SEDIMEN
SEDIMEN
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
BATUAN SEDIMEN
Mengetahui
dan
membedakan
batuan
sedimen
berdasarkan
klasifikasinya.
2.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari
kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang
terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini, batulempung adalah 80%,
batupasir 5% dan batugamping kira - kira 80%.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar
tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara
itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan- batuan sedimen menempati
luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25%
saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang
tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya
2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap di bagian benua. Bentuk yang besar
lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan
singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar
lautan dipenuhi oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan
itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya.
Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer
sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1
kilometer.
Total volume dan massa dari batuan-batuan sedimen di bumi
memiliki perkiraan yang berbeda-beda, termasuk juga jalan untuk
mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah
mencoba untuk mengetahui ketebalan rata-rata dari lapisan batuan sedimen
di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan
ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam
cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu
bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi,
karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil
rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter.
Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108
kilometer kubik.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Berdasarkan cara terjadinya (genesa), batuan sedimen dapat dibagi
menjadi :
1. Pengendapan Secara Mekanik
Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu
yang mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air, es, angin atau
ombak dan diendapkan di tempat yang lain yang lebih rendah. Setelah itu
mengalami
proses
diagenesis
menjadi
batuan
yang
kompak.
berbentuk
meruncing),
konglomerat
(jika
butirannya
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
berbentuk membulat) dan batupasir. Lingkungan tempat diendapkannya
batuan ini dapat di lingkungan sungai, danau ataupun laut.
2. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di
lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Termasuk golongan
ini antara lain batu lanau, serpih, batulempung dan napal.
3. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari sekumpulan cangkang
moluska, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis
batuan ini banyak sekali, tergantung material penyusunnya, misalnya
batu gamping terumbu tersusun oleh material terumbu.
4. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses
organik, dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Yang termasuk
golongan ini adalah rijang, radiolaria, dan tanah diatom. Batu jenis ini
tersebar hanya dalam jumlah sedikit dan terbatas.
5. Golongan Evaporit
Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut
yang tertutup dan untuk terjadinya, batuan sedimen ini harus ada air yang
memiliki kandungan larutan kimia yang cukup pekat. Yang termasuk ke
dalam golongan ini yaitu gipsum, anhidrit, batugaram dan lainlain.
6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsurunsur organik, yaitu dari
tumbuhtumbuhan dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati, dengan
cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak
memungkinkan untuk terjadi pelapukan terlebih dahulu. Lingkungan
terbentuknya batubara sangat khusus sekali.
Proses-proses diagenesa sedimen meliputi :
1.
Kompaksi Sedimen
Proses termampatkannya butir sedimen satu terhadap yang lain
akibat tekanan dari berat di atasnya. Disini volume sedimen berkurang
dan hubungan antar butir yang satu dan yang lain menjadi rapat.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.
Sementasi
Turunnya material-material diruang antar butir sedimen, dan
secara kimiawi mengikat butirbutir sedimen satu dengan yang lain.
Sementasi makin efektif bila derajat kelolosan larutan pada ruang antar
butir semakin besar.
3.
Rekristalisasi
Proses pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan
kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa
atau jauh sebelumnya, sangat umum terjadi pada pembentukan batuan
karbonat.
4.
Autigenesis
Terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenetik, sehingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.
Secara umum diketahui adalah karbonat, silika, klaorite dan gypsum.
5.
Metasomatisme
Proses pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral
autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contohnya dolomitisasi,
sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menuju
suatu
cekungan
pengendapan.
Setelah
pengendapan
berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses prosesproses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi.Struktur batuan sedimen
merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan
energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu
pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. Dengan
kata lain struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam
dimensi yang lebih besar.
Studi struktur paling baik dilakukan di lapangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
a. Struktur Sedimen Primer
Struktur yang terbentuk karena proses sedimentasi, dengan
demikian dapat merefleksikan mekanisme pengendapannya,
contohnya adalah perlapisan sejajar, silang siur, gelembur
gelombang, konvoluth dan masif.
