Akuntansi Dan Pelaporan BPR 21102013
Akuntansi Dan Pelaporan BPR 21102013
Agenda
1.
Pendahuluan
2.
SAK ETAP
3.
4.
Pelaporan BPR
5.
Penutup
ACUAN:
1. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
2. Standar
Akuntansi
Keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK non ETAP)
4. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
BPR
5. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Standar Akuntansi ??
Untuk keseragaman laporan keuangan
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari
penyusun
Memudahkan auditor
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masingmasing pengguna
SAK ETAP
10
11
SAK ETAP
14
SAK ETAP
15
Bab
Ruang Lingkup
16
17
Sewa
18
Neraca
19
Ekuitas
20
Pendapatan
21
Biaya Pinjaman
22
23
Imbalan Kerja
24
Pajak Penghasilan
10
25
11
Persediaan
26
12
27
13
28
14
Propoerti Investasi
29
Ketentuan Transisi
15
Aset Tetap
30
Tanggal Efektif
Daftar Istilah
16
Ruang lingkup
17
Ruang lingkup
19
Tujuan PA BPR
Bab I
Bab II
Pendahuluan
Tata Cara Penyesuaian atas Pos-Pos
Laporan Keuangan
Bab III
Laporan Keuangan
Bab IV
Akuntansi Aset
Bab V
Akuntansi Kewajiban
BaB VI
Akuntansi Ekuitas
BaB VII
Laporan Laba Rugi
Bab VIII Laporan Arus Kas
Bab IX
Laporan Perubahan Ekuitas
Bab X
Catatan atas Laporan Keuangan
Contoh Kasus
Acuan Penyusunan
BAB
II
Ketentuan Lain
Ketentuan Umum
mengakui semua aset dan kewajiban
dipersyaratkan Pedoman
tidak mengakui pos-pos apabila Pedoman
tidak mengijinkan
mereklasifikasikan pos-pos;
menerapkan Pedoman ini dalam
pengukuran;
dampak penyesuaian diakui pada saldo
laba awal 2010.
Penyesuaian 1
N0
Penyesuaian
Jurnal
Kredit yang Diberikan sebelum 1 Januari Db. Kredit yang diberikan Pokok
2010. Saldo pokok kredit yang masih
Kr. Kredit yang diberikan
ada direklasifikasi
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Db.
Kr.
Db.
Kr.
Db.
Kr.
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Penyesuaian
N0 Penyesuaian
Jurnal
Modal pinjaman
Modal Pinjaman di ekuitas direklasifikasi ke
kewajiban:)
Laporan Keuangan
BAB
III
Kebijakan Akuntansi
BAB
III
Kebijakan Akuntansi
BAB
III
BAB
III
Perubahan estimasi
Jika terdapat perubahan dengan estimasi yang digunakan
Diterapkan secara retrospektif
BAB
III
Kebijakan Akuntansi
BAB
III
Konsistensi penyajian
Materialitas dan agregasi
Laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas
Disajikan tersendiri jika material
Material jika kelalaian menyampaian dapat mempengaruhi keputusan
Akuntansi Aset
BAB
IV
Kas
Kas dalam valuta asing;
Sertifikat Bank Indonesia;
Pendapatan bunga yang akan diterima;
Penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan
sertifikat deposito);
f. Aset tetap dan inventaris;
g. Aset tidak berwujud;
h. Aset lain-lain.
Meliputi:
1.
2.
3.
4.
Kas merupakan uang kertas dan logam rupiah yang ada pada: kas
besar, kas kecil, ATM, dan kas dalam perjalanan.
Tidak termasuk kas: emas batangan dan commemorative coins
(uang logam untuk memperignati peristiwa nasional), mata uang
rupiah yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran dan tidak
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah (aset lain-lain)
Kas diakui sebesar nilai nominalnya, disajikan dalam pos tersendiri.
Harus diungkapkan: Jumlah rincian kas; dan kas yang ada di ATM.
44
45
Penyajian
Disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya.
HTM = nilai nominal - diskonto + biaya transaksi yang belum
diamortisasi.
AFS = nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dijadikan
sebagai komponen yang tersendiri dalam ekuitas.
Arus kas SBI = arus kas aktivitas investasi.
Rumus menentukan nilai tunai SBI
=
360
360
1+
)
360
AFS
50
Penyajian:
Lancar, Tidak terdapat tunggakan pokok dan atau bunga PPAP 0,5%
Kurang Lancar, Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga, paling lama 5 (lima)
hari Kerja PPAP 10%
53
PA BPR
PAPI 2001
54
Keterangan
Jurnal
Persetujuan kredit
(off B/S)
Biaya transaksi
Provisi
Db. Kas/Rekening
Kr. Kredit yg diberikan Provisi
Penarikan kredit
Keterangan
Jurnal
Db. Kas/Rekening
Kr. Pendapatan bunga yang akan diterima
Kr. Kredit yg diberikan Baki debet
56
Jurnal
Koreksi pengakuan
bunga
Db.
Db.
Kr.
Pencatatan kewajiban
debitur di Off B/S
Db.
Kr.
Penerimaan pelunasan
tunggakan:
Pelunasan tunggakan
bunga
Db.
Kr.
Kas/Rekening
Pendapatan bunga
Reversal kewajiban
debitur di Off B/S
Kr.
Db.
57
59
60
61
Kredit serta tagihan lainnya yang dihapus buku dan bukan dalam rangka hapus
tagih tetap dicatat secara extra comptable (off balance sheet). Sedangkan untuk
hapus buku dalam rangka hapus tagih, BPR tidak lagi mencatat kredit/tagihan
lain secara extra comptable.
Pencatatan kredit dan tagihan lain yang telah dihapus buku dalam extra
comptable dapat dihentikan apabila dalam jangka waktu tertentu tidak diperoleh
pembayaran setelah dilakukan usaha penagihan dan mendapat keputusan
manajemen atau dilakukan hapus tagih.
Setoran yang diterima dari debitur atas kredit yang telah dihapus buku/hapus
tagih diakui sebagai Pendapatan Operasional Lainnya.
62
Penyajian
1.
2.
3.
4.
5.
63
Pengungkapan
1. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusbukuan
kredit dalam tahun bersangkutan:
a)
b)
c)
d)
Jurnal Penyisihan
Keterangan
Jurnal
Pembentukan penyisihan
kerugian
Penghapusbukuan kredit
dilakukan setelah
memperhitungkan hasil
penjualan agunan (jika ada)
Penghapusbukuan tagihan
bunga dilakukan pada saat
kredit menjadi non-performing
64
Jurnal Penyisihan
Keterangan
Jurnal
Db. Kas/rekening
Kr. Pendapatan operasional lainnya
Reversal Off B/S kewajiban debitur
Db. Rek lawan Memorial kredit yg dihapus buku
Kr. Memorial kredit yg dihapus buku
65
66
Restrukturisasi Kredit
67
Restrukturisasi Kredit
68
Restrukturisasi Kredit
1. Modifkasi persyaratan
Pembayaran yang akan diterima di masa depan berdasarkan
persyaratan yang baru diukur sebesar nilai tunai.
Arus kas masa depan diukur sebesar nilai tunai menggunakan suku
bunga kontraktual awal kredit.
Jika nilai tunai lebih rendah selisihnya diakui sebagai kerugian
restrukturisasi
69
Restrukturisasