LBM 1
SAKIT KEPALA
A 48 years old woman went to Puskesmas with a complaint of headache in recurrence for 2 years.
Location: all of area in head, felt like throbbing headache; frequency: twice or more a day and get worse
month by month; now it felt continue for a whole day, duration: more than 20 hour per day; intensity:
high so she couldn’t do her daily activity; quality: headache that throbbing in all of her head, get worse
in the morning after wake up for asleep. And now she also felt blurred
vision, nausea and vomiting, especially in the morning. She is a mother of 2 children and used birth
control pills for these pass approximately 15 years. In the examination we found patient is concious, no
aphasia, strength of right extremity is 444, babinsky and chaddock at right extremity positive, nasolabial
angle more slight than left side, there is also deviation of tongue to the right side and visus aquity
decreasing. Further examination are require in this case.
=
Seorang wanita berusia 48 tahun pergi ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala berulang selama 2
tahun. Lokasi: semua area di kepala, terasa seperti sakit kepala berdenyut; frekuensi: dua kali atau lebih
sehari dan semakin buruk dari bulan ke bulan; sekarang rasanya terus sepanjang hari, lamanya: lebih
dari 20 jam per hari; intensitas: tinggi sehingga dia tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari; Kualitas:
sakit kepala yang berdenyut-denyut di seluruh kepalanya, bertambah buruk di pagi hari setelah bangun
tidur. Dan sekarang dia juga merasa kabur penglihatan, mual dan muntah, terutama di pagi hari. Dia
adalah ibu dari 2 anak dan menggunakan pil KB sudah sekitar 15 tahun. Dalam pemeriksaan kami
menemukan pasien sadar, tidak ada afasia, kekuatan ekstremitas kanan adalah 444, babinsky dan
chaddock positif ekstremitas kanan, sudut nasolabial lebih sedikit dari sisi kiri, ada juga penyimpangan
lidah ke sisi kanan dan penurunan visus aquity. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan dalam kasus ini.
STEP 1
1. Afasia
Kesulitan dalam berbicara, kerusakan pada hemisphere serebrum.
Global afasia, broca afasia, afasia wernicke, afasia transcortical, afasia motorik, afasia sensorik,
afasia total, afasia parsial.
2. Babinski dan chaddock
Babinski
Kerusakan sistem kortikospinal (segmen lumbal 4-segmen sacral 1-2) : parkinson’s disease
Normal : plantarflexi, jika digores dengan palu reflex
Babinski : dorsoflexi, jika digores dengan palu reflex
Chaddock
Normal : digores dengan palu reflex dari arah lateral telapak kaki, interpretasi sama dengan
babinski
Chaddock :
STEP 2 :
1. Mengapa pasien mengalami sakit kepala berulang selama 2 tahun?
2. Mengapa kepala berdenyut-denyut di seluruh kepala dan semakin memburuk pada pagi hari setelah
bangun tidur?
3. Mengapa pasien mengalami mual dan muntah?
4. Mengapa pasien mengalami penglihatan kabur?
5. Apa hubungan konsumsi pil KB 15 tahun lalu dengan keluhan pasien?
6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik neurologis?
a. Sadar
b. tidak ada afasia
c. kekuatan ekstremitas kanan 444
d. babinski dan chaddock positif ekstremitas kanan
e. penyimpangan ke sisi kanan lidah?
f. sudut nasolabial lebih sedikit dari sisi kiri?
7. Apa etiologi dan factor resiko dari scenario?
8. Bagaimana pathogenesis dari scenario?
9. Apa pemeriksaan penunjang lain untuk kasus pada scenario?
10. Bagaimana tata laksana dari scenario?
STEP 3 :
1. Mengapa pasien mengalami sakit kepala berulang selama 2 tahun?
Nyeri kepala adalah suatu istilah, sinonim dengan istilah kedokteran yaitu sefalgia, orang awam
menyebut dengan istilah sakit kepala atau pening kepala (Konsensus PokDi Nyeri Kepala, 1999).
Definisi nyeri kepala yaitu rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala
dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian
daerah tengkuk)
Klasifikasi Nyeri Kepala Edisi ke 2 dari International Headache Society (IHS), tahun 2004,
diringkas sbb :
I. Nyeri Kepala Primer atau (Nyeri Kepala Struktural / Nyeri Kepala Idiopatik /
Nyeri Kepala Non Organik) suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab structural
organic atau nyeri kepala yang tidak jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau
sejenisnya
1. Migren 2. Tension Type Headache 3. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik
yang lain 4. Nyeri kepala primer lainnya
II. Nyeri Kepala Sekunder atau (Nyeri Kepala Struktural / Nyeri Kepala
Organik / Nyeri Kepala Simtomatik) Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang disertai
adanya penyebab struktural organik seperti tumor cerebri, abses cerebri, trauma cerebri, dll.
