PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ester
Ester adalah senyawa-senyawa hasil reaksi antara asam karboksilat dengan
alkohol. Reaksi dari pembentukan ester dinamakan esterifikasi (pengesteran).
Reaksi :
O
R C OH
+ R OH
Asam
Alkohol
R C OR +
H2O
Ester
Nama suatu ester diawali dengan nama alkil (yang berasal dari alkohol)
dan diakhiri dengan nama asalnya.
Zatzat pengharum (essence) yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan
tidak lain adalah ester-ester. Buah-buahan memiliki keharuman yang khas,
tergantung dari jenis ester yang terkandung.
Dibawah ini tercantum beberapa contoh buah-buahan serta jenis ester yang
dimilikinya.
Buah-buahan
Ester
Jeruk
n Oktil asetat
Pisang
Amil asetat
Apel
Amil valerat
Jambu
Amil butirat
Nanas
Butil butirat
Pala
Butil miristat
Ester dapat dihidrolisa oleh air untuk menghasilkan asam karboksilat dan
alkohol. Reaksinya :
O
C OCH2CH3
H2O
Etil asetat
CH3 C OH
+ CH3CH2OH
Asam asetat
Etanol
H C OOCR
H C OH
H C OOCR + 3 NaOH
3 R COO Na +
H C OOCR
H C OH
H
Lemak
(gliserida)
H C OH
H
Basa Kuat
Sabun
(garam)
Gliserol
(alkohol)
H
H C OOCR
H C OOCR
H C OOCR
H
Lemak adalah ester dari gliserol atau asam palmitat atau asam stearat.
Gugus alkil (R), untuk masing-masing R,R, R bisa sama di dalam ikatan
molekulnya dan juga R = R = R. Hal ini tergantung dari ikatan molekul asam
lemak itu sendiri. Ester-ester lemak suku tinggi dari asam lemak jenuh lebih stabil
seperti Glyceride tripalmitate, dan Glyceride tristearat.
Karena sumber fatty acid (asam lemak) merupakan bagian yang penting
dari molekul-molekul gliserida dan merupakan bagian yang aktif maka sifat-sifat
fisis dan kimia dari lemak sebagian besar tergantung dari sifat-sifat fisis dan kimia
setiap komponen fatty acid (asam lemak).
4. Soap (Sabun) dan Detergent
Detergent merupakan bahan cuci sintetis. Bahan utama detergent yaitu SLS
(Sodium Lauryl Sulfat) yang dibuat dari minyak bumi. Selain harganya murah,
bahan cuci ini juga mempunyai daya cuci yang lebih baik daripada sabun.
Bahan-bahan yang terdapat dalam detergent :
1) Bahan Penurun Tegangan antar muka
Bahan ini merupakan bahan utama detergent. Bahan inilah yang memegang
peranan besar dalam proses pencucian karena dengan penurunan tegangan antar
muka pada pakaian maka lemak, minyak, ataupun kotoran akan mudah larut
dalam air sehingga pakaian mudah dibersihkan.
2) Bahan Penunjang
Bahan ini misalnya STPP yang berguna untuk mengikat ion-ion yang mungkin
terdapat pada air cucian misalnya ion pada air sadah.
3) Bahan Pengisi
Bahan ini digunakan sebagai bahan penambah massa detergent. Biasanya dibuat
dari Natrium Silika (Na2SO4).
4) Bahan Tambahan
Bahan tambahan ini misalnya berupa pewangi atau zat pewarna.
5) Air
Air juga diperlukan karena untuk bahan pengikatnya.
Istilah agen permukaan aktif (surface active agent) adalah meliputi soap
(sabun) dan detergent, wetting agent (agen basah) dan penetrants. Masing-masing
mempunyai aktivitas dan sifat khusus yang berbeda pada kontak dua fase.
Surface active agent merupakan gabungan antara water attracting (gaya
tarik air) atau hydrofillik group terhadap suatu molekul lainnya. Detergent secara
umum diartikan sebagai pembersih. Untuk memulai pengertian tentang detergent
dapat dimulai dari sabun. Sabun adalah produk dari caustic soda dan lemak.
