Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK AKUPUNKTUR I FIELD LAB

NAMA : Vilaili Savira

NIM : P 27240018091

ALAMAT : Pensiunan Tengah Kab. Kepahiang,Bengkulu

PRODI SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR DAN HERBAL JURUSAN AKUPUNK


TUR POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2020
Laporan Praktik Klinik ini Telah Diperiksa, dan Mendapatkan Persetujuan dan Pengesahan
Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur II Prodi Sarjana Terapan Akupunktur Jurusa
n Akupunktur Politeknik Kesehatan Surakarta

tanggal_______________________20____

Disusun oleh: Disetujui oleh:

Vilaili Savira Purwanto,S.ST.Akp,MPH

NIM: P27240018091 NIP:


HEADACHE

A. Tinjauan teoritis

1. Wastern Medicine

Menurut Harsono (2008), nyeri kepala merupakan keluhan neurologisdengan


berbagai macam penyebabnya baik yang bersifat intrakranial maupun ekstrakranial.
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah seluruh kepala
dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang telinga (Sjahrir, 2008).
Nyeri kepala merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua orang
setidaknya satu kali selama hidupnya (Ariani, 2012).
Klasifikasi Nyeri Kepala
Menurut International Headache Society (HIS), nyeri kepala diklasifikasikan
menjadi beberapa tipe:
a) Nyeri kepala primer antara lain migraine, Tension Type Headache, Cluster
Type Headache dan cephalgia trigeminal
b) Nyeri kepala sekunder antara lain nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma
kepala atau leher, kelainan vaskular kranial atau servikal, infeksi,
homeostatis, kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut
serta struktur fasial atau kranial lainnya, kelainan psikiatrik serta neuralgia
cranial, sentral atau nyeri fasial primer (Pirce dan Wilson, 2014).
Etiologi Nyeri Kepala
Nyeri kepala merupakan gejala dari berbagai penyakit dan biasanya merupakan
keluhan utama. Nyeri kepala dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain stress
emosional dan kelelahan, menstruasi, rangsangan dari lingkungan seperti
kebisingan, kerumunan atau cahaya terang, gloukoma, inflamasi pada mata, mucosa
hidung atau sinus paranasal, penyakit di kepala, gigi, arteri ekstrakranial atau telinga
luar maupun dalam, alkohol, nitrat dan histamin, penyakit sistemik, hipertensi,
peningkatan tekanan intrakranial, trauma kepala atau tumor serta perdarahan
intrakranial, abses atau pembengkakan pembuluh darah (Hartono,2011).
Patofisiologi Nyeri Kepala
Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement
maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor pada struktur peka nyeri
di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun di atas tentorium
serebelli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul dan terasa menjalar pada daerah di
depan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati
puncak kepala (daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini
ditransmisikan ke saraf trigeminus (Hartono, 2011; Henry, 2012).
Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah
tentorium (pada fosa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-
cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri padadaerah belakang garis
tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikalis bagian atas. Rasa nyeri
ini ditransmisikan oleh saraf kranial IX, X dan C-1, C-2 dan C-3. Akan tetapi
terkadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan nervus oksipitalis mayor akan
menjalar nyerinya ke bagian frontal dan mata pada sisi ipsilateral melalui refleks
Trigeminoservikal. Refleks ini dapat dibuktikan dengan cara pemberian stimulasi
pada nervus supraorbital dan direkam dengan pemasangan elektrode pada otot
sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif dan nosiseptif refleks trigeminoservikal
ditransmisikan melalui rute polisipnatik, termasuk nukleus spinal trigeminal lalu
mencapai motor neuron servikal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara
inti-inti trigeminus dengan radiks dorsalis segmen servikal atas sehingga
menunjukkan bahwa nyeri di daerah leher dapat dirasakan atau diteruskan kearah
kepala atau sebaliknya. Refleks ini juga menunjukkan adanya keterlibatan batang
otak yaitu dengan munculnya rasa nyeri kepala, nausea dan muntah (Sjahrir, 2008;
Hartono, 2011).

