MODUL II
NYERI KEPALA
Disusun oleh:
Nama
: Elpis Husain
: IV (Empat)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
MODUL 2
NYERI KEPALA
A. SKENARIO
Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke RS dengan keluhan utama
sakit kepala kronis yang dialami sejak 6 bulan sebelumnya. Nyeri kepala
terasa di seluruh kepala semakin lama semakin memberat. Sakit kepala
terutama timbul pagi hari, terkadang disertai muntah tanpa didahului mual.
Sakit kepala dirasakan memberat saat pasien mengedan, buang air besar
dan batuk.
B. KATA KUNCI
1. Perempuan 40 tahun
2. Sakit kepala kronis
3. Nyeri terasa di seluruh kepala dan memberat
4. Timbul di pagi hari
5. Muntah tanpa mual
6. Memberat saat mengedan, BAB dan batuk
C. PERTANYAAN
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ terkait?
2. Apa definisi nyeri?
3. Apa definisi nyeri kepala?
4. Apa saja klasifikasi nyeri kepala?
5. Sebutkan struktur-struktur yang peka nyeri!
D. MIND MAP
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi Struktur Nyeri Peka Intrakranial & Ekstrakranial
Struktur Nyeri Peka Intrakranial
Sinus venosus (sinus sagitalis)
Arteri duramater (a. Meningea anterior dan media)
Duramater dasar tengkorak
N. V, N. IX, N. X
Arteri yg membentuk sirkulus willisi dan cabang-2-nya
Substansia grisea periaquaductal batang otak
Nukleus sensoris dari talamus
Kulit, scalp, otot, tendon, dan fascia daerah kepala dan leher
2. Definisis nyeri
Nyeri
adalah
pengalaman
perasaan
emosional
yang
tidak
Hemikrania paroksismal
Short-lasting unilateral neuralgi form headache with conjunctival
injection and tearing
Probable sefalgia trigeminalotonomik
4. Nyeri kepala primer lainnya:
Pimary stabbing headache
Primary cough headache
Primary exertional headache
Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas seksual
Hypnic headache
Primary thunderclap headache
Hemikrania kontinua
New daily-persistent headache
5. Arteri ekstrakranial
c. Saraf
1. N. Trigeminus, N. Fascialis, N. Glossofaringeus, N. Vagus
2. Saraf spinal servikal 1, 2 & 3
kepala
timbul
sebagai
hasil
perangsangan
terhadap
keadaan
paska
contusio
serebri,
insufisiensi
serebrovasculer akut).
Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi
(migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis)
Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan
kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis. Penjalaran
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan sensibilitas
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1. Specimen darah bila ada kecurigaan kea rah penyakit
sistemik sebagai penyebab nyeri kepala
2. Specimen CSS bila ada indikasi kecurigaan perdarahan
subarachnoid atau infeksi susunan saraf pusat
Radiologi
1. EEG
2. CT-Scan
3. MRI
tertentu
cendeerung
neurotropik
seperti
yang
host.
Kuman
yang
memiliki
virulensi
yang
rendah
dapat
disebabkan
oleh
sel-sel
glia
(mikroglia,
parut
sikatriks
padat
dibagian
otak
dimana
neuron
menghilang.
b. Tumor meningeal / meningloma
Berasal
dari
meningen,
sel-sel
mesotel
dan
sel-sel
vascular
diserebellum.
gabungan
embriologis
Sindrome
antara
von
yang
paling
Hippel-Lindau
hemangioblastoma
sering
merupakan
serebellum,
akibat
sumbatan
pada
ventrikel
ketiga,
berasal
dari
sisa-sisa
duktus
3. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala
terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis
dalam
pemeriksaan
klien.
Gejala-gejalanya
sebaiknya
fokal,
disebabkan
oleh
tumor
dan
tekanan
Pertumbuhan
tumor
menyebabkan
semuanya
menimbulkan
kenaikan
volume
intrakranial.
sub
arakhnoid
menimbulkan
hidrocepalus.
Mekanisme
menurunkan
volume
kompensasi
darah
intra
ini
antara
kranial,
lain
bekerja
volume
cairan
parenkim.
Kenaikan
tekanan
yang
tidak
diobati
Nyeri Kepala
Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus,
tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling
hebat waktu pagi hari dan menjadi lebih hebat oleh aktivitas
yang biasanya meningkatkan tekanan intracranial seperti
membungkuk, batuk atau mengejan pada waktu buang air
besar. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak
disebabkan oleh traksi dan Pergeseran struktur peka nyeri
dalam rongga intra cranial. Struktur peka nyeri ini termasuk
arteri,
vena,
sinus-sinus
vena,
dan
saraf
otak.
posterior.