1) Perlapisan sejajar, dikatakan sejajar apabila bidang perlapisan
saling sejajar satu sama lain.
Gambar 4.1.
Perlapisan Sejajar
2) Perlapisan silang siur, perlapisan yang saling membentuk
sudut terhadap bidang di atas atau di bawahnya dan bisaanya
dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus
yang berubah-ubah.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 4.2.
Lapisan Silang Siur
3) Konvoluth, terbentuk akibat deformasi sedimen yang
dihasilkan oleh arus turbidit.
4) Gelembur gelombang, terbentuk sebagai akibat pergerakan
air atau angin.
Gambar 4.3.
Gelembur Gelombang
5) Masif, apabila tidak menunjukkan struktur dalam atau
ketebalan > 120 cm.
b. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi,
sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan
lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan
lingkungan organisnya. Antara lain :
1) Rekah kerut, rekahan pada permukaan bidang perlapisan
sebagai akibat proses penguapan.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 4.4.
Rekah Kerut
2) Cetak suling, cetakan akibat pengerusan media terhadap
batuan dasar.
3) Cetak beban, cetakan akibat pengerusan pada batuan sedimen
yang masih plastis.
4) Bekas dan jejak organisme, bekas rayap, rangkakan, maupun
tempat berhentinya binatang.
c. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti
moluska, cacing atau binatang lainnya. Seperti laminasi,
perlapisan sejajar yang ketebalannya 1 cm terbentuk dari
suspense tanpa energi mekanis.
Gambar 4.5.
Struktur Sedimen Organik
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Struktur Deformasi
Terbentuk akibat deformasi non tektonik (gravity) dari
sedimen pada waktu sedimentasi atau segera tersedimentasi
sebelum terkonsolidasi. Macamnya antara lain :
1) Konvoluth, terbentuk akibat deformasi sedimen yang
dihasilkan oleh arus turbidit.
2) Slump, struktur pemula suatu turbidit.
Berikut ini ada beberapa gambar proses terjadinya struktur
sedimen yang disebabkan oleh adanya erosi, deposit, lithifikasi dan
gaya tektonik.
Gambar 4.6.
Proses Terjadinya Struktur Sedimen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakkan adanya
struktur perlapisan, antara lain :
a. Adanya perbedaan warna mineral
b. Adanya perbedaan ukuran besar butir
c. Adanya perbedaan komposisi mineral
d. Adanya perubahan macam batuan
e. Adanya perubahan struktur sedimen
f. Adanya perubahan kekompakkan
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tekstur batuan sedimen klastik adalah suatu kenampakan
yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya
Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir menjadi sangat penting
karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang
bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena
ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan
deposisi. Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan
mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan
erosi/abrasi serta kemampuan dalam menentukan transportasi dan
deposisi
Pembahasan tekstur meliputi :
a. Ukuran Butir (Grain Size)
Pada batuan sedimen klastik ukuran butir didasarkan pada
skala Wentworth (1922) sebagai skala pembanding.
Tabel 4.1.
Skala Wenworth
Nama Butir
Bongkah
Besar Butir ( mm )
> 256
Berangkal
64 - 256
Kerakal
4 256
Kerikil
24
12
Pasir kasar
-1
Pasir sedang
Pasir halus
1/8 -
1/16 1/8
Lanau
1/256 1/16
Lempung
< 1/256
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Porositas
Porositas adalah perbandingan volume pori batuan dengan
volume total batuan. Porositas terbagi atas tiga, yaitu :
1) Porositas baik, yaitu batuan yang memiliki pori-pori yang
besar dan mudah menyerap air.
2) Porositas sedang, yaitu batuan yang memiliki pori-pori yang
sedang, tetapi masih dapat menyerap air dalam jumlah yang
sedikit.
