, meneliti susunan lafal matan
yang semakna, dan meneliti kandungan matan.
++
Adapun kriteria sebuah
hadis yang kandungan matan hadis dikatakan ma45u>l adalah jika
memenuhi kriteria: tidak bertentangan dengan akal yang sehat, tidak
bertentangan dengan al&Dur=an, hadis muta6a>tir dan ijma=, tidak
bertentangan dengan amalan kebiasaan ulama salaf, tidak bertentangan
dengan dalil yang sudah pasti dan tidak bertentangan dengan hadis
a>h}a>d yang kualitas kesahihannya lebih kuat.
+-
#adis pertama dan keempat bernilai da=if. Bleh karena itu,
penelitian selanjutnya atas matan tidak dilanjutkan. 6enelitian selanjutnya
hanya dilakukan pada hadis kedua dan ketiga. %elijhat banyaknya ragam
dan isi teks hadis yang digunakan, maka teks hadis kedua dan ketiga
diriwayatkan seCara 5i al-ma$na.
)hitan merupakan salah satu bagian dari Etrah. Sedangkan Etrah itu
adakalanya lima maCam dan ada yang disebut sepuluh maCam.
6enyebutan dan urutannya tidak sama. )onEgurasi dan gambaran
redaksinya dapat dilihat di bawah ini:
++
.ihat %. Syuhudi Ismail, Met(d(l('i, hlm. 1$1&1$$.
+-
.ihat %. Syuhudi Ismail, Hadis 7a5i Menurut, hlm. 1$/.
1/
1. itrah lima maCam salah satunya khitan sebagai urutan pertama
terdapat dalam al&Bukhari dua hadis, %uslim satu hadis, an&*asa=i dua
hadis, Abu Dawud satu hadis dan Ahmad ibn #anbal empat hadis.
0umlah keseluruhan yang memkai redaksi tersebut sebanyak 19 hadis.
$. itrah lima maCam salah satunya khitan sebagai urutan kedua
terdapat dalam Ibn %ajah, at&Tirmi(i dan Ahmad yang masing&masing
satu hadis. dengan demikian, jumlah hadis yang memakai redaksi
tersebut sebanyak ' hadis.
'. itrah lima maCam salah satunya khitan sebagai urutan kelima
terdapat dalam an&*asa=i tiga hadis, Ahmad ibn #anbal satu 8ersi.
+. itrah 19 maCam salah satunya khitan terdapat dalam hadis an&
*asa=i, Abu Dawud, dan Ahmad Ibn #anbal masing&masing satu 8ersi.
Sedangkan hadis ketiga tentang wajibnya mandi sebab bersetubuh
Bertemunya dua khitan" redaksinya bermaCam&maCam ada yang langsung
membahas masalah wajibnya mandi ketika usai bersetubuh. )onEgurasi
redaksi yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
1. ,edaksi [ H
V
c
H
F
H
u
H
, ditemukan dalam satu hadis yaitu hadis yang
dikeluarkan oleh Ahmad ibn #anbal.
$. ,edaksi ^H HZ
Q
[ terdapat dalam at&Tirmi(i satu hadis, Ibn %ajah dua
hadis, dan Ahmad ibn hanbal tujuh hadis. 0umlah hadis yang emmakai
redaksi tersebut sebaganyak tujuh hadis.
'. ,edaksi
H
b
H
F
H
terdapat di at&Tirmi(i sebanyak empat hadis, Ahamd
ibn #anbal tiga hadis dan Imam %alik sebanyak dua hadis. 0umlah hadis
yang menggunakan redaksi tersebut sebanyak sembilan hadis.
+. ,edaksi J
H
g
H
l H T
H
P
Q
U
H
F
H
W
V
g
H
iN
V
U
H
y
Q
j
Q
H
[ H
H
Z
Q
u
H
b
H
M
H
F HV Z
Q
[ M
V
F HV Z
Q
FU
V
hanya ditemukan
dalam satu hadis yaitu pada riwayat hadis yang dikeluarkan oleh Abu
Dawud.
-. ,edaksi
K
`
H
hanya ditemukan sekali dalam hadis yang
dikeluarkan oleh Imam %alik
14
)elima 8ersi redaksi di atas semuanya bermakna sama yaitu melakukan
hubungan suami istri baik disertai dengan orgasme atau tidak.
Atau disertai dengan as5a5 al-6urud&nya yang berbentuk sebagai
sebuah pertanyaan seperti riwayat %alik dan Ahmad di bawah yang
menggunakan redaksi:
F`
H

V
ex
N
H n
Q
NZ
Q
[ [ H
V
..
H
b
H
F
H
M
N
F
H
V Z
Q
[ M
H
F
H
V Z
Q
[ J
Q
^Hp
H

H
b
H
.N n
Q
NZ
Q
[
Artinya:
2apakah yang mewajibkan mandi 0inabat 0awabnya adalah ketika
dua khitan telah bersentuhan, maka wajiblah mandi jinabat.3
.angkah selanjutnya dari penelitian matan hadis adalah meneliti
kandungan matan. SeCara jelas di dalam ayat al&Dur=an tidak ditemukan
perintah untuk melakukan khitan baik untuk laki&laki maupun perempuan.
6erintah khitan sering dikaitkan dengan *abi Ibrahim yang merupakan
sebagai bapak para nabi yang pernah diperintahkan untuk menjalankan
khitan. Seperti dalam D.S. an&*ahl 1/": 1$+. Bleh karena itu, tidak heran
jika ada sebagian yang digunakan oleh para nabi sesudahnya, termasuk
masalah khitan ini.
)ebanyakan pembahasan masalah khitan banyak terfokus pada laki&
laki dan amat sedikit yang ditujukan atas perempuan. Termasuk di
dalamnya pembahasan yang dilakukan oleh ulama E1h. )hitan terus
dipelihara oleh masyarakat karena di dalam pembahasan E1h hadis&hadis
yang diteliti di atas terutama yang berkualitas da=if lebih diutamakan jadi
hujjah, khususnya terhadap khitan perempuan. Sedangkan dalam masalah
khitan laki&laki, ulama menganggap sebagai s#ar$u man 4a5lana yang patut
dilestarikan.
Dengan demikian, matan hadis yang diteliti terutama hadis kedua
dan ketiga berkualitas ma45ul. 6engamalan tidaknya suatu dalil yang pasti
4at$i" adalah merupakan masalah lain, karena tidak semua dalil yang pasti
itu dengan sendirinya dapat diamalkan ma$mu>l 5ih". Ada hal lain yang
dapat dijadikan ukuran yakni sesuai dengan elan 8ital bagi kehidupan
manusia itu sendiri sebagai pelaku khitan.
1>
#anya terhadap khitan perempuan yang sangat menyakiti
perempuan dan bertujuan untuk menghilangkan nafsu seksualnya yang
tidak beoleh dilakukan. )arena tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan dan
merupakan suatu bentuk pidana yang harus dihukum berat. 6elakunya
orang yang mengkhitan dan keluarganya juga demikian. *amun, pada
batas&batas tertentu sebagaimana yang terdapat dalam praktek
masyarakat yang tidak menyakiti perempuan atau hanya melakukan khitan
seCara simbolis, maka khitan diperbolehklan. Berbagai persoalan tentang
khitan perempuan dalam perspektif kedokteran, sosial kemasyarakatan dan
aktualisasi dari hadis dapat dilihat dalam pembahasan bab ketiga.
KHITAN DAN PEMAKNAANN"A
Istilah khitan merupakan istilah yang la(im dipakai dalam
masyarakat atas peristiwa atau prosesi pemotongan sebagian organ
kelamin laki&laki dan perempuan. Term khitan sendiri berasal dari bahasa
Arab. SeCara etimologis, kata khitan mempunyai arti memotong.
+/

