Anda di halaman 1dari 38

UPAYA PERCEPATAN PENERBITAN IZIN USAHA

PERKEBUNAN (IUP) SEBAGAI SYARAT INDONESIA


SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO) DI SELURUH GROUP UNIT
KERJA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO)

Oleh :
MUHAMMAD LARRY IZMI

PESERTA KURSUS MANAJEMEN PERKEBUNAN DASAR


BIDANG UMUM
ANGKATAN KE-21

Periode 05 Agustus S/D. 05 September 2014

Lembaga Pendidikan Perkebunan


Kampus Medan
2014

PENGESAHAN MAKALAH

UPAYA PERCEPATAN PENERBITAN IUP


SEBAGAI SYARAT ISPO DI SELURUH GROUP UNIT KERJA
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO)

Disusun Oleh:

Muhammad Larry Izmi


Peserta KMPD Bidang Umum

Disetujui Oleh:

Pimpinan Kursus

Pembimbing Kursus

Junita Elisabeth Sibarani

Adi Widjajanto

ii

KOMITMEN

Saya akan melaporkan RPK ini kepada pimpinan saya dan berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat mengimplementasikan RPK ini di tempat kerja, serta memberikan
laporan kemajuan dalam pelaksanaannya kepada pimpinan.

Medan,

September 2014

Muhammad Larry Izmi

iii

KATA PENGANTAR
Makalah dengan Judul Upaya Percepatan Penerbitan IUP Sebagai Syarat ISPO di
Seluruh Group Unit Kerja PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) ini memaparkan
upaya yang diharapkan dapat digunakan dalam melakukan percepatan penerbitan Izin
Usaha Perkebunan atas Unit Kerja di PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero).

Sehubungan dengan adanya ketentuan Permentan No 19 Tahun 2011 tentang ISPO dan
Permentan No 98 Tahun 2013 tentang IUP, maka PT.Perkebunan Nusantara XIII
(Persero) diwajibkan untuk memperoleh IUP atas areal yang dimilikinya. Namun pada
realisasinya, terdapat unit kerja yang belum memiliki IUP walaupun sudah memiliki
Hak Atas Tanah berupa HGU maupun HGB sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk
dapat memenuhi ketentuan Peraturan Menteri di atas.

Penulis mengharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan sumbangan yang


berguna bagi PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) dan kemajuan perkebunan di
Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan Makalah dan keikutsertaan


dalam Kursus Manajemen Perkebunan Dasar (KMPD) Bidang Umum Angkatan XXI ini
telah diberi kesempatan, bantuan dan bimbingan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini Penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:
1. Direksi PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) yang telah menugaskan Penulis
untuk mengikuti KMPD.
2. Kepala

Bagian

SDM

PT.Perkebunan

Nusantara

XIII

(Persero)

yang

mengusulkan Penulis untuk dapat mengikuti KPMD.


3. Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti KMPD.
iv

4. Pimpinan Kursus dan para pengajar LPP Kampus Medan yang telah
membimbing Penulis pada KMPD dan penulisan makalah ini.
5. Rekan-rekan peserta KMPD Bidang Umum Angkatan XXI Tahun 2014 atas
segala dukungan dan kebersamaannya selama mengikuti KMPD.
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan dan
kemampuan Penulis. Oleh karena itu, menjadi dorongan tersendiri bagi Penulis untuk
menerima masukan serta saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Medan,

September 2014

Muhammad Larry Izmi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

ii

PERNYATAAN KOMITMEN .........................................................................

iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................

iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Umum Perusahaan ......................................................

B.

Sasaran dan Kebijakan Perusahaan .............................................

C.

Deskripsi Unit Kerja ..................................................................

D. Deskripsi Masalah di Unit Kerja ...................................................

11

BAB II. MASALAH DAN SASARAN


A. Perumusan Masalah ...................................................................

13

B. Tujuan Pemecahan Masalah ........................................................

13

C. Keterbatasan .............................................................................

16

D. Hasil-hasil yang Diinginkan ........................................................

15

BAB III. ANALISIS PENGEMBANGAN SOLUSI


A. Pengembangan Alternatif Solusi .................................................

17

B. Pemilihan Alternatif Solusi .........................................................

18

C. Alternatif Solusi yang Memenuhi Hasil dan Keterbatasan ..............

19

vi

BAB IV. IMPLEMENTASI SOLUSI TERPILIH


A. Jadwal Kegiatan .........................................................................

21

B. Sumber Daya ............................................................................

22

C. Kendala yang Mungkin Muncul .................................................

23

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...............................................................................

24

B. Saran.........................................................................................

24

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Susunan Organisasi PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) ......

Gambar 2

: Peta Unit Kerja PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) ............

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Group dalam Distrik PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) ....

14

Tabel 2

: Jadwal Kegiatan .............................................................................

21

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Mengevaluasi Solusi Terhadap Keterbatasan ................................

25

Lampiran 2

: Mengevaluasi Solusi Terhadap Hasil Yang Diperlukan ................ 26

Lampiran 3

: Daftar Group Unit Kerja ................................................................

27

Lampiran 4

: RKAP Urusan Hukum & Kepatuhan Tahun 2014 ........................

