Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SEMANTIK LEKSIKAL PANTUN BUKA

PINTU PADA UPACARA PERKAWINAN


MASYARAKAT MELAYU UJUNGBATU
KABUPATEN ROKANHULU

TUGAS TEORI DAN METODE TRADISI LISAN


OLEH

ALVY MAWADDAH
147009001

PROGRAM MAGISTER LINGUISTIK


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

ANALISIS SEMANTIK LEKSIKAL PANTUN BUKA PINTU PADA


UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU UJUNGBATU
KABUPATEN ROKANHULU

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Perkawinan merupakan suatu pekerjaan yang suci, religius, dan
sakral. Orang tua yang mempunyai anak bujang yang sudah dewasa mulai
mencarikan jodoh untuk anaknya. Orang Melayu, secara tradisional, merasa malu
jika anaknya, sama ada bujang (laki-laki) ataupun para dara (perempuan), lambat
mendapatkan jodoh. Si bujang

yang terlalu

lambat

mendapatkan

jodoh

biasanya disebut bujang telajak, sedangkan si dara yang terlambat menikah di


sebut anak dara tua. Oleh sebab itu, mereka berusaha agar anak bujangnya atau
anak gadisnya mendapatkan jodoh. (Malik, 2003:25)
Perkawinan adalah suatu proses yang sakral dalam kehidupan khususnya
masyarakat

Melayu untuk

memulai

suatu

proses

perjalanan

hidup

yang sesungguhnya dalam menempuh kehidupan dalam berumah tangga. Dalam


upacara perkawinan adat Melayu tidak luput dari yang namanya pantun maupun
bebalas pantun,seperti yang dikatakan bahwa : Inilah jagat bahasa dan budi atau
kata lain inilah dunia budaya melayu,yang semuanya akan menjadi muatan nilai
dalam pantun. Dengan pantun itulah orang Melayu merasa punya bahasa yang
baik dan indah.Sebab dalm pandangan orang melayu. (Hamidy,2010:136).
Pantun, secara hakiki boleh dikatakan sebagai kalimat pendek, singkat,
padat dan misteri yang menyimpulkan kehidupan orang Melayu. Dari segi
bahasa pantun berarti ibarat, seperti, umpama atau laksana. Pantun adalah
jenis puisi lama yang dalam satu baitnya terdiri atas empat larik dan bersajak a-ba-b. larik pertama dan kedua berupa sampiran, sedangkan larik ketiga dan

keempat berupa isi. Sampiran tidak mempunyai maksud, hanya diambil rima
persajakan saja. Pantun merupakan bentuk puisi lama yang asli berasal dari
Indonesia dan merupakan jenis puisi tertua.
Pantun adalah tradisi sastra lisan yang terus dipelihara, dikembangakan
dan digiatkan, tidak hanya untuk kepentingan seremonial budaya belaka tetapi
telah mengakar dan menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari masyarakat
Melayu. (Encik Hajar, 2011:11)
Pantun dapat dikatakan sudah menjadi ciri khas tersendiri dan
bersebati benar bagi masyarakat Melayu dalam pergaulan dan perhubungan
sosial kemasyarakatan selama rentang masa zaman ke zaman. Segala perkara,
maksud dihati dan sebagainya senantiasa disampaikan atau diungkapkan dengan
pantun.Pantun memang mempunyai keindahan dan keunikan tersendiri.
Keindahan dan keunikan itu pula yang menjadikan pantun sebagai kebanggaan
masyarakat Melayu. Bahkan Pantun sudah tidak dianggap sebagai milik
masyarakat Melayu saja. Di di Desa Ujung batu Kabupaten Rokan Hulu banyak
orang yang bukan asli Melayu tetapi mempunyai keca-kapan dan keahlian
dalam menyusun Pantun.
Kata pantun dapat berarti sebagai sebagai sepasang bahasa terikat yang
dapat memberi arah, petunjuk, tuntunan dan bimbingan.Upacara perkawinan
adat Melayu memiliki tahap-tahap ritual yang khusus. Setiap ritual tersebut
memiliki makna tertentu. Dalam kehidupan masyarakat melayu pantun dan syair
tidak pernah terlupakan, oleh sebab itu tidak heran jika dalam upacara adat
perkawinan masyarakat melayu dijumpai syair dan pantun. Kebudayaan pantun
dalam adat istiadat upacara perkawinan masyarakat Melayu menjadi landasan
nilai bagi masyarakat yang memakainya.
Dalam hal ini,pantun yang diutarakan bukanlah hanya sekedar pantun
belaka maupun omong kosong saja, tetapi pantun yang dilontarkan pada acara
perkawinan ini adalah pantun-pantun penuh makna yang memberikan maksudmaksud tertentu dalam acara ini. Oleh karena itu pantun merupakn ciri khas