Sedangkan seCara istilah khitan merupakan suatu pemotongan pada bagian
tertentu atas alat kelamin laki&laki atau perempuan.
Istilah&istilah lain yang sering disandarkan dengan khitan adalah
khifad} dan <iz}a>r. Terdapat perbedaan atas penggunaan kedua istilah
tersebut. Term pertama, khifad} khusus diperuntukkan bagi khitan
perempuan sedangkan <iz}a>r digunakan seCara umum, tidak saja khitan
perempuan melainkan juga atas khitan kaum laki&laki.
+4
SeCara kebahasaan istilah khifad} dapat diartikan dengan
menurunkan atau merendahkan.
+>
%akna tersebut dapat diasumsikan
bahwa tujuan dari khitan perempuan adalah penurunan libido seksual. #al
+/
Istilah tersebut tidak hanya memiliki satu arti melainkan beberapa arti
seperti memperdayai, menipu dan wanita yang baik&baik. .ihat %. 5arson
%unawwir, !amus Ara5 %nd(nesia al-Muna66ir !ogyakarta: )rapyak, 1;;-", hlm.
'+;.
+4
.ihat 0ad al&#a1 Ali 0ad al&#a1, 2al&)hitan=, hlm. 4.
+>
%5id.
1;
yang lebih jauh dari khitan perempuan adalah adanya penjagaan diri atas
keperawanan perempuan sampai masa pernikahannya.
Di dalam dunia medis, istilah khitan tidak ditemukan. !hitan identik
dengan sirkumsisi.
+;
Demikian juga di dalam masyarakat 0awa istilah khitan
lebih dikenal dengan tetes netes" yang berarti menjelma, menyamai.
-9

Istilah yang la(im digunakan di Sudan dan %esir adalah )hitan ala ir=aun
yang diadopsi dari bentuk khitan yang ada pada masa pemerintahan
,amses.
-1
Istilah lain yang aCap kali ditemukan di berbagai buku saat ini
adalah emale enital %utlation %" atau female CirCumsision yang
keduanya merujuk kepada arti menghilangkan organ kelamin perempuan.
-$
Brang yang mengkhitan biasanya seorang dukun. Istilah tersebut
dalam bahasa %elayu dikenal dengan dikenal dengan sebutan mudim,
tukang sunat, dukun sunat. Adapun dalam Bahasa Sunda dikenal dengan
bengkong dan paradji. Sedangkan di 0awa dikenal dengan sebutan Calak,
bong, dukun supit atau sekarang banyak juga ditangani para medis seperti
dokter.
-'

6engertian khitan dapat diperoleh dalam gambaran pendapat&
pendapat ulama seperti Abd al&Salam al&Sukari yang dimaksud dengan
khitan laki&laki adalah memotong seluruh kulit yang menutupi kepala penis
sehingga tersingkat semuanya, sedangkan khitan perempuan adalah
memotong bagian terbawah kulit yang terletak persis di 8agina.
-+