Lemak merupakan campuran dari gliserida dimana komposisinya berbeda-beda
sesuai dengan sumbernya. Trigliceralacetat adalah ester-ester yang terjadi bila
glycerol alkohol terhidrat digabungkan dengan asam lemak yang mempunyai sifat
khusus tetapi natural fat (lemak alami).
Angka penyabunan adalah suatu bilangan yang menunjukkan jumlah
miligram dari potasium hidroksida yang diperlukan untuk menyabun 1 gram dari
berat lemak/minyak. Minyak atau lemak terdiri dari asam-asam lemak yang
mempunyai berat molekul rendah melalui proses saponifikasi menjadi berat
molekul tinggi dari asam lemak pada gliserida. Disamping pentingnya angka
penyabunan dalam proses pembuatan sabun, masih ada beberapa bilangan lainnya
yang erat sekali hubungannya dengan proses pembuatan sabun. Bilangan tersebut
adalah :
a.
Acid Value
Adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas didalam 1 gram minyak atau lemak.
b.
Hanner Value
Adalah bilangan yang menyatakan persentase asam asam lemak yang tidak
larut dalam lemak atau minyak.
Dapat terhidrolisa dalam air membentuk basa dan asam karboksilat. Hal ini
dikarenakan sabun tersusun oleh basa kuat dan asam lemah.
Dalam air sabun berbentuk koloid dimana alkilnya bersifat non polar sehingga
dapat membersihkan kotoran yang berupa senyawa non polar, sedang gugusan
karboksilat yang bersifat polar membersihkan kotoran yang bersifat polar.
Dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk asam lemak dan garam
anorganik.
Karena itu kotoran terikat pada sabun dan sabun terikat pada air, maka
dengan adanya gerakan tangan atau mesin cuci, maka kotoran itu akan tertarik atau
terlepas.
Jika kotoran berupa minyak atau lemak akan membentuk emulsi minyakair dan sabun sebagai emulgator.
Jika sabun bertemu dengan kotoran tanah, maka akan diadsorpsi oleh sabun
dan membentuk suspensi butiran tanah-air dimana sabun sebagai zat pembentuk
suspensi.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat : 1. Becker gelas 1000 ml 2 buah.
2. Becker gelas 100 ml 1 buah.
3. Termometer 1 buah.
4. Gelas ukur 100 ml 1 buah.
5. Pengaduk kayu.
6. Pemanas (water bath).
7. Neraca analitis.
8. Mortar.
Bahan : 1. Garam 15 gram.
2. Aquadest 50 gram.
4. Minyak sayur 150 ml.
5. NaOH 40 gram.
6. Pewarna secukupnya.
3.2.
Prosedur Percobaan
1. Garam dihaluskan.
2. Air dipanaskan kemudian dilarutkan garam didalamnya.
3. Minyak dan NaOH dipanaskan dalam water bath (80 o) sampai mendidih
sambil diaduk terus.
4. Tambahkan larutan garam (dalam keadaan panas) dan pewarna, lalu diaduk
terus sampai kental dan timbul minyak.