masyarakat Melayu khususnya Melayu di Desa Ujung batu Kabupaten


Rokan Hulu. Pantun ini dilaksanakan dengan berbalas antara pihak mempelai
laki-laki maupun pihak mempelai perempuan khususnya pada upacara buka pintu.
Menurut Zulkifli dan Nizam Jamil (2004:53) Acara buka pintu adalah
acara dimana di saat pengantin pria diantar ke rumah pengantin wanita, sebelum
pengantin pria masuk kerumah pengantin wanita, maka pihak wanita menutup
pintu rumahnya dengan sehelai kain melintang yang dapat dibuka setelah
dilakukan berbalas yaitu pantun pembuka pintu yang disela-sela isi itu untuk
menyerahkan uang cukai negeri atau uang pembuka pintu. Pantun ini bermaksud
untuk melihat persiapan pihak laki-laki untuk menguat diri untuk menjadi seorang
suami dari pengantin wanita tersebut, maka dari itulah pihak wanita menutup
pintu ruamah dengan sehelai kain. Sebelum kain dibuka,maka dilakukan sebuah
upacara buka pintu yang diiringi dengan berbalas pantu.
Pantun ini memiliki makna tersendiri pada acara buka pintu pada
masyarakat melayu khususnya Melayu di Desa Ujungbatu Kabupaten Rokan
Hulu. Dengan adanya makna setiap baris dalam bait pantun dan makna kata dalam
tiap baris pantun. Sementara dalam kajian Bahasa Indonesia,ilmu semantik, dalam
semantik yang membahas makna dalam kata sesuai kamus itu dinakan
dengan leksikal, sementara semantik yang dapat proses kegramatikal seperti
proses afikasi, proses reduplikasi dan komposisi disebut makna gramatikal.
Kata semantik dalam ilmu bahasa, kata semantik ini berasal dari
Inggris semantics, bahasa Yunani sama(kata benda) yang berarti tandaatau
lambang kata kerjanya adalah samanio yang berarti menandai atau
melambangkan yang dimaksud lambang disini sebagai penanda kata sama itu
adalah tanda lingustika (Chair,1994:2).

Kata semantik sebenarnya merupakan

istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna (Pateda,2001:2).


Dari pendapat diatas dapat dikembangkan bahwa semantik memiliki
pengertian sebagai makna yang terdapat dalam sebuah kata ataupun rangkaian
kata-kata.Pantun merupakan salah satu bentuk dari susunan kata ataupun
rangkayan kata yang memiliki makna di setiap kata-katanya dalam menyampaikan
maksud tertentu.Dalam menganalisis pantun ini dibuat dengan tujuan untuk

mengetahui arti atau makna leksikal dan gramatikal yang terdapat dalam pantun
buka pintu dalam upacra perkawinan masyarakat Melayu Desa Ujungbatu
Kabupaten Rokan Hulu.Dengan demikina dapat kita ketahui bahwa acara
perkawinan masyarkat Melayu di Desa Ujungbatu itu menggunakAn pantun.
Dalam pantun yang digunakan dalam acara buka pintu perkawinan ini
memiliki makna dalam kalimat maupun kata yang tersusun di setiap kalimat
dalam tiap baris pantun yang memberikan daya tarik pada penulis untuk meneliti
lebih dalam lagi makna kata yang terkandung tiap kata pada tiap baris pantun.Apa
sebenarnya makna pantun-pantun yang diucapkan tuo samondo dalam berbalas
pantun buka pintu dalam acra perkawinan masyarakat di Ujungbatu itu.
Dalam upacra perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu Kabupaten
Rokan Hulu ini menggunakan upacara berbalas pantun untuk masuk kedalam
rumah pembelai wanita. Di antara beberapa bait terakhirnya diselangi dengan
melempar uang logam, pantun itu memiliki makna tersendiri dalam upacara
tersebut.
Berdasarkan hal ini penulis tertarik meneliti pantun buka pintu yang
digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu di desa Ujungbatu ini
dengan mengaplikasikannya dengan salah satu ilmu kebahasaan yaitu ilmu
semantik dengan judul Analisis Semantik Leksikal Pantun Buka Pintu pada
Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
ini yaitu :
2.1. Apa makna leksikal yang terkandung di dalam pantun pintu dalam upacara
perkawinan masyarakat Melayu desa Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu?
2.2