Sedangkan khitan perempuan dalam pandangan %enurut Imam
%awardi adalah memotong kulit yang berada di atas kemaluan perempuan
yang berada di atas tempat masuknya penis dan bentuknya menyerupai
+;
.ihat 0ohn %. ?Chols dan hassan Shadili, !amus %n''ris %nd(nesia 0akarta:
ramedia, 1;;-", hlm. 11+.
-9
.ihat Damarjati Supanjar, Alat )elamin itu Sakral dalam Amanah *o.$$9
tahun III, 1;;-, hlm. $$&$'.
-1
.ihat al&Amin Dawud, al-!hitan al-&ir$auni, hlm. $$.
-$
.ihat dalam #armful Traditional 6raCtiCe A-eCting the #ealth of 5omen
and hildren adapted by eneral Assembly ,esolution 1;4;, hlm. ;.
-'
Ahmad ,amali, Peraturan-eraturan untuk Memelihara !esehatan dalam
Hukum "#ara$ %slam 0akarta: Balai 6ustaka, 1;-/", hlm. ;'.
-+
Abd al&Salam al&Sukari, !hitan al-=akar 6a !hifa>d} al-Unsa min Manzu
%slami %esir: Dar al&%isriyyah, 1;>;", hlm. 19.
$9
biji&bijian atau jengger ayam.
--
6engertian senada juga diungkap pemikir
lainnya seperti Ibrahim %uhammad 0alal.
-/
.ebih lanjut al&%awardi
mengemukakan tentang batasan yang harus dipotong dalam khitan
perempuan yaitu paling tidak adalah bagian kulit yang menggelembir tanpa
melenyapkan hingga akar&akarnya.
Setelah melihat berbagai pandangan tentang istilah khitan dan
berbagai pendapat ulama di atas, maka pada bagian lain dilaksanakan
penelusuran seCara komprehensif masalah khitan perempuan sebagaimana
yang tergambar dalam hadis yang sedang dilakukan penelitian. Bleh karena
itu, upaya ini berupaya memahami pesan yang dibawa oleh ,asulullah saw.
dalam konteksnya pada masa dahulu dengan tanpa memberikan
interpretasi lain keCuali seCara historis dan sosiologisnya. )arena kedua hal
tersebut merupakan suatu yang la(im dijadikan pedoman dalam menyusun
suatu hukum.
#adis&hadis tentang khitan perempuan sebagaimana yang telah
dilakukan penelitian pada bab sebelumnya, terdapat empat tema pokok
yang menjadi bahasan teks hadis. )eempat pokok bahasan hadis tentang
khitan perempuan adalah:
1. ambaran tradisi khitan perempuan pada masa *abi %uhammad
saw.
$. )hitan merupakan bagian dari Etrah kesuCian"
'. 5ajibnya mandi jinabat karena bertemunya dua khitan
+. )emuliaan khitan perempuan dan khitan laki&laki sebagai suatu yang
dianjurkan.
#adis yang pertama dan keempat bernilai da=if, maka dengan
sendirinya tidak dapat diamalkan. 7ntuk hadis kedua yang dijadikan
penelitian tidak menunjuk pada khitan perempuan semata. Istilah yang
digunakan dalam hadis tersebut masih umum yakni khitan. %akna khitan
tersebut pararel dengan empat bagian Etrah lainnya yakni memotong bulu
--
.ihat al&Syaukani, 7ail al-Aut}a>r, ju( I Beirut: Dar al&0ail, t.th.", hlm. '4.
-/
.ihat Ibrahim %uhammad al&0amal, &i4h al-Mar$ah al-Muslimah Beirut: Dar
*ahr al&*il, t.th.", hlm. +'.
$1
kemaluan, memotong kuku, memotong bulu ketiak. %elihat istilah&istilah
yang digunakan tersebut, maka khitan dalam arti ini masih berlaku umum
tidak hanya ditujukan atas khitan perempuan saja melainan juga terhadap
laki&laki. Tujuan khitan dalam arti ini dan keempat istilah lainnya adalah
membersihkan badan dari kuman penyakit. Benih&benih penyakit akan
dapat Cepat tumbuh jika dalam badan yang aCapkali menjadi sumber&
sumber penyakit tidak dibersihkan.
Adapun hadis yang ketiga adalah prototipe adanya khitan baik laki&
laki maupun perempuan. *amun, gambaran yang terdapat dalam hadis
*abi %uhammad saw. tersebut tidak serta merta menunjukkan tentang
adanya khitan perempuan. %ungkin, dalam hal ini seCara umum yang la(im
digunakan dalam masyarakat adalah khitan, maka dengan demikian istilah
bersetubuh juga dimaknai dengan bertemunya atas dua khitan kendati si
perempuan tidak melakukan khitan. penjelasan selanjutnya masalah ini
dalam pembahasan berikutnya"
ASBAB AL-WURUD AL-HADIS'ANALISIS SOSIO%HISTORIS
Dari empat pokok tema yang dijadikan penelitian hadis tentang
khitan perempuan di atas, terdapat sebuah hadis bagian pertama yang
menjelaskan tradisi khitan perempuan pada masa *abi %uhammad saw.
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa ada seorang perempuan yang
dikhitan di %adinah. %elihat hal tersebut, maka *abi %uhammad saw.
memberikan wejangan agar kalau memotongmengkhitan jangan terlalu
banyak. #al tersebut dapat mengakibatkan kurangnya nikmat dalam
hubungan seksual. Dengan demikian, seCara tidak langsung *abi
%uhammad saw. melarang khitan perempuan yang tujuannya adalah
menyakiti perempuan seperti upaya pengebiran terhadap nafsu atau hasrat
seksual. Di lain sisi, *abi %uhammad saw. melakukan koreksi terhadap
tradisi yang sudah ada.
7paya *abi %uhammad saw. tersebut merupakan suatu yang la(im
dilakukan manakala *abi %uhammad saw. masih hidup. Di mana, jika
$$
terjadi sebuah persoalan yang membutuhkan jawaban maka ,asulullah
saw. memberikan jawabannya seCara langsung. Dan hal ini juga berlaku
terhadap masalah khitan perempuan. 5alaupun, *abi %uhammad saw.
menganggap persoalan khitan perempuan sebagai suatu kemuliaan namun
kebiasaan khitan perempuan harus disesuaikan dengan sifat&sifat
kemanusiaan yang harus senantiasa dijaga yakni agar dapat memenuhi
hasrat libidonya dengan baik tanpa adanya pengekangan dan pengebiran.
%elihat kualitas hadis yang da=if, yang disebabkan dengan adanya
periwayat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam kegiatan
transmisi hadis, maka apa yang digambarkan dalam hadis tersebut belum
tentu menjadi sebuah tradisi yang la(im dilakukan pada masa itu. Apalagi
jika dikaitkan dengan sosok siapa yang melakukan khitan dan
pengkhitannya tidak dijelaskan dengan baik. Apakah istri&istri *abi
%uhammad saw. melakukan khitan dan ataukah putri beliau juga demikian
melakukannya Data&data tersebut tidak dapat dengan mudah diketahui
dengan hanya melihat hadis tersebut. Bleh karena itu, perlu eksplorasi
lebih jauh tentang sejarah sosial kemasyarakatan pada (aman *abi
%uhammad saw. termasuk di dalamnya tentang masalah khitan
perempuan. Tidak ada data yang mengungkapkan tentang khitan
perempuan tersebut dilakukan di sekitar orang&orang yang dekat dengan
nabi seperti anak&anak nabi, istri nabi dan sahabat terdekat *abi
%uhammad saw.
ANALISIS ENSIKLOPEDIS
#adis&hadis yang perlu diCermati dalam masalah khitan perempuan
adalah tentang sinyalemen *abi %uhammad saw. yang mewajibkan
umatnya untuk mandi jina5at mandi wajib yang disebabkan seusai
bersenggama". Istilah yang digunakan dalam redaksi hadis tersebut adalah
bertemunya dua khitan khita>na>ni". Apakah seCara tidak langsung *abi
%uhammad saw. mengatakan bahwa wanita melakukan khitan Tidak ada
informasi yang mendukung atas kejadian diwahyukannya hadis tersebut.
$'
6adahal, masalah tersebut merupakan masalah yang penting untuk
diungkapkan sebagaimana *abi %uhammad saw. melarang juru khitan
perempuan untuk tidak mengkhitan seCara berlebihan.
,edaksi khita>na>ni tidak serta merujuk dua&duanya dikhitan baik
laki&laki maupun perempuan. 7ngkapan seperti itu la(im digunakan dalam
bahasa Arab untuk menyebut sesuatu dari dua perkara dengan nama yang
populer dari salah satunya atas dasar yang biasa digunakan, seperti istilah
M[YOgZ[ yang berarti Abu Bakar dan 7mar, M[YO^Z[ yang berarti matahari
dan bulan. Demikian juga istilah yang merujuk kepada laki&laki lebih
dimenangkan dari perempuan seperti M[eUj[ yang artinya ayah dan ibu.
-4

Atau dapat juga digunakan sesuatu yang lebih besar keadaannya, seperti
dalam D.S. atir '-": 1$:
e
V

H
n
Q
x
H
F`
H
b
H
M
V
[Y
H
m
Q
W
H
Z
Q
[
N
T
Q
`
V
b
H

F
H
u
N

R
Q
`
V
[ H d H b
H

N
U
N
[Y
H
iH VFS
H

[Y
H
p
N
c

Q X H [ H d H
Y
H
V [e
H
`
H

V
Pp
V
r
H
R
Q
NZ
Q
[ Y
H

H
b
H
F
H
{
H
en
N
W
H
R
Q

H
v} P
H
R
Q
LV M
H
e
N
Y
V
Q
H
n
Q

H
b
H
Fx

Y
V

H
FO
}
m
Q
Z
H
M
H
eR
N

H
"M
H
bY
N
q
N
_Q
H
f
Q
q
N
R
K
g
H
Z
H
b
H

V
R V
Q
p
H
T
Q
`
V
[e N
H
W
Q

H
Z V 1$
Artinya:
Dan tidaklah sama keadaan dua laut sekalipun satu jenisnya", yang
satu tawar lagi memuaskan dahaga serta sesuai diminum, sementara
yang satu lagi masin lagi pahit. Dan kedua&duanya itu berfaedah
kepada kamu": dari tiap&tiap satunya kamu dapat makan daging yang
lembut & hidup&hidup, dan dapat pula kamu mengeluarkan benda&
benda perhiasan untuk kamu memakainya selain itu" engkau
melihat pula kapal&kapal membelah air belayar padanya diadakan
semuanya itu" supaya kamu dapat menCari re(eki dari limpah kurnia
Allah, dan supaya kamu bersyukur.
Dalam ayat tersebut diungkap sungai nahr" yang pertama dan yang kedua
lautan yang hakiki.
7ngkapan tersebut juga ditemukan dalam bentuk pernyataan istri
*abi %uhammad saw. 7mm al&%u=minin Aisyah r.a. sebagaimana
disebutkan dalam Mu6atta$ %mam Malik. #adis tersebut dikenal dengan
hadis ma64u>f. Di dalam hadis tersebut lagi&lagi hanya menggambarkan
pentingnya mandi jinabat ketika seseorang telah melakukan hubungan
-4
.ihat Abbas #asan, al-7ah6a al->a:, ju( I , hlm. 11>&11; dalam
%uhammad Salim al&Awwa, !hita>n al-0anat laisa "unnatan 6a la Makrumah, hlm.
'9&'1.
$+
intim dengan suaminya. Demikian juga tidak diungkap tentang prilaku
sahabat perempuan di sekitar *abi %uhammad saw. apakah melakukan
khitan atau tidak. Dengan demikian, khitan perempuan ini bukan
merupakan suatu kenisCayaan yang harus dilakukan oleh setiap perempuan
sebagaimana yang sering dipahami oleh masyarakat awam yang tetap
terpelihara sampai saat ini. Bleh karena itu, hadis tersebut walaupun sahih
dari sanad dan matannya namun tidak dapat dijadikan hujjah.
Informasi lainnya tentang masalah khitan perempuan sebagaimana
dimunCulkan dalam hadis kedua dalam penelitian di atas, maka istilah yang
digunakan khitan bagian dari Etrah masih terbilang umum dan abstrak.
Istilah yang digunakan dalam teks hadis tersebut tidak menunjukkan
adanya khitan perempuan seCara spesiEk. Adanya praktek khitan
perempuan pada masa *abi %uhammad saw. sebagaimana tergambar
dalam hadis pertama yang dijadikan penelitian tidak sahih atau bernilai
da=if. Bleh karena itu, gambaran adanya tradisi tersebut sangatlah minim
untuk bisa menggambarkan tradisi khitan perempuan pada masa *abi
%uhammad saw.
Informasi lain, khitan merupakan bagian dari Etrah. itrah dalam
hadis tersebut dikaitkan dengan hal membersihkan anggota badan dari
kotoran. Seperti penCukuran bulu kumis, ketiak, dan kemaluan. Apakah
orang yang dikhitan dengan tidak dikhitan ada kaitannya terhadap
kebersihan 0awaban semaCam ini perlu didukung dengan data medis.
)ebanyakan penyakit kelamin dapat terjadi jika seorang laki&laki tidak
melakukan khitan dan sebaliknya tidak ada data yang menyebutkan bahwa
perempuan yang tidak dikhitan dapat menyebabkan timbulnya suatu
penyakit. Data tersebut juga didukung dengan adanya fakta bahwa
perempuan yang dikhitan itu kebanyakan melakukan masturbasi dibanding
dengan perempuan yang tidak dikhitan.
Dalil di dalam al&Dur=an tidak menyinggung masalah khitan
perempuan. %asalah khitan dalam Islam banyak berCermin dengan
perbuatan nabi Ibrahim as. dalam kaCa mata usul al&E1h ini disebut s#ar$u
$-
man 4a5lana. )ebiasaan tersebut dapat tetap dilakukan manakala
menimbulkan maslahat bagi kaum perempuan. Bleh karena itu, kebiasaan
khitan perempuan yang sederhana atau normal seperti hanya memotong
sedikit saja atau hanya sebatas seremonial, maka hal tersebut tidaklah
bertentangan dengan Islam. *amun, suatu perkara yang tidak ada
sandarannya dan dimaknai dengan suatu ibadah tidak dibenarkan dalam
Islam. Dalam pembahasan E1ih hal tersebut dinamai dengan bid=ah.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa khitan perempuan
merupakan suatu yang tidak ada sandaran hukumnya seCara jelas baik
dalam al&Dur=an maupun hadis. #adis&hadis yang ada yang merujuk seCara
langsung tentang khitan perempuan banyak yang lemah nilainya
sedangkan yang merujuk adanya dua khitan ketika bersetubuh tidak dapat
dijadikan dalil karena istilah tersebut tidak dengan sendirinya dapat
diartikan dengan kedua&duanya melakukan khitan.
Apabila dilihat dari praktek yang terjadi di masyarakat Sudan dan
%esir yang di sana sangat membudaya adanya khitan perempuan. )hitan
tersebut dikenal dengan Par(ni* )ir*um*isi(n yang dilakukan dengan Cara
yang amat sadis dengan hanya menyisikan jalan keluarnya air kenCing dan
darah haid. )hitan seperti itu pada asalnya merupakan kebiasaan pada
masa ,amses jauh sebelum %asehi dan kemudian menggejala ke Sudan
pada penaklukan negara tersebut dan baru menjadi kebiasaan di %esir
yakni di lembah sungai *il.
->
Dalam kaCa mata Islam keberadaan hal
tersebut merupakan suatu tindak pidana dan harus diberi sanksi yang tegas
dan merupakan suatu dosa besar dan yang melakukan mengkhitan
tersebut dilaknat oleh Allah".
-;

)hitan tersebut merupakan khitan yang dibimbing dari pikiran syetan.
Seperti ungkapan dalam D.S. an&*isa= +": 114&11>.
"[J
}
xY
V
`
H
F{
}
Fw
H
P
Q
iH k
K

