Anda di halaman 1dari 41

NME 2003

SATUAN, DIMENSI, DAN FAKTOR KONVERSI


Sasaran Pengajaran :
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi satuan
mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang,
gaya, dll.
mendefinisikan dan menggunakan factor konversi Gc
Permasalahan:
dapatkah anda menetukan hasil dari operasi matematika di bawah ini :
1. 10 kg + 400 meter =
2. 200 feet + 21 cm =
3. 500 meter 2 sekon =
4. 2 joule / 4 meter =
Untuk menentukan hasil dari operasi diatas kita harus mengetahui terlebih
dahulu pengertian dari satuan, dimensi, dan faktor konversi
satuan
: sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besaran
contoh: meter, feet, mile(panjang) ; gram, pound, slug(massa)
dimensi
: satuan yang dinyatalkan secara umum dalam besaran
primer
contoh : massa(M), panjang(L)
faktor konversi: angka tak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan
yang bersangkutan
Dalam kehidupan kita sehari-hari ada 4 sistem satuan yang dikenal, yaitu :
absolute dynamic system
: (cgs : cm, gram, sec)
English absolute system
: (fps : ft, pound, sec)
SI ( System International)
: (mks : meter, kg, sec)
Gravitational system.
British Engng (BE) : ft, sec, slug
American Engng (AE) : ft, sec, lbm , lbf
Pada operasi penambahan dan penguragan dimensi dari bilangan yang
dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian dan pembagian tidak ada
syarat dalam operasinya.
Contoh soal :
Selesaikanlah perhitungan dibawah ini :
(a) 20 jam + 4 meter =
(b) 2 joule + 50 Btu =
Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

Jawaban :
Pada soal (a) dapat kita lihat bahwa satuan dan dimensi yang digunakan
berbeda, 20 jam berdimensi waktu sedangkan 4 meter berdimensi panjang,
maka operasi tersebut tidak dapat diselesaikan.
Pada soal (b) satuan yang digunakan berbeda namun dimensinya sama,
keduanya sama-sama dimensi energi, maka operasi dapat dilakukan dengan
mengubah satuannya menjadi sama ( konversi ), baik itu dalam joule atau Btu.
karena 1 joule = 9,484.10-4 Btu maka
2 ( 9,484.10-4 ) Btu + 50 Btu = 50,00189 Btu
Dalam contoh soal diatas kita melihat adanya perubahan satuan dari joule ke
Btu hal inilah yang disebut dengan konversi. Konversi sering dilakukan apabila
data yang tersedia dinyatakan dalam satuan yang berbeda.
Contoh Soal :
Jika sebuah mobil menepuh jarak Jakarta bandung dengan kecepatan 10m/s dan
sebuah bus melaju dengan kecepatan 150% dari kecepatan mobil tersebut,
berapakah kecepatan bus tersebut dalam kilometer perjam?
Jawaban :
kecepatan bus 150% 10m/s = 15 m/s
15 meter 1 kilometer 3600 sekon = 54 kilometer
sekon 1000 meter 1 jam
jam
SOal-SOal Latihan..
1. Ubahlah 3785 m3/jam menjadi gal/min
2. Di suatu tempat dengan percepatan grafitasi 4,5 ft/sec2 seseorang
mempunyai berat 100 lbf . Berapa Lbf kah berat orang itu di bumi??
3. Kapasitas panas spesifik untuk toluene diberikan olaeh persamaan berikut
:
Cp = 20,869 + 5,239.10-2 T dimana Cp dalam Btu/(lbmol)(0F) dan
T(0F)
nyatakan persamaan dalam cal/(gmol)(K) dengan T(K)

Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

BEBERAPA BESARAN PENTING


Pada perhitungan yang menyangkut reaksi kimia sering dijumpai besaranbesaran kuantitatif dengan berbagai treminologi yang mempunyai pengertian
khusus. Besaran tersebut antara lain :
a. MOL
mol adalah hasil bagi massa suatu zat dengan berat molekulnya.
b. Densitas ()
densitas atau kerapatan adalah massa persatuan volum
c. Volum spesifik (Vs)
volum spesifik adalah kebalikan dari densitas, yaitu volum persatuan massa
d. Spesifik gravity / berat jenis (b.j. atau s.g.)
berat jenis adalah perbandingan kerapatan zat tsb dengan zat pembanding
(standar)
*berat jenis tidak mempunyai dimensi.
*sebagai pembanding biasanya digunakan air dalam suhu 40C
*berat jenis zat cair atau padat tidak bergantung kepada tekanan tetapi
bergantung kepada suhu, oleh karena itu dalam menyatakan berat jenis
harus disebutkan suhunya.
e.Komposisi
Merupakan perbandingan antara suatu zat dengan
komposisi dapat dinyatakan dalam :
o fraksi massa atau persen berat
Fraksi massa A = WA/WTOTAL
% berat A = WA/WTOTAL 100%

seluruh campuran,

o fraksi volum atau persen volum


Fraksi volum A = VA/VTOTAL
% volum A = VA/VTOTAL 100%
o fraksi mol atau persen mol
Fraksi mol A = mol A / mol total campuran
% mol A = mol A / mol total campuran 100%
f. Konsentrasi
Merupakan jumlah zat tersebut yang terlarut dalam sejumlah pelarut.
Konsentrasi dapat dinyatakan sebagai :
o berat / volum = gram / cm3, gram / liter dll.
o mol / volum = mol / liter, lbmol / ft3
o parts per million (ppm)
Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

*dalam gas ppm dinyatakan dalam mol.


contoh :
o 100 ppm CO2 dalam udara berarti terdapat 100 mol CO2 dalam 106
mol udara
o 20 ppm besi dalam air berarti terdapat 20 gram besi setiap 106
gram air.
o Molaritas : mol / liter larutan
o Normalitas : gram ekivalen / liter larutan
o Molalitas : mol / 1000 gram pelarut
g.Temperatur ( Suhu )
Suhu ditetapkan dari titik tripel air, yaitu 00C atau 273,15 K
Terdapat 4 skala suhu yang biasa dipakai dalam perhitungan, yaitu :
skala
suhu nol mutlak
celcius
- 273, 15 0C
Kelvin
0K
Fahrenheit - 459,67 0F
Renkine
0 0R

ttk beku normal air


0 0C
273,15 K
32 0F
492 0R

ttk didih normal air


100 0C
373,15 K
212 0F
672 0R

Hubungan antara keempat skala suhu tersebut adalah sbb:


TC = 5/9(TF - 32)
TK = TC + 273,15
TR = TF + 459,67
Hubungan selisih suhu :
1,8 TC = TF
TC = TK
TF = TR
1,8 TK= TR
h.Tekanan
Tekanan merupakan gaya persatuan luas yang tegak lurus gaya tersebut.
P = gaya / luas = F / A ( Pascal, Psi, Atm, Bar, Torr )
1 atm = 760 mmHg
1 bar = 100 kPa
1 torr = 1 mmHg
1 Psi = 1 lbf / in2
COnToH SoAl :
o Hitunglah densitas merkuri dalam lbm/ft3 jika diketahui spesifik grafity
merkuri pada 200C adalah 13,546 dan hitunglah volume dalam ft3 jika
diketahui massa merkuri 215 kg ????
Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