5. Pisahkan minyak dari campuran bahan tadi, kemudian minyak yang telah
dipisahkan tadi ditimbang.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN & PENGOLAHAN DATA
4.1. Data Hasil Pengamatan
Minyak Sayur
225 gr
Dipanaskan di
waterbath
T = 80 0C
Ditambah
NaOH 75 gr
Dicampur, lalu
diaduk homogen
+ bahan pewarna
Aquadest + Garam
50 gr + 15 gr
Dipanaskan di
pemanas
T = 80 0C
Setelah dingin
Gliserol dan
Sabun terpisah
Berat Sabun
= 230 gr
4.2. Perhitungan
Data
garam
= 15 gram
aquadest
= 50 gram
minyak
= 225 gram
NaOH
= 75 gram
BM NaOH
= 40 gram/mol
Berat Gliserol
= 40 gr
BM sabun
= 306 gram/mol
BM gliserol = 92 gram/mol
Reaksi Safonifikasi :
(C17H33COO)3C3H5 + 3 NaOH
3 C17H33COONa + C3H5(OH)3
minyak nabati
sabun
gliserol
Mol minyak
berat minyak
225 gr
0,253 mol
BM minyak
890 gr/mol
berat NaOH
BM NaOH
75 gr
40 gr/mol
1,875 mol
= 50 gr
Material
Input
Output
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Garam (NaCl)
Air
NaOH
Minyak Nabati
Gliserol
Sabun
Total
15 gr
50 gr
75 gr
225 gr
365,0 gr
15 gr
50 gr
44,64 gr
23,276 gr
232,254 gr
365,17 gr
= 230 gr
Berat air sisa = berat air yang digunakan berat air dalam gliserol
= 50 gr 25 gr
= 25 gr
Berat sabun murni = berat sabun praktek berat NaOH sisa
= 230 gr 44,64 gr
= 185,36 gr
Dari perhitungan di atas didapat persen yield :
% yield
BAB V
PEMBAHASAN
Basa
Sabun
+ Gliserol
garam
alkohol
Gliserida merupakan ester-ester dari asam dan gliserol. Gliserol mengandung tiga
gugus OH-, sehingga akan mengikat dengan tiga molekul asam.
Dalam reaksi penyabunan biasanya digunakan lemak yang merupakan
gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam yang jenuh. Pada percobaan ini
kita menggunakan minyak nabati yang merupakan gliserida yang terbentuk dari
gliserol dan asam-asam tak jenuh. Rantai alkil pada minyak nabati mengandung
ikatan tak jenuh sehingga mudah mengalami adisi. Minyak yang teradisi ini disebut
minyak tengik. Itulah sebabnya sabun yang dihasilkan dalam percobaan mengandung
bau.
Sabun yang dihasilkan pada percobaan ini berupa natrium karboksilat yang
dibuat dari caustic soda yang disebut sabun keras atau dikenal dengan sabun cuci.
Pada saat praktikum, pembentukkan sabun yang diperoleh sangatlah sedikit. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan pengaruh temperatur, karena sebelum mencapai
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Penyabunan (safonifikasi) merupakan salah satu reaksi ester.
2. Penyabunan merupakan reaksi antara ester yang berupa gliserida dengan
basa(caustic soda).
3. Gliserida yang dipakai dalam percobaan ini berasal dari gliserol dan asam
tak jenuh.
4. Penyabunan dengan basa NaOH akan menghasilkan sabun berupa natrium
karboksilat yang disebut sabun keras dan dikenal dengan nama sabun cuci.
5. Persen yield yang didapat dalam percobaan ini adalah 79,81 %.
6.2. Saran
1. Sebaiknya pada percobaan ini dipakai Gliserida lemak yang berasal dari
Gliserol dan asam yang jenuh untuk hasil yang lebih baik.
2. Pendidihan dan pengadukan harus dilakukan dengan maksimal untuk
membentuk reaksi yang sempurna sehingga didapat sabun yang optimal.
3. Sebaiknya pada percobaan ini proses pembuatan sabun dilakukan sesuai
dengan literatur agar praktikan dapat mengetahui proses pembuatan sabun
yang sederhana maupun modern.
DAFTAR PUSTAKA
1. James, General Chemistry, Principles and Structure, Third Edition, New York.
GAMBAR ALAT
Gelas Ukur
Beker Gelas
Parfum
Garam
Dapur
Minyak Jelantah
Magnetic Stirrer
Pemanas Mantel
Sejarah Sabun
Orang Mesir kuno mandi menggunakan sabun yang berasal dari campuran
minyak hewan dan minyak tumbuhan dengan garam. Orang Romawi membuat sabun
dari batu kapus yang dipanaskan. Kapur tersebut kemudian ditaburkan ke atas abu
kayu yang masih panas dan diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan dalam air panas dan
mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong domba selama beberapa jam.