V
M
H
eX N J
Q
x
H
M
Q

V
b
H
FI }F{
H

V
k
K

V

V
{ Vb
N
T
Q
`
V
M
H
eX N J
Q
x
H
M
Q

V
114
N
R
K
Z[
N
G
H
g
H
Z
H

"F
}
bY
N
Q `
H
FW
}
Pz
V
{
H

H

V
FW
H
XV T
Q
`
V
M
K
H V
K
j
H
H
oH Fl
H
b
H
11> f
Q

N
{
K
Y
H
`
N

H
b
H
f
Q

N
G
K
P
H
G
a
`
H
j
H
N
b
H
f
Q

N
G
K
R
K

V
j
H
N
b
H

->
.ihat al&Amin Dawud, al-!hifa>d} al-&ir$auni., hlm. $$.
-;
%5id.
$/
FP

Z Vb
H
M
H
Fw
H
P
Q
_K Z[ Q V
K
x
H
T
Q
`
H
b
H

V
R
K
Z[
H
R
Q
H M
K
Y
N
P
a
HP
N
R
H
p
H
f
Q

N
{
K
Y
H
`
N

H
b
H
t
V
Fg
H
{
Q
j
Q
H
[ M
H
[ H T
K
q
N

a
W
H
P
N
R
H
p
H
"FG
}
PW
V
`
N
F{
}
[Y
H
n
Q
N Y
H
n
V
H J
Q
^Hp
H

V
R
K
Z[ M
V
b
N
T
Q
`
V
11;
Artinya:
Apa yang mereka sembah yang lain dari Allah itu, hanyalah
berhala&berhala makhluk&makhluk yang lemah", dan mereka
dengan yang demikian" tidak menyembah melainkan Syaitan
yang derhaka !ang telah dilaknat oleh Allah, dan yang telah
mengatakan: Demi sesungguhnya, aku akan mengambil dari
kalangan hamba&hamba%u, bahagian yang tertentu untuk
menjadi pengikutku" Dan demi sesungguhnya, aku akan
menyesatkan mereka dari kebenaran", dan demi
sesungguhnya aku akan memperdayakan mereka dengan
angan&angan kosong, dan demi sesungguhnya aku akan
menyuruh mereka menCaCatkan binatang&binatang ternak",
lalu mereka membelah telinga binatang&binatang itu dan aku
akan menyuruh mereka mengubah Ciptaan Allah. Dan
ingatlah" sesiapa yang mengambil Syaitan menjadi pemimpin
yang ditaati selain dari Allah, maka sesungguhnya rugilah ia
dengan kerugian yang terang nyata.
Dalam hadis *abi %uhammad saw. disebutkan bahwa Allah swt. akan
melaknat orang yang akan merubah Ciptaan&*ya seperti membuat tato dan
sebagainya. Sebagaimana terlihat dalam #adis yang diriwayatkan oleh al&
Bukhari hadis *o. +-94 bab Tafsir al&Dur=an.
/9

T
V
n
Q
m
N
R
Q
Z V
V
Fh
H
R
a
H
H
O
N
Z
Q
[b
H

V
Fz
H
O
a
G
H

H
O
N
Z
Q
[b
H

V
FO
H
_
V

H
eO
N
Z
Q
[b
H

V
FO
H
i
V
[e
H
Z
Q
[
N
R
K
Z[ T
H
g
H
Z
H
..
V
R
K
Z[
H
R
Q
H
V
[Y
H
P
a
HO
N
Z
Q
[
Artinya:
Allah melaknat perempuan yang mmebuat tato pada kulitnya" dan
perempuan yang meminta dibuatkan tato, yang menCukur alisnya
dan wanita yang yang meminta direnggangkan giginya untuk
memperCantik diir karena mereka itu telah menCoba merubah
Ciptaan Allah.
masuk di dalamnya adalah masalah khitan perempuan khifa>d" ala
ir=aun. )eharaman tersebut merupakan suatu yang utama karena khitan
seperti itu telah merusak atau merubah Ciptaan Allah swt. 7ngkapan
/9
#adis tersebut diriwayatkan dalam banyak 8ersi karenanya hadis tersebut
diriwayatkan seCara makna. %elalui penelusuran lewat D %awsuat al&#adis al&
Syarif dengan kata la$anallah al-6as#imat didapatkan paling tidak -/ buah hadis
dan ada yang dalam redaksi ,asulullah saw. yang melaknat.
$4
tersebut senada apa yang dikatakan Ibn %as=ud dan disepakati oleh Imam
al&Bukhari dan Imam %uslim.
Tidak hanya pengkhitan yang dikenakan sanksi melainkan juga
ibunya dan bapaknya karena di dalam sebuah hadis *abi %uhammad saw.
dijelaskan bahwa setiap pemimpin akan ditanyai tentang kepemimpinannya
termasuk di dalamnya adalah masalah kepemimpin di dalam rumah
tangga.
/1
Demikian juga jika seseorang tahu tentang kejadian hal tersebut
maka sebaiknya berupaya untuk memperbaikinya karena hal tersebut
termasuk sebuah kemungkaran dan patut dienyahkan dari muka bumi ini.
/$
)ita harus tegas menyuarakan hal tersebut walau terhadap keluarga kita,
ayah ibu atau kerabat dekat sebagaimana dijelaskan dalam D.S. an&*isa=
+": 1'-.
Dari pembahasan tersebut dapat dikatakan bahwa khitan dalam
bentuk terakhir ini adalah dilarang oleh Islam dan karenanya setiap muslim
wajib untuk menyampaikannya karena tidak sesuai dengan nilai
kemanusiaan.
/1
.ihat teks hadis yang diriwayatkan oleh al&Bukhari:
f
Q
q
N
R
]

s
[y
H
o e Nn
Q
`
H
b
H
T
Q
X H
V
VP
K
XV y
H
t
N
F`
H

Q
V
[b
H

s
[y
H
o e Nn
Q
`
H
b
H
T
Q
X H
V
VP
K
XV y
H
N
N
Y
K
Z[b
H

s
[y
H
\p
V

V
R Vd Q u
H
o e Nn
Q
`
H
b
H
T
Q
X H
V
VP
K
XV y
H
| N u
H
Y
Q
O
H
Z
Q
[b
H
\p
V
~
V
P
Q
U
H
F
H

V
b
Q

H
v P
H
XV [y
H
v Z
H
e Nn
Q
`
H
b
H
T
Q
X H F
H
VP
K
XV y
H
t
N

V
FH Z
Q
[b
H
\p
V
o
V
F`
H

V
J
V
P
a
S
H

s
[y
H
o e Nn
Q
`
H
b
H
T
Q
X H
V
VP
K
XV y
H
2. Setiap orang adalah pemimpin dan akan ditanyai tentang masalah
kepemimpinannya, demikian juga halnya dengan seorang imam akan ditanyai
tentang kepemimpinannya, demikian juga seorang laki&laki yang memimpin
keluarganya maka akan ditanyai pula tentang kepemimpinannya, demikian juga
halnya dengan perempuan yang berada di rumah suaminya juga akan ditanya
tentang kepemimpuinannya dan seorang pembantu juga akan ditanyai tentang apa
yang dilakukan atas harta majikannya3
/$
.ihat hadis yang diriwayatkan oleh %uslim *o. 49 bab Iman
T
Q
`
H
u
H
y
H
f
Q
q
N
G
Q
`
V
[Y
}
q
H
G
Q
`
N