3) Porositas buruk, yaitu batuan yang memiliki porositas kecil
sekali dan tidak bisa menyerap air.
c. Kemas
Kemas adalah hubungan antara masa dasar dengan
fragmen batuan mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada dua,
yaitu
1) Kemas terbuka, yaitu hubungan antara massa dasar dan
fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen
butiran mengambang di atas massa dasar batuan.
Gambar 4.7.
Kemas Terbuka
2) Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang
relatif seragam, sehingga menyebabkan massa dasar tidak
terlihat.
Gambar 4.8.
Kemas Tertutup
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Sortasi (Derajat Pemilahan)
Sortasi adalah tingkat
keseragaman
dari
butiran
Gambar 4.9.
Sortasi
e. Derajat Pembundaran
Derajat pembundaran
adalah
nilai
membulat
atau
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Menyudut (angular), permukaan konkaf dengan ujung yang
tajam.
2) Menyudut tanggung (subangular), permukaan datar dengan
ujung yang tajam.
3) Membundar tanggung (subrounded), umunya datar dengan
ujung-ujung membundar.
4) Membundar (rounded), pada umumnya permukaan bundar
dengan ujung-ujung berbentuk bundar.
5) Membundar baik (well rounded), permukaan konveks dan
equidimensional.
Gambar 4.10.
Derajat Pembundaran
Komposisi mineral pada batuan sedimen klastik dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Fragmen
Bagian butir yang ukuran butirannya paling besar.
Fragmen dapat berupa batuan, mineral, maupun fosil.
b. Matriks
Bagian butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen
dan terletak diantara fragmen. Matrik bisaa juga berbentuk
batuan, mineral dan fosil.
c. Semen
Bahan pengikat antara semen dengan matrik dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Semen karbonat (kalsit, dolomit)
2) Semen silika (kalsedon, kuarsa)
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3) Semen oksida besi (limonit, hematit, siderit)
Pada Batuan Sedimen detritus halus, semen tidak harus ada
karena butiran dapat saling terikat oleh kohesi masing-masing butir,
misalnya : batulempung, lanau dan serpih. Bisaanya terdiri dari
hablur-hablur kalsit yang jelas atau disebut juga spari kalsit (spray
calcite) atau spar. Semen dapat diamati di bawah mikroskop dan
semen ini terjadi pada waktu diagenesa pengisian rongga-rongga
oleh larutan yang mengendapkan kalsit sebagai hablur yang jelas.
*Sumber : http://sedimentologi2b.blogspot.com
Gambar 4.11.
Komposisi Mineral Klastik
laut,
pertumbuhan
kristal
dan
agregat
kristal
yang
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Pisolitik, sama dengan oolitik tapi ukuran diameternya > 2 mm.
d. Konkresi, sama dengan oolitik tetapi tidak menunjukkan adanya
sifat konsentris.
e. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin yang
menunjukkan pertumbuhan kerucut per kerucut.
f.
sejenis
konkresi
tetapi
mempunyai
komposisi
Geode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa ronggarongga yang terisi oleh mineralmineral yang tumbuh kearah
pusat rongga tersebut. Mineral tersebut berupa kalsit dan kuarsa.
Kelompok VI
H1C111214
Nama Butir
Besar Butir
Berbutir kasar
>2
Berbutir sedang
1/16 2
Berbutir halus
1/256 1/16
< 1/256
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Laporan Praktikum Petrologi Agus Salim , 2013
ragam,
klastik
adalah
batugamping
yang
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Kalsirudit
2) Kakarenit
3) Kalsilutit
dari
proses-proses
kimiawi
maupun
organis.
3)
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Proses pembentukan batuan sedimen karbonat dapat terjadi
secara insitu berasal dari lautan yang mengalami proses kimia
maupun biokimia dimana organisme turut berperan. Dapat terjadi
dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara
mekanik dan diendapkan di tempat lain.
Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan klasifikasi batuan
karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir
dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam
pengklasifikasian antara lain:
a.
b.
c.
membuat klasifisikasi :
a.
b.
c.
d.
carbonate
factory.
Endapan-endapan
ini
akan
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mengalami transportasi ke arah laut (cekungan yang lebih dalam).
