Anda di halaman 1dari 27

KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM

DAN ALTERNATIF UNTUK MENGATASI


KELANGKAAN

Kelangkaan bisa terjadi karena:


Terbatasnya ketersediaan SDA di suatu tempat
Sehingga tidak memenuhi kebutuhan lokal
atau wilayah tertentu
Atau karena SDA terkonsentrasi di suatu
tempat, tapi dibutuhkan di tempat lain
Proses distribusi yang tidak normal
Digunakan terus menerus sehingga stok
berkurang/habis

Berdasarkan hal-hal di atas, kelangkaan dapat


dibagi menjadi 2 type, yaitu:
Kelangkaan absolut (Absolute Scarcity)
Kelangkaan Relatif (Relative Scarcity)

Akibat adanya kelangkaan SDA, harga akan


naik, baik bahan mentah, barang setengah
jadi, barang jadi maupun jasa, sehingga
menimbulkan gangguan ekonomi (economic
distruption), akhirnya harus mencari sumber
daya substitusi untuk mengganti sumber daya
yang langka tersebut.

Kelangkaan Sumber daya absolut (Absolute


resource scarcity or Malthusian scarcity)
didefinisikan sebagai fenomena kelangkaan
sumber daya alam secara fisik, karena
keterbatasan persediaan secara fisik.
Kelangkaan absolut mulai terjadi ketika
permintaan (demand) akan sumberdaya
melebihi penawaran (supply), yang akhirnya
menguras habis sumber daya tsb

Kelangkaan sumber daya relatif (relative


resource scarcity or Ricardian Scarcity)
berangkat dari asumsi ekonomi bahwa
kebutuhan manusia yang tidak terbatas
sehingga sumberdaya menjadi terbatas dan
langka
Kelangkaan sumberdaya relatif juga dapat
terjadi ketika suatu sumberdaya masih cukup
tersedia tetapi distribusinya tidak merata

Contoh : antara th 1973-1979, persediaan


minyak bumi cukup, namun distribusi tidak
merata sehingga terjadi kelangkaan.
Akibatnya harga naik dari US $ 3/barel
menjadi US $ 35/barel

Menurut Tietenberg 1992, ada 5 kriteria


untuk menentukan kelangkaan sumber daya,
yaitu:
1. Indikator fisik
Adalah menyangkut ketersediaan sumber daya
secara fisik
Jika secara fisik ketersediaan sumberdaya
melimpah, maka sumber daya tersebut belum
langka

Sebaliknya kalau ketersediaan fisiknya sedikit,


maka sumber daya tersebut dikatakan langka
2. Harga Sumber daya
Harga sumber daya menggambarkan tingkat
kelangkaan sumber daya karena harga ini
berkaitan dengan meningkatnya permintaan,
kemungkinan tersedianya stok dan sumber
daya substitusi dan perubahan dari biaya
ekstraksinya.

Semakin sulit kita melakukan sesuatu tanpa


sumber daya tersebut, maka harganya
semakin tinggi
Tingkat harga dan perubahan harga relatif
memungkinkan kita untuk membuat
perbandingan antara sumber daya yang bisa
diperbarui dengan yang tidak bisa diperbarui,
sehingga menggambarkan seriusnya masalah
kelangkaan tersebut

3. Nilai Kelangkaan Marjinal-NKM (Marginal


Scarcity Rent)
Untuk efisiensi alokasi sumberdaya yang
dinamis, faktor kelangkaan (scarcity) harus
ikut dipertimbangkan dalam analisis
Kelangkaan ini menandai adanya biaya
kesempatan (Opportunity Cost) yang
selanjutnya disebut biaya penggunaan
marjinal yaitu nilai marjinal dari adanya faktor
kelangkaan, yang disebut Nilai Kelangkaan
Marjinal-NKM ( Marginal Scarcity Rent)

Jika sumberdaya itu langka dan tidak


diperhitungkan dalam alokasi sumberdaya,
maka eksploitasi SDA saat ini cenderung
berlebihan sehingga mengurangi kesempatan
penggunaannya dimasa datang
Jadi dalam analisa alokasi sumberdaya
pengusaha tidak hanya memperhatikan biaya
eksraksi tetapi juga biaya kelangkaan.