Apa makna gramatikal yang terdapat dalam pantun buka pintu dalam

upacara perkawinan masyrakat Melayu di atas Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka


Cipta.
Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Hamidi. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.
Hajar, Encik Abdul. 2011. Cerdas Cermat Pantun. Pekanbaru: Pustaka Melayu.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta.
(http://id.m.wikipedia.org./wiki/pantun.)

1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan pantun buka pintu dan
menganalisis makna pantun yang terkandung di dalam pantun buka Pintu dalam
upacara perkawinan masyarakat Melayu di Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.
Tujun khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data yang
terkumpul akan di deskripsikan,dianalisis,dan diinterprestasikan secara terperinci
dan sistematis sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang
makna yang terkandung dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan
masyarakat Melayu Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu sebagi berikut :
1.2.1

Untuk mempengaruhi dan mendeskripsikan makna leksikal yang

terkandung didalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat


Melayu desa Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.
1.2.2

Untuk mengetahui dam mendeskripsikan makna gramatikal yang

terdapat dalam bentuk pantun buka pintu dalam upacra perkawinan masyarakat
Melayu di desa Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

2. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian yang berjudul Analisis Semantik Leksikal Pantun Buka Pintu
pada Acara Perkawinan Masyarakat Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu ini
termasuk ke dalam ruang lingkup kajian ilmu kebahasaan, khususnya dalam
kajian semantik yang ilmu yang mambahas makna. Adpaun semantik ini terbagi 3
(Tiga) bagian yaitu, semantik leksikal,semantik gramatikal,sintaktikal.

3. Pembatasan Masalah
Pembahasan

masalah

analisis

semantik

leksikal

pantun

sangat

banyak,maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang berjudul analisis


semantik leksikal pantun buka pintu pada Upacara Perkawinan Masyarakat
Melayu Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu ini dengan semantik leksikal,
dikarenakan pembahsan yang terlalu banyak maka penulis hanya membatasi
dengan membahas makna leksikal aja.

4. Kerangka Teoritis
Landasan teori yang digunakan dalam mengkaji permaslahan dalam
penelitian ini, penulis merujuk beberapa teori yang disampaikan para ahli yang
berhubungan dengan Analisis Semantik Leksikal Pntun Buka Pintu pada Upacara
Perkawinan Masyarakat Melayu Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

6.1

Ilmu Semantik
Kata semantik dalam Bahasa Indonesia (Inggris: Semantice), Berasal dari

bahasa Yunani (kata benda)yang berarti tanda ataau lambang.. kata kerja
adlah samanioyang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud
lambang atau tanda di sini sebagai padanan kata sama itulah tanda linguistik.
(Abdul Chaer 1994:2)
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi
tentang makna (arti. Inggris:meaning) (Pateda 2001:2)
Abdul Chaer (2002:2) menarik kesimpulan sebagai berikut : Kata
semantik ini kemudian disepakati dengan istilah yang digunkan untuk masalah
linguistik yang mempelajari tentang hubungan antara tanda-tanda linguistik
dengan hal-hal yang ditandainya atau dengan kata lain, bidang studi linguistik
mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Oleh kerena itu, semantik dapat
diartikan sebagai tantangan makna atau tantangan arti, yaitu salah satu dari tiga
tataran analisis bahsa yaitu fonolog, gramatikal dan semantik. Berlainan dengan
tataran analisis bahasa lainnya, semantik merupakan cabang linguitik yang
mempunyai hubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi maupun
antropologi,bahkan juga berkaitan dengan filsafat dan psikologi, umpanya,
sosiologi mempunyai kepentingan dengan semantik karena sering dijumpaui
kenyataan bahwa penggunaan kata-kata tertentu untuk mengatakan sesuatu makna
dapat menandai identitas kelompok dalam masyarakat. Sedangkan antropologi
berpentingan dengan semanti, antara lain, karena analisis makna sebuah bahasa
dapat menjadi klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya pemakaiannya.
Dalam analisis makna harus kita sadari juga, bahwa bahasa itu bersifat
unik dan sangat erat dengan budaya yang memakainya. Maka analisis suatu