2. Secara Chinese Medicine

Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering terjadi dan dapat timbul pada
berbagai penyakit dan gangguan yang bersifat akut atau kronis. Dalam pengobatan
tradisional Cina headache atau nyeri kepala disebut “Tu Tong” (Sim, 2008). Nyeri
kepala dibagi menjadi dua jenis menurut patogenesisnya yaitu nyeri kepala primer
(tidak memiliki penyebab yang jelas) seperti migraine terjadi selama menstruasi.
Kemudian nyeri kepala sekunder biasanya disebabkan oleh peradangan atau tekanan
diselaput otak, pembuluh darah otak. Misalnya, sakit kepala karena meningitis,
hipertensi atau trigeminal neuralgia (Xinghua, 1996).
Nyeri yang disebabkan karena patogen luar umumnya dapat sembuh dengan
waktu singkat, patogen yang paling sering ditemukan umumnya bersifat angin.
Sedangkan nyeri kepala yang disebabkan karena faktor dalam tubuh biasa bersifat
kronis, namun tetap dibagi menjadi 2 yati nyeri kepala bersifat ekses dan nyeri
kepala bersifat defisien (Sim, 2008).
Etiologi dan Patogenesis
Menurut Sim (2008) nyeri kepala dapat dibagi menjadi dua, antara lain;
a. Faktor eksternal
Nyeri kepala karena faktor pathogen dari luar seperti angin, dingin, lembab dan
panas. Oleh karena itu pathogen tersebut dapat menyerang tubuh sehingga
menyebabkan aliran Qi dan darah yang menuju ke kepala tidak lancar, maka
timbulah nyeri kepala.
b. Faktor internal
1. Otak
Otak merupakan lautan sumsum yang bergantung pada nutrisi dan darah pada
organ ginjal dan hati. Sedangkan, nutrisi makanan dan minuman akan diolah
ginjal dan limpa. Jadi faktor terjadinya nyeri kepala berasal dari dalam tubuh.
2. Nyeri kepala berhubungan dengan hati
Gangguan emosional dapat menimbulkan stagnasi Qi hati yang berubah
menjadi api yang kemudian naik ke atas menyebabkan nyeri kepala. Ekses api
dapat merusak Yin, hati tidak mendapat nutrisi, kemudian defisiensi Yin ginjal
gagal untuk membatasi organ hati. Dari defisiensi hati dan ginjal serta naiknya
Yang hati akan mengganggu kepala dan mengakibatkan nyeri kepala.
3. Nyeri kepala berhubungan dengan ginjal
Defisiensi konginental dapat menyebabkan kekosongan dan kelemahan di
otak yang yang mengakibatkan nyeri kepala. Defisiensi Yang ginjal membuat
Yang Qi tidak berfungsi dengan baik sehingga menimbulkan nyeri kepala.
4. Nyeri kepala berhubungan dengan limpa
Asupan makanan yang kurang baik atau diet yang tidak benar akan merusak
