PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali peraturan kedokteran yang semakin memudahkan
pengguna dalam melakukan diagnosa, termasuk juga diantaranya alatalat
laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu ruangan penunjang sebuah rumah
sakit yang sangat penting. Perkembangan alat-alat laboratorium juga semakin
memudahkan pengguna sehingga pengguna tidak mengalami banyak kesulitan dalam
pengukuran. Sejalan dengan kemaajuan teknologi alat laboratorium. Salah satu
contoh alat laboratorium yang sangat penting adalah Waterbath.
Waterbath.digunakan untuk menghangatkan suatu serum sebelum digunakan agar
dapat tetap terjaga kondisi temperaturnya. Suatu serum diletakkan didalam Waterbath
dengan suatu suhu yang kita inginkan dan dalam waktu yang diperlukan. Biasanya
suhu yang dibutuhkan adalah suhu tubuh manusia normal. Suhu yang dihasilkan oleh
alat harus stabil. Bila suhu sudah tercapai sensor suhu akan bekerja mengontrol suhu
agar tetap sesuai dengan suhu yang dikehendaki, untuk itu diperlukan alat Waterbath
yang dapat bekrja secara otomatis, dapat bekerja secara akurat.
Karena begitu penting peranan waterbath disebuah laboratorium maka penulis
tertarik untuk membuat perancangan yang diajukan sebagai modul, dimana judul
karya tulis ini sebagai berikut :
35, 36, 37, 38 C. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerancuan dan pelebaran
masalah dalam penyajian dan pembahasan karya tulis.
a.Studi pustaka.
Mencari buku buku/refenrensi yang relevan dengan landasan teori.
masalah, tujuan
BAB 3 PERENCANAAN
berisikan pembahasan mengenai aplikasi tiap tiap komponem yang akan dirangkai
dan aplikasi untuk perancangan alat.
BAB 2
TEORI DASAR
Sensor dan
Setting Suhu
Power Supply
Elemen
Pengukuran terhadap
Lamanya
Pemanasan
1. Reagen
+ 37 C
15 menit
2. Serum
+ 35 C
10 menit
3. Sample darah
+ 37 C
60 menit
Biasanya pada alat waterbath terdapat beberapa kontrol dan perlengkapan antara
lain:
2.2 Transistor
1. Transistor sebagai saklar
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki 3 (tiga) buah
kaki, yaitu : basis ( B ), kolektor ( C ) dan Emitor( E ) pada umumnya bahan
yang digunakan adalah Silicon dan germanium. Ada 2 jenis transistor yaitu :
B
B
E
PNP
NPN
RB
NPN
VCC
VBB
Dan jika berlaku sebagai saklar terbuka, maka transistor berada dalam
keadaan cut off ( tersumbat ). Karakteristik transistor sebagai saklar dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Ic
Vcc
Rc
saturasi
Q
Ib
> (sat)
Ib
= (sat)
Ib
cut off
I b= 0
Vcc
Gambar 2.7 Karakteristik Dan Garis Beban DC Dari Transistor
Vce
Garis beban memotong sumbu vertical pada VCC/Rc dan memotong sumbu
horizontal pada Vce, garis beban ini juga menyatakan sumbu titik operasi pada
transistor. Pada gambar diatas besarnya Ib dan Ic adalah
Ib = Vbb Vb ......................(2. 8 )
Rb
Ic = Vcc ...........................(2. 9 )
Rc
Ic
Ic Saturasi
Vcc/Rc
Cut Off
Vcc
Vce = Vcc
Gambar 2.8 Garis Beban DC
saturasi dan VCE, atau tegangan antara kolektor dengan emiter dapat
dianggap nol. Dalam kondisi ini transistor seperti sebuah saklar tertutup.