N
Y
Q
P
a
HP
N
R
Q
p H
V
J
V
P
H
U
V
M
Q

V
p H f
Q
Z
H

Q
w
V

H
n
Q
x
H

V
{ VFn
H
R VW
V
p H M
Q

V
p H f
Q
Z
H

Q
w
V

H
n
Q
x
H

V
W
V
R
Q
^HW
V
p H
r
H
Z V Hb
H
N g
H

Q
u
H
M
V
FO
H
x
Q
V
[
2.Barang siapa di antara kalian yang melihat suatu kemunkaran, maka ubahlah
dengan tanganmu, dan apabila engkau tidak bisa melakukannya maka ubahlah
dengan Cara menyeru kepada kebajikan dengan lesanmu, apabila engkau tidak
dapat melakukannya maka serulah dengan hati sanubarimu dan itulah sejelek&jelek
iman3.
$>
KHITAN PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF MEDIS
%asalah khitan perempuan tidak saja menyisakan perdebatan yang
panjang tentang hukumnya. Di dalam prakteknya, khitan perempuan juga
menyisakan berbagai maCam tata Cara pelaksanaannya. #al tersebut tidak
seperti khitan yang dilakukan atas kaum laki&laki yang dilakukan hanya
dengan Cara memotong tutup di kepala penis dan dalam prakteknya
sekarang dapat dibentuk berbagai maCam sesuai dengan seleranya seperti
CinCin, gir dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian peneliti 7ni8ersitas Ain Syam )airo, palig tidak
ada tiga Cara pelaksanaan khitan perempuan, yakni: khitan yang benar
adalah pemotongan terhadap kulit yang berlebihan pada kepala klitoris dan
bagian labia minoroa. Dua Cara khian lainnya yang tidak benar adalah
penghilangan labia minora dan inEbulasasi, sifatnya menutup seluruh
8agina perempuan keCuali atas bagian kenCing dan keluarnya darah haid
saja.
/'
Senada dengan apa yang diungkap dalam penelitian di atas, %akmun
al&#aj Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Sayyid ahmi,
/+
menjelaskan
tentang khitan perempuan yang dilaksanakan paling tidak dalam tiga
bentuk.
1. %emotong sebagian kulit dari permukaan 8agina
$. %enjahit dua tepi 8agina yang keCil tanpa menghilangkan bagian
apapun dengan tujuan untuk mempersempit terbukanya 8agina.
'. %enghilangkan biji kemaluan dan dua tepi 8aginanya dijahit dengan
hanya menyisakan lubang keCil untuk keluarnya air kenCing dan darah
haid. %odel ini sering dikenal dengan model ir=aun.

Adapun %uhammad %unawar Anees
/-
menggambarkan empat jenis
Cara pelaksanaan khitan perempuan. )eempat Cara tersebut adalah:
/'
.ihat %ahmoud )arim, )ir*um*isi(n and Multilati(ns Male and &emale
Medi*al Ase*t %esir: Dar al&%a=arif,t.th.", hlm. '+&+$.
/+
.ihat Sayyid ahmi, #adis&hadis tentang )hitan 6erempuan Studi %a=an al&
#adis", Skripsi 0urusanT# ak. 7shuluddin IAI* Sunan )alijaga !ogyakarta, $99',
hlm. $;.
/-
.ihat %unawar Ahmad Anees, %slam dan Masa 1ean, hlm. /-&//.
$;
1. )hitan biasa, pemotongan terhadap permukaan kulit klitoris
$. 6enghilangan dan pemotongan gland Clitoridis atau seluruh klitoris
sekaligus dengan memotong sebagian atau seluruh labia minora.
'. InEbulasi yakni khitan dengan Cara penutupan sebagaian 8agina
setelah dipotongnya sejumlah jaringan organ seksual luar termasuk
klitoris, labia minora dan labia mayora.
+. Introsisi yakni khitan dengan Cara pemotongan atau penyobekan
sampai pada liang 8agina dengan peralatan tajam.
angguan kesehatan yang diakibatkan dari khitan perempuan adalah
pendarahan berat, infeksi, renjatan soCk" karena kesakitan, pendarahan,
atau infeksi, dan gangguan pembuangan urine.
//
Bentuk gangguan seperti
hal ini dapat terjadi seCara terus menerus dan bertahun&tahun seperti
gangguan ketika datang bulan, gangguan hubungan seksual, gangguan
selama dan setelah melahirkan, kemandulan, nyeri yang menetap, dan
gangguan kesehatan jiwa.
/4
Bleh karena itu, jika terdapat bentuk semaCam
itu harus dilakukan tindakan penyelamatan.
6enelitian dr. %amud )arim dan dr. ,usydi Ammar dosen fakultas
kedokteran 7ni8ersitas Ain Syam )airo %esir melakukan penelitian pada
tahun 1;/- tentang penyunatan perempuan dan hasrat seksual serta
komplikasi&komplikasi atau akibat yang ditimbulkannya terhadap diri
perempuan yang dikhitan. 6enelitian dilakukan atas /-1 perempuan yang
dikhitan sejak kanak&kanak. #asil penelitian menunjukkan bahwa:
1. 6enyunatan merupakan suatu bentuk operasi yang efeknya sangat
membahayakan kesehatan perempuan serta menyebabkan kejutan
seksual pada diri seorang gadis. Akibat lain adalah mengurangi punCak
orgasme kenikmatan seksual" dan sedikit berpengaruh mengurangi
hasrat seksual.
//
.ihat A. August Burn, dkk. Pem5erda#aan Peremuan dalam !esehatan
terj. &auziah Jasin !ogyakarta: !ayasan ?ssentia %ediCa, $999", hlm. //9&//1.
/4
%5id., hlm. //1. .ihat juga %ahmoud )arim, )ir*um*isi(n and Multilati(ns,
hlm. -;&/+.
'9
$. 6endidikan sangat membantu membatasi upaya khitan perempuan.
)eluarga yang berpendidikan kebanyakan menolak praktek tersebut dan
sebaliknya kerap terjadi pada mereka yang berpendidikan rendah
dengan asumsi akan dapat menjaga keperawanannya sampai ia
menikah.
'. Tidak benar bahwa dengan penyunatan perempuan tersebut dapat
membantu mengurangi adanya penyakit kanker organ kelamin luar.
+. Bentuk khitan perempuan yang dikenal dengan 6haraoh atau Sudah
sering disertai akibat langsung atau tidak langsung seperti pendarahan,
gangguan pada saluran kenCing, pembengkakan yang dapat
menghalangi keluarnya kenCing dan pembengkakan 8agina
-. %asturbasi yang dilakukan gadis&gadis yang tidak sunat lebih sedikit
dibanding mereka yang melakukan sunat.
/>