Tanpa faktor kelangkaan harga sumberdaya


akan sama dengan besarnya biaya ekstraksi
Tetapi dengan adanya unsur kelangkaan maka
harga sumberdaya harus sama dengan biaya
ekstraksi ditambah dengan NKM
Ketika kelangkaan diperhitungkan , besarnya
NKM serta jumlah alokasi sumberdaya antar
periode akan dipengaruhi oleh besarnya
tingkat bunga yang diberlakukan dalam
perhitungan

Semakin besar tingkat bunga (discount rate),


maka semakin kecil sumberdaya yang
diekstraksi berikutnya dan oleh karenanya
jumlah rotasi pemanfaatannya menjadi
semakin panjang
Tingkat bunga yang tinggi akan membatasi
penggunaan sumberdaya pada masa sekarang
sehingga dimasa depan beban lebih ringan
indikator NKM dapat digunakan baik untuk
SDA yang dapat diperbarui maupun SDA yang
tidak dapat diperbarui

Namun dalam praktek indikator NKM sulit


dilaksanakan karena data tidak selalu tersedia
4. Biaya Penemuan Marjinal-BPnM (Marginal
Discovert Cost)
Semakin besar BPnM per unit sumberdaya
maka sumberdaya tersebut semakin langka,
begitu juga sebaliknya
BPnM ini bisa dijadikan patokan untuk
mengestimasi NKM jika informasi untuk NKM
tidak tersedia

5. Biaya Ekstraksi Marjinal-BEM (Marginal


Ekstraction Cost)
Jika BEM meningkat menandakan terjadinya
kelangkaan SDA
Namun indikator BEM hanya
memperhitungkan biaya ekstraksi sekarang
dan tidak memberikan indikasi untuk masa
mendatang

Altarnatif mengatasi kelangkaan SDA:


Kelangkaan perlu diatasi karena jumlah
penduduk dan kesejahteraan masyarakat
semakin meningkat
Kemampuan dalam mengatasi kelangkaan SDA
merupakan salah satu upaya penting dan
strategis menuju ke pembangunan
berkelanjutan

Ada 4 cara utama yang bisa diupayakan untuk


mengatasi kelangkaan SDA, yaitu:
1. Eksplorasi dan Penemuan
Cara eksplorasi dilakukan untuk memperoleh
SDA baru yang belum diketahui dan belum
digali sebelumnya
Penemuan baru memungkinkan ketersediaan
SDA meningkat, namun pada dasarnya terjadi
proses pengurangan stok atau deposit di alam

Metode mengatasi kelangkaan dengan cara


eksplorasian dan penemuan bukanlah cara
terbaik untuk mengatasi kelangkaan karena
hanya dapat mengatasi kelangkaan dalam
jangka pendek, malahan merupakan proses
menuju kelangkaan yang lebih serius,
terutama bagi SDA yang tidak dapat
diperbarui

Bagi perusahaan yang memaksimumkan


keuntungan, kegiatan eksplorasi akan
dilakukan jika BPnM sama dengan NKM yang
diterima dari satu unit SDA yang dijual,
dengan catatan bahwa dalam kegiatan
eksplorasi tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan (no uncertainty)
NKM yang merupakan selisih antara harga jual
dengan biaya eksraksi marginal adalah
keuntungan marjinal (marginal benefit) yang
diterima perusahaan

Jika perusahaan ingin memaksimumkan


kegiatan eksplorasi maka eksplorasi tersebut
harus pada tingkat dimana keuntungan
marjinalnya sama dengan biaya marjinal
(marginal cost)
Namun upaya ini tidak dapat berkelanjutan
untuk SDA yang tidak dapat diperbarui karena
jika stok sudah makin menipis atau biaya
marjinal lebih besar dari keuntungan marjinal
maka usaha ini otomatis dihentikan

2. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological progress)
dapat mengurangi biaya eksraksi SDA dengan
menemukan cara yang lebih efisien dalam
mengeksrak, mengelola, memproses dan
menggunakan SDA
Tipe teknologi yang dikembangkan harus
disesuaikan dengan tingkat kelangkaan SDA
yaitu dengan menekan biaya eksplorasinya

Ketika tenaga kerja menjadi langka dan modal


banyak tersedia, teknologi baru cendrung
menggunakan teknologi padat modal
Sebaliknya jika tenaga kerja melimpah dan
modal langka dimungkinkan penggunaan
teknologi padat karya
Jadi pilihan teknologi sangat ditentukan oleh
tingkat kelangkaan SDA, ketersediaan modal,
tenaga kerja serta layak tidaknya kegiatan
tersebut dari sudut pandang ekonomi

3. Penggunaan SDA Substitusi

Anda mungkin juga menyukai