28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Umum Perusahaan


PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) disingkat PTPN XIII (Persero) adalah
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didirikan pada tgl. 11 Maret 1996
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 tahun 1996 dan Akte Notaris Harun
Kamil, SH No.46 tanggal 11 Maret 1996 Dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman R.I melalui keputusan No. C2-8341.IIT.01.01.TII.96 tanggal 8 Agustus
1996 serta tambahan Berita Negara RI No. 81. Pada tahun 2008 PTPN XIII
(Persero) melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Akte
Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon No. 16 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU55430.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 26 Agustus 2008 dan tambahan Berita Negara
R.I. No.87 tanggal 28 Oktober 2008.

PTPN XIII (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak pada bidang usaha agroindustri dan merupakan penggabungan dari Proyek
Pengembangan 8 (delapan) Eks PTP-PTP yaitu PTP VI, VII, XII, XIII, XVIII,
XXIV-V, XXVI DAN XXIX yang semuanya berlokasi di Pulau Kalimantan.

Komoditas utama yang dikelola dibidang perkebunan Kelapa Sawit dan Karet. Arah
pengembangan Kelapa Sawit dilakukan melalui usaha horizontal dan vertikal.
Pengembangan horizontal melalui perluasan areal baik Kebun Inti maupun Plasma
dengan cara kerjasama usaha ataupun dibangun sendiri di lingkungan perusahaan.
Sedang pengembangan yang bersifat vertikal merupakan strategi pengembangan

usaha yang prospektif dengan membangun industri derivative dengan bahan baku
berasal dari kelapa sawit, karet dan sumber daya lain yang tersedia.

Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan


barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, PTPN XIII
(Persero) berusaha mengembangkan usahanya ke bidang lain yang menguntungkan
guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas. Kegiatan usaha lainnya tersebut dapat meliputi : trading house,
pengembangan kawasan industri, agro industrial complex, real estate, pusat
perbelanjaan/mall, perkantoran, pergudangan, pariwisata, perhotelan, resort, olah
raga dan rekreasi, pertambangan, rest area, rumah sakit, pendidikan dan penelitian,
prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, jasa penyewaan, jasa konsultasi
bidang perkebunan, jasa pembangunan kebun dan pengusahaan sarana dan
prasarana yang dimiliki perusahaan.

Hingga tahun 2013, PTPN XIII (Persero) telah memiliki areal Inti seluas 74.950 ha,
areal Plasma seluas 88.467 ha, produksi CPO 399.892 ton, produksi inti sawit
71.284 ton, karet 17.833 ton, kapasitas pengolahan PMS 440 ton TBS/ Jam, Karet
73 Ton KK/Hari, Pendapatan Rp 2.953 miliar, Total Asset Rp4.660 miliar, Laba
Komprehensif Rp38,49 miliar, dan 3 (tiga) anak perusahaan. Saat ini terdapat 4
Distrik, 1 Kantor Perwakilan, 2 Kantor Penghubung, 15 Unit Kebun Kelapa Sawit
Inti, 10 Unit Kelapa Sawit Plasma, 9 PMS, 9 Unit Kebun Karet, 2 Unit CRF dan 1
Unit RSS sebagai jaringan kantor PTPN XIII (Persero).

Adapun produk/ Jasa yang dihasilkan PTPN XIII (Persero) adalah:


1. Kelapa Sawit.
PTPN XIII mengelola Kebun Inti kelapa sawit seluas 59.911 ha (50,44%), dan
plasma seluas 58.872 ha (49,56%), dengan didukung oleh 9 PMS berkapasitas
440 ton TBS/jam dan 2 unit UPB masing-masing berkapasitas 6.000 liter per
hari. Produk yang dihasilkan berupa Minyak Sawit, dan Minyak Inti Sawit untuk
untuk konsumsi industri minyak nabati di Indonesia, serta Biodiesel untuk
memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Karet.
PTPN XIII mengelola Kebun Inti karet seluas 15.039 ha (33,69%), dan plasma
seluas 29.595,04 ha (66,31%), dengan didukung oleh 2 Pabrik Pengolahan Karet
(PKR) berkapasitas 63 ton/KK/ hari, dan 1 Pabrik Karet Sheet berkapasitas 10
ton/KK/hari. Produk yang dihasilkan berupa SIR 20, RSS, 81% dialokasikan
untuk pasar domestik dan 19% dialokasikan untuk pasar global seperti India, dan
China.

Berikut adalah Susunan Organisasi di PTPN XIII (Persero):

Gambar 1. Susunan Organisasi PTPN XIII (Persero)

Berikut adalah Peta Unit Kerja di PTPN XIII (Persero):

Gambar 2. Peta Unit Kerja PTPN XIII (Persero)

B. Sasaran dan Kebijakan Perusahaan


PTPN XIII (Persero) memiliki arah dan kebijakan perushaan yang dituangkan
dalam Visi, Misi, Tata Nilai (Values) dan Lima Kebijakan Strategis sebagai berikut:
1.

Visi
Menjadi perusahaan agribisnis yang berdaya saing tinggi, tumbuh dan
berkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan.

2.

Misi
a.

Menghasilkan produk dan jasa dalam bidang kelapa sawit, karet, industri
hilir dan bidang usaha lainnya secara efisien dan bermutu tinggi.

b.

Mendinamisasikan perekonomian regional dan nasional

c.

Mengembangkan dan memberdayakan potensi masyarakat berbasis


kemitraan

d.

Mengembangkan sistem perkebunan yang ramah lingkungan

3. Tata Nilai (Values).

4.

a.