Dari berbagai bentuk tersebut dapat dikatakan hanya satu saja yang
aman dalam diri perempuan ketika melakukan khitan yakni dengan jalan
biasa atau normal. Selebihnya, berbagai bentuk pemotongan di daerah&
daerah sekitar 8agina dan sampai tindakan yang lebih kejam dengan
penutupan semua organ keCuali jalan air kenCing dan darah haid
merupakan suatu yang tidak manusiawi. )hitan semaCam itu disebut khitan
ala ir=aun yang sudah dilakukan sejak ribuan abad sebelum %asehi.
KHITAN PEREMPUAN DAN IMPLIKASIN"A DALAM MAS"ARAKAT
?ksplorasi hadis&hadis tentang khitan perempuan dalam penelitian di
atas menunjukkan bahwa khitan perempuan tidak ada di dalam Islam. Ia
merupakan suatu tradisi yang terus berkembang seCara turun temurun dan
kerap terjadi di agama&agama lain selain Islam. )alau diakui adanya e8olusi
agama samawi, maka kesempurnaanlah yang ada dalam ajaran Islam yang
dibawa oleh *abi %uhammad saw. Adanya sinyalemen perkataan *abi
%uhammad saw. terhadap seorang pengkhitan perempuan di %adinah
menunjukkan ketidaksetujuan nabi dalam praktek yang menyebabkan
/>
*awal ?l&Saadawi, Peremuan, hlm. 4'&4+.
'1
kegersangan libido perempuan tersebut. Bleh karena itu, *abi %uhammad
saw. mewanti&wanti agar jangan memtong terlalu banyak sehingga dapat
berakibat tidak enaknya dalam bersenggama.
)enisCayaannya, praktek dan tradisi khitan perempuan masih
berlangsung sampai sekarang seperti yang terjadi di masyarakat di
Indonesia. Data terakhir mengenai hal tersebut sedang dalam penelitian
mahasiswa akultas 7shuluddin IAI* Sunan )alijaga !ogyakarta 0urusan
Tafsir #adis yakni *a(ilatur ,ahmah yang meneliti tradisi khitan perempuan
di tepat kelahirannya. Sementara data lain yang lebih lengkap dan
menggambarkan tradisi khitan perempuan yang utuh di Indonesia belum
terdata dengan baik walaupun tradisi tersebut sudah terjadi sejak lama.
.ima tahun yang lalu tepatnya tahun 1;;> Adik 5ibowo dkk, melakukan
penelitian tentang khitan perempuan yang difokuskan terhadap
pemahaman para tokoh agama tentang khitan perempuan di masyarakat
pedesaan dan perkotaan. Sampel yang digunakan adalah di masyarakat
)eC. ijeruk 0awa Barat mewakili masyarakat pedesaan dan )eC. )emayoran
0akarta mewakili perkotan. #asil penelitian didapatkan bahwa:
'$
*o. 7raian 6edesaan 6erkotaan
1. 0umlah masyarakat yang
khitan perempuan
199 ;/
$. 7mur
.aki&laki:
6erempuan:
4 hari s.d sblm baligh
4&+9 tahun
Sblm +9 hari
'. Alat&alat yang digunakan 0arum jahit, bambu,
gunting dan benang
Sama
+. 6elaksana )hitan Bengkongdukun,
mantri dan dokter
Dukun, bidan,
dan dokter
-. Tokoh Agama %enggunting bagian
klitoris
Beragam
/. Tujuan6ersepsi *ajis )ebersihan
ambaran di atas tentu tidaklah mengejutkan bagi kita karena
masyarakat Indonesia sebagian besar melangsungkan tradisi khitan
perempuan seCara turun temurun dan didukung dengan pemahaman
keagamaan mereka. Tujuan khitan perempuan tidak lain adalah mensuCikan
diri dari kotorannajis. Di sisi lain, dapat dilihat dari hasil penelitian tersebut
ternyata tidak banyak tokoh agama yang tahu prosesi pelaksanaan khitan
perempuan dan bahkan ibunya juga demikian.
Di negara Arab seperti %esir, Sudan, !aman, dan beberapa negara
Teluk masih terdapat tradisi khitan perempuan.
/;
Berdasarkan riset yang
dilakukan di %esir diungkap bahwa khitan perempuan terjadi di keluarga
yang berpendidikan rendah sebanyak ;4,- dan //,$ atras keluarga
yang berpendidikan.
49
Tujuan khitan perempuan adalah sebagai penjagaan
atas keperawanan atau selaput dara. )esuCian diri tersebut dapat
terlaksana jika bagian tertentu dari alat kelamin perempuan dibuang dan
/;
Ilustrasi yang lebih lengkap dan mendalam hal&hal yang terjadi terhadap
khitan perempuan dalam berbagai negra dapat dilihat %ahmud )arim, &emale
;eni(tal Multilati(n )ir*um*isi(n +%lustrated, Hist(ri*al "(*ial, -eli'i(us, "e.ual and
/e'al Ase*t %esir: Dar al&%a=arif, 1;;-", hlm. $-&;;.
49
*awal ?l&Saadawi, Peremuan dalam 0uda#a, hlm. /+.
''
hasrat seksualnya dikurangi. )hitan dilakukan terhadap perempuan yang
telah menCapai usia tujuh atau delapan tahun atau sebelum mereka
memasuki masa mentruasi. Sebagai pelaksananya adalah dukun atau da#a.
Ada anggapan di antara da#a bahwa sunat yang baik adalah sunat yang
membuang bagain sensitif seksual perempuan seCara keseluruhan.
41
Bleh
karena itu, pendarahan aCap kali terjadi akibat praktek tersebut dan
ditangai dokter desa yang aCapkali menangani hal tersebut. 6enyakit yang
munCul adalah frigiditas sikap seks yang dingin".
Di Afrika khitan perempuan merupakan tradisi yang sudah lama
berlangsung yang disebut dengan Phara(ni* )ir*um*isi(n dan bukan dari
ajaran agama Islam maupun )risten. 6elaksanaannya khitan ala Afrika
tersebut tidak memenuhi kriteria kesehatan yang baik karena dilakukan
dengan Cara 'enital mutlati(n.
4$
%enurut sebuah penelitian tradisi
semaCam itu berlangsung di $- negara Afrika antara lain
Seperti halnya dengan poligami dan perbudakan di dalam Islam,
4'

ajaran&ajaran yang terdapat di dalamnya bukan merupakan tujuan utama
melainkan hanya sebatas membatasi agar tidak terjadi terus menerus di
dalam kehidupan masyarakat. Bahkan lebih dari itu, Islam mendudukkan
seseorang sejajar dihadapan Tuhan tidak membedakan status seseorang
keCuali keta1waannya.

