Anda di halaman 1dari 1

Keistimewaan Provinsi DKI Jakarta lain lagi.

Sebagai ibu kota negara, Jakarta membutuhkan pengaturan


yang pasti berbeda dengan provinsi lain. Inilah satu-satunya provinsi di negeri ini yang tidak dibentuk
oleh satuan pemerintahan kota/kabupaten yang lengkap. DKI Jakarta memiliki kota/administratif saja
sehingga setelah masa reformasi pun tak ada pemilihan wali kota atau bupati langsung di Jakarta.

Setelah reformasi, Papua pun diakui sebagai daerah khusus. Keistimewaan Papua terkait dengan peran
masyarakat adat dan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Papua Barat, sebagai provinsi baru
pecahan Papua, juga menikmati kekhususan itu. Lagi-lagi sebagian besar rakyat Indonesia lainnya
menerima perbedaan perlakuan kepada Papua karena memahami perbedaan latar belakang dan
kebutuhan provinsi itu.

Guru Besar Hukum Administrasi Negara dari Universitas Indonesia (UI) Paulus Effendi Lotulung dan Guru
Besar Hukum Tata Negara UI Jimly Asshidiqqie, pekan lalu di Bengkulu, mengingatkan, daerah dengan
status khusus atau istimewa memang memerlukan pengaturan dan perlakuan yang berbeda dengan
daerah lain. Ini disesuaikan dengan sejarah, asal-usul, dan kebutuhan daerah itu.

Bahkan, keduanya sepakat, dengan berbagai perkembangan daerah saat ini dan melihat asal-usulnya
bisa muncul daerah khusus atau istimewa baru. Bali, misalnya, bisa menjadi daerah khusus terkait
posisinya sebagai daerah tujuan wisata utama di negeri ini. Bisa saja kekhususannya adalah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Bali bebas visa dan perdagangan di provinsi itu dengan mata uang
yang beragam.

Dalam sebuah dialog di televisi, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, dari 33 provinsi di
negeri ini, kecuali DIY, semua gubernurnya dipilih langsung. Jadi, perlu penyeragaman? Lalu, di mana
kekhususan atau keistimewaan itu di mata pemerintah pusat?
http://syukriy.wordpress.com/2010/12/09/daerah-khusus-memang-harus-beda/

Anda mungkin juga menyukai