Jawab :
a. Hg = spesifik gravity massa jenis air pada suhu 200C
= 13,546 62,43 lbm/ft3
= 845,7 lbm/ft3
b. V = 215 kg 1lbm / 0,454 kg 1 ft3 / 845,7 lbm = 0,56 ft3
o Hitunglah mol glukosa yag terkandung dalam 10 kg gula jika fraksi berat
glukosa dalam gula 16 % !!!!
Jawab :
berat glukosa dalam gula = 16 % 10 kg
= 1,6 kg
mol glukosa
= berat glukosa / Mr glukosa
= 1600 gram / 160 gram/mol
= 10 mol
o Jika suatu larutan NaOH pada pabrik sabun mengalir dengan laju alir 240
liter per menit, maka berapa mol kah NaOH yang mengalir tiap detiknya
jika diketahui konsentrasi NaOH adalah 0,02 M
Jawab :
jumlah NaOH yang mengalir tiap detik = 240 liter/min 1 min/60det
= 4 liter/det
mol NaOH tiap detik = 4 liter/det 0,02 mol/liter
= 0,08 mol/det
o Hitunglah perbedaan suhu dalam 0C jika sebuah konduktor mengalami
pemanasan dari 800F menjadi 1400F !!!!
Jawab :
cara 1. 800F = 5/9 (80 32) = 26,6 0C
1400F = 5/9 (140 32) = 59,90C
T = 33,3 0C
cara 2. 1,8 Tc = Tf
= (120 80) / 1,8 = 33,3 0C

Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------SOAL LATIHAN :
1. Jika suatu pabrik gula dalam sehari dapat menghasilkan gula sebanyak
100 kg, maka berapa % mol glukosa yang terkandung dalam gula tersebut
jika diketahui komposisi gula tersebut adalah 20%berat glukosa dan
sisanya adalah air !!!
diketahui : Mr H2O = 18 dan glukosa = 160
2. Jika suatu alat pemanas air dapat memanaskan air dengan laju
pemanasan 100C/menit maka berapakah suhu akhir dalam 0R jika air
dengan suhu 293 K dipanaskan selama 2 jam ?????
3. Suatu dongkrak hidrolik mempunyai luas penampang 250 cm2, jika pada
pompa tersebut diberikan gaya sebesar 200 Newton maka berapa Psi kah
tekanan yang diterima pompa tersebut ????
4. Suatu campuran hidrokarbon mempunyai komposisi berikut (% berat):
50
n-C4H10
30
n-C5H12
20
n-C6H14
Hitunglah: (a) Fraksi mol setiap komponen
(b) Berat molekul rata-rata campuran
5. Suatu larutan mengandung 25% berat garam dalam air. Jika densitas
larutan tersebut adalah 1,2 g/cm3. Nyatakan komposisinya dalam:
(a) Kilogram garam per kilogram air
(b) lb garam per ft3 larutan
6. Campuran gas terdiri dari 3 komponen: argon, B dan C. Komposisi
campuran adalah sebagai berikut:
40% (mol) argon
18,75% (massa) B
20% (mol) C
Berat molekul argon adalah 40 dan berat molekul C 50. Hitunglah:
(a) Berat molekul B
(b) Berat molekul rata-rata campuran
7. Suatu manometer menggunakan kerosene (berat jenis = 0,82) sebagai
fluidanya. Jika terbaca beda tinggi manometer 5 in, berapa beda tingginya
dalam mm jika digunakan air raksa?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

PERSAMAAN KIMIA dan STOIKHIOMETRI


________________________________________________________________
____________________________________________________________
o Suatu pabrik DRY ICE ingin menghasilkan 500kg/jam dry ice dari proses
pembakaran heptana. Jika hanya 50 % CO2 yang dapat diubah menjadi
dry ice maka berapa kg hepatana yang harus dibakar setiap jamnya?????
o Apakah yang dimaksud dengan basis dan reaktan pembatas? Pada saat
bagaimana basis dan reaktan pembatas digunakan??
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Persamaan kimia merupakan suatu gambaran atau data yang memuat data
kualitatif dan kuantitatif dalam suatu reaksi kimia.
Gambaran kualitatif dapat berupa :
o zat pereaksi (reaktan)
o zat hasil reaksi (produk)
o efek panas (endoterm/eksoterm)
sedangkan gambaran kuantitatif dapat berupa :
o komposisi
o hubungan kuantitatif
o jumlah
contoh :
N2

+ 3 H2 2 NH3

kualitatif
reaktan N2 & H2
produk NH3
reaksi eksotermis

Hf = - 1230 kj

kuantitatif
1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2
menghasilkan 2 mol NH3

Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi saat satu atau lebih zat terkonversi
menjadi zat lain, dinyatakan dengan persamaan reaksi yang menunjukkan
hubungan molar antara reaktan dan produk.
Contoh:
Jika kita meniup menggunakan sedotan ke dalam larutan yang mengandung
Ca(OH)2, terjadi reaksi berikut:
Ca 2+ + H 2O + CO 2 CaCO 3 + 2H +

Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

Persamaan di atas menunjukkan bahwa satu mol Ca2+ membutuhkan satu mol
CO2 untuk bereaksi yang menghasilkan produk satu mol padatan CaCO3 dan 2
mol ion H+.
Jika diketahui larutan mengandung 0,10 gram ion Ca2+, maka jumlah CO2 yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan cara berikut:
Ca 2+ + H 2O + CO 2 CaCO 3 + 2H +
0,10

1 mol Ca2+ 1 mol CO2


Jadi CO2 yang dibutuhkan:
0,1 gr
=
44 gr
= 0,11 gr
mol
gr
40
mol

CO2

Jenis-Jenis Reaksi Kimia:


1. Reaksi penggabungan: dua reaktan bergabung membentuk senyawa baru.
Contoh: H 2 + Cl2 2 HCl
2. Reaksi pertukaran: dua rekatan saling mempertukarkan ionnya.
Contoh: NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
3. Reaksi pembakaran: reaksi yang melibatkan oksigen atau udara sebagai
reaktan.
Contoh: C2 H 5OH + O2 2CO2 + 3H 2O
4. Reaksi oksidasi dan reduksi (redoks): reaksi yang mengoksidasi dan atau
mereduksi suatu zat. Contoh: reaksi pembakaran.
5. Reaksi penggantian: reaksi dimana suatu komponen menggantikan
komponen lainnya. Contoh: reaksi redoks berikut:
2Al + Fe2O3 2Fe + Al2O3
dimana Al menggantikan Fe di dalam oksida.

Stoikiometri kimia: hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk, didasarkan


pada kenyataan bahwa materi tersusun atas atom dan molekul. Karena atom
dari berbagai unsur dan molekul-molekul dari berbagai zat mempunyai berat
berbeda, hubungan kuantitas yang digunakan dinyatakan dalam mol.
Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

Stoikhiometri merupakan perhitungan yang berhubungan dengan reaksi kimia


dan proporsional dengan koefisien reaksi kimia.
Contoh:
2 H 2 + O2 2 H 2O

Artinya 2 mol hidrogen bereaksi dengan 1 mol oksigen menghasilkan 2 mol air.
Kemampuan yang harus dipelajari dalam stoikiometri:
- kemampuan mengubah banyaknya zat dari satuan massa ke dalam mol,
atau sebaliknya.
- Kemampuan untuk mengerti perubahan atau reaksi kimia (mengetahui
reaktan dan produk yang dihasilkan, serta .menuliskan persamaan reaksi
(balance)
*Untuk mempermudah perhitungan dalam stoikhiometri
menggunakan basis
*Basis adalah acuan yang dipilih sebagai dasar perhitungan.

kita

sering

contoh soal :
Dalam pembakaran pentana ingin dihasilkan 440 kg gas CO2, berapa kg kah
pentana yang harus digunakan untuk reaksi tersebut jika 50% CO2 menyublim
menjadi dry ice???
Jawab :
basis : 440 kg gas CO2
berarti CO2 yang harus dihasilkan dalam proses pembakaran :
440 kg / 0,5 = 880 kg
mol CO2 = 880 kg/ 44 gram/mol
= 20 kmol
reaksi yang terjadi (stoikhiometri):
C5H12 + 8 O2
4 kmol

5 CO2
20 kmol

6 H2O

berat pentana yang harus dibakar : 4 kmol 72 gram/mol = 288 kg.