fungsi limpa dan lambung. Apabila terjadi defisiensi limpa dan lambung maka
tidak dapat memproduksi Qi dan darah akan menyebabkan otak tidak ternutrisi
dengan baik sehingga terjadi nyeri kepala.
5. Cidera Traumatis
Cidera traumatis dapat menyebabkan rusaknya meridian dan kolateral
kemudian mengakibatkan stagnasi Qi dan darah serta obstruksi pembuluh darah
dan kolateral yang menimbulkan nyeri kepala.
Diferensiasi Sindrom
Berikut adalah penjelasan sindrom menurut Peng dan Xie (2007) yaitu:
1) Nyeri kepala karena angin dingin
Gejala : nyeri menetap pada seluruh kepala, nyeri menyebar hingga tengkuk
dan leher, takut angin dan dingin, tidak haus, lidah merah pucat, selaput putih
tipis, nadi superfisial dan lambat.
2) Nyeri kepala karena angin panas
Gejala: nyeri tekan pada kepala, demam, takut dingin, wajah dan mata merah,
rasa haus dan ingin minum, konstipasi, urin kuning keruh, lidah merah, selaput
kuning tipis, nadi superficial dan cepat.
3) Nyeri kepala karena angin lembab
Gejala : nyeri kepala seperti terlilit, tubuh dan anggota gerak terasa berat,
demam, dada terasa sesak, nafsu makan turun, dysuria, feses lembek, lidah
merah pucat, selaput putih berminyak, nadi lembut dan licin.
4) Nyeri kepala karena hiperaktivitas api hati
Gejala : nyeri kepala, pusing, penglihatan kabur, mudah lelah, mudah marah,
insomnia, dan gangguan tidur, nyeri tekan pada daerah hipokondrium, wajah
merah, rasa pahit dimulut, lidah merah, selaput kuning tipis, nadi kuat.
5) Nyeri kepala karena defisiensi ginjal
Gejala : nyeri kepala dengan sensasi kosong, vertigo, tinnitus, pinggang dan
lutut lemah, mudah lelah, buang air kecil malam hari, keputihan, mudah lupa,
insomnia, lidah merah, selaput sedikit, nadi benang dan lemah.
6) Nyeri kepala karena defisiensi Qi dan darah
Gejala : nyeri kepala disertai pusing, rasa berdebar, mudah lelah setelah
bekerja, keringat spontan, nafas pendek, takut angin, wajah pucat lidah pucat,
selaput putih tipis, nadi dalam dan lemah.
7) Nyeri kepala karena phlegma keruh
Gejala : nyeri kepala disertai rasa cemas, dada terasa sesak, perut terasa
penuh, mual, muntah, nafsu makan menurun, pusing, lidah merah pucat, selaput
putih berminyak, nadi licin dan tegang.
8) Nyeri kepala karena stagnasi darah
Gejala : nyeri kepala terasa tajam, nyeri menetap, ada riwayat trauma kepala,
ada bercak keungun pada ujung lidah, selaput putih tipis, nadi tegang dan
benang.