Ketika lapisan buih berwarna cokelat kotor yang tebal terbentuk di permukaannya,
dan menjadi keras setelah mendingin, mereka memotong-motong lapisan keras tadi
sehingga jadilah sabun.
Pabrik sabun pertama kali itu ada di Eropa (Italia, Spanyol, dan Prancis)
pada abad ke-7. Dalam proses pembuatannya mereka dijaga oleh tentara, karena
formulanya dianggap rahasia. Inggris mulai membuat sabun pada abad ke-12.
Amerika baru membuat sabun pada tahun 1608. Sabun pertama kali di-patent-kan
oleh Nicholas Leblanc, seorang kimiawan dari Prancis, pada tahun 1791. Leblanc,
membuat sabun soda abu (atau nama kerennya natrium karbonat) dari garam. Oleh
karenanya menyebabkan biaya produksi menjadi rendah. Michel Eugene Chevreul,
juga dari Prancis, 20 tahun kemudian, membuat sabun dari lemak, gliresin, dan asam
lemak. Pembuatan sabun secara modern dengan proses ammonia dilakukan oleh ahli
kimia Belgia, namanya Ernest Solvay.
Hingga memasuki abad ke-19, sabun menjadi barang yang mahal, karena
dikenakan pajak yang tinggi. Namun setelah itu, sabun menjadi hal yang umum
setelah pajak untuk sabun dicabut dan biaya produksi untuk membuat sabun semakin
murah.
Kemudian sabun berkembang pesat. Tahun 1916, detergen sintetis pertama
kali dikembangkan di Jerman. Kemudian di awal tahun 1930an, Amerika
memproduksinya secara masal untuk rumah tangga. Pada tahun 1946, surfaktan mulai
dikenalkan. Surfaktan itu adalah bahan campuran sabun, yang membantu
membersihkan kotoran secara lebih efektif. Sekitar tahun 1970an, sabun cair
ditemukan.
Senyawa ini memiliki rantai lurus panjang yang bercabang dan dibuat
dengan mereaksikan parafin dengan benzena. Beberapa sifatnya yang terpenting
adalah tahan sadah karena tidak mengandung gugus karboksilat dan tahan asam
maupun alkali. Sebagai contoh misalnya alkil benzo natrium sulfonat.
Pencucian
Pencucian adalah proses membersihkan suatu permukaan benda padat
dengan bantuan larutan pencuci melalui suatu proses kimia-fisika yang disebut
deterjensi. Sifat utama dari kerja deterjensi adalah membasahi permukaan yang kotor
kemudian melepaskan kotoran. Pembasahan berarti penurunan tegangan permukaan
dan antar muka padatan-cair. Pencucian atau penglepasan kotoran berlangsung
dengan jalan mendispersikan dan mengemulsi kotoran, lalu dengan bantuan aksi
mekanik kotoran menjadi terlepas dari permukaan benda padat. Kotoran padat dapat
melekat karena adanya pengaruh: ikatan minyak, gaya listrik statik, dan ikatan
hidrogen.
Penambahan sedikit alkali membantu daya deterjensi dari sabun, tetapi
dapat mendorong terjadinya hidrolisa. Alkali digunakan untuk menjaga pH larutan.
Deterjen cair biasanya menggunakan bahan pelarut organik sebagai pelengkap dan
penambah daya deterjensi dan diperlukan untuk kotoran-kotoran yang sulit
dihilangkan atau berlemak.
9%**Zat
pembusa*:
2%**Garam
dapur*:
20%**EDTA*:
2. Sabun Asepso
Isinya
: 3% merkuri diyodida
3. Sahlin Savlon
Isinya
4. Sahlin Oilatum
Isinya
5. Sabun Resolin
Isinya
6. Sabun Fostex
Isinya
: Westward U.S.A.
7. Sabun Juhwa
Isinya
: Cina.