Eva/Bayu/Sisil

NME 2003

REAKSI KIMIA DALAM INDUSTRI


Pada kenyataan di dalam industri meskipun reaktan yang dipakai tepat
stoikiometris tetapi reaksi yang terjadi tidak sempurna, yang dimaksud tidak
sempurna disini adalah ada reaktan yang tidak terpakai atau bersisa.
Karena ketidaksempurnaan inilah maka ada beberapa pengertian yang
berhubungan dengan reaksi:
Reaktan pembatas (limitting reactant):
Reaktan yang perbandingan stoikiometriknya paling kecil/ sedikit
Reaktan berlebih (excess reactan):
Reaktan yang melebihi reaktan pembatas.
mol kelebihan
% kelebihan (excess) =
X100%
mol yang stoikiometrik dengan reaktan pembatas
misalnya kelebihan udara (excess air): udara berlebih terhadap kebutuhan
teoritis untuk pembakaran sempurna pada proses pembakaran
Konversi (tingkat kesempurnaan reaksi):
Bagian dari umpan/reaktan yang berubah menjadi hasil/produk.
jumlah mol zat yang bereaksi
% Konversi =

X 100%
jumlah mol zat mula-mula

Selektivitas (selectivity) :
Perbandingan (%) mol produk tertentu (biasanya yang diinginkan) dengan mol
produk lainnya (biasanya sampingan) yang dihasilkan
Yield :
Untuk reaktan dan produk tunggal adalah berat/mol produk akhir dibagi dengan
berat/mol reaktan awal, sedangkan untuk reaktan & produk yang lebih dari 1
harus dijelaskan reaktan yang menjadi dasar yield.
Eva/Bayu/Sisil

10

NME 2003

berat atau mol produk


% Yield =

X 100%
berat atau mol reaktan awal

MACAM-MACAM LAJU ALIR


1. Point linear velocity (Laju alir linear titik): laju alir ditinjau pada satu titik.
V [=]

l
t

[=]

m ft m
,
,
, dan lain sebagainya.
det det jam

2. Average linear velocity (Laju alir linear rata-rata) : laju alir linear rata-rata pada
seluruh penampang
l3

t = l
t
l2

v =

Q debit
=
[ =]
A
luas

[=]

m
ft
,
, dan lain sebagainya
det det

3. Volumetric flow rate (laju alir volum) : sejumlah volum yang mengalir per
satuan waktu (debit = Q)
volum
l3
m 3 gallon liter
= Av =
[ =]
,
,
Q=
, dan lain sebagainya
waktu
t
menit menit detik

4. Mass flow rate (laju alir massa) : sejumlah massa yang mengalir per satuan
waktu
=

kg
massa
m
ton lb
[ =]
[ =]
,
,
, dan lain sebagainya
waktu
t
menit jam detik

5. Molal flow rate (laju alir molal) : sejumlah mol yang mengalir per satuan waktu
=

gmol ton mol lbmol


mol
m / BM
[ =]
[ =]
,
,
, dan lain sebagainya.
waktu
t
menit
jam detik

Eva/Bayu/Sisil

11

NME 2003

Contoh soal 1 :
Antimon dibuat dengan cara memanaskan stibnit (Sb2S3) dengan serpihan besi,

lelehan antimon dikeluarkan dari bawah reaktor. Sebanyak 0,6 kg stibnit dan
0,25 kg serpihan besi dipanaskan bersama-sama ternyata dihasilkan 0,2 kg
antimon.
Rx :

Sb2S3 + 3Fe

2 Sb + 3 FeS

Hitunglah:
a. reaktan pembatas

b. reaktan berlebih

c. tingkat kesempurnaan reaksi

d. % konversi

e. selektivitas

f. Yield

Jawab:
Reaktan

Zat

BM

Massa (g)

mol

Sb2S3

339.7

600

1.77

Fe

55.8

250

4.48

Sb

121.8

200

1.64

FeS

87.9

Produk

Rx : Sb2S3 + 3Fe

2 Sb + 3 FeS

a & b. Menentukan reaktan pembatas dan berlebih:


untuk bereaksi dengan 1,77 mol Sb2S3 membutuhkan 3 X 1,77 mol = 5,31 mol
Fe sedangkan Fe yang tersedia hanyalah 4,48 mol. Disini terlihat bahwa Fe
stiokiometrik terkecil jumlahnya maka Fe merupakan reaktan pembatas, dan
Sb2S3 adalah reaktan berlebih.

Eva/Bayu/Sisil

12

NME 2003

c. Walaupun Fe adalah reaktan pembatas tetapi tidak semua Fe habis bereaksi,


jika dilihat dari produk Sb yang dihasilkan hanya 1,64 mol ini berarti Fe yang
bereaksi sebanyak:
3 mol Fe
2 mol Sb

X 1,64 mol Sb = 2,46 mol Fe

maka tingkat kesempurnaan reaksi Fe menjadi FeS =

2.46
X 100% = 55%
1.77

sedangkan unuk 1.64 mol Sb maka Sb2S3 yang bereaksi sebanyak:


1 mol Sb2S3

X 1,64 mol Sb = 0,82 mol Sb2S3

2 mol Sb

maka tingkat kesempurnaan reaksi Sb2S3 menjadi Sb =

0.82
X 100% = 46,3%
1.77

e. Selektivitas didasarkan pada Sb2S3 yang seharusnya dapat dikonversikan


dengan Fe yang ada :
selektivitas =

0.82
X 100% = 55%
1.49

f.

kg Sb terbentuk

Yield =

kg Sb2S3 mula-mula

0,2 kg
0,6 kg

X 100% = 33,5% (Sb/ Sb2S3)

Contoh soal 2:
Alumunium sulfat dapat dibuat dengan mereaksikan pecahan biji bauksit dengan

asam sulfat menurut reaksi :


Al2O3 + 3 H2SO4

Al2(SO4)3 + 3 H2O

Biji bauksit mengandung 55,4% alumuniumoksida dan sisanya pengotor.


Sedangkan asam sulfat berkadar 77,7% H2SO4 (sisanya air).
Untuk menghasilkan 800 kg alumunium sulfat dipergunakan 480 kg biji bauksit
dan 1200 kg asam sulfat. Pertanyaan:
Eva/Bayu/Sisil

13

NME 2003

a. zat manakah yang berlebih dan berapa %


b. berapa % reaktan berlebih yang terpakai
c. Berapa tingkat kesempurnaan reaksi
d. Berapa yield alumunium sulfat
Jawab :
55,4% Al2O3

H2O
REAKTOR

77,7% H2SO4

Reaktan
Produk

Al2(SO4)3
zat

BM

Massa (kg)

mol (kgmol)

Al2O3

101.9

0,554 x 480

2,61

H2SO4

98.1

0,777 x 1200

9,50

Al2(SO4)3

342,1

800

2,33

Rx: Al2O3 + 3 H2SO4

Al2(SO4)3 + 3 H2O

a. Menentukan reaktan berlebih :


Untuk bereaksi dengan 2,61kgmol Al2O3 membutuhkan 3 x 2,61 = 7,83 kgmol
H2SO4 sedangkan H2SO4 yang tersedia 9,505 kgmol jadi H2SO4 lebih maka
rekatan berlebihnya adalah H2SO4 sedangkan reaktan pembatasnya adalah
Al2O3
% H2SO4 berlebih =

9,505 7,83
X 100% = 21,39 %
9,505

b. Menghitung reaktan berlebih yang terpakai :


Produk Al2(SO4)3 2,338 kgmol ini memerlukan:
2,338 kgmol Al2(SO4)3 X
Eva/Bayu/Sisil

3kgmolH 2 SO 4
= 7,014 kgmol H2SO4
1kgmolAl 2 (SO 4 ) 3
14

NME 2003

% H2SO4 terpakai =

7,014kgmol
X 100% = 73,79%
9,505kgmol

c. Tingkat kesempunaan reaksi : (dipandang atas dasar Al2O3 yang bereaksi)


2,333
X 100% = 89%
2,61

d. Yield =

kg Al 2 (SO 4 ) 3
800
=
= 1,66 (Al2(SO4)3/ Al2O3)
480
kg Al 2 O 3

dalam hal ini yield lebih dari satu karena perhitungan dalam berat padahal BM
produk jauh lebih besar dari pada reaktan.