3. Mekanisme kerja akupunktur

Menurut Saputra dan Sudirman (2009) mekanisme akupuntur analgesia seba


gai berikut:

Gambar 2.7 Mekanisme Akupunktur


a)Reaksi inflamasi lokal
Penusukan akupunktur menyebabkan mikrotrauma yang mengakibatkan perlu
kaan pada sel sehingga memproduksi bahan kimia berupa bradikinin, substansi P
dan prostaglandin yang akan mengaktivasi potensial membrane sel. Pada ujung sa
raf dan pembuluh darah yang banyak terdapat disekitar titik akupunktur akan me
mperbesar respons yang menyebabkan mast sel melepaskan histamin, heparin dan
kinin protease sehingga terjadi vasodilatsi pembuluh darah. Selain itu histamin ak
an membebaskan nitric oxide (NO) dari endotel vaskuler yang merupakan mediat
or berbagai reaksi kardiovaskuler, neurologis, imun, digestif dan reproduksi. mast
sel juga melepaskan platelet activating factor (PAF) kemudian diikuti pelepasan s
erotonin dari platelet.Serotonin merangsang nosiseptor dan meningkatkan respon
nosiseptor terhadap bradikinin yang dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler.
b) Tranduksi interselluler meridian
Titik akupunktur mempunyai sifat khas high electrical voltage (tegangan listri
k tinggi) dengan low resistance (tahanan rendah). Titik akupunktur merupakan se
kumpulan sel aktif listrik, dan bila diberi suatu rangsangan bahkan rangsangan ter
sebut bersifat minimal akan lebih mudah terjadi pertukaran ion. Sehingga transdu
ksi interseluler dari titik akupunktur terjadi melalui jalur meridian yang merupaka
n suatu jalur spesifik (intercellular signaling).
c)Refleks kutaneosomatoviscera
Stimulasi pada titik akupunktur menimbulkan adanya sensasi de qi yang diha
ntarkan oleh serabut A dan C menuju kornu posterior medulla spinalis. Di kornu p
osterior kemudian bertemu dengan serabut aferen yang berasal dari organ viscera,
sehingga terjadi lengkung reflex yang menyebabkan efek akupunktur pada organ
dengan segmen yang sama pada medulla spinalis.
d) Transmisi neural ke otak (neuroakupunktur)
Neuroakupunktur bekerja dengan cara mengaktifkan sistem modulasi nyeri de
ngan menekan transmisi dan persepsi dari rangsang nyeri pada level yang berbeda
dari sitem saraf pusat. Efek akupunktur dimulai dari stimulasi saraf dengan diame
ter kecil di otot yang akan mengirim impuls ke medulla spinalis. Dimana ketigany
a melepaskan neurotransmitter (endorfin dan monoamin) dapat menghambat nyeri
yang akan datang.
B. Resume Kasus
1. Pengkajian
a. Data Umum Pasien
Nama : Ny. I
Tanggal periksa : 14 Juni 2020
Usia saat periksa : 46 tahun
Alamat : Bengkulu, Kepahiang,Pensiunan Tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
b. Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan darah : 120 / 70 mmHg
Respirasi : 16 x / menit
Berat badan : 66 Kg
Kondisi Umum : Compos mentis
Frekuensi nadi : 56 x / menit
Suhu tubuh : 36,6 oc
Tinggi badan : 149 Cm
c. Empat Cara Pemeriksaan Akupunktur
1. Pengamatan Wang.
1. SHEN(keadaan jiwa)
Semangat : Semangat
Sinar mata : Mata Bersinar
Kesadaran : Compos Metis
2. SE(kompleksi wajah)
Warna kulit : putih
Ekspresi wajah : wajah cerah
3. SING TAY(bentuk tubuh)
Resam tubuh : BB 66 KG,TB 149 cm
Gerak gerik : Bebas
Posisi tubuh : Tegap
4. Keadaan
Kulit tubuh : Lembab
Hidung : Simetris, tidak ada secret
Keringat : Tidak ada keringat berlebihan
Bibir : Simetris
Mata : Simetris, normal
Rambut : Normal, Lembab
Telinga : Simetris, normal
5. Pengamatan lidah
Lidah
Dasar lidah Warna Merah pucat
Ukuran Besar
Tapak gigi Tapak gigi
Bercak sianotik ada
Selaput Lidah Warna Putih +kuning
Tebal / tipis Tipis
Permukaan Licin basah
Mengelupas Tidak mengelupas

2. Mendengar dan mencium yang disebut Wen.


a. Pendengaran
Suara bicara : Suara terdengar jelas
Suara bernapas :tidak ada suara nafas
Suara batuk :tidak ada suara batuk
Suara berdahak :tidak ada suara berdahak
Suara cegukan :tidak ada suara cegukan
b. Penciuman
Bau mulut :tidak ada bau mulut
Bau keringat :tidak ada bau keringat
Bau tinja :tidak di periksa
Bau riak :tidak di periksa
Bau air seni :tidak di periksa

3. Anamnesis atau pertanyaan yang disebut Wun.

Anamnesis medis :
a) Keluhan Utama : Sakit kepala
b) Riwayat penyakit sekarang : Px datang dengan
keluhan yang sudah dirasakan selama 16 tahun yang lalu. Keluhan yang
dirasakan lokasi anatominya di frontal dan parietal , sakit kepala datang
secara tiba tiba,saat beraktivitas , sakit kepala bertambah ketika periode
menstruasi dan berkurang saat beristirahat dan periode menstruasi berakhir.
c) Keluhan tambahan : Nyeri leher
d) Riwayat penyakit dahulu : Malaria
e) Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi
f) Riwayat terapi atau obat-obatan yang dikonsumsi : Tidak ada
g) Status Diet