Integritas.

b.

Disiplin.

c.

Perbaikan terus menerus.

d.

Bertindak segera.

e.

Tanggung Jawab.

f.

Inovasi.

g.

Komunikasi

h.

Kerukunan.

Lima Kebijakan Strategis.


a.

Optimalisasi Aset Produksi.


i.

Soil building dengan tankos dan limbah cair.

ii. Pemupukan majemuk pola 4 T.


iii. Peremajaan dengan sistem inter-replanting tanaman

iv. Rehabilitasi dan peningkatan kapasitas pabrik, infrastruktur : perbaikan


jalan penghubung, jalan produksi, jalan koleksi.
b.

Optimalisasi Organisasi, SDM dan Budaya Kerja.


i.

Pemberdayaan Distrik menjadi SBU.

ii. Pengelolaan plasma dengan Pola Satu Manajemen (Pola Kemitraan).


iii. Pelatihan dan pengembangan.
iv. Internalisasi tata nilai peruashaan.
c.

Pengembangan Usaha.
i.

Pemenuhana skala ekonomi unit-unit eksisting.

ii. Pembangunan unit pengolahan.


iii. Program Kerjasama Usaha (Sinergi) dengan beberapa mitra strategis.
iv. Membangun industri hilir dan penunjang berbasis agro.
d.

Keberpihakan Pada Lingkungan.


i.

Mengintensifkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

ii. Pengembangan Komunitas.


iii. Praktek bisnis berwawasan lingkungan.
iv. Partisipasi aktif dalam program pelestarian lingkungan hidup.
e.

Mengutamakan Harapan Pelanggan.


i. Memenuhi komitmen dari segi harga, kualitas, waktu pengiriman,
jaminan produk maupun layanan purna jual.
ii. Layanan yang sama kepada semua pelanggan.

C. Deskripsi Unit Kerja


Kepala Bagian
Sekretaris Perusahaan

Kepala Urusan

Kepala Urusan

Kepala Urusan

Hubungan Masyarakat

Sekretariat dan RT

Hukum dan Kepatuhan

Staf Urusan

Staf Urusan

Staf Urusan

Hubungan Media Massa

RT dan Protokoler

Hukum dan Perizinan

Staf Urusan Hubungan

Staf Urusan

Staf Urusan

Instansi dan Lembaga

Sekretariat

Pertanahan

Karyawan

Karyawan

Staf Urusan

Pelaksana

Pelaksana

Kepatuhan
Karyawan
Pelaksana

Gambar 3. Struktur Organisasi Bagian Sekretaris Perusahaan

Bagian Sekretaris Perusahaan merupakan bagian pada PTPN XIII (Persero) yang
memiliki tujuan:
1.

Terlaksananya Tata Kelola Perusahaan yang baik.

2.

Terwujudnya citra positif Perusahaan (corporate image)

3.

Terselenggaranya hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan


masyarakat, instasi, lembaga dan stake holders lainnya.

4.

Terselenggaranya surat menyurat dan tertib administrasi.

5.

Terlaksananya protokoler, pelayanan dan pemeliharaan Kantor Direksi.

6.

Terlaksananya advokasi dan terpenuhinya aspek legalitas Perusahaan.

Adapun Bagian Sekretaris Perusahaan dipimpin oleh Kepala Bagian yang memiliki
fungsi utama, yaitu Memimpin Bagian Sekretaris Korporat untuk mengoptimalkan
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan mengelola kesekretariatan, rumah
tangga perusahaan, hukum, perundang-undangan dan pertanahan.

Berdasarkan fungsi tersebut, Bagian Sekretaris Perusahaan terdiri dari 3 Urusan,


yaitu Urusan Humas, Urusan Sekretariat & Rumah Tangga dan Urusan Hukum &
Kepatuhan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan.

Kepala Urusan Hukum & Kepatuhan memiliki fungsi utama untuk dapat
mengorganisir sumber daya Urusan Hukum & Kepatuhan dalam memberdayakan,
mengoptimalkan kegiatan bidang Hukum & Kepatuhan untuk mencapai sasaran
Urusan Hukum & Pertanahan berdasarkan Pedoman Dasar Kerja (PDK) dan
Ketentuan lain yang berlaku secara efektif dan efesien.

Dalam pekerjaannya, Kepala Urusan Hukum dan Kepatuhan dibantu oleh beberapa
staf urusan, yaitu:
1. Staf Urusan Hukum & Perizinan.
9

2. Staf Urusan Pertanahan.


3. Staf Urusan Kepatuhan.

Fungsi Utama Staf Urusan Hukum & Perizinan adalah Mempersiapkan informasi
dan data pelaksanaan kegiatan Urusan Hukum untuk mencapai sasaran Perusahaan
Urusan Hukum berdasarkan Pedoman Dasar Kerja (PDK) dan Ketentuan lain yang
berlaku secara efektif dan efesien.

Dalam pelaksanaannya, Staf Urusan Hukum & Perizinan memiliki tugas sebagai
berikut:
1.

Menyiapkan RJP,RKAP & RKO Urusan Hukum.

2.

Melaksanakan

advokasi perdata dan pidana dengan bantuan counterpart

hukum.
3.

Melaksanakan penyuluhan dan counterpart hukum pada stakeholder.

4.