Eva/Bayu/Sisil

15

NME 2003

Soal-soal Latihan
o Gypsum (CaSO4.2H2O) dihasilkan dengan mereaksikan kalsium karbonat

dan asam sulfat. Analisa dari batu kapur adalah: CaCO3 96,89%; MgCO3
1,14%; inert 1,7%. Untuk mereaksikan seluruh batu kapur seberat 5 ton
tentukan
a. berat gypsum anhidrat (CaSO4) yang dihasilkan
b. berat larutan asam sulfat (98% berat) yang dibutuhkan
c. Berat Karbondioksida yang dihasilkan
(BM: CaCO3 100; MgCO3 84,32; H2SO4 98; CaSO4 136; MgSO4
120; H2O 18; CO2 44)
o Sintesis amonia menggunakan reaksi berikut:

N2 + 3 H2

2 NH3

Pada sebuah pabrik, 4202 lb nitrogen dan 1406 lb hidrogen diumpankan


kedalam reaktor perjam. Produk amonia murni yang dihasilkan oleh
reaktor ini sebanyak 3060 lb per jam
a. tentukan reaktan pembatas
b. berapa % excess reaktan
c. berapa % konversi yang didapatkan berdasarkan pada reaktan
pembatas
o 5 lb bismut (BM=209) dipanaskan bersama dengan 1 lb sulfur untuk

membentuk Bi2S3 (BM= 514). Pada akhir reaksi, zat yang dihasilkan
mengandung 5% sulfur bebas. Tentukan:
Rx : 2 Bi + 3 S

Bi2S3

a. reaktan pembatas
b. % excess reaktan
c. % konversi dari sulfur menjadi Bi2S3

Eva/Bayu/Sisil

16

NME 2003

KESETIMBANGAN MATERI

M Gula 1000lb/jam
pengkristal
F Tebu
Gula 16%
Air 25%
Pulp 59%
penggiling

K Gula 40%
penyaring

E
Gula 13%
Pulp 14%
D
Bagasse
Pulp 80%

L
Air

evaporator
H
Gula 15%

J
Air

G
Padatan berisi
pulp 95%

Gambar di atas adalah lembar alir sederhana untuk pabrik gula. Tebu
dimasukan ke dalam sebuah penggilingan dengan sirup diperas keluar dan
bagase yang dihasilkan mengandung 80% pulp. Sirup E yang mengandung
potongan-potongan

halus

pulp

dimasukan

kedalam

saringan

yang

menghilangkan semua pulp dan menghasilkan sirup jernih pada aliran H yang
mengandung 5% gula dan 85% air. Evaporator membuat sirup kental dan
kristalizer menghasilkan 1000 lb/jam kristal gula.
Dari keterangan yang diberikan ini dapatkah anda mencari:
Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam)
Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan G
Berapa besar laju masukan tebu kedalam unit (lb/jam) ???????

Eva/Bayu/Sisil

17

NME 2003

NERACA BAHAN

Neraca bahan adalah perincian dari jumlah bahan-bahan yang masuk,


keluar dan yang menumpuk di dalam sebuah sistem. Sistem ini dapat berupa
satu alat proses maupun rangkaian dari beberapa alat proses, bahkan rangkaian
dari banyak alat proses.
Prinsip dari neraca bahan itu sendiri adalah:
Neraca bahan merupakan penerapan hukum kekekalan massa terhadap

suatu sistem proses atau pabrik.


Massa berjumlah tetap, tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan
RUMUS UMUM NERACA BAHAN

Input

Masukan
ke sistem

output

Keluaran
dari sistem

generate

- Consumption = Acumulation

terbentuk
hasil reaksi

digunakan
oleh reaksi

terkumpul
dalam sistem

generasi dan konsumsi hanya terjadi bila terdapat reaksi di dalam sistem
JENIS-JENIS PROSES

Berdasarkan kejadiannya proses terbagi menjadi dua yaitu proses Batch


(per-angkatan) dan proses kontinyu (berkesinambungan)
A. Proses Batch :
Pemasukan reaktan dan pengeluaran hasil dilakukan dalam selang waktu
tertentu/ tidak terusmenerus.
Contoh: - Proses memasak didalam sebuah panci (panci menjadi alat proses)
- Pemanasan air dengan koil pada teko
B. Proses Kontinyu:
Proses dengan pemasukan bahan dan pengeluaran produk dilakukan secara
terus menerus/ berkesinambungan dengan laju tertentu
Eva/Bayu/Sisil

18

NME 2003

Bahan masuk dengan laju tetap


SISTEM

Produk keluar dengan laju tetap

Berdasarkan keadaannya proses dibedakan menjadi dua yaitu proses


dalam keadaan tunak (steady) dan keadaan tak tunak (unsteady)
A. Proses steady:
Semua aliran di dalam sistem mempunyai laju, komposisi, massa dan suhu yang
tetap atau tidak berubah terhadap waktu. Sehingga pada keadaan ini jumlah
akumulasi di dalam sistem tetap.
Laju alir masuk = Laju alir keluar
in

out

B. Proses Unsteady
Dalam proses unsteady terjadi perubahan dalam sistem terhadap waktu. Baik
berupa perubahan laju, komposisi, massa maupun suhu. Karena adanya
perubahan laju maka terdapat perubahan akumulasi di dalam sistem sehingga
akumulasi massa harus diperhitungkan.
in

out

Eva/Bayu/Sisil

19

NME 2003

PENYUSUNAN PERSAMAAN NERACA BAHAN

Neraca massa dibuat untuk satu alat/unit atau rangkaian alat dengan
batasan sistem (system boundary) tertentu/jelas, jumlah bahan yang dihitung
adalah hanya bahan-bahan yang masuk dan keluar dari sistem yang telah
ditentukan batasnya.
Neraca yang dibuat harus berdasarkan Hukum kekekalan massa yaitu massa
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan; kalaupun berubah hanya bentuk atau
tempatnya.
Tahap-tahap pembuatan neraca bahan:
Tentukan jenis proses
Jika pada proses tidak menyangkut reaksi kimia, neraca bahan dapat

dibuat dalam satuan massa atau mol untuk satu periode waktu tertentu.
Jika terdapat reaksi kimia , sebaiknya digunakan satuan mol untuk
setiap unsur/komponen karena jika disusun neraca molekul harus

diperhatikan senyawa-senyawa yang berkaitan satu sama lain secara


stoikiometrik.
Persamaan neraca yang terbentuk akan berupa persamaan linier atau non

linier; baik persamaan-persamaan tersebut tidak tergantung (independent)


ataupun saling tergantung (dependent) atau keduanya. Penyelesaian
persamaan-persamaan tersebut dapat dilakukan dengan cara eliminasi,
substitusi atau jika perlu diselesaikan secara serempak (simultan). Ada
satu ukuran yang dapat memberikan indikasi apakah persamaan neraca
bahan dapat diselesaikan atau tidak ukuran ini adalah Degree of freedom
atau Derajat Kebebasan (DK), DK akan kita bahas setelah contoh2 soal
berikut.