Meskipun lingkungan pengendapan karbonat dapat terjadi mulai
dari zona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar
shelf, paparan cekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang
meliputi middle shelf dan outer shelf adalah tempat produksi
endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut
sebagai subtidal carbonate factory. Endapan-endapan karbonat
yang
dihasilkan
akan
terakumulasi
pada
shelf,
sebagian
hasil
pertumbuhan
biota
jenis
kubah
dan
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Litologi
berupa
bafflestone,
bidstone
dan
Rudite
>1
Arenite
0,062 1
lutite
> 0,062
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Hampir sama dengan pemerian pada batuan sedimen
klastik.
c. Komposisi Batugamping Klastik
Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen,
hanya terdapat perbedaan istilah, yaitu :
1) Allochem, adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau
butiran klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah
ada, meliputi :
a) Skeletal
(kerangka
organisme),
berupa
cangkang
merupakan
butiran-butiran
oolite
yang
tetapi
tidak
fragmen
menyerupai
oolite
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terumbu ataupun afanitik. Proses ini terjadi pada diagenesa
dapat disebut neomorphisme. Gamping kristalin kasar mungkin
juga diendapkan secara langsung dalam asosiasi dengan
pengendapan evaporit. Dolomit terbentuknya batuan ini terbagi
menjadi
tiga,
yaitu
pertama
pengendapan
langsung
dalam supratidal atau evaporit. Kedua dalam pengendapan poripori gamping klastik di daerah supratidal sabkha, sebagai hablur
kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses ubahan
(replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah
supratidal denga proses seepage reflux.
Pada pembentukan dolomit harus memenuhi syarat
dimana konsentrasi Mg / Ca ratio = 5 : 1, sehingga diperlukan
penguapan yang luar bisaa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun
atau daerah tropis yang kering.
e.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ganggang. Bisaanya kaya akan zat organis dan diacak-acak oleh
binatang, sehingga tidak memperlihatkan perlapisan.
c. Tipe gamping klastik
Batuan ini masih dapat dibagi lagi menjadi bioklastik,
interclast, fragmenter dan klastik non fragmenter. Berdasarkan
besar butirnya batuan ini terbagi menjadi :
1) Lebih besar dari 2 mm jika terdiri dari cangkang-cangkang
atau kerangka, disebut Cocquina, jika terdiri dari moluska
dan fragmen koral.
2) Jika lebih kecil dari 0,25 mm sukar untuk membedakan
partikel pertikel pembentuk, maka sering dipergunakan
istilah seperti, micrograned atau microgranular.
3) Jika sudah tidak dapat di identifikasi, maka istilah istilah
yang bisaa dipergunakan adalah kalkarenit terutama jika
tekstur jelas menyerupai pasir, granular limestone, clastic
limestone, dan fragmental limestone.
d. Tipe gamping kerangka
Tipe gamping ini terdapat paling banyak dalam Tersier di
Indonesia. Tipe ini sering membentuk terjal pada singkapan,
masif tidak berlapis atau perlapisan buruk yang hanya kelihatan
dari jauh. Komponen utama dari batuan ini adalah suatu
kerangka yang utuh seperti dalam keadaan aslinya. Bentuk serta
jaringan kerangka bergantung pada jenis organisme yang
membentuknya.
Endapan
gamping
kerangka
diklasifikasi
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pengikat atau mengisi dari kerangka organisme, sehingga
merupakan suatu bangunan yang kukuh, yang tahan gelombang.
Sering berupa kerak dan mempunyai struktur berlaminasi halus
yang bergelombang. Komponen lainnya yang bisaa terdapat
ialah
bioclast,
ataupun
fragmen-fragmen
lainnya
dapat
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pengendapan itu berada pada dataran rendah, waduk, situ, danau,
muara sungai, tepi pantai dan dasar laut. Danau, waduk, situ, dan
rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya punah bila terus
menerus diendapi lumpur hasil erosi.