Makanan Baik
Nafsu makan
Frekuensi makan 2 kali sehari
h) Jenis makanan Basah,kuah,sayur Stat
Porsi makan 2 centong us
BA
Kecenderungan rasa Pedas
B-B
Camilan Tidak ada AK
Minuman Frekuensi minum 7 gelas/ hari
Jenis minuman Air putih

Volume minuman sehari 1,5 L/hari


Panas / dingin Hangat
Buang Air Besa Frekuensi 1 kali/hari
r
Konsistensi Tidak
Bentuk Lonjong
Mengejan / tidak Tidak
Buang Air Keci Frekuensi Normal
l
Jumlah 5 kali/hari
Warna Kuning Jernih
Kepekatan Tidak pekat
BAK malam hari 1 kali

4. PERABAAN (CIE)
1. Perabaan local atau keluhan:
a. Status lokalisasi
Lokasi : Kepala
Penampilan luar : Tidak berpengaruh
Pergerakkan : Bebas
Sensasi : Nyeri
Perabaan : Tidak ada benjolan
b. Nyeri tekan
Titik nyeri tekan / ashi point : Ditekan nyeri berkurang
Titik akupunktur : Ditekan nyaman
Meridian : Ditekan nyaman
c. Perabaan suhu
Tubuh : Dalam batas normal
Tangan : Dalam batas normal
Kaki : Dalam batas normal
d. Perabaan nadi
Defferensiasi lokasi:
Kedalaman Normal
Kecepatan Normal
Ukuran Besar (Hong)
Kekuatan Kuat Normal
2. Pemeriksaan Tambahan
Keadaan umum :
Rontgen : Tidak ada
Obat yang sedang dikonsumsi : Tidak ada
Dx medis : Headache

3. Status organ atau meridian


Status Organ
(Ada) Pusing
(Ada) Mudah marah
Sistem Hati / Kandung Empedu Tidak ada Mata merah
Tidak ada rasa pahit di mulut
(Ada) kaku leher
(Ada) palpitasi
(Ada) keringat spontan
Sistem Jantung / Usus Halus Tidak ada sulit tidur
Tidak ada telapak tangan dan kaki
dingin
(Ada) Mudah lelah
(Ada) gangguan otot
Sistem Limpa / Lambung Tidak ada mual dan muntah
Tidak ada perut kembung
Tidak ada panas di perut
Kulit kering tidak ada
Batuk tidak ada
Sistem paru-paru / Usus Besar
(Ada) Muda haus
Tidak ada konstipasi
Tidak ada Nyeri pinggang
Sistem Ginjal / Kandung Kemih (Ada) Rambut rontok
(Ada) BAK malam hari 1 kali

2. Diagnosis

a. Analisis

Nama Penyakit dalam TCM “Tu Tong”


Sindrom penyakit 1. Plegma lembab
2. Api hati
Prinsip terapi 1. Tonifikasi limpa
2. Sedasi hati
b. Kalimat diagnosis

Pasien Ny. I datang dengan keluhan yang sudah dirasakan selama 16 tahun yang
lalu. Keluhan yang dirasakan lokasi anatominya di frontal dan parietal , sakit kepala
datang secara tiba tiba,saat beraktivitas , sakit kepala bertambah ketika periode
menstruasi dan berkurang saat beristirahat dan periode menstruasi berakhir, sindrom
penyakitnya ada 2 yaitu plegma lembab yang dikarenakan defisiensi limpa yang
berlangsung lama, dan api hati yang disebabkan oleh stagnasi Qi yang selalu mudah
marah.