Eva/Bayu/Sisil

20

NME 2003

Contoh soal 1

Suatu bahan dengan kandungan air 60% dikeringkan sampai 75% airnya
menguap. Hitunglah :
a) Jumlah air yang diuapkan tiap kg bahan basah
b) Komposisi bahan akhir
jawab:
Pertama buatlah diagram alir dan tulis hal-hal yang diketahui (besaran kualitas
dan kuantitas)
feed

uap air

air 60%
padat 40%

produk (air dan padat)

Kemudian tentukan basis


basis: 100 kg bahan basah
air dalam bahan basah: 0,6 x 100 = 60 kg
air yang menguap : 0,75 x 60 = 45 kg
padatan yang terdapat dalam bahan basah = 0,4 x 100 = 40kg
Buatlah persamaan neraca bahan:
air yang tersisa dalam bahan : air dalam bahan air yang menguap
= 60 kg 45 kg = 15 kg
a. jumlah air yang diuapkan tiap kg bahan basah =
b. komposisi bahan akhir : air =

45
= 0,45 kg
100

15
x 100% = 27,3%
15 + 40

: padatan = 100% - 27,3% = 72,7%

Eva/Bayu/Sisil

21

NME 2003

KESETIMBANGAN MATERI TANPA REAKSI KIMIA

Pada kesetimbangan materi tanpa reaksi kimia, rumus umum yang


digunakan adalah :
Laju masuk - laju keluar = akumulasi

hal ini karena tidak adanya pembentukan zat ataupun reaksi kimia yang
menggunakan zat tersebut,
Contoh soal 2

Sebanyak 100 mol/jam larutan etilen diklorida 40% dalam toluena dimasukkan
ke sebuah kolom (menara) distilasi. Di dalam menara distilasi proses
berlangsung secara kontinyu dan tidak terjadi akumulasi sehingga 100 mol/jam
bahan juga keluar dari kolom. Aliran keluar kolom dibagi menjadi dua yaitu aliran
distilat (D) dan aliran dasar (B = bottom) Aliran distilat keluar dari puncak kolom
mengandung 10% mol etilen diklorida. Tentukan laju alir masing-masing aliran
tersebut.
Jawab:
Destilat (D)
Umpan (F)
F= 100 mol/jam
XF = 0,4

D = ?mol/jam
XD= 0,95

Keadaan proses tunak berarti


tidak ada akumulasi

Bottom (B)
B = ?mol/jam
XB= 0,1

Neraca massa (mol) total :

F = D + B ....................................(1)

Neraca massa (mol) komponen (dalam soal ini hanya satu komponen) :
F . XF = D . XD + B . XB .........................(2)
(1) 100 mol/jam = D + B
B = 100 mol/jam D
Eva/Bayu/Sisil

22

NME 2003

(2) 100 . (0,4) = D . (0,95) + B . (0,1)


40 = 0,95D + (100-D) . (0,1)
40 = 0,95D + 10 - 0,1D
30 = 0,85D
D = 35,3 mol/jam
B = 100 mol/jam 35,3 mol/jam
B = 64,7 mol/jam
Dua buah contoh soal di atas merupakan contoh sederhana dari suatu sistem
proses yang tidak melibatkan reaksi kimia. Persamaan-persamaan neraca
massa yang terbentuk masing-masing merupakan persamaan linier yang dapat
diselesaikan dengan cara eliminasi biasa. Berikut ini adalah contoh sistem
proses yang melibatkan reaksi kimia.

KESETIMBANGAN MATERI DENGAN REAKSI KIMIA.

Pada keadaan ini rumus yang digunakan sama dengan rumus umum
kesetimbangan materi yaitu:
laju alir masuk laju keluar + pembentukan konsumsi = akumulasi
Contoh soal 3

Pada suatu pembakaran, sebanyak 300 kg udara dan 24 kg karbon diumpankan


ke dalam reaktor pada suhu 600oF. Setelah pembakaran sempurna tidak ada
bahan tersisa di dalam reaktor. Hitunglah:
a. Berapa berat karbon, oksigen & berat total bahan yang keluar dari reaktor?
b. Berapa mol karbon & mol oksigen yang masuk dan keluar dari reaktor?
c. Berapa mol total yang masuk dan berapa yang keluar reaktor?

Eva/Bayu/Sisil

23

NME 2003

Jawab:
C = 24kg

REAKTOR
o

Sistem: steady, tanpa akumulasi,

600 F

dengan reaksi kimia

Udara = 300kg
Neraca massa adalah:

Input - output + generation - consumption = accumulation


0

input + generation = output + consumption

Neraca yang digunakan:


Neraca mol total (semua komponen)
Neraca mol komponen : CO2 dan O2
Basis : 24 kg C dan 300 kg udara
Komponen yang masuk ke reaktor:
O2 (21% dari udara)

300 kg
x 21% = 2,17 kmol O2
29 kg/kmol

N2 (79% dari udara)

300 kg
x 79% = 8,17 kmol N2
29 kg/kmol

24 kg
= 2kmol C
12 kg/kmol

Reaksi yang terjadi :

C + O2

CO2

Dari stoikiometri diketahui untuk membakar sempurna 2 kmol C dipakai 2 kmol


O2 jadi masih terdapat sisa O2
Neraca O2 : O 2 input

+ O2 generate = O2 output + O2 consumption

2,17 kmol +

= O2 output +

2 kmol

O2 output = 0,17 kmol


Eva/Bayu/Sisil

24

NME 2003

Neraca N2 :

N 2 input + N2 generate = N2 output + N2 consumption


8,17 kmol + 0

= N2 output +

N2 output = 8,17 kmol


Neraca C :

C input + C generate = C output + C consumption


0

2 kmol = C output +

C output = 2 kmol
Tabulasi perhitungan (neraca komponen dalam mol)
Komponen

Masuk

Keluar

kg

kmol

kg

kmol

24

O2

69,5

2,17

5,5

0,17

N2

230,5

8,17

230,5

8,17

CO2

88

Total

324

12,34

324

10,34

a. Tidak ada karbon keluar dalam bentuk C, tetapi dalam bentuk CO2 seberat 88
kg dimana dalam CO2 tersebut mengandung C seberat 24 kg. O2 yang keluar
0,17 kmol, sisanya keluar dalam bentuk CO2. Berat bahan total yang keluar
sama dengan berat bahan total yang masuk yaitu 324 kg
b. 2 kmol C dan 2,17 kmol O2 yang masuk kedalam reaktor, sedangkan yang
keluar dari rekator adalah 0 kmol C dan 0,17 kmol O2
c. 2,34 kmol total masuk ke reaktor dan 10,34 kmol keluar dari reaktor.