Atau nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya,
bersifat kronik progresif, meliputi kelainan non vaskuler.
NYERI KEPALA SEKUNDER MANIFESTASI UMUM DARI TUMOR OTAK
NYERI KEPALA SEKUNDER
Patofisiologi
1. Traksi Vena
2. Traksi Arteri
3. Distensi dan Dilatasi Arteri
4. Inflamasi
5. Tekanan Langsung Pada Saraf
Nyeri kepala sekunder antara lain :
1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher 2. Nyeri kepala yang
berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikal 3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan non vaskuler intracranial 4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau
withdrawalnya 5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi 6. Nyeri kepala yang berkaitan
dengan kelainan homeostasis 7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan
kelainan cranium,er, mata, telinga,hidung,sinus,gigi, mulut, atau struktur fasial atau cranial
lainnya 8. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatri III. Neuralgia Kranial, Sentral
atau Nyeri Fasial Primer dan Nyeri Kepala lainnya 1. Neuralgia cranial dan penyebab sentral
nyeri fasial 2. Nyeri kepala, neuralgia cranial, sentral atau nyeri fasial primer
Sefalgia kronik adalah nyeri kepala yang terjadi lebih dari tiga bulan, yang mengalami
pertambahan dalam derajat berat, frekuensi,dan durasinya serta dapat disertai munculnya
defisit neurologis yang lain selain nyeri kepala. Sefalgia kronik bersifat progresif, berdenyut, dan
memberat terutama pada pagi hari, pada seluruh kepala terutama bagian depan dan dapat
bertambah nyeri saat mengejan atau batuk ataupun dengan perubahan posisi
Sefalgia dapat merupakan tanda dari proses penyakit tertentu baik ekstrakranial maupun
intrakranial. Tumor dan abses serebral merupakan contoh dari space occupying lesion yang
menimbulkan nyeri kepala oleh karena terjadinya kompresi jaringan otak terhadap tengkorak
sehingga meningkatkan tekanan intrakranial.
Tumor intrakranial atau yang juga dikenal dengan tumor otak, ialah massa abnormal dari
jaringan di dalam kranium, dimana sel-sel tumbuh dan membelah dengan tidak dapat
dikendalikan oleh mekanisme yang mengontrol sel-sel normal. tumor otak dikelompokan
menjadi tumor primer dan tumor sekunder
Tumor otak primer mencakup tumor yang berasal dari sel-sel otak, selaput otak (meninges),
saraf, atau kelenjar. Tumor otak sekunder merupakan tumor yang berasal dari tumor ganas
jaringan tubuh lain. Berdasarkan lokasi tumor, terdapat dua jenis utama tumor intrakranial,
yaitu tumor supratentorial dan infratentorial. Tumor intrakranial termasuk dalam lesi desak
ruang (space occupied lession). Space occupied lession (SOL) ialah lesi fisik substansial, seperti
neoplasma, perdarahan, atau granuloma, yang menempati ruang. SOL Intrakranial didefinisikan
sebagai neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta hematoma atau malformasi
vaskular yang terletak di dalam rongga tengkorak
Sakit kepala timbul sbg hasil perangsang nyeri thd bangunan-bangunan di wilayah kepala dan
leher yang peka thd nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot
oksipital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periosteum. Tulang
tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intracranial yang peka nyeri terdiri dari
meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendidingi sinus venosus serta arteri-arteri
besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri
Kepala berdenyut
2. Mengapa kepala berdenyut-denyut di seluruh kepala dan semakin memburuk pada pagi hari setelah
bangun tidur?
BERTAMBAH BURUK SAAT MALAM HARI
Nyeri kepala ini cenderung bersifat intermittent, tumpul, berdenyut dan memberat terutama di pagi
hari karena selama tidur malam tekanan CO2 serebral meningkat sehingga mengakibatkan
peningkatan Cerebral Blood Flow(CBF) dan dengan demikian mempertinggi tekanan intrakranial.
Juga lonjakan sejenak seperti karena batuk dan mengejan memperberat nyeri kepala.
Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan2 di wilayah kepala dan leher
yang peka terhadap nyeri. Bangunan2 ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot oksipital,
temporal, fronta, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak
peka nyari. Bangunan2 intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama durabasalis dan
meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar
jaringan otak sendiri tidak peka nyeri
Bangunan apa saja di intra dan ektrakranial yang peka terhadap nyeri
A. Struktur intracranial
1. Sinus kranialis dan vena aferen (sinus venosus, dan vena-vena yang mensuplai sinus-sinus
tersebut) 2. Arteri dari duramater ( arteri meningea media) 3. Arteri di basis kranii yang membentuk
sirkulus Willisi dan cabang-cabang besarnya 4. Sebagian dari duramater yang berdekatan dengan
pembuluh darah besar 5. Terutama yang terletak di basis fossa kranii anterior dan posterior dan
meningen
B. Struktur ektrakranial
1. Kulit, scalp,otot, tendon, dan fascia daerah kepala dan leher 2. Mukosa sinus paranasalis dan
cavum nasi 3. Gigi geligi 4. Telinga luar dan telinga tengah 5. Tulang tengkorak terutama daerah
supraorbita, temporal dan oksipital bawah, rongga orbita beserta isinya 6. Arteri ekstrakranial C.
Saraf 1. N. trigeminus, n. fasialis, n.glossofaringeus, dan n. vagus 2. Saraf spinal servikalis
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut dapat
disertai rasa mual dan muntah, efek samping ini belum ada kesepakatan dikalangan para ahli
tentang penyebabnya ada yang mengatakan bahwa serangan datang apabila pembuluh darah
disertai atau didalam otak mengkerut dan melebar berganti-ganti, dan kemungkinan karena efek
esterogen terhadap pembuluh darah otak yang menyebabkan penyempitan dan hipertrofi arteriole
Factor resiko
- Usia > 40 tahun
- Factor reproduksi/hormonal
- Riwayat keluarga (gen)
- Paparan radiasi/bahan kimia
9. Bagaimana pathogenesis dari scenario?
(baca nomer2 diatas, intinya karena adanya tumor pada otak mengakibatkan proses desak
ruang intracranial sehingga terjadi peningkatan tekanan intracranial, sehingga muncul
manifestasi seperti yang disebutkan pada scenario dan nyeri kepala tersebut merupakan nyeri
kepala sekunder akibat desakan intracranial oleh adanya tumor otak)
Peningkatan Tekanan IntraKranial dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak,
Pertumbuhan tumor akan mendesak ruang yang relatif tetap pada tengkorak.
terbentuknya oedema sekitar tumor, dan
Mekanisme terbentuknya oedema pada kanker diduga karena selisih osmotik yang
menyebabkan penyerapan cairan otak
perubahan cairan serebrospinal.
Menurut Kinik, Alehan, Erol et al (2010), salah satu teori yang paling populer mengenai
penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya
terlibat antara lain m. splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus,
m. trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa
para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang
lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala
setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan
lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga
yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri
secara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di
sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah
berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme
yang akhirnya akan menyebabkan nyeri (Goadsby, Lipton, Ferrari, 2002; Kinik, Alehan, Erol et al,
2010).
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahan dari
zat kimia tertentu di otak - serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain - yang membantu
dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang berhubungan dengan
migren. Meskipun belum diketahui bagaimana zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada anggapan
bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan mengganggu kemampuan otak
untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa
menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia (Akbar, 2010).
Menurut Sidharta (2012), “sakit kepala” timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-
bangunan di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan
ekstrakranial yang peka-nyeri ialah otot-otot oksipital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-
arteri subkutis dan periostinum. Tulang tengkorak sendiri tidak peka-nyeri. Bangunan-bangunan
intrakranial yang peka-nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang
mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan
otak sendiri tidak peka-nyeri
TAMBAHAN : PATOGENESIS NYERI KEPALA PADA TUMOR OTAK
1. Hipotesis traksi
Penyebab tersering dari nyeri kepala pada tumor otak adalah traksi pada struktur peka nyeri
baik intra- maupun ekstrakranial. Pada kanker otak, traksi biasanya terjadi akibat perluasan
dari jaringan tumor, edema dan atau perdarahan. Gejala klinis terakhir yang cenderung
mendukung hipotesis traksi adalah lokasi tumor. Meskipun lokasi tumor tidak selalu dapat
memprediksikan dimana nyeri kepala akan muncul, namun cukup kuat untuk
memprediksikan apakah akan muncul nyeri kepala. Tumor yang cenderung memicu nyeri
kepala termasuk lesi pada intraventrikuler, di garis tengah, dan di fossa posterior. Sekali lagi,
obstruksi CSS diikuti dengan hidrosefalus internal dan traksi lokal atau distal, mungkin
merupakan penyebabnya.