Besarnya arus yang mengalir menuju kolektor saat saturasi :
IC = ( VCC VCE ) / RC ........... ( 2.10 )
Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor dapat dinyatakan sebagai
berikut :
IC = VCC / RC ............ ( 2.11 )
Adapun
gambar
rangkaian
transistor
dalam
keadaan
saturasi
dapat
RC
VCC
RB
Adapun Rangkaian Transistor dalam keadaan cut off dapat dilihat pada
gambar 2.10
VCC
VCC
RC
RB
HIGH
Q3
J3
Q2
CLK
Q3
K3
J2
Q1
CLK
Q2
J1
Q0
CLK
K2
Q1
K1
J0
CLK
Q0
K0
CLEAR
Gambar 2. 11 Rangkaian JK flip-flop Sebagai Counter / Pencacah
Gambar 2. 12
Diagram Pewaktuan Pencacah IC 74LS192
10
Qc
Qd
urutan Qd (MSB), Qc, Qb, Qa (LSB) adalah bilangan biner 4 bit yang ekivalen dengan
dengan banyaknya pulsa yang masuk ke counter
15
1
10
9
5
4
11
14
A
B
C
D
QA
QB
QC
QD
UP
DN
LOAD
CLR
CO
BO
3
2
6
7
12
13
74LS192
IC 74LS192 merupakan sebuah counter / pencacah dan juga timer dengan 4 buah
jalan masukan dan 4 buah jalan keluaran dimana juga menghitung pulsa clock dari
rangkaian astable multivibrator. Juga terdapat fungsi hitung naik
fungsi hitung turun (down counter) berupa sinyal detak untuk menggerakkan
rangkaian hitung naik atau hitung mundur dan fungsi clear untuk mengembalikan
display pada kondisi awal berupa angka nol.
Cara kerja dari IC ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jika masukan clear mendapat logika tinggi ( high ) dengan mengabaikan kondisi
masukan yang lain, maka IC 74LS192 dalam keadaan tak mencacah dan kembali
pada kondisi awal.
11
2. Jika masukan clear mendapat logika rendah ( low ), load mendapat logika tinggi
sementara count up mendapat pulsa clock maka IC 74LS192 dalam keadaan
mencacah naik.
3. Jika masukan clear mendapat logika rendah ( low ), load mendapat logika tinggi
sementara count down mendapat pulsa clock maka IC 74LS192 dalam keadaan
mencacah turun.
4. Jika masukan clear mendapat logika rendah ( low ), load mendapat logika rendah
sementara count up dan count down mendapat sembarang, maka keluaran pada IC
74LS192 akan mengikuti data pada jalan masukan A, B, C dan D.
12
Zi (Beban)
0
gate
2
3
220V
Agar triac dapat bekerja (on), maka dilakukan pemberian sinyal pemicu pada
gerbangnya. Pada saat tegangan sumber mencapai nilai maksimum, triac mendapat
penyulutan sehingga menghantar. Akibatnya timbul tegangan pada beban Zi dan
terjadi tegangan triac. Setelah tegangan sumber mencapai nol dan tidak ada lagi
penyulutan, gate memutuskan arus dan triac tidak bekerja (off).
13
VOUT
GND
VIN
2
Gambar 2.16 Aplikasi LM 35
14
mV
380
370
360
350
0
35 36 37
38
15
Apabila ada sinyal yang masuk pada terminal ini, maka keluaran yang
dihasilkan akan berbalik phase dengan sinyal keluaran.
3. Keluaran (Output)
Merupakan hasil akhir dari suatu masukan, dimana besaran keluarannya tidak
akan melebihi catu daya yang diberikan pada sebuah Op-Amp.
4. Catu daya positif
Merupakan sumber daya positif bagi Op-Amp untuk bekerja maksimum pada
batas tegangan positif yang telah ditentukan.
5. Catu daya negatif
Merupakan sumber daya negatif bagi Op-Amp untuk bekerja maksimum pada
batas tegangan negatif yang telah ditentukan
pada
keluarannya tetap
4. Tanggapan frekuensinya tak terhingga
Artinya dapat menerima berapapun besar frekuensi.
5. Tidak ada tegangan offset
Artinya apabila tegangan masukannya berharga nol, maka keluarannya akan
berharga nol juga.
6. Tidak terpengaruh oleh perubahan suhu
16
Pada karya tulis ini, penulis hanya menyajikan beberapa teori dasar dari jenis
Op-Amp yang sesuai dengan aplikasi modul rangkaian yang dibuat yaitu :
7
Vin
Vout
Vout
..................................................................................................(2.15)
Vin
17
tegangan yang lainnya. Ciri dari komparator : Tidak mempunyai umpan balik
negatif, mempunyai tegangan referensi dan tegangan yang dibandingkan.
Gambar dibawah ini adalah sebuah penguat operasional sebagai pembanding.
+12V
VRef
Vin
741
Vout
4
-12V
Karena penguatan Loop terbuka (Aol) sangat tinggi, maka adanya perbedaanperbedaan tegangan antara tegangan masukan (Vin) dengan tegangan (Vref) akan
membuat keluaran dari penguat operasional akan mengayun ke keadaan saturasi,
jadi jika tegangan masukan lebih besar dari pada tegangan referensi maka
keluarannya sebesr (-Vsat) atau sebaliknya, jika tegangan masukan lebih kecil
atau dibawah tegangan referensi maka keluarannya sebesar (+Vsat).