)etimpangan tersebut lambat laun menipis dan
sampai saat ini menjadi suatu yang tidak la(im dilaksanakan seseorang
karena tidak adanya rasa keadilan terhadap sesama umat manusia.
Ajaran Islam, menurut al&Syatibi, pada dasarnya adalah untuk
kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.
4+
Bleh karena itu, semua
ajaran yang dibawa oleh ,asulullah saw. merupakan mani8estasi dari
perwujudan pemenuhan rasa kebahagiaan manusia. Di samping itu, ajaran
Islam juga dapat mengantarkan manusia kepada hal yang baik dan tidak
41
%5id., hlm. /$.
4$
.ihat dalam Harmful 3raditi(nal Pra*ti*e , hlm. >.
4'
.ihat Abu Isha1 al&Syatibi, al-Mu6afa4at : Usul al-"#ari$ah, jilid II Beirut:
Da<r al&)utub al&Ilmiyyah, t.th", hlm. '&-.
4+
.ihat Syed Ameer Ali, 3he "irit (f %slam India: Idarah&i Adabiyat&I Delli,
1;4>", bagian The Status 5omen in Islam, hlm. $$$&$-4.
'+
mengikuti hawa nafsunya. Dengan demikian, tidak satupun ayat al&Dur=an
dan hadis *abi %uhammad saw. yang dapat merusak kebahagiaan manusia
dan mengajak kepada kejelekan termasuk di dalamnya tentang adanya
fenomena khitan perempuan yang tidak la(im dilakukan seCara umum
sebagaimana yang dilaksanakan kaum laki&laki.
Dari beberapa penjelasan tentang praktek tata Cara pelaksanaan
khitan perempuan di atas dapat dikatakan bahwa dilakukan dengan normal
atau biasa dan dapat juga dilakukan dengan tidak manusiawi. Artinya,
pelaksanaan khitan perempuan telah melampaui batas kemanusiaan
karena dengan menggunakan peralatan yang tajam dan dengan tujuan
untuk mengebiri hasrat seksualitas kaum perempuan. Bleh karena itu, tidak
mengherankan kalau praktek semaCam ini dapat menimbulkan trauma
yang mendalam bagi kehidupan perempuan.
#asrat seksusal yang dimiliki pasangan suami istri merupakan
karunia Allah yang harus tetap dipelihara dengan baik. #al ini termasuk
salah satu syarat melangsungkan perkawinan. Dalam sebuah hadis
disebutkan bahwa al-5a>$ah tidak hanya terfokus pada kebutuhan materi
saja melainkan juga kebutuhan nonmateri.
4-
0ika keberadaan tersebut tidak
seimbang antara laki&laki dan perempuan akan terjadi ketimpangan.
Setidaknya, jika hal tersebut terjadi pada kaum perempuan sedangkan
kaum laki&laki yang menjadi suami tetap bergeloraa hasratnya, maka
menimbulkan ekses negatif yang tidak diinginkan. Seperti munCulnya
fenomena 5anita Idaman .ain 5I." atau melangsungkan perkawinan
seCara diam&diam dengan perempuan lain.
Bentuk&bentuk penyelewengan tersebut selayaknya tidak dibiarkan
seCara terus menerus dilakukan dan melembaga di masyarakat. 6aling
tidak perlu diupayakan untuk menggagas tidak perlunya pelaksanaan
khitan perempuan terutama dalam bentuk&bentuk yang berupaya
4-
.ihat penelitian %arhumah tentang 2#adis&#adis Anjuran %enikah3 dalam
%. Alfatih Suryadilaga dan %arhumah ed.", Mem5ina !eluar'a Ma6addah 6a
-ahmah dalam 0in'kai "unnah 7a5i !ogyakarta: 6S5 IAI* Sunan )alijaga
!ogyakarta dan , $99'".
'-
memotong hasrat kenikmatan seksual kaum perempuan. )litoris
merupakan suatu yang sentral dalam diri nafsu perempuan karena di sinilah
punCak kenikmatan seksual. Bleh karena itu, jika seorang perempuan tidak
memiliki hal tersebut maka telah terjadi kehambaran di dalam dirinya
dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Tujuan jangka panjang jika khitan perempuan tidak dilakukan adalah
adanya hasrat yang seimbang dan sama antara laki&laki dan perempuan
dalam melaksanakan kehidupan rumah tangga. SeCara tidak langsung
upaya tersebut dapat mengantarkan keluarga yang bahagia dan diidamkan
oleh masyarakat luas. *amun sebaliknya, jika tradisi tersebut dibiarkan dan
melembaga dengan menjustiEkasi ajaran agama maka akan dapat
menimbulkan akibat negatif yang lebih luas yakni penCiptaan manusia yang
tak berhasrat seksual. #al tersebut melanggar nilai&nilai kemanusiaan yang
telah digariskan oleh Tuhan kepada manusia dalam mengemban amanah
khalifah Allah di dunia.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya untuk memberikan
ruang dalam memperbaiki hak dan martabat kaum perempuan dalam
menjalankan kehidupannya. Berdasarkan 77 *o. 4 tahun 1;>+ disebutkan
bahwa diskriminasi atas perempuan berarti setiap pembedaan, penguCilan,
dan pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai
pengaruh atas tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan,
penikmatan atau penggunaan #A% dan kebebasan pokok di bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, sipil atau lainnya oleh kaum wanita terelpas dari
status perkawinan mereka atas dasar persamaan pria dan wanita.
6emerintah dan seluruh elemen masyarakat harus senantiasa bersatu
untuk menekan terjadinya khitan perempuan yang tidak manusiawi dengan
menghilangkan hasrat seksualnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa masalah khitan dibahas dalam hadis *abi %uhammad saw. dalam
'/
empat kategori. )ategori pertama adalah hadis tentang adanya khitan
perempuan pada masa *abi %uhammad saw. tepatnya di %adinah. Di
dalam hadis tersebut terdapat periwayat yang lemah dan oleh sebab itu,
hadis tersebut dinilai da=if. Demikian juga terhadap hadis kelompok
keempat tentang khitan perempuan sebagai suatu kemuliaan di dalamnya
terdapat periwayat yang lemah sehingga hadis tersebut bernilkai da=if.
Sedangkan hadis yang kedua dan ketiga, keduanya bernilai sahih dari segi
sanadnya karena tidak satupun periwayat hadis dinilai negatif oleh ulama
kritikus hadis dan sosok serta kapasitasnya diakui dalam kegiatan transmisi
hadis. Sedangkan dari sisi matannya, kedua hadis tersebut sahih. )endati
dua hadis yang diteliti sahih namun tidak dapat diamalkan karena
bertentangan dengan dalil yang kuat dan penunjukannay lemah. )ata
khita>na>ni tidak serta merta menunjuk arti laki dan perempuan
melakukan khitan melainkan itu sebuah ungkapan yang la(im digunakan
dalam Bahasa Arab yakni yang sering digunakan term yang umum dipakai
di masyarakat.
Istilah khitan berasal dari bahasa Arab dan memilii banyak padanan
seperti khifa>d}, iz}ar. Dalam tradisi 0awa istilah khitan ditemukan dengan
istilah tetes dan di %esir dan Sudan dikenal dengan khitan ala ir=aun.
Bentuk dan tata Cara khitan perempuan dalam dunia medis tidak sama.
Setidaknya ada empat maCam Cara pelaksanaan khitan dari yang biasa
sampai yang sifatnya introsisi dan inEbulasi dengan menggunakan benda
yang sangat tajam seperti gunting. Tentu saja, melihat praktek&praktek
tersebut dapat merusak sisi kemanusiaan perempuan yang dikhitan maka
keberadaannya sekarang tidak dapat dipertahankan lagi. Sebagai
implikasinya, khitan perempuan dalam konteks masyarakat dapat
membentuk manusia yang tidak memiliki hasrat sesksual dan seCara jauh
akan dapat mengantarkan kehidupan rumah tangga yang disharmonis.
IMPLIKASI PENELITIAN
'4
Berdasarkan hasil penelitian atas hadis&hadis yang sedang diteliti,
maka kwalitas hadis yang dijadikan penelitian adalah lemah baik dari segi
sanad maupun matannya. Bleh karena itu, terhadap masalah khitan
perempuan ini tidak ada sandaran hukumnya di dalam hadis apalagi di
dalam al&Dur=an. Demikian juga dengan dua hadis lainnya yang diteliti,
walaupun dinilai sahih namun keberadaannya masih dipertanyakan karena
khitan dikaitkan dengan masalah pembersihan jasmani lainnya seperti
memotong kuku, kumis dan sebagainya. Di samping itu, masalah tersebut
juga menjadi suatu sebab wajibnya mandi jinabat bagi mereka yang
melakukan hubungan intim tidak dapat dijadikan hujjah karena istilah
khita>na>ni tidak serta merta menunjuk makna dua orang yang berkhitan.
'>

Anda mungkin juga menyukai