Anda di halaman 1dari 2

Cara kerja sabun

Sabun atau detergen merupakan zat kimia yang yang sangat membantu kita sehari-hari untuk
membersihkan benda-benda dari zat pengotor. Bermacam-macam zat pengotor dengan sifat-
sifat yang berbed dapat disingkirkan oleh sabun. Bagaimana rumus kimia sabun sehingga
mampu mengusir zat pengotor? Bagaimana cara kerjanya sebagai pembersih? Apakah semua zat
pengotor itu dapat bereaksi dengan sabun? Apakah hanya larut saja? Ikutilah pembahasan
berikut, setelah itu putarlah video yang tersedia di bawah ini.
Sabun dibedakan menjadi 2 jenis, detergen berbusa dan detergen tak berbusa. Salah satu sabun
yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki rumus umum RCOONa yang
merupakan senyawa garam natrium alkanoat. Rantai R (Radikal dari alkana, yaitu gugus Alkil)
tergolong panjang yang berasal dari asam lemak suku tinggi, yaitu asam stearat, C17H35COOH. R
= -C17H35. -COOH adalah gugus karboksilat. Jadi natrium stearat adalah C17H35COONa. Senyawa
garam ini larut dalam air, membentuk ion-ion natrium, Na
+
yang stabil, tetap berada di dalam
larutan, dan ion-ion sabun C17H35COO
-
yang memiliki kemampuan membersihkan zat pengotor.
Rantai R bersifat non polar dan -COO
-
bersifat ionik. Katakanlah rantai R adalah badan atau
ekor, sedang -COO
-
sebagai gugus fungsi adalah kepalanya.
Sebagai pembersih, cara kerja sabun sebagai berikut:
1. Pakaian yang kotor, kotorannya masuk ke serat pakaian bersama keringat. Keringat kita
mengandung minyak; walaupun kadarnya sangat rendah, namun minyak itu membuat
kotoran sulit dilepaskan dari pakaian. Jika dicuci dengan air, kotoran yang bercampur
minyak tak dapat dibersihkan. Oleh karena itu, gunakan sabun. Sabun dapat langsung
digosokkan ke pakaian basah, atau membuat air sabun dahulu, kemudian celupkan
pakaian kotor beberapa saat.
2. Minyak merupakan senyawa non polar, dikenal sebagai gliserida atau ester gliserol.
Kotoran berminyak tidak dapat dibersihkan dengan air, karena air adalah molekul polar,
sedang minyak non polar. Sabun memiliki bagian non polar dan bagian polar. Bagian
polar dari sabun, yaitu ion - COO
-
akan berikatan dengan molekul air, dikatakan bersifat
hidrofil. Sedang bagian non polarnya mengikat minyak beserta kotoran bersifat hidrofob,
yaitu tolak menolak dengan air.
3. Minyak yang tidak larut ke dalam air atau dikatakan tidak dapat bercampur homogen,
dengan bantuan sabun dapat bercampur. Campuran yang terbentuk tidak benar-benar
larut dan hasil campuran ini dinamakan koloid. Jenis koloid cair - cair dinamakan
emulsi. Sabun adalah zat pengemulsi atau emulgator.
4. Dalam emulsi, sabun membentuk misel-misel (lingkaran). Molekul-molekul sabun yang
mengikat air di bagian kepala menghadap keluar dan minyak serta kotoran tertarik oleh
ekor, terperangkap di tengah lingkaran.
5. Misel-misel itu sangat kecil dan tak terlihat. Pada saat pembentukan misel, minyak dan
kotoran terangkat dari serat pakaian. Misel-misel ini membuat larutan sabun menjadi
keruh. Ketika misel-misel berbenturan, kotoran yang berat jatuh ke dasar wadah.
Membasuh tubuh, membersihkan diri seharusnya cukup dengan air. Mengapa harus menggunakan
sabun sekaligus? Ya, pakai sabun supaya lebih bersih, bisa mengangkat kotoran. Tapi, pernah berpikir
bagaimana cara kerja sabun?

Bahan pembuat sabun terbentuk dari berbagai rantai asam lemak. Pada tiap ujung rantai ini terdapat
sebuah ion, umumnya ion natrium atau kalium.

Molekul sabun terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan yang bersifat hidrofobik.
Bagian hidrofilik adalah bagian yang menyukai air atau bersifat polar. Adapun bagian hidrofobik adalah
bagian yang tidak suka air atau bersifat nonpolar.

Kotoran yang bersifat polar biasanya larut dalam air, sehingga kotoran jenis ini tidak perlu dibersihkan
dengan menggunakan sabun. Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak tidak akan
hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air.

Saat sabun bercampur dengan air, rantai asam lemak ini akan mengikat kotoran, terutama yang
berminyak dan berlemak. Kemudian, ion yang terdapat pada ujung rantai asam lemak tadi akan
bertugas untuk membawa ikatan asam lemak dan kotoran ini ke dalam air.

Akhirnya, kotoran pun bisa diangkat dan dibawa pergi bersama dengan air. Hal ini tidak bisa dilakukan
oleh air biasa karena air tidak dapat bercampur dengan minyak, sehingga kotoran tidak akan begitu saja
terangkat oleh air.

Patut diketahui: Kebanyakan sabun hanya bekerja pada air tawar. Bagaimana dengan air asin seperti
pada air laut? Kebanyakan sabun tidak dapat bekerja pada air laut karena air laut mengandung terlalu
banyak mineral, terutama natrium.

Ion natrium yang terdapat pada sabun akan kesulitan untuk dapat larut dalam air karena air sudah
mengandung banyak ion natrium. Hal ini membuat sabun akan kesulitan untuk mengangkat kotoran dan
membawanya pergi. Meski demikian, sabun berbahan kalium umumnya masih dapat bekerja di air laut
karena kadar kalium di air laut tidak sebanyak natrium.

Anda mungkin juga menyukai