3. Perencanaan

a) Prinsip terapi

1. Tonifikasi limpa

2. Sedasi hati

b) Alat dan bahan

Jarum akupunktur, kapas alkohol,Elektrostimulator,TDP/Infrared,Moksa

c) Titik

Titik Utama : Tou wei (ST8), Feng chi (GB20),Shangxing (GV23),


Baihui (GV20) ,Yintang (HN-3) untuk nyeri di daerah Frontal Dan selain titik te
rsebut dapat juga ditambahkan titik general (general point) yang nantinya masu
k dalam mekanisme sentral.
Teknik : Diberikan rangsang sedang, jarum ditinggal selama 30 menit
menggunakan elektroakupunktur dan bisa juga ditambahkan TDP/Infrared

Titik lokal : Titik akupunktur yang diberikan pada sindrom api hati adala
h denganmenggunakan titik utama untuk menenangkan hati yaitu titik
Taichong (LV3) dan plegma lembab terjadi karena defisiensi limpa maka
titiknya Zhong wan(CV12) adalah titik Mu dari Wei/lambung, juga merupakan
titik dominan Fu, Feng Long adalah titik Luo pada meridian Wei/lambung,
Sanyinjiao adalah titik pertemuan tiga meridian Yin kaki,pengombinasian ketiga
titik tersebut menghasilkan efek menguatkan fungsi Pi/limpa, hingga patogen
lembab dapat tersalurkan , Feng Chi (GB20) , Tai yang (EX-HN 5) dan
Touwei menghalau patogen angin lembab yang menyerang kepala. Dengan
pengombinasian semua titik tersebut nyeri kepala dapat disembuhkan
bersamaan dengan teratasinya patogen yang menyerang tubuh.

Teknik : Diberikan rangsang sedang, jarum ditinggal selama 30 menit


menggunakan elektroakupunktur dan bisa juga ditambahkan TDP/Infrared

d) Modalitas

Teknik terapi akupunktur yang dilakukan menggunakan elektrostimulator sert


a modulasi penghangatan dengan Sinar Infra Merah atau TDP (Thermal Deep Penes
tration) atau dengan moksibusi. Penggunaan elektrostimulator dengan low frequenc
y guna stimulasi dan menghentikan penjalaran nyeri.

Modalitas Terapi
a. Definisi
Sinar infra merah bila dilihat dari susunan spektrum sinar terletak diantara s
inar hertzian. Demikian definisi sinar infra merah adalah pancaran gelombang e
lektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700 – 4 juta A (Adri 2012). Pengg
unaan lampu nonluminous pada jarak lampu yang digunakan antara 45 – 60 c
m, sinar diusahakan pada posisi tegak lurus dan searah dengan daerah yang dio
bati antara waktu 10-30 menit. Pada penggunaan lampu luminous pada jarak la
mpu 35 - 45 cm, sinar diusahakan pada posisi tegak lurus dan searah dengan da
erah yang diobati antara 10-30 menit (Putra, 2011).
b. Klasifikasi Sinar Inframerah
Menurut Watkins (2000) panjang gelombang dapat dibagi menjadi
1) Gelombang pendek (Penetrating)
Panjang gelombang antara 7.700A sampai 12.000 A. Daya penetrasi lebi
h dalam dari gelombang panjang hingga mencapai jaringan subkutan kira – kira
dapat mempengaruhi secara langsung terhadap pembuluh darah kapiler, pembul
uh limfe, ujung – ujung saraf dan jaringan jaringan dibawah kulit lainnya.
2) Gelombang panjang ( Non Penetrating)
Panjang gelombang 12.000 A sampai 150.000 A. Daya Penetrasi sinar in
i hanya sampai hingga lapisan superficial epidermis yaitu sekitar 0,5 mm
c. Lampu Terapi Sinar Infra Merah
Lampu terapi kesehatan infrared Philips bekerja dengan prinsip sina
r inframerah prismatic untuk aplikasi pengobatan. Memperlancar peredaran dar
ah, melemaskan otot dan sendi yang sakit, cocok digunakan oleh penderita gejal
a low back pain, mengurangi gejala rematik dan flu.

