Inovasi Pengendalian Hama Wereng - Prof. Dr. Baehaki S.E
Inovasi Pengendalian Hama Wereng - Prof. Dr. Baehaki S.E
Inovasi Pengendalian
Hama Wereng
AgroinovasI
Prof. Dr. Baehaki S.E, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya No.9,
Sukamandi. Subang 14256, Jawa Barat. Telp.(0260) 520157, Fax. (0260) 520158.
E-mail: baehaki@telkom.net
Simalungun
Pati
Pandeglang
Subang
Banyuwangi
Klaten Jember
serempak, 2011
AgroinovasI
Sejak diterapkannya PHT pada 1976 dan dikembangkannya program PHT mulai
1989, dmaka Indonesia telah dikenal sebagai Negara yang sedang berkembang yang
berhasil mengemas, mengembangkan dan menerapkan konsep PHT. Dukungan
politik untuk mengembangkan dan penerapan PHT secara luas yaitu Intruksi
Presiden No.3 tahun 1986 yang melarang 57 formulasi insektisida pada tanaman
padi. PHT muncul akibat serangan wereng coklat yang sangat luas dan memberikan
kotribusi yang nyata dalam penurunan produksi padi nasional. Di lain pihak Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) muncul mulai 2007 disebabkan
produksi padi nasional yang dikawal PHT mengalami pelandaian sejak 2000-2006
disekitar 54 juta ton GKg.
Berdasar data Ditlin setelah dikompilasi menunjukkan bahwa serangan wereng
coklat pada dasawarsa 1971-1980 mencapai 3.093.593 ha, dasawarsa 1981-1990
tercatat 458.038 ha. Pada dasa warsa 1991-2000 serangannya mencapai 312.610 ha.
Pada 2001- 2010 serangan wereng coklat mencapai 351.748 ha. Sejak diputarnya
PHT di Indonesia, sudah 2 kali terjadi ledakan besar yaitu pada tahun 1998 dan 12
tahun kemudian pada 2010 terjadi ledakan yang melampaui ledakan wereng coklat
di tahun 1998. Pada kurun waktu 1998-2010 terjadi ledakan-ledakan yang kecil
dengan luas ledakan kurang dari 50% dibanding ledakan 1998 maupun ledakan
wereng coklat 2010.
Pada tahun 2010 yang baru lewat seluas 128.738 ha pertanaman padi MP
2009/2010 dan MK 2010 yang membentang dari Banten sampai Jawa Timur terserang
wereng coklat dan penyakit kerdil hampa serta kerdil rumput. Dari luas tersebut
di atas diantaranya 4.602 ha mengalami puso. Kegagalan produksi padi tahun lalu
akibat perkembangan populasi wereng coklat yang tinggi saat La-Nina 2010 atau
musim kemarau yang banyak curah hujannya. Kegagalan pertanaman padi tersebut
melampaui kegagalan saat La Nina tahun 1998 dimana wereng coklat menyerang
tanaman padi di Jalur Pantura mencapai 115.484 ha dengan puso mencapai 4.874
ha.
Meluasnya ledakan wereng coklat diakibatkan oleh populasi wereng yang
tinggi. Dari hasil tangkapan lampu perangkap di Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi Nasional (lebih dikenal dengan sebutan BB Padi) diketahui bahwa jumlah
wereng coklat mencapai 500.000 ekor per malam per satu lampu perangkap.
Membludaknya jumlah wereng coklat yang terus menerus selama 2 musim pada
2010, di sebabkan oleh pola pertanaman tidak serempak, menanam varietas rentan
yang menjadi pemicu (Stagger), praktek budidaya (khusus pemakaian pupuk
nitrogen yang mewah dan pengairan selalu tergenang sepanjang fase pertumbuhan
tanaman padi). Ledakan wereng coklat juga disebabkan adanya perubahan biotipe
wereng coklat dan melemahkan ketahanan varietas, tingginya laju pertumbuhan
intrinsic wereng coklat, bahkan kata wamentan ledakan wereng coklat diakibatkan
oleh petani maupun petugas lupa PHT dan meremehkan hama. Secara tidak sengaja
para petani menggunakan insektisida yang diduga sudah tidak manjur atau adanya
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
AgroinovasI
AgroinovasI
yang disebabkan wereng coklat, penggerek, penyakit kerdil hama dan hawar daun
bakteri.