18
+ Vcc
+ Vsat
- Vsat
Vin > Vref
- Vcc
........................................................................(2.16 )
Dimana Vo
= Tegangan Keluaran
Aol
Vref
= Tegangan referensi
Vin
= Tegangan Masukan
R1
x Vcc
R1 + R 2
.........................................................................(2.17)
19
3
2
7408
Gambar 2.21 Simbol Gerbang AND
20
masukannya adalah logika 1. Simbol gerbang NAND dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
1
2
13
12
74LS10
Keluaran
Nixie tube
Dot matrik
Seven segment dioda terdiri dari berbagai macam, tergantung dari jenis bahan
21
Flouroscent Phospor
Kawat pijar
Untuk penampil LED seven segment terdiri dari tujuh buah dioda LED, yang
mana masing-masing dioda tersebut akan menyala apabila dialiri arus atau beda
potensial.
Seven segment mempunyai sifat antara lain :
1. Tanggap terhadap perubahan logika cepat
2. Menyala pada tanggapan rendah
3. Memerlukan arus yang cukup kecil
4. Dapat terlihat jelas
5. Mudah diperoleh di pasaran
LED terbuat dari bahan GaSn (gallium arsenida) yang akan menyala apabila
dialiri arus maju. LED seven segment terdisi dari dua jenis, dan yang dipakai oleh
penulis yaitu seven segmen common anoda.
Pada tipe ini anoda dari masing-masing segmen digabungkan dan dihubungkan ke
Vcc, seven segmen ini mempunyai taraf rendah diberikan ke masukan segmen maka
segmen akan terbias maju, arus akan mengalir dari Vcc ke segmen dan menuju taraf
rendah yang disediakan driver.
g
VCC
22
DIGIT
a-b-c-d-e-f
b-c
a-b-d-e-g
a-b-c-d-g
b-c-f-g
a-c-d-f-g
c-d-e-f-g
a-b-c
a-b-c-d-e-f-g
a-b-c-d-f-g
Pada rancang bangun rangkaian ini, digunakan display LED tujuh Sevent
Segment karena memiliki sifat-sifat antara lain :
1.
2.
3.
23
DIGIT
a-d-e-f-g
c-f
e-f
a-d-e
b-e
d-e-g
24
25
Masukan
Keluaran
8 4 2 1
a b c d e f g
0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1
0 0 1 0
0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 0
0 1 0 0
1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 0
0 1 1 0
1 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1
1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 0
Fungsi Desimal
Tampilan
26
Control
Control
INPUT
OUTPUT
p
D
S
IN/OUT
OUT/IN
b.
a.
12
Ohm.
Gambar diatas menunjukkan simbol logika untuk IC 4066. IC ini terdiri dari 4
saklar bilateral. Setiap saklar bebas diatur oleh pengatur inputnya sendiri.
27
16
15
14
IC CA3162E
13
4
5
12
11
10
Gain Adj
.
Integrating Cap
High Input
Low Input
Zero Adj
Jantung pada sistem ini adalah pada V/I Converter dab referensi Current
Generator. Pada saat tegangan input masuk dari pin 10 dan pin 11 ke V/I
Converter maka integrating capasitor akan terisi muatannya sesuai dengan
tegangan input tersebut. Setelah sesuai maka saklar dari V/I Converter tidak
terhubung lagi ke capasitor. Dan setelah pada Band-Gap Reference konstan untuk
memberikan tegangan pada reference current generator, pada saat itu saklar dan
Integerating capasitor akan terhubung ke reference current generator. Kapasitor
mengalami pengosongan dan control logic counter multiplex akan aktif, untuk
mendapatkan cacahan kode-kode biner yang akan dikeluarkan ke output BCD.
Untuk pengendalian tiap-tiap segmen, pada block Digit Drive akan bekerja untuk
mengendalikan.
Masukan pada pin 11 diatur sebesar 10mV yang sama dengan 1 derajat
celcius yang terbaca pada sevent segment. Untuk mendapatkan keakurasian ,
maka pin 8 dan 9 dilengkapi dengan variabel resistor sebagai zero adjusment
(pengenolan). Untuk dapat menampilkan angka-angka desimal maka output BCD
dimasukkan ke dekoder.
28
29
2.1
2.2
BCD INPUT
NC
NC
16
15
14
NC
2.3
BCD INPUT
2.0
GND
V+
f
g
IC
1
CA3161E
3
.