Melaksanakan penyelesaian perijinan : Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Tanda


Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Peralihan hak serta perpanjangannya.

5.

Memberdayakan karyawan Urusan Hukum agar dapat bekerjasama secara


effektif.

6.

Mendapatkan informasi (Information capture) pada urusan Hukum untuk di


sampaikan kepada Kepala Urusan

7.

Melaksanakan hasil Keputusan Rapat Direksi, Dewan Komisaris dan RUPS


yang berkaitan dengan Urusan Hukum

8.

Mengkaji aspek hukum dari kontrak kontrak perusahaan.

9.

Mengurus hal hal yang terkait dengan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

10. Menyiapkan Estimate Engineer (EE) Internal/Konsultan untuk Pengadaan


Barang & Jasa di Urusan Hukum.
10

11. Menyiapkan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) / Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) Urusan Hukum.
12. Melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik berdasarkan prinsip - prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandarian dan kewajaran.
13. Melaksanakan Sistem Penilaian Karya (SPK)
14. Membantu peningkatan kompetensi karyawan Urusan Hukum melalui internet.
15. Memeriksa hasil diklat untuk peningkatan kompetensi karyawan
16. Memeriksa dan mengoreksi daftar hadir dan lembur Urusan Hukum.

Sebagai penunjangnya, Staf Urusan Hukum & Perizinan memiliki wewenang


sebagai berikut:
1.

Pengusulan perubahan/perbaikan/pengajuan RKAP/RKO untuk kepentingan


perusahaan Urusan Hukum;

2.

Pengusulan Berita Acara (BA) penyelesaian pekerjaan Urusan Hukum; dan

3.

Pengusulan kriteria dan norma Pedoman Dasar Kerja (PDK) Urusan Hukum.

D. Deskripsi Masalah di Unit Kerja


Sesuai dengan tugasnya, Urusan Hukum dan Kepatuhan memiliki kewajiban dalam
pemenuhan dan penyelesaian perizinan di perusahaan. Kewajiban ini terkait dengan
kedudukan perusahaan sebagai badan hukum pada umumnya dan

BUMN

khususnya, yang memiliki tanggung jawab warga negara Republik Indonesia untuk
patuh mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku.

Berkenaan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No. 19 Tahun 2011


Tentang Pedoman Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan Peraturan
Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 Tentang Perizinan Usaha Perkebunan, maka
tiap perusahaan perkebunan diharuskan memiliki perizinan dalam pengusahaan

11

perkebunannya tidak terkecuali bagi perusahaan yang telah memiliki Hak Atas
Tanah namun belum memiliki Perizinan Usaha Perkebunan atas tanah tersebut.

Sesuai dengan ilustrasi tersebut, Urusan Hukum & Kepatuhan memiliki tugas untuk
melakukan upaya-upaya pemenuhan kewajiban perusahaan, yaitu pengurusan
penerbitan Izin Usaha Perkebunan (IUP) pada tiap unit kerjanya.

Hingga saat ini, dari keseluruhan 14 Group Unit Kerja yang harus memiliki IUP,
baru 6 Group yang telah melakukan pengurusan dan mendapatkan IUP.

Kesenjangan ini harus segera dipenuhi, mengingat ketentuan Pasal 4 Permentan


No.19 Tahun 2011 menyatakan bahwa Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit harus
mengajukan permohonan untuk mendapat sertifikasi ISPO paling lambat tanggal 31
Desember 2014.

12

BAB II
MASALAH DAN SASARAN

A. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan diterbitkannya Permentan Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pedoman

Perkebunan

Kelapa Sawit

Berkelanjutan

Indonesia (Indonesian

Sustainability Palm Oil /ISPO), maka tiap perusahaan perkebunan kelapa sawit
diharuskan melaksanakan usaha perkebunannya sesuai dengan ketentuan Peraturan
tersebut. Adapun dalam Lampiran II Permentan Nomor 19 Tahun 2011,
dipersyaratkan dalam Prinsip 1.1 Perizinan dan Sertifikat, bahwa Pengelola
perkebunan diharuskan memperoleh perizinan serta sertifikat tanah berupa Hak Atas
Tanah dan Perizinan Usaha Perkebunan yang sesuai.

PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) selaku BUMN Perkebunan yang


beroperasi sejak tahun 1978 di Kalimantan, selama ini telah memiliki Hak Atas
Tanah berupa Sertifikat HGU maupun HGB dalam menunjang kegiatan
perusahaannya. Namun dikarenakan kepemilikan HGU dan HGB yang telah terbit
sejak tahun 1970-1990an, belum ada kewajiban pemenuhan Perizinan Usaha
Perkebunan berupa IUP, IUP-B dan IUP-P sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perusahaan hanya memiliki Perizinan Usaha Perkebunan bagi areal yang perolehan
lahannya sejak tahun 2007 sedangkan bagi perolehan lahan di bawah tahun 2007
hanya berdasarkan Izin Lokasi dan Pencadangan Areal dari Kementerian. Secara
realisasi, dari keseluruhan 14 Group Unit Kerja yang harus memiliki IUP, baru 6
Group yang telah melakukan pengurusan dan mendapatkan IUP. Oleh karena itu,
PTPN XIII diwajibkan memenuhi ketentuan perizinan di atas sebagai pemenuhan
persyaratan ISPO.

