0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
84 tayangan1 halaman
Penelitian ini mengembangkan metode analisis menggunakan ICP-AES Plasma untuk menentukan kadar unsur arsenik dan antimon. Gas nitrogen digunakan untuk menghilangkan pengaruh udara pada sistem optik, dan tekanan aliran gas nitrogen 20 psi memberikan hasil terbaik. Batas deteksi terendah diperoleh untuk arsenik 1,2844 ppm dan antimon 1,0785 ppm. Metode ini linier untuk konsentrasi di atas batas deteksi dan akurat unt
Deskripsi Asli:
PENGEMBANCAN METODE ANALISIS MENGGUNAKAN
ALAT ICP AES PLASMA 40 UNTUK
PENENTUAN UNSUR AS DAN Sb
Penelitian ini mengembangkan metode analisis menggunakan ICP-AES Plasma untuk menentukan kadar unsur arsenik dan antimon. Gas nitrogen digunakan untuk menghilangkan pengaruh udara pada sistem optik, dan tekanan aliran gas nitrogen 20 psi memberikan hasil terbaik. Batas deteksi terendah diperoleh untuk arsenik 1,2844 ppm dan antimon 1,0785 ppm. Metode ini linier untuk konsentrasi di atas batas deteksi dan akurat unt
Penelitian ini mengembangkan metode analisis menggunakan ICP-AES Plasma untuk menentukan kadar unsur arsenik dan antimon. Gas nitrogen digunakan untuk menghilangkan pengaruh udara pada sistem optik, dan tekanan aliran gas nitrogen 20 psi memberikan hasil terbaik. Batas deteksi terendah diperoleh untuk arsenik 1,2844 ppm dan antimon 1,0785 ppm. Metode ini linier untuk konsentrasi di atas batas deteksi dan akurat unt
PENGEMBANCAN METODE ANALISIS MENGGUNAKAN ALAT ICP AES PLASMA 40
UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN Sb
Pengembangan metode analisis mengguanakan alat ICP-AES Plasma 40 untuk penentuan unsur As dan Sb. ICP-AES menggunakan sebuah plasma argon untuk mengeksitasi dan mengionisasi spesies unsur dalam sampel yang diberikan. Suhu plasma umumnya berkisar dari 6000 - 10.000 K. Sampel disedot ke dalam plasma melalui nebulizer dan menghasilkan tetesan kabut kecil yang akan melewati ruang semprot dan kemudian melalui pusat tabung obor konsentris. Desolvasi, penguapan, atomisasi, dan ionisasi sampel terjadi pada suhu tinggi dari plasma. Tabrakan dari ion dan elektron argon plasma mengionisasi dan mengeksitasi atom analit. Atom-atom yang tereksitasi akan memancarkan frekuensi cahaya yang berbeda-beda yang merupakan karakteristik dari energi transisi untuk analit tertentu. Intensitas cahaya sebanding dengan konsentrasi analit. Karena ada ribuan potensi garis emisi, pemilihan panjang gelombang analit sangat penting untuk analisis. Pengembangan metode ini digunakan untuk menganalisa unsur yang mempunyai panjang gelombang sekitar 200 nm atau lebih kecil dari 200 nm. Aliran gas N2 digunakan untuk menghilangkan pengaruh udara yang ada didalam sistem optik. Pada penelitian ini dibuat variasi tekanan aliran gas N2 digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik dan diduga dengan besarnya tekanan aliran gas N2 akan mempengaruhi kinerja alat khususnya pada system optiknya. Tahapan pengujian meliputi konfirmasi identitas, limit deteksi, standar linieritas, presisi dengan uji ripitabilitas dan akurasi dengan pengukuran bahan standar yang memiliki konsentrasi pada daerah linier. Konfjrmasi identitas dilakukan untuk mendapatkan bentuk spektrum yang baik dan ketepatan pengukuran pad a panjang gelombangnya. Limit deteksi dihitung dengan cara melakukan pengukuran intensitas setiap unsur sebanyak 7 (tujuh) kali dalam larutan blangko. Linieritas standard dilakukan dengan cara mengukur intensitas larutan standard untuk setiap konsentrasi yang berbeda. Ripitabilitas dilakukan dengan cara melakukan pengukuran ulang terhadap salah satu standar selanjutnya dihitung nilai chi square pada tingkat kepercayaan yang digunakan. Hasil penelitian yang baik diperoleh pada aliran gas N2 dengan tekanan 20 psi pada panjang gelombang untuk: As pada A 193,759 nm, Sb pada A 206,833 nm. Limit deteksi unsur As 1,2844 ppm, untuk unsur Sb 1,0785 ppm. Linieritas standar unsur As diperoleh mulai dari konsentrasi 1,2844 ppm, sedangkan untuk unsur Sb mulai dari konsentrasi 1,0785 ppm. Ripitabilitas untuk setiap unsur As dan Sb masuk dalam range tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan akurasi untuk As sebesar 97,81 % dan unsur Sb sebesar 96,49 %. Dengan hasil analisis yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa adanya pengaliran gas N2 pada sistem optik dapat menaikkan kinerja alat, hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan limit deteksi yang lebih kecil dibanding tanpa gas N2. Pengembangan metode analisis ini valid untuk konsentrasi diatas 1 ppm.