12
11
10
SEGMEN
DRIVER
OUTPUT
a
b
c
d
e
Masukan
Tampilan
Keluaran
30
5
4
Kaki 1 Anoda
Kaki 2 Katoda
Kaki 3 dan 5 NC
2
4
31
BAB 3
PERENCANAAN
Sensor Suhu
ADC
Rangkaian
Komparator
Rangkaian
Driver Heater
Setting Suhu
Elemen
32
Display
Blok rangkaian pesawat waterbath akan bekerja saling menunjang antara satu
sama lainnya untuk mengatur pemanasan. Catu daya yang digunakan ada
beberapa macam antara lain tegangan 5 Volt/DC, 12 Volt/DC dan 220 Volt/AC.
Cara kerja dari diagram blok yaitu sebagai detector suhu digunakan IC LM 35
yang akan merubah nilai tegangan jika terjadi perubahan suhu, supaya keluaran
dari sensor ini dapat ditampilkan secara visual maka diperlukan ADC untuk
merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal digital dari ADC baru akan
dapat ditampilkan ke display.
Pada perancangan setting suhu berfungsi untuk memilih level suhu yang
diinginkan . Untuk mengendalikan bekerja atau tidaknya elemen maka perlu
rangkaian pembanding atau komparator. Keluaran dari sensor akan masuk ke kaki
membalik komparator, dan keluaran tegangan setting akan masuk ke kaki tak
membalik komparator. Pada saat tegangan sensor lebih tinggi dari tegangan
setting maka keluaran komparator akan negative saturasi, rangkain driver heater
tidak bekerja dan elemen akan mati. Pada saat tegangan sensor lebih rendah dari
tegangan maka komparator akan positif saturasi maka rangkaian driver heater
akan terhubung dan elemen akan bekerja. Pada perencanaan rangkaian timer
digunakan untuk mempermudah pengaturan lamanya pemanasan yang diperlukan.
Bila waktu yang disetting telah habis maka elemen akan berhenti bekerja.
33
Dengan diberikan tegangan inputan sebesar 12 Volt DC, pada pin 7 dan pin
2 diumpanbalikkan pada outputnya (pin 6) pada rangkaian ini kemudian di
teruskan pada rangkaian display. Besar nilai yang ditampilkan pada display
adalah sebesar nilai suhu yang dideteksi oleh rangkaian tersebut.
Antara suhu dan tegangan mempunyai hubungan yang positif, dimana apabila
suhu naik, maka tegangan juga akan naik.
+5 V
+12 V
1
VIN
2
VOUT
ADJ
3
2
Vout
7
6
LM741
-12 V
LM35
3
Suhu oC
Vout LM 35
35C
350 mV
36C
360 mV
37C
370 mV
38C
380 mV
34
Suhu oC
Vref
35 oC
350 mV
36 oC
360 mV
37 oC
370 mV
38 C
380 mV
Besar tegangan referensi yang direncanakan pada table III.2 dapat diperoleh
dengan cara :
Diketahui : R = 330 Ohm
Vcc = 5 Volt
Ditanya :
VR = .?
Jawab :
Untuk suhu 35 C diperlukan tegangan referensi sebesar 350 mV. Untuk itu
nilai tahanan pada VR diatur sebesar :
Vout =
R
X Vcc
R + VR
350 mV =
330
X 5 Volt
330 + VR
1650 115,5
0,35
VR =
1534,5
= 4384,3 Ohm = 4,4 Kohm
0,35
35
Untuk suhu 38 C diperlukan tegangan referensi sebesar 380 mV. Untuk ini
nilai tahanan pada VR diatur sebesar :
Vout =
R
X Vcc
R + VR
380 mV =
330
X 5 Volt
330 + VR
1650 125,4
0,38
VR =
1524,6
= 4012,1 Ohm = 4,0 Kohm
0,38
36
+5 V
+5 V
+5 V
4,7 K
0,1 uF
3
14
2
15
1
6
7
4
9
5
4028
1
.
. 11
. 3
.
. 4066 . 9
.
.
.
.
.
.
7
74193
4
6
13
12
5
6
2
10
4
8
CLR
15
A 1
B 10
C 9
D
GND
DN
G nd
14
Q0
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
4081
UP
10
13 A
12 B
11 C
D
3
LOAD QA 2
QB 6
QC 7
5
QD
UP
11
14
16
16
4,7 K
+5 V
4081
13
DOWN
0,1 uF
Vout
11
12
4081
37
kondisi dan hasil dari 2 kondisi ini akan mempengaruhi cara kerja dari rangkaian
pemans / heater.