2. Pola Pertanaman Serempak
Pola pertanaman serempak akibat petani bertanam padi saling mendahului yang
dilandasi dengan adanya air selalu mengalir dimulai pada MP 2009/2010 dan musim
tanam sebelumnya. Hal ini mengindikasikan pada tahun sebelum 2010, sudah tidak
serempak, hama selalu ada, sedikit demi sedikit terjadi penumpukan sumber hama
yang menjadi ancaman pada MK 2010.
Pada daerah ledakan wereng coklat saat ini terlihat ketidak serempakan
tanaman dalam satu areal yang terbatas seperti halnya di Jawa Timur (Jember dan
Banyuwangi), Jawa Tengah (Klaten, Boyolali, Sukohardjo, Pati, Kudus, dan Demak),
Jawa Barat (Subang, Indramayu, Karawang, dan Bekasi), Banten (Pandeglang).
Salah satu pemandangan pertanaman padi di Subang, Jawa Barat mengisaratkan
pertanaman tidak serempak dengan sebagian petani bertanaman padi saat
pertanaman tetangganya rusak berat atau puso karena wereng coklat. Pada daerah
yang demikian akan terjadi sumber hama yang tidak hentinya.
Berdasar pengalaman di atas, maka sebelum tanam MP 2010/2011, pada Okteober
2010 khususnya antar dinas pertanian Kabupaten Sejalur Pantura, BBPOPT dan
BB Padi bertemu di Balai Besar Penelitian Tanaman padi Nasional untuk menbuat
Rencana Tindak Lanjut (RTL) pola pertanaman serempak. Hasil yang dicapai
sekarang terbentang luas pertanaman seempak yang saat ini berumur 1-2 bulan
dalam keadaan sehat. Hasil Tangkapan wereng coklat sampai awal Januari 2011
di BB Padi masih kosong, namun penggerek mulai hadir diikuti dengan penyakit
bacterial leaf streak (BLS). Oleh karena itu kepada semua petugas harus waspada.
3. Monitoring, Lampu Perangkap dan Pengendalian Dini Hama
Saat pertanaman padi ada di lapangan, segera dilakukan monitoring, jangan
sampai terlambat. Hal ini disebabkan perkembangan populasi wereng coklat
mengikuti laju pertumbuhan eksponensial. Jangan kaget kalau perkembangan
populasi wereng sangat tinggi, karena satu pasang wereng coklat bersayap panjang
yang bermigrasi dan hinggap pada tanaman padi maka dalam kurun waktu 20
hari (generasi ke-1) hanya mencapai 146 ekor, kurun waktu 40 hari (generasi ke-2)
mencapai 5.015 ekor, sedangkan pada kurun waktu 62 hari mencapai generasi ke-3
sebagai generasi penghancur mencapai 14.727 ekor.
Saat puso populasi wereng per rumpun mencapai 200-500 pasang bersayap
panjang/rumpun. Pada 160.000 rumpun padi/ hektar terdapat 32.000.000 -80.000.000
pasang wereng coklat. Bila semua wereng dari satu hektar bermigrasi dan menyebar
acak datang pada tanaman padi muda, maka pada 2 bulan kemudian populasi
wereng akan mencapai 471.264.000.000-1178.160.000.000 ekor. Dari jumlah tersebut
dengan factor koreksi kemampuan predator menekan wereng sebesar 17.92%,
maka populasi wereng yang hidup akan mencapai 3,86 -9,67 triliun ekor. Dengan
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
AgroinovasI
AgroinovasI
AgroinovasI