13

Group
NO

Distrik PTPN XIII (Persero)

Sudah

Belum

IUP

IUP

Jumlah

Distrik Kalimantan Barat I

Distrik Kalimantan Barat II

Distrik Kalimantan Selatan & Tengah

Distrik Kalimantan Timur

14

Total
Tabel 1. Group dalam Distrik

Menyikapi adanya perusahaan perkebunan yang belum memiliki IUP namun telah
memilik Hak Atas Tanah dari negara, Pemerintah menerbitkan Permentan No 98
Tahun 2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada perusahaan untuk dapat mengajukan permohonan penerbitan
IUP atas lahan Hak Atas Tanahnya kepada Bupati atau Gubernur.

Berdasarkan hal di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah Baru
tercapainya penerbitan IUP sebagai persyaratan ISPO sebesar 40% di Group
Unit Kerja PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) hingga Semester I Tahun
2014 akibat belum adanya pedoman untuk menindaklanjuti ketentuan
Permentan No 19 Tahun 2011

B. Tujuan Pemecahan Masalah


Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah Meningkatnya pencapaian jumlah Group
Unit Kerja yang memiliki IUP dan siap mengajukan permohonan ISPO di
lingkungan Unit Kerja PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

14

C. Hasil Yang Diinginkan


Adapun hasil ideal yang diinginkan untuk dapat dicapai adalah:
1. Peningkatan progress pengurusan penerbitan IUP sebesar 80% - 100%.
Diharapkan solusi yang diambil dapat meningkatkan dari hanya 6 Group
menjadi 11 s.d 14 Group yang mengajukan dan memperoleh IUP. Utamanya
bagi Group Unit Kerja dengan komoditas sawit yang mencakup 11 Group dari
total 14 group.
2. Tersedianya panduan koordinasi pengurusan penerbitan IUP.
Bahwa dalam melakukan koordinasi dengan Pemda, Group Unit Kerja dan/atau
Distrik perlu diberikan panduan mengenai kegiatan yang harus dilaksanakan
maupun administrasi yang perlu dilengkapi untuk dapat memantau progress
yang diharapkan.
3. Frekuensi pertemuan/ konsultasi dengan Pemda terkait >5 kali.
Konsultasi dengan Pemda terkait sangat diperlukan mengingat waktu yang
tersedia terbatas. Adapun konsultasi yang akan dilaksanakan minimal terdiri dari
lima pertemuan, yaitu:
a.

Konsultasi pengajuan permohonan.

b.

Pengajuan permohonan dengan persyaratan yang diminta.

c.

Kelengkapan persyaratan yang dibutuhkan.

d.

Monitoring progress dari Kepala Dinas Perkebunan Pemda.

e.

Monitoring progress dari Bupati atau asisten.

4. Seluruh Group Unit Kerja siap mengajukan permohonan sertifikasi ISPO.


Solusi yang diambil juga pada akhirnya diharapkan dapat mendukung langkah
Group Unit Kerja untuk mengajukan permohonan ISPO, utamanya dari sisi
kelengkapan IUP.

15

D. Keterbatasan
1. Maksimal Personil Urusan Hukum dan Urusan Pertanahan yang dapat
digunakan hanya 4 orang.
Upaya peningkatan penerbitan IUP nantinya hanya dapat dilaksanakan dengan
tenaga yang tersedia saat ini di Urusan Hukum & Kepatuhan, yaitu 2 orang Staf
Urusan Hukum & Perizinan dan 2 orang Staf Pertanahan.
2. Progress pengurusan penerbitan IUP min. 80% pada Tahun 2014.
Sehubungan dengan Group Unit Kerja dengan komoditas Kelapa Sawit terdiri
dari 11 Group dari total 14 Group, maka kesebelas group tersebut harus sudah
memiliki IUP.
3. Tidak melanggar ketentuan pada Permentan No 19 Tahun 2011 tentang ISPO
mengenai batas waktu pengajuan permohonan ISPO, yaitu 31 Desember 2014.
Pasal

4 Permentan No 19 Tahun 2011 mensyaratkan bahwa batas akhir

pengajuan ISPO adalah 31 Desember 2014 sehingga ketentuan ini harus


diperhatikan dalam pengurusan IUP nantinya.
4. Anggaran dalam RKAP yang tersedia maksimal Rp 500.000.000,00
Anggaran yang tersedia sesuai RKAP untuk melaksanakan kegiatan adalah Rp
500.000.000,00 sehingga harus dapat dilaksanakan efektif dengan anggaran
yang tersedia.

16

BAB III
ANALISIS PENGEMBANGAN SOLUSI

A. Pengembangan Alternatif Solusi.


Menyikapi permasalahan yang ada, maka beberapa upaya dapat diambil untuk
mencapai peningkatan jumlah Unit Kerja yang memiliki IUP sesuai dengan
kewenangan yang ada:
1.

Sosialisasi kepada Asisten Personalia, Umum & Humas (PUH) Unit Kerja dan
Staf Umum Distrik tentang pengurusan IUP.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi ketentuan Permentan

No.19

Tahun 2011 tentang ISPO dan Permentan No.98 Tahun 2013 tentang IUP serta
bekerjasama dengan pihak terkait sehingga akan didapatkan ruang diskusi dan
kesepahaman mengenai cara-cara yang harus dilakukan maupun mengatasi
potensi masalah yang ada.
2.

Usulan Konsep SOP pengurusan IUP.