Apa yang harus dilakukan agar ketiga penampungan air
tersebut bisa lestari dan tidak punah dan apa yang terjadi bila
lumpur dan material lain hasil erosi air itu diendapkan di muara
sungai atau di tepi pantai. Endapan lumpur tersebut akan
membentuk delta dan gosong pasir. Delta merupakan daratan di
muara sungai yang dibentuk oleh endapan sungai. Sedangkan
gosong pasir adalah gundukan pasir (dan tanah) di tepi pantai
yang menyembul di permukaan laut bila air laut sedang surut dan
tenggelam kembali bila laut sedang pasang.
Bila lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air
sungai hingga ke laut, maka gelombang laut akan mencampakkan
kembali sebagian material hasil erosi ke pantai yang wujudnya
berupa tanggul pantai.
Gambar 4.12.
Sedimentasi Oleh Air
b. Sedimentasi oleh angin
Material hasil erosi yang diangkut oleh angin akan
diendapkan dalam beberapa ujud (kenampakan), yaitu: tanah
loss. Debu yang dibawa oleh angin dari gurun pasir akan
mengendap di sekitar gurun dan membentuk tanah losse.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tanah ini sangat subur dan baik untuk pertanian, bila
cukup air. Bukit-bukit pasir (sand dunes), yaitu gumuk pasir
di tepi pantai hasil endapan angin.
Gambar 4.13.
Sedimentasi Oleh Angin
c. Sedimentasi oleh gletser
Pada saat bongkah-bongkah es (gletser) meluncur, maka
akan mengikis tanah atau batuan yang dilewatinya lalu
diendapkan di bagian bawah (lembah) yang endapannya bernama
morain.
Gambar 4.14.
Sedimentasi Oleh Gletser
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis
batuan adalah batuan sedimen.Proses sedimentasi pada batuan
sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara
mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.
a. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses
dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di
suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar.
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air,
gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam
aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butirbutir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan
pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat
partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara suspensi,
sehingga butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran
sedimen
berbutir
sedimentasi
halus
yang
(pasir hingga
dipengaruhi
oleh
lempung).
Proses
gravitasi
dibagi
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Batuan ini terbentuk oleh batuan yang sudah ada terlebih
dahulu yang mengalami pelapukan, hancur, lalu dibawa oleh air,
es, atau angin dan diendapkan di tempat yang lebih rendah,
setelah itu mengalami proses diagenesis menjadi batuan yang
kompak. Pengendapan dapat terjadi dimana-mana, baik di
daratan (tepi rawa, danau), pantai, dan di bawah permukaan laut.
b.
Penguapan tinggi
d.
e.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya sungai,
maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan
sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat
yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar
kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah
dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah
akibat gaya gravitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali
sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut.
Semakin banyak sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin
dalam. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh
penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi
juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.
Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu:
a.
Suspension
Umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat
kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut
oleh aliran air atau angin yang ada.
b.
Bed load
Terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti
pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah), sehingga gaya yang ada
pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan
pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran
pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan
inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan
sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan
bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
c.
Saltation
Saltation dalam bahasa latin artinya meloncat. Umumnya
terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang
ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai
Kelompok VI
H1C111214
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
akhirnya karena gaya gravitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak
cukup besar dalam membawa sedimen-sedimen yang ada maka
sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya
gravitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat
berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen
tersebut menjadi suatu batuan sedimen. Material yang menyusun
batuan sedimen adalah lumpur, pasir, kerikil, kerakal, dan
sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batuan sedimen apabila
mengalami proses pengerasan.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tekstur yang ditentukan yaitu : ukuran butir, sortasi, kemas,
derajat pembundaran, dan porositas. Apabila non klastik maka
teksturnya antar kristalin atau amorf.
d. Tentukan komposisi mineral pada sampel batuan sedimen yang
terdiri dari : fragmen, matrik, dan semen.
e. Tentukan jenis batuan sedimen dan penamaannya yang telah
dilakukan di atas.
Kelompok VI
H1C111214