bahasa hanya untuk bahasa itu saja, misalnya kata ikan dalam Bahasa Indonesia
itu sudah jelas, bahwa ikan yang dikatakan di sini adalah binatang liar yang dapat
dimakan atau dijadikan lauk bagi manusia. Tetapi lain lagi pada kata iwak pada
bahasa Jawa, artinya bukan saja ikan tetapi daging yang juga dijadikan lauk untuk
makan manusia.
Tugas

studi

semantik

ini

adalah

menjelaskan,

membedakan

mengelompokkan dan menghubungkan ujaran yang bermakna agar tercapai


permufakatan antar penutur, ini berarti semantik dapat dipelajri secara ilmiah.
Semantik telah menjadi telaah multi disiplin karena hakikat komunikasi adalah isi
dan makna intensi (maksud) yang sama. Misalnya, rambutnya seperti mayang
terurai.Bibirnya

seperti

delima

merekah

danpipinya

seperti

pauh

dilayangmungkin memberikan intensional yang sama, yaitu masalah kecantikan.

Jenis kajian semantik dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1.

Semantik Leksikal

Menurut pendapat Chaer(2002:7) Kalau yang menjadi objek penyelidikan


leksikon

dari bahasa

itu, makna jenis

semantiknya disebut

semantik

leksikal.Semantik leksikal adalah kajian makna yang berkenaan dengan


kata(sesuai dengan kamus).
2.

Semantik Gramatikal

Semantik gramtikal menurut Chaer (2002:9) Disebut semantik gramtikal karena


objeek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.Semantik
gramatikal adalah kajian makna yang berkenaanan dengan tata bahasa atau sesuai
dengan tatabahasa yang berlaku.
3.

Semantik Sintaktikal

Semantik sintatikal menurut Chear (2002:9) Semantik sintaktikal kalau sasaran


penyelidikannya tertumpuh pada hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis.

6.2 Pantun
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam
bahasa-bahasa Nusantara.Pantun berasal dari kata pantuntun yang berarti
pentun. Dalam bahasa Jawa misalnya dikenal dengan parikan, dalam bahasa
Sunda dikenal sebagai paparikan dan dalam bahasa Batak dikenal dengan
umpasa(baca:uppasa). Lazim pantun terdiri dari 4 larik (atau empat baris bila
dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-ba-b atau a-a-a-a (tidak boleha-a-b-b- atau a-b-a-b). Pantun mulanya merupakan
sastra lisan namun sekarang duijmpai jga pantun tang tertulis.
(http://id.m.wikipedia.org./wiki/pantun.)
Semua bentuk pantun terdiri dari dua bagian yaitu, sampiran dan
isi.Sampiran

adalah

dua

baris

pertama,

kerap

kali

berkaitan

dengan

alam(menceritakan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanyatidak


punya hubungan dengan bagian kedua menyampaikan maksud selain untuk
mengantarkan rima/sajak.Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan
tujuan dari pantun tersebut. Alijahbana (2007:8)_ juga menyampaikan
bahwaDalam tiap-tiap pantun barisnya terdapat dalam kedua baris yang
terkemudian.
Adapun peran pantun sebagai alat pemiliharan bahasa, pantun berperan sebagai
penjaga fungsi kata,, dan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seorang berfikir
tentang makna kata sebelum berujar.Ia juga melatih orang berfikir asosiatif,
bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Sementara itu didalam pentun terdapat struktur pantu. Menurut
Alisjahbana, fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk
mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami kerenapantun
merupakan sastra lisan.

Anda mungkin juga menyukai