Kira-kira
sepertiga
lesi
supratentorial
pada
anak-anak
dan
berhubungan
dengan
Papiledema
Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan
pembengkakan pada saraf optikus. Bila terlihat pada
pemeriksaan
funduskopi,
tanda
ini
mengisyaratkan
dasar-dasar
pengobatan
dan
imformasi
prognosis.
d. Angiografi serebral memberikan gambaran pembuluh darah
serebral dan letak tumor serebral.
e. Elektroensefalogram(EEG)untuk
mendeteksi
gelombang
serebral
dan
meningkatkan
kelancaran
serta
B. Abses Otak
1. Definisi
Abses otak adalah suatu proses infeksi dengan pernanahan
yang terlokalisir diantara jaringan otak yang disebabkan oleh
berbagai macam variasi bakteri, fungus dan protozoa.
2. Epidemiologi
Abses otak dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, namun
paling sering terjadi pada anak berusia 4 sampai 8 tahun.
Penyebab abses otak yaitu, embolisasi oleh penyakit jantung
kongenital dengan pintas atrioventrikuler (terutama tetralogi
fallot), meningitis, otitis media kronis dan mastoiditis, sinusitis,
infeksi jaringan lunak pada wajah ataupun scalp, status
imunodefisiensi dan infeksi pada pintas ventrikuloperitonial.
Patogenesis abses otak tidak begitu dimengerti pada 10-15%
kasus.
Walaupun teknologi kedokteran diagnostik dan perkembangan
antibiotika saat ini telah mengalami kemajuan, namun rate
kematian penyakit abses otak masih tetap tinggi, yaitu sekitar
10-60% atau rata-rata 40%. Penyakit ini sudah jarang dijumpai
terutama
di
negara-negara
maju,
namun
karena
resiko
pada
laki-laki
daripada
perempuan
dengan
telinga
tengah,
sinusitis
(paranasal,
ethmoidalis,
penyebabnya
antara
lain,
Streptococcus
aureus,
(bakteri
kokus
gram
positif,
Bacteroides
spp,
biasanya
berlokasi
pada
daerah
dekat
infeksi.
Peradangan
perivaskular
ini
disebut
fibroblast
mengelilingi
pusat
membentuk
nekrosis.
Di
anyaman
reticulum
daerah
ventrikel,
di
daerah
substansi
putih
dibandingkan
pembentukan
kapsul
lanjut
(Late
Capsule
Formation)
Pada stadium ini, terjadi perkembangan lengkap abses
dengan gambaran histologis sebagai berikut:
-
Bentuk pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan selsel radang.
neurologik
seperti
hemikonvulsi,
hemiparesis,
lobus
pendengaran
temporalis
dan
selain
mengecap
menyebabkan
didapatkan
gangguan
disfasi,
defek
pemeriksaan
laboratorium
disertai
pemeriksaan
neurologis
secara
menyeluruh,
mengingat
Pada
pemeriksaan
neurologis
dapat
dimulai
dengan
meningeal
untuk
memastikan
keterlibatan
meningen.
sistem
musculoskeletal
dan
kemungkinan
Pemeriksaan
cairan
serebrospinal
pada
umumnya
untuk diagnostik
Dan
scanning
otak
menggunakan
radioisotop
7. Penatalaksanaan
Terapi definitif untuk abses melibatkan :
Pencegahan kejang
Neurorehabilitasi
tersedia.
Pada
abses
terjadi
akibat
trauma
dan
juga
metronidazole.
Monoterapi
dengna
immunocompromised
digunakan
antibiotik
yang
50-100 mg/KgBBt/Hari
IV
Ceftriaxone (Rocephin)
50-100 mg/KgBBt/Hari
IV
Metronidazole (Flagyl)
35-50 mg/KgBB/Hari
IV
setiap 4 jam,
2 grams
IV
Vancomycin
setiap 12 jam,
15 mg/KgBB/Hari
IV
menghalangi
pembentukan
kapsul
abses.
Tetapi
penderita
ini,
kortikosteroid
diberikan
dengan
beberapa
keadaan
terapi
operatif
tidak
banyak
diantara
penderita
yang
mendapatkan
terapi
sebuah
massa
yang
berefek
terjadinya
infeksi,
seperti
mastoiditis,
sinusitis,
dan
abses
Penghentian
antikonvulsan
ini
ditetapkan
berdasarkan
termasuk
nervus
hemiparesis,
kranialis
kejang,
dan
hidrosefalus,
masalah-masalah
pembelajaran lainnya.
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:
1) Cepatnya diagnosis ditegakkan
2) Derajat perubahan patologis
3) Soliter atau multipel
4) Penanganan yang adekuat.
Dengan alat-alat canggih dewasa ini AO pada stadium dini
dapat lebih cepat didiagnosis sehingga prognosis lebih baik.
Prognosis AO soliter lebih baik dan mu1tipel. Defisit fokal dapat
membaik, tetapi keajng dapat menetap pada 50% penderita.
REFERENSI