Berdasarkan tafsir dari aturan yang ada dan setelah melalui analisis atas
kegiatan birokrasi yang biasanya diselenggarakan oleh Pemda dalam
menerbitkan perizinan, maka disusunlah standar pengurusan IUP yang
kemudian diusulkan untuk menjadi SOP melalui SE Direksi. Nantinya
pedoman ini akan menjadi acuan langkah-langkah kegiatan yang dapat
dikembangkan oleh Group Unit Kerja dalam melakukan pengurusan IUP.

3.

Usulan Asistensi/ Pendampingan Staf Urusan Pertanahan dan Staf Urusan


Hukum & Perizinan ke Distrik terkait Pengurusan IUP.
Kegiatan ini diharapkan nantinya Staf yang ditugaskan dapat melakukan
pembimbingan secara aktif dan terlibat langsung dalam penyusunan
permohonan maupun koordinasi dengan Pemda terkait.

4.

Usulan Konsep SOP pengurusan IUP serta Pendampingan staf urusan ke


Distrik.
17

Melalui kegiatan ini, SOP yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan
seragam oleh Group Unit Kerja setelah adanya kerjasama dengan Staf Urusan
yang ditugaskan. Selain itu juga akan didapatkan upaya untuk mengatasi
adanya ketentuan yang tidak diatur dalam SOP sehingga dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

B. Pemilihan Alternatif Solusi.


Berdasarkan pengembangan dari alternatif solusi dan pemenuhan atas keterbatasan
yang ada sesuai Tabel Evaluasi Solusi Terhadap Keterbatasan (Lamp. 1), maka
dapat dipilih alternatif solusi sebagai berikut:
1.

Usulan Konsep SOP pengurusan IUP.


Hal ini dapat memenuhi keterbatasan yang ada karena diterbitkan melalui SE
Direksi sehingga selain memberikan panduan tetapi juga adanya motivasi
Group Unit Kerja untuk segera memenuhi ketentuan yang ada.

2.

Usulan Asistensi/ Pendampingan Staf Urusan Pertanahan dan Staf Urusan


Hukum & Perizinan ke Distrik terkait Pengurusan IUP.
Pendampingan akan menimbulkan kerjasama yang terjadwal dalam melakukan
pengurusan IUP ke Pemda terkait.

3.

Usulan Konsep SOP pengurusan IUP serta Asistensi/ Pendampingan staf urusan
ke Distrik.
Berkesinambungannya SOP yang disertai pendampingan akan mengefektifkan
interpretasi SOP sehingga pelaksanaannya dapat memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.

Sedangkan mengenai alternatif solusi Sosialisasi kepada Asisten PUH Unit Kerja
dan Staf Umum Distrik dirasa belum dapat memenuhi keterbatasan yang ada
dikarenakan pemahaman yang selaras belum tentu dapat menjamin adanya

18

keseragaman pelaksanaan pengurusan IUP dalam hal jadwal yang terstruktur dan
batas waktu yang harus dipenuhi.

C. Alternatif Solusi Yang Memenuhi Hasil dan Keterbatasan


Sehubungan dengan pengembangan alternatif solusi yang telah memenuhi
keterbatasan, selanjutnya dipilihlah solusi yang dapat memenuhi atau mendekati
hasil yang diinginkan sesuai Tabel Evaluasi Solusi Terhadap Keterbatasan
(Lamp.2), yaitu, Usulan panduan pengurusan IUP yang disertai dengan jadwal
dan arahan tujuan penerbitan IUP serta Pendampingan staf urusan ke
Distrik.

Solusi tersebut terpilih setelah melalui uji pemenuhan atau yang dapat mendekati
poin mengenai Hasil Yang Diinginkan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Usulan Konsep SOP pengurusan IUP.
Diperkirakan progress yang didapatkan akan dapat memenuhi sekitar 12 Group
dikarenakan adanya faktor lokasi yang memiliki kesamaan wilayah administrasi
pemerintahan

daerah

sehingga pengurusannya dapat dilakukan

secara

bersamaan. Namun penggunaan SOP memiliki kekurangan dalam pelaksanaan


evaluasi yang harus dilakukan dengan mendalam dan juga pemberlakuannya
bisa tidak adaptif atas karakteristik administrasi Pemda di masing-masing unit
kerja.
2. Usulan Asistensi/ Pendampingan Staf Urusan Pertanahan dan Staf Urusan
Hukum & Perizinan ke Distrik terkait Pengurusan IUP.
Penugasan berupa asistensi akan memberikan keuntungan berupa terarahnya
tujuan untuk pengurusan IUP dalam bentuk realisai jadwal, koordinasi dengan
pemda serta kesiapan untuk mengajukan ISPO. Namun penugasan ini akan
menyebabkan terserapnya Staf Urusan yang ada dalam waktu yang cukup lama
sehingga memerlukan strategi penggunaan tenaga yang ada. Di lain sisi,
19

diperlukan biaya koordinasi untuk melakukan pengurusan IUP yang diharapkan


dapat mempercepat prosesnya di pemda.
3. Usulan Konsep SOP pengurusan IUP serta Pendampingan staf urusan ke Distrik.
Sebagai bentuk kombinasi atas dua alternatif solusi yang lain, pilihan ini akan
menyediakan keuntungan atas kedua solusi yang telah dijelaskan sekaligus
memberikan kelemahan yang sama juga. Walaupun tetap membutuhkan strategi
penggunaan tenaga staf urusan dalam pelaksanaannya, namun pilihan ini akan
memberikan adanya opsi solusi berupa pengawasan yang bersifat melekat dalam
bentuk penugasan staf urusan. Selain itu, melalui pendampingan akan terbuka
ruang penafsiran SOP yang terarah untuk memenuhi karakteristik tiap wilayah
yang ada.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Solusi ini yang dianggap paling dapat
memenuhi atau mendekati hasil ideal yang diperlukan dalam upaya percepatan
penerbitan IUP sebagai syarat ISPO di seluruh Group Unit Kerja PTPN XIII
(Persero).