Dengan diberi input tegangan sebesar 12 Volt DC pada pin 7 dan pin 4 dimana
pin 3 mendapat inputan dari rangkaian sensor suhu sedangkan pin 2 mendapat
inputan dari rangkaian setting, pin 6 yang merupakan output dari hasil perbandingan
tegangan dari kedua inputan tersebut akan menghasilkan tegangan sebesar 5 Volt.
Maka dihasilkan 2 kondisi, yaitu negatif saturasi dan positf saturasi. Dimana dari
hasil kedua kondisi ini akan mempengaruhi cara kerja dari heater. Pada saat hasil dari
perbandingan tersebut positf saturasi, maka LED yang terdapat pada MOC akan
menyala ( Anoda mendapat positif dan katoda mendapat negatif), kemudian diac
yang terdapat pada MOC mendapat tegangan AC 220 V. Sehingga diac sebagai saklar
akan mengaktifkan triac dimana heater akan bekerja. Dan apabila komparator negatif
saturasi maka MOC dan heater tidak bekerja. Artinya bahwa suhu yang diatur telah
tercapai dan suhu yang dideteksi sudah stabil. Perencanaan rangkaian ini dapat dilihat
pada gambar 3.4 berikut ini :
+12V
15K
150
+12 V
LM741
6K2
DIODE
4
220 V
-12 V
38
Heater
LAMP NEON
TP3
penampil
suhu
ini
merupakan
rangkaian
yang
akan
memperlihatkan berapa nilai suhu yang disensor dan berapa nilai suhu yang
disetting.
Nilai dari rangkaian sensor suhu akan dimasukkan ke rangkaian ADC untuk
diubah ke bentuk digital yang akan ditampilkan ke seven segment. Inputan ADC
merupakan besar tegangan analog yang akan ditampilkan. Sebelum tegangan
analog masuk ke inputan ADC, tegangan tersebut di setting dengan menggunakan
rangkaian pembagi tegangan agar suhu sesuai dengan pembacaan pada
termometer.
Rangkaian ADC menggunakan beberapa buah komponen yaitu IC CA 3162,
variabel resistor, resistor dan kapasitor. Untuk ditampilkan pada seven segment
maka digunakan IC CA 3161 sebagai dekoder ke seven segment dan transistor
sebagai pengendalinya. Adapun jenis seven segment yang digunakan adalah
common anoda.
Untuk ini penulis merencanakan resolusinya sekitar 1mV, dimana setiap
perubahan 1 mV pada masukan kaki IC CA 3162 akan menentukan turun naiknya
display yang menunjukkan besarnya suhu yang dideteksi sensor.
39
VCC
330 Ohm
0,22 uF
12 14
11
10 k
8
50 k
5
VCC
LSD 3
NSD 4
ZEROADJ
MSD
HIN.
H/SP
2.0
ZERO ADJ2.1
2.2
10
LINGADGND
2.3
9
0,1 uF
2
1
15
16
IC CA3162E
13 7
16
20
VCC a
1 7
b
6 21
22
c
6
23
d
e
f
GND g
13
12
11
10
9
15
14
10 k
8
IC CA3161E
40
BAB 4
PENDATAAN DAN ANALISA DATA
a.
Persiapan Bahan
Pada pembuatan modul rangkaian pesawat water bath ini, setiap rangkaian
yang digunakan komponen-komponen sebagai berikut :
41
Komponen
Rangkaian Kontrol Pemilihan
Type
Jumlah
74193
1 buah
4081
1 buah
4028
1 buah
4066
1 buah
4,7 K
2 buah
330 Ohm
4 buah
100 Ohm
1 buah
0,1 Uf
1 buah
10 K
4 buah
IC
Resistor
Kapasitor
Variabel Resistor
LED
4 buah
Push Button
2 buah
42
No.
2.
Komponen
LM 35
1 buah
LM 741
1 buah
Rangkaian Op Amp
IC
4.
Jumlah
3.
Type
Rangkain Komparator
LM 741
1 buah
1K
1 buah
Transistor
SD 400
1 buah
Kapasitor
1 uF/16
1 buah
IC
Resistor
1 buah
Relay
1N 4001
Dioda
1 buah
Lampu Indikator
1 buah
Elemen
1 buah
43
No.
5.