Gambar 2.6 Lampu Inframerah osram (http://www.galerimedika.com/Alat-Te


rapi/PhilipsInfrared-Lamp-HP3616)
Terapi yang terfokus pada lampu infra merah 150 watt. Lampu inframerah
telah dioptimalkan untuk menghilangkan rasa sakit pada jarak 35-45 cm, biasan
ya untuk kasus seperti nyeri pinggang, nyeri lutut, nyeri dada, nyeri sendi, flu, k
aku otot. Cincin prismatik berguna untuk lebih fokus (Philips, 2016).
d. Efek Terapi Infra merah terhadap Penurunan Nyeri
Nyeri dapat berkurang karena telah dilakukan terapi infra merah dan tera
pi latihan. Menurut Sujatno dkk, bahwa infra merah yang diberikan kepada pasi
en secara teratur dapat memberikan efek terapeutik yang berupa rileksasi otot,
meningkatkan suplai darah, menghilangkan sisa-sisa metabolisme sehingga nye
ri dapat berkurang. Sedangkan menurut Melzack dan Wall, terapi latihan yang d
ilaksanakan secara teratur dengan dosis yang sesuai secara teknik gerakan dan f
iksasi yang benar dapat menyeimbangkan aktivitas stresor dan depresor pada jar
ingan yang mengalami atau cidera sehingga hal tersebut dapat mengurangi nyer
i (Fitrocha, 2013)

e) Jadwal : 2 kali seminggu

C. Kesimpulan

1. Menurut International Headache Society (HIS), nyeri kepala diklasifikasikan menjadi


beberapa tipe:
a. Nyeri kepala primer antara lain migraine, Tension Type Headache, Cluster Type
Headache dan cephalgia trigeminal
b. Nyeri kepala sekunder antara lain nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma
kepala atau leher, kelainan vaskular kranial atau servikal, infeksi, homeostatis,
kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut serta struktur
fasial atau kranial lainnya, kelainan psikiatrik serta neuralgia cranial, sentral atau
nyeri fasial primer (Pirce dan Wilson, 2014).
2. Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering terjadi dan dapat timbul pada
berbagai penyakit dan gangguan yang bersifat akut atau kronis. Dalam pengobatan
tradisional Cina headache atau nyeri kepala disebut “Tu Tong” (Sim, 2008). Nyeri
kepala dibagi menjadi dua jenis menurut patogenesisnya yaitu nyeri kepala primer
(tidak memiliki penyebab yang jelas) seperti migraine terjadi selama menstruasi.
Kemudian nyeri kepala sekunder biasanya disebabkan oleh peradangan atau tekanan
diselaput otak, pembuluh darah otak. Misalnya, sakit kepala karena meningitis,
hipertensi atau trigeminal neuralgia (Xinghua, 1996).
3. Dari diagnosis yang didapat Ny. I dengan sindrom penyakitnya ada 2 yaitu plegma
lembab yang dikarenakan defisiensi limpa yang berlangsung lama, dan api hati yang
disebabkan oleh stagnasi Qi yang selalu mudah marah
4. Prinsip terapi
1. Tonifikasi limpa

2. Sedasi hati

D. Pustaka

Misha, J.P. (2014). A Single Case Study: Treating Migraine Headache With
Acupuncture, Chinese Herbs, and Diet. Global Adc Health Med. 3(1):71-74.

Nadesul, H. (2009). Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta: Buku Kompas.

Peng B., dan Xie J. (2007). Traditional Chinese Internal Medicine 2nd edition.
Shanghai: People’s Medical Publishing House.

Sim Kie Jie. (1997). Dasar Teori Ilmu Herbal dan Akupunktur Identifikasi dan
Klasifikasi Penyakit. Singapore: TCM Publication.

Sim Kie Jie. (2008). Ilmu terapi Akupunktur Jilid 1. Singapore: TCM Publication.
Sjahrir,

Anda mungkin juga menyukai