Eva/Bayu/Sisil

25

NME 2003

Contoh soal 4:

Dalam suatu proses pembakaran, gas etana dicampur dengan oksigen dengan
perbandingan 80% etana dan sisanya oksigen campuran ini dibakar dengan
udara berlebih 200%. Pada pembakaran tersebut ternyata 80% gas etana
terbakar menjadi CO2, 10% menjadi CO dan 10% tidak terbakar. Hitung
komposisi gas hasil bakar (dasar basah)
Jawab:
bahan bakar

gas hasil pembakaran


REAKTOR

C2H6 = 80%
O2 = 20%

Udara berlebih 200%


O2 = 21%
N2 = 79%

CO2
CO
C2H6 sisa
O2 sisa
H2O
N2

Basis : 100 mol bahan bakar


C2H6 = 80% x 100 mol = 80 mol
O2

= 20% x 100 mol = 20 mol

Reaksi:
(1) C2H6 +

7
O2
2

2 CO2 + 3 H2O ......... ....Pembakaran sempurna

(2) C2H6 +

5
O2
2

2 CO + 3 H2O ... ........Pembakaran tak sempurna

(3) Tak bereaksi


Oksigen dari udara yang masuk 200% berlebih berarti 3 x dari yang dibutuhkan
secara teoritis untuk pembakaran sempurna.
Oksigen teoritis yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna :
3,5 mol O 2
x 80 mol C 2 H 6 = 280 mol O 2
1 mol C 2 H 6

Oksigen yang terikut dalam bahan bakar = 20 mol


Oksigen teoritis yang dibutuhkan dari udara = 280 mol 20 mol = 260 mol
Eva/Bayu/Sisil

26

NME 2003

Oksigen total yang masuk dari udara = 3 x 260 mol = 780 mol
Nitrogen yang masuk bersama udara =

79
x 780 mol = 2934,3 mol
21

Menghitung komposisi produk (hasil):


Untuk reaksi (1)
CO2 : (0,8 x 80 mol) x 2 = 128 mol CO2
H2O : (0,8 x 80 mol) x 3 = 192 mol H2O
Untuk reaksi (2)
CO : (0,1 x 80 mol) x 2 = 16 mol CO
H2O : (0,1 x 80 mol) x 3 = 24 mol H2O
Total H2O = 192 + 24 = 216 mol
Total O2 terkonsumsi:
reaksi (1) : (0,8 x 80 mol) x 3,5 = 224 mol
reaksi (2) : (0,1 x 80 mol) x 2,5 = 20 mol
total = 224 + 20 = 244 mol O2
O2 yang keluar bersama gas hasil pembakaran = 800 244 = 556 mol
C2H6 sisa = 0,1 x 80 mol = 8 mol
Ringkasan hasil hitungan
Komponen

Keluar

% komposisi

(mol)

dalam keluaran

128

3,32

556

14,41

16

0,42

0,2

216

5,6

2934,3

2934,3

76,05

3714,3

3858,3

100 (dsr basah)

Masuk (mol)
Bahan

Udara

bakar
CO2
O2

20

780

CO
C2H6

80

H2O
N2
Jumlah
Eva/Bayu/Sisil

100

27

NME 2003

Jika dianalisis orsat ( dasar kering) H2O tidak dihitung. Jumlah mol total = 3642,3
mol.
Komposisi gas kering:
CO2 = 3,51%
O2

= 15,26%

CO

= 0,45%

C2H6 = 0,22%
N2

= 80,56%

Dari penyelesaian soal proses dengan melibatkan reaksi kimia ini dapat
disimpulkan:

Walaupun massa total yang masuk sama dengan massa total yang
keluar (sesuai dengan hukum kekekalan massa), tetapi jumlah mol yang masuk
tidak sama dengan jumlah mol yang keluar. Hal Hal ini disebabkan oleh adanya
reaksi kimia pada komponen-komponennya.

NERACA BAHAN DENGAN tie component ATAU key component

Banyak persoalan neraca bahan yang seolah-olah rumit tetapi


sebenarnya kalau diperhatikan dengan seksama dapat disederhanakan karena
terdapat tie component atau key component . Komponen ini adalah komponen
yang selama proses dari satu aliran ke aliran lain tidak mengalami perubahan
sama sekali (numpang lewat doang).
Misalnya pada contoh soal 1, yang menjadi tie component adalah bahan padat
(karena tidak mengalami perubahan sama sekali dan jmlahnya tetap) ,
sedangkan pada contoh soal 3 dan 4 yang menjadi tie component adalah
Nitrogen (karena tidak ikut bereaksi/ inert).

Eva/Bayu/Sisil

28

NME 2003

DERAJAT KEBEBASAN ATAU DEGREE OF FREEDOM

Ada suatu ukuran yang dapat memberikan indikasi bahwa suatu


persamaan (neraca bahan) mungkin dapat diselesaikan atau tidak. Ukuran ini
adalah degree of freedom atau derajat kebebasan dari suatu persoalan.
Seharusnya bila ada n besaran yang tidak diketahui maka untuk
menyelesaikannya dibutuhkan n buah persamaan yang independen.
Bila jumlah persamaan yang tersedia kurang dari n buah maka
persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan. Sebaliknya jika terdapat lebih dari n
buah persamaan maka harus diambil hanya n buah persamaan untuk
menyelesaikannya. Itu pun dengan resiko bila persamaan yang kita ambil salah
maka dapat terjadi ketidak konsistenan ketentuan di antara persamaanpersamaan yang berlebih tersebut sehingga hasil yang diperoleh salah.
Derajat kebebasan adalah ukuran yang sederhana untuk mengetahui hal
tersebut. Analisis derajat kebebasan merupakan mekanisme yang sistematis
untuk menghitung semua variabel, persamaan-persamaan neraca dan
hubungan-hubungan yang terkait dalam permasalahan.
Derajat Kebebasan (DK) =
Jumlah variabel aliran yang independen - Jumlah persamaan neraca yang
independen - Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen - Jumlah
hubungan yang terkait ( yg membentuk persaman)
Jika DK > 0 : Permasalahan tdk dapat diselesaikan (kurang terspesifikasi)
Jika DK < 0 : Permasalahan kelebihan spesifikasi dapat menyebabkan
inkonsistensi
Jika DK = 0 : Permasalahan terspesifikasi dengan benar karena jumlah var yang
tidak diketahui sama dengan jumlah persamaan yang ada

Eva/Bayu/Sisil

29

NME 2003

Contoh 1 menghitung DK

Suatu umpan kolom destilasi dengan laju alir 1000 mol/jam mempunyai
komposisi sebagai berikut (%mol): 20% propane, 30% isobutane, 20%
isopentane dan sisanya normal pentane
Destilat yang dihasilkan mengandung semua propane dan 80% isopentane yang
masuk kolom, serta mengandung 40% isobutane. Produk bawah (bottom prod)
mengandung semua normal pentane yang masuk kolom. Hitung komposisi
kedua produk tersebut.
Analisis:
Terdapat 1 kolom destilasi (1 alat saja)
Terdapat 3 aliran (1 masuk, 2 keluar)
Anggaplah tiap-tiap aliran mempunyai 4 variabel yaitu 1 var laju alir dan 3

var komposisi. Dengan demikian untuk ketiga aliran tersebut masingmasing terdapat 4 var aliran yang nantinya dapat disusun menjadi 4
persamaan neraca bahan yang independen.
Variabel-veriabel aliran yang terspesifikasi (biasanya ditentukan atau

diketahui) sehingga variabel independen dari aliran adalah:


a. 3 var indep komposisi umpan = 20% C3, 30% C4, 20% C5
b. 2 var indep komposisi destilat = 0% C5 dan 40% C4
c. 1 var indep komposisi bottom prod = 0% C3
d. 1 var indep laju umpan = 1000 mol/jam
Berdasarkan analisis diatas maka dapat dijawab sbb:
- jumlah variabel aliran = 3 aliran x 4 var/aliran = 12 var
- jumlah persamaan neraca bahan independen = jumlah komponen yang

terdapat dalam sistem yaitu 4 persamaan


- jumlah var terspesifikasi ada 2 macam yaitu :