20

BAB IV
IMPLEMENTASI SOLUSI TERPILIH

A. Jadwal Kegiatan
Sebagai pelaksanaan untuk

pencapaian tujuan dengan melakukan penyusunan

konsep SOP pengurusan IUP serta asistensi/pendampingan ke distrik terkait, maka


jadwal kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

No

Lama

Kegiatan

Waktu

Jadwal Pelaksanaan

Melaporkan dan mengoordinasikan RPK


1

kepada

Kepala

Perusahaan

dan

Bagian
Urusan

Sekretaris
Hukum

&

3 hari

10 12 September 2014

5 hari

15 19 September 2014

5 hari

22 26 September 2014

Kepatuhan
Mengumpulkan
2

referensi

aturan

perundang-undang dan perda terkait IUP di


wilayah

operasional

PT.Perkebunan

Nusantara XIII (Persero)


Menyusun
3

panduan

mengenai

arahan

penyusunan persyaratan pengajuan IUP


dan jadwal pengerjaan serta alternatif
Output yang diperlukan

Pengusulan dan Penerbitan Memo Direksi

2 hari

29 30 September 2014

Penugasan Staf Urusan Ke distrik

20 hari

1 24 Oktober 2014

Monitoring & evaluasi pelaksanaan

10 hari

24 Okt 7 Nov 2014

Tabel 2. Jadwal Kegiatan

21

B. Sumber Daya
Berkaitan dengan pencapaian tujuan pemecahan permasalahan tersebut, maka
sumber daya yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1.

Personil 2 - 4 orang.
Sehubungan dengan personil yang ada hanya 4 orang, maka penggunaan
personil nantinya dapat dilakukan dengan strategi pendampingan berupa:
a. Pembagian menjadi 3 tim dengan:
i.

Tim I (2 orang) bertanggung jawab atas Distrik Kalbar I

ii.

Tim II (1 orang) untuk Distrik KalSel & Tengah

iii.

Tim III (1 orang) untuk Distrik Kaltim.

b. Penugasan 2 orang secara efektif dengan sebelumnya menyerahkan Bidang


Tugasnya yang diampu selama ini untuk dirangkap jabatan oleh Staf yang
tersedia.
2.

Laptop/PC
Sebagai alat untuk mempermudah dalam proses pengerjaan penyusunan SOP
maupun penyusunan administrasi permohonan.

3.

Materi Aturan IUP


Sebagai bahan referensi untuk mempermudah dalam pemenuhan persyaratan
yang dibutuhkan.

22

C. Kendala Yang Mungkin Muncul


Adapun kendala-kendala yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
No

Kendala
Lamanya

penerbitan

Tindakan Pencegahan

proses
oleh

Pemda

Persyaratan

yang

diajukan

Unit

Kerja/ Distrik tidak


lengkap

Penolakan

Pemda

karena

belum

adanya perda yang


mengatur

Tindakan Penanggulangan

Melakukan
koordinasi Meminta
agar
dapat
bersama-sama
Unit diterbitkan Surat Keterangan
Kerja/Distrik
untuk yang menyatakan bahwa
mengawal secara intensif ke penerbitan tersebut masih
Pemda terkait.
dalam pengurusan.
Memastikan
persyaratan Melakukan
pemenuhan
yang diajukan harus sesuai kekurangan persyaratan
dengan Permentan No 98
Tahun 2013 dan Perda
Pemda terkait.
Melakukan
koordinasi
kepada Unit Kerja/Distrik
untuk dapat memberikan
penjelasan ke Pemda terkait.

Memberikan
penjelasan
kewajiban
perusahaan
terkait Permentan No. 19
Tahun 2011 dan Permentan
No 98 Tahun 2013.

Tabel 2. Kendala-kendala Yang Mungkin Muncul

23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Peningkatan pencapaian penerbitan IUP pada Unit Kerja di PTPN XIII (Persero)
membutuhkan identifikasi atas penyebab utama permasalahannya untuk kemudian
dapat diambil alternatif solusi yang dapat diupayakan pelaksanaannya oleh
perusahaan.
Berdasarkan pembahasan permasalahan, dapat diketahui bahwa belum adanya
panduan dan pendampingan dalam melakukan pengurusan penerbitan IUP
mempengaruhi terhdap rendahnya pencapaian peningkatan pengurusan IUP oleh
Group Unit Kerja.
Hal ini menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mengambil tindakan dengan
menerbitkan SOP Pengurusan IUP yang berdasarkan Permentan No. 19 Tahun
2011. Selain itu, dibutuhkan pendampingan dari Kantor Direksi untuk dapat
memberikan arahan dalam implementasi SOP. Terbuka juga tindakan-tindakan yang
dapat

diambil

oleh

Unit

Kerja

untuk

melakukan

pencegahan

maupun

penanggulangan atas permasalahan yang akan timbul dalam pengurusan penerbitan


IUP dalam kaitannya sebagai salah satu persyaratan ISPO.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut:
1. Koordinasi dengan pihak Pemda menjadi poin penting, dikarenakan dengan
intensifnya koordinasi yang dilakukan maka akan memberikan kemudahan
dalam proses penyelesaian IUP.
2. Penugasan berupa asistensi membutuhkan strategi penggunaan tenaga kerja
yang tepat sehingga dapat memenuhi tujuan pengurusan IUP dan juga
kelancaran Tupoksi Urusan Hukum & Kepatuhan.
24