Komponen
Type
1 buah
Rangkaian ADC
CA 3162
1 buah
CA 3161
1 buah
330 Ohm
1 buah
Transistor
C 9015
1 buah
Kapasitor
0,22 uF
1 buah
10 K
2 buah
50 K
1 buah
Anoda
3 buah
IC
Resistor
Variabel Resistor
Seven Segment
b.
Jumlah
Persiapan Peralatan
: 220 Volt/AC
: Avometer
: Sanwa
4. Seperangkat Toolset
44
B. Metode Pengukuran
Setelah semua bahan dirangkai menjadi modul maka dilakukan pendataan
pada titik pengukuran yang telah ditentukan pada rangkaian untuk diperiksa.
Besarnya
tegangan
pada
titik-titik
pengukuran
tersebut
diukur
dengan
menggunakan avometer digital. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengukuran.
1. Titik pengukuran satu (TP1) untuk mengetahui tegangan keluaran dari IC
LM35 pada blok sensor suhu.
2. Titik pengukuran dua (TP2) untuk mengetahui tegangan keluaran dari IC
LM741 sebagai pengikut tegangan pada blok sensor suhu.
3. Titik pengukuran tiga (TP3) untuk mengetahui tegangan keluaran dari IC
4066 sebagai saklar bilateral pada blok seting suhu.
4. Titik pengukuran empat (TP4) untuk mengetahui tegangan keluaran dari IC
LM741 sebagai komparator atau pembanding pada blok pengontrol.
HasilPerhitungan HasilPengukuran
x 100 %
HasilPerhitungan
45
Pada saat suhu dideteksi 35 C dengan mengacu pada rumus (10 mV/ C),
setiap 1 C mempunyai tegangan sebesar 10 mV.
Maka untuk 35 C = 35 x 10
= 350 mV
= 0,35 V
= 0,33 %
Dengan menggunakan cara yang sama, maka untuk mengetahui besarnya nilai
presentasi kesalahan untuk suhu 35 ,36 ,37 ,38 , dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
46
Suhu C
Pengukuran
Perhitungan
% Kesalahan
35
351 mV
350 mV
0,33
36
365 mV
360 mV
0,40
37
372 mV
370 mV
0,23
38
381 mV
380 mV
0,33
Kesalahan Rata-rata
0,32
=1
V Out = 1. 0,351 V
= 0,351 V
Maka :
Persentase Kesalahan =
=
= 0,33 %
Dengan menggunakan cara yang sama, maka untuk mengetahui besarnya nilai
presentasi kesalahan untuk suhu 35 ,36 ,37 ,38 , dapat dilihat pada table
berikut ini :
47
Suhu C
Pengukuran
Perhitungan
% Kesalahan
35
350 mV
351 mV
0,33
36
360 mV
365 mV
0,40
37
370 mV
372 mV
0,23
38
380 mV
382 mV
0,33
Kesalahan Rata-rata
0,32
V out
12Volt 11,9Volt
x 100 %
12Volt
= 0,8 %
No.
Suhu
Terhitung
Terukur
Kesalahan
(C)
(Volt)
(Volt)
(%)
1.
35
12
11,9
0,8
2.
36
12
11,9
0,8
3.
37
12
11,9
0,8
4.
38
12
11,9
0,8
48
variable
resistor
dan
masing-masing
resistansi
berbeda
untuk
= 0,28 %
Dengan menggunakan cara yang sama, maka untuk mengetahui besarnya nilai
presentasi kesalahan untuk suhu 35 ,36 ,37 ,38 , dapat dilihat pada table
berikut ini :
49
Suhu C
Pengukuran
Perhitungan
% Kesalahan
35
351 mV
350 mV
0,33
36
365 mV
360 mV
0,40
37
372 mV
370 mV
0,23
38
382 mV
380 mV
0,33
Kesalahan Rata-rata
Maka
0,32
penyimpangan :
=
JumlahhasilPersentasiPenyimpangan
JumlahPendataan
0,432 %
50
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Pada bab ini penulis akan mengungkapkan beberapa kesimpulan setelah
melaksanakan perakitan modul, mengamati data, pendataan, dan pembahasan
rangkaian. Adapun beberapa kesimpulan yang ingin penulis kemukakan adalah
sebagai berikut :
1. Modul yang penulis buat dapat bekerja pada suhu 35, 36, 37, 38 C.
2. Kesalahan adalah 20% dibagian settingan suhu.
3. Waterbath ini digunakan untuk menyimpan sample darah dan reagen.
4. Waterbath ini dilengkapi dengan 4 tempat penyimpanan kuvet
51