@ komposisi ada 6 (a,b & c)


@ aliran ada 1 (d)
Eva/Bayu/Sisil

30

NME 2003

- Jumlah hubungan terkait berupa perolehan di destilat (80%)

Maka:
Jumlah variabel aliran yang independen

12

Jumlah persamaan neraca yang independen

Komposisi

Aliran

Jumlah hubungan yang terkait ( yg membentuk persaman)

Derajat Kebebasan (DK)

Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen

Disini permasalahan terspesifikasi dengan benar sehingga persoalan hanya


memiliki satu penyelasaian. Tetapi perhitungan jumlah variabel dan spesifikasi
ini sering tidak sama pada berbagai literatur karena adanya penyederhanaan
oleh masing-masing analis, meskipun hasil akhirnya (DK) tetap sama. Seperti
contoh di atas, bisa saja jumlah variabel aliran hanya 10 karena kita sudah
mengetahui bahwa komposisi dari C5 pada produk destilat =

0. Dengan

demikian untuk perhitungan jumlah variabel komposisi aliran yang terspesifikasi


juga akan berkurang 2 (kedua komposisi tadi) sehingga menjadi 4 Maka:
DK = 10 var aliran - 4 persamaan neraca bahan independen - 4 komposisi - 1
aliran - 1 hub terkait
DK = 0

Contoh 2 menghitung DK

Titanium dioksida TiO2 banyak digunakan sebagai zat warna pada industri cat
dan kertas. Dalam suatu unit pencuci pada pabrik zat tersebut diinginkan untuk
memproduksi 4000 lb/jam TiO2 kering dan maksimum mengandung 100 ppm
garam basis kering. Keluar dari alat pembuatnya zat pewarna tersebut (raw
pigmen) mengandung 40% TiO2, 20% garam dan sisanya air (% massa).
Eva/Bayu/Sisil

31

NME 2003

Pemurnian dilakukan dengan cara pencucian menggunakan air (H2O) kemudian


pemisahan dengan pengendapan hingga diperoleh produk pewarna yang bersih
(washed product) dan air bekas mencuci yang disebut waste water. Pewarna
yang dikehendaki minimal haruslah mengandung 50% TiO2. Karena air buangan
bekas cuci tersebut akan dibuang ke sungai maka komposisinya harus diketahui
dengan tepat. Hitunglah
Analisis:
air pencuci
H2O
Pewarna kotor(F1)

Unit pencuci

TiO2 40%
Garam 20%
H2O

Air cucian
Garam
H2O

Pewarna bersih
TiO2
Garam
H2O

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah variabel aliran-aliran


tersebut adalah:
- Pewarna kotor

- Air pencuci

- pewarna bersih

- Air cucian

2
9

Jumlah komponen dalam soal ini ada 3, jadi pesamaan neraca


independen juga ada 3
Jumlah komposisi yang terspesifikasi : 2 untuk pewarna kotor, 1 untuk
pewarna bersih
Jumlah hubungan tambahan, kapasitas produk dan kandungan garam,
ada 2
Eva/Bayu/Sisil

32

NME 2003

Maka:
Jumlah variabel aliran yang independen

Jumlah persamaan neraca yang independen

Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen

Jumlah hubungan yang terkait ( yg membentuk persaman)

2 _

Derajat Kebebasan (DK)

DK = 1 atau >0 hal ini berarti soal tersebut tidak bisa diselesaikan (kurang
terspesifikasi), Ada 3 variabel yang tidak diketahui sedangkan hanya ada 2
persamaan jadi perlu satu persamaan lagi, persaman ini bisa berasal dari
komposisi, laju alir atau perbandingan lain yang menyebabkan tambahan
hubungan diantara veriabel-variabel yang tidak dketahui tersebut.
Sekarang coba selesaikan dengan tambahan keterangan perbandingan
penggunaan massa air pencuci/pewarna adalah 6 lb H2O per lb pewarna atau
F2/F1 = 6

Eva/Bayu/Sisil

33

NME 2003

Bypass, Recycle, Purge, Spliter & Mixer


R

II

II
Feed
III

Pada diagram di atas dapat dilihat terdapat beberapa aliran dan alat, berikut
akan dijelaskan tiap aliran dan alat yang digunakan:
I

adalah alat yang disebut dengan separator: alat ini berfungsi untuk

memisahkan komposisi tertentu dari suatu aliran sehingga komposisi pada aliran
yang dihasilkan berbeda dengan aliran awal
II adalah alat yang disebut dengan spliter: alat ini berfungsi untuk memisahkan

aliran tetapi tanpa mengubah komposisi yang terdapat pada lairan sehingga
komposisi aliran yang dihasilkan sama dengan komposisi aliran awal.
III adalah alat yang disebut dengan mixer: alat ini berfungsi untuk

mencampurkan aliran.
Untuk separator dan spliter bisa terdapat pada aliran yang akan di purge, recycle
ataupun yang akan di bypass, tetapi mixer biasanya hanya terdapat pada aliran
yang akan dicampur.
Aliran R adalah aliran Recycle (Daur ulang), aliran ini berfungsi untuk
mengembalikan zat-zat, yang masih dibutuhkan, yang masih terdapat dalam
aliran keluar untuk kembali mengalami proses
Aliran B adalah aliran Bypass, aliran ini adalah aliran yang melewati satu atau
beberapa tahap proses yang langsung menuju pada proses selanjutnya.
Aliran P adalah aliran Purge aliran ini adalah aliran pembuangan untuk
mengeluarkan akumulasi dari inert atau materi yang tidak diinginkan yang jika
tidak dikeluarkan akan tertimbun dalam aliran Recycle
Eva/Bayu/Sisil

34

NME 2003

Dalam neraca massa dengan reaksi kimia kita akan menemui istilah
fraction conversion , fraction conversion yang dimaksud di sini adalah

banyaknya jumlah zat yang digunakan dalam suatu proses dibandingkan


dengan jumlah input zat tersebut. Faktor konversi dibedakan menjadi 2
jenis yaitu :
1. Overall fraction conversion (konversi keseluruhan )
massa (mol) reaktan dalam fresh feed massa (mol) reaktan dalam produk akhir
massa ( mol ) reaktan dalam fresh feed

2. Single pass atau once through conversion


massa ( mol ) reaktan masukan reaktor massa ( mol ) reaktan keluaran reaktor
massa ( mol ) reaktan masukan reaktor

secara singkat dapat dikatakan bahwa single pass hanya menghitung


konversi pada satu alat saja, sedang overall menghitung konversi dalam
sistem.

Eva/Bayu/Sisil

35

NME 2003

SOAL 1
Asam asetat dapat diproduksi melalui reaksi berikut:
2C2H5OH + 2Na2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2Na2SO4 +
11H2O
Reaksi berlangsung dalam system dengan recycle seperti digambarkan dalam
diagram berikut:
F2
P
H2SO4
CH3COOH
S
Na2Cr2O7
E
F1
C2H5OH

Reaktor

P
A
R
A
T
O
R

W
Produk
Limbah

Recycle, R
H2SO4
C2H5OH
Konversi etanol overall sebesar 90% dicapai jika laju alir recycle sama dengan
laju umpan segar C2H5OH. Laju umpan segar H2SO4 dan Na2Cr2O7 masingmasing berlebih 20% dan 10% secara stoikiometrik terhadap jumlah umpan
segar C2H5OH. Jika aliran recycle mengandung 94% H2SO4 dan sisanya
C2H5OH (% dalam mol), hitunglah:
a. Laju alir produk (P)
b. Laju alir dan komposisi produk limbah (W)
c. Konversi single pass reactor etanol
SOAL 2
Dalam suatu industri minuman, jus jeruk segar mengandung 12% padatan dan
sisanya air; sedangkan produk jus kental mengandung 42% padatan. Jika
proses pengentalan dilakukan dengan proses evaporasi tunggal, sebagian
kandungan zat-zat volatile ikut teruapkan bersama air dan mengakibatkan rasa
yang hambar. Untuk mengatasi masalah ini, sebagian aliran jus jeruk segar di
bypass untuk kemudian digabungkan dengan aliran keluaran evaporator.
Sementara itu, aliran jus jeruk segar dikentalkan dalam evaporator hingga
kandungan padatan menjadi 58%.
a. Gambarkan proses yang terjadi!
b. Hitunglah julah produk jus kental yang dihasilkan per 100 kg jus jeruk
segar yang diumpankan ke proses!
c. Hitunglah fraksi jus jeruk segar yang di bypass!
Gunakan notasi-notasi berikut:
F = Aliran jus jeruk segar; E = aliran keluaran evaporator; B = aliran bypass;
P = aliran produk jus kental.
Eva/Bayu/Sisil

36

NME 2003

GAS, UAP, CAIRAN DAN PADATAN

4.1 HUKUM GAS IDEAL


Gas ideal adalah gas imajiner yang memenuhi persamaan :
PV=nRT
Dengan :
P = tekanan gas
V = volum total gas
n = jumlah mol gas
R = konstanta gas ideal
T = Suhu dalam kelvin
Persamaan ini dapat diterapkan untuk komponen murni atau
campuran.
Sejumlah keadaan standar yang ditentukan secara sembarang atau
yang dikenal dengan standard condition dari suhu dan tekanan
ditentukan untuk mengetahui nilai R, jadi kenyataan bahwa sebuah
unsur tdk berwujud gas pada 0oC dan 1 atm (dalam keadaan standar)
tidaklah penting. Sebagai contoh uap air pada 0oC tdk dapat berada
dalam tekanan yang lebih besar dari 0,61 kPa tanpa terjadi
pengembunan.
4.1.1 Penerapan hukum gas ideal:
Hk gas ideal dapat digunakan untuk menentukan volume,
tekanan, atau suhu suatu zat dalam keadaan tertentu.
Contoh:
Berapakah densitas O2 pada 27oC dan 250kPa dalam satuan SI ?
27oC = 300 K
R = 0,008314 kPa m3/mol K
Eva/Bayu/Sisil

37

NME 2003

basis = 1 m3 gas O2
PV = n RT

RT
V
=
n
P

V
kg

RT
P

kmol
1m3
kg
32kg / kmol

8,314 kPa m3/kmol K . 300 K


=
250 kPa

massa O2 = 3,2 kg
densitas O2 = 3,2kg/1m3 = 3,2 kg/m3
4.1.2 Campuran gas ideal dan tekanan gas parsial
Dalam kehidupan sehari-hari, gas biasanya berada dalam suatu
campuran dengan gas lain. Dalam keadaan seperti ini anda tetap dapat
menggunakan hukum gas ideal. Biasanya kita menggunakan kuantitas
khayalan yang disebut tekanan parsial. Tekanan parsial dari gas i
didefinisikan sebagai Pi. Jadi hukum gas idealnya menjadi:
Pi Vtotal = ni R T
Atau

Pi = Ptotal x

ni
= Pi Yi
n total

Dimana Yi = Fraksi mol zat i


Contoh soal:
Udara di bumi terdiri dari 21% (%V) oksigen dan 79% nitrogen.
Tekanan parsial oksigen 21kPa, berapakah tekanan total udara?
PO2 = 21kPa
YO2 = 0,21
P total =

Eva/Bayu/Sisil

PO2 21kPa
=
= 100kPa
YO2
0,21

38

NME 2003

4.2 KEJENUHAN (SATURATION)


Kejenuhan adalah suatu keadaan setimbang daimana saat tekanan
persial dalam gas sama dengan tekanan uap cairan tersebut, dalam
keadaan ini tidak ada lagi zat cair yang menguap atau gas yang
mengembun. Pada saat titik jenuh tercapai kita dapat menyatakan
bahwa zat tersebut berada dalam titik embun (dew point).
Dengan mengasumsikan bahwa sistem gas ideal berlaku pada saat
jenuh maka kita dapat menuliskan hubungan tekanan (P) gas dengan
tekanan (P) cairan dalam keadaan jenuh sebagai berikut.
Pgas V
Pcair V

n gas RT

n cair RT

atau
Pgas
Pcair

n gas
ncair

Pgas
Ptotal Pgas

4.3 KEJENUHAN PARSIAL DAN KELEMBAPAN


Kejenuhan parsial adalah kondisi dimana uap tidak berada dalam
ekuilibrium dengan fase cair, dan tekanan parsial uap lebih kecil
daripada tekanan uap cairan pada suhu tertentu.
Ketika uap adalah uap air dan gas adalah udara, berlaku istilah khusus
kelembapan (humidity). Untuk gas atau uap lainnya digunakan istilah
kejenuhan (saturation).
Kejenuhan relatif (relative saturation) didefinisikan sebagai
Rs =

Puap
kejenuhan relatif
Pjenuh

Dengan:
Puap = Tekanan parsial uap dalam campuran gas

Eva/Bayu/Sisil

39

NME 2003

Pjenuh = tekanan parsial uap dalam campuran gas jika gas jenuh pada
suhu campuran yang diberikan (yaitu tekanan uap dari komponen uap)
Untuk ringkasnya :
Rs =

Puap
Pjenuh

Puap / Pt
Pjenuh / Pt

Vuap / Vt
V jenuh / Vt

nt
n jenuh

massai
massa jenuh

Kejenuhan molal adalah cara lain untuk menyatakan konsentrasi uap


dalam gas adalah menggunakan rasio mol uap terhadap mol gas bebas
uap:
nuap
ngasbebasuap

= kejenuhan molal

untuk suatu sistem biner dimana 1 menunjukan uap dan 2


menunjukkan gas kering:
P1 + P2 = Ptot
n1 + n2 = ntot
n1 P1 V1
n1
P1
V1
=
=
=
=
=
n2 P2 V2 ntot n1 Ptot P1 Vtot V1

Kelembapan atau Humidity (H) manunjukan massa uap cair per massa
udara kering (bonedry air)
H=

(nuap )(Mruap )
massauap
=
(ngas kering )(Mrgas kering ) massagas kering

Kejenuhan (kelembapan) Absolut, Presentase Kejenuhan


(Kelembapan).
Kejenuhan Absolut didefinisikan sebagai rasio mol uap per mol gas
bebas-uap terhadap mol uap yang akan ada per mol gas bebas-uap
jika campuran tersebut jenuh secara sempurna pada suhu dan tekanan
total yang ada:
Eva/Bayu/Sisil

40

NME 2003

As = kejenuhan absolut =

mol uap

mol
gas
bebas
uap

sebenarnya

mol uap

mol
gas
bebas
uap
jenuh

Dengan 1 untuk uap dan 2 untuk gas bebas uap


Persen kejenuhan absolut =
n1

n2 sebenarnya
n1

n2 jenuh

(100) =

P1

P2 sebenarnya
P1

P2 jenuh

(100)

Titik Embun. Selama gas yang jenuh secara parsial mendingin pada
volume konstan, ataupun pada tekanan total konstan, gas yang
takdapat mengembun akhirnya menjadi jenuh dengan uap, dan uap
tersebut mulai mengembun. Suhu pengembunan dimulai pada titik
embun (dew point)

Eva/Bayu/Sisil

41

Anda mungkin juga menyukai