Lampiran 1.
MENGEVALUASI SOLUSI TERHADAP KETERBATASAN
Keterbatasan

Solusi Yang Mungkin

Maks. 4 orang

Progress pengurusan
penerbitan IUP min.
80% akhir Tahun 2014

Batas waktu 31 Desember 2014

Anggaran dalam RKAP


yang tersedia maksimal
Rp 500.000.000,00

Ket

Mem/Tdk

Ket

Mem/Tdk

Ket

Mem/Tdk

Ket

Mem/Td
k

1. Sosialisasi kepada Asisten


PUH Unit Kerja dan Staf
Umum Distrik

Butuh 2
orang

60%

Tdk

Sesuai

Tdk

Rp 30.000.000

2. Usulan Asistensi/ Pendampingan


Staf Urusan Pertanahan dan Staf
Urusan Hukum & Perizinan ke
Distrik terkait Pengurusan IUP.

Butuh 4
orang

>80%

Sesuai

Rp 50.000.000

3. Usulan Konsep SOP pengurusan


IUP

Butuh 2
orang

>80%

Sesuai

Tdk butuh
biaya

4. Usulan Konsep SOP pengurusan


IUP
serta
Asistensi/Pendampingan
staf
urusan ke Distrik.

Butuh 2-4
orang

>80%

Sesuai

Rp 50.000.000

Kesimpulan
Solusi yang memenuhi keterbatasan yang ada adalah:
1. Usulan Asistensi/ Pendampingan Staf Urusan Pertanahan dan Staf Urusan Hukum & Perizinan ke Distrik terkait Pengurusan IUP.
2. Usulan Konsep SOP pengurusan IUP
3. Usulan Konsep SOP pengurusan IUP serta Asistensi/Pendampingan staf urusan ke Distrik
25

Lampiran 2.

MENGEVALUASI SOLUSI TERHADAP HASIL YANG DIPERLUKAN


Hasil Yang Diperlukan
Solusi yang mungkin
(yang memenuhi
keterbatasan)

1. Usulan Konsep
pengurusan IUP

Progress pengurusan
penerbitan IUP sebesar
80% - 100%
(5)

Tersedianya panduan
pengurusan penerbitan
IUP
(4)

Progress >80%

Tersedia

Group Unit Kerja


Siap mengajukan
permohonan ISPO
(5)

Min. 5 kali

Siap

SOP
3

2. Usulan
Asistensi/
Pendampingan
Staf
Urusan Pertanahan dan
Staf Urusan Hukum &
Perizinan ke Distrik
terkait Pengurusan IUP
3. Usulan Konsep
pengurusan IUP
Pendampingan
urusan ke Distrik.

Frekuensi
pertemuan
Pemda >5 kali
(3)

SOP
serta
staf

15

Progress >80%

15

Tersedia

Progress >80%

15

20

Min. 5 kali

16

Tersedia

12

12

1. Butuh
evaluasi
yang intens dan
menyeluruh.
2. Tiap
daerah
memiliki
karakteristik
masing-masing

-1

58

Butuh waktu, biaya


dan personil

-2

61

1. Tiap
daerah
memiliki
karakteristik
masing-masing
2. Butuh waktu, biaya
dan personil

-3

64

Siap

Min. 5 kali

20

15

Total
Nilai

Kelemahan (-)

20

Siap

20

Kesimpulan
Solusi yang dapat memenuhi hasil yang diperlukan adalah Usulan Konsep SOP pengurusan IUP serta Pendampingan staf
urusan ke Distrik.

26

Lampiran 3.
Daftar Group Unit Kerja

No
1.

2.

3.

4.

Distrik
Kalimantan Barat I

Kalimantan Barat II

Kalimantan Selatan & Tengah

Kalimantan Timur

Group Unit Kerja

Status

Ket

1. Gunung Meliau

Belum

3 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

2. Rimba Belian

Belum

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

3. Sintang

Belum

1 Unit Kebun Karet & 1 Unit PKR

1. Kembayan

Sudah

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

2. Ngabang

Sudah

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

3. Parindu

Sudah

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

1. Danau Salak

Belum

2 Unit Kebun Karet & 1 Unit CRF

2. Pelaihari

Sudah

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

3. Batulicin

Belum

1 Unit Kebun Karet

4. Tambarangan

Belum

1 Unit Kebun Karet & 1 Unit PKR

5. Kumai

Belum

1 Unit Kebun Karet

1. Tabara

Sudah

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

2. Tajati

Sudah

3 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

3. Longkali

Belum

1 Unit Kebun Sawit & 1 Unit PMS

27

28

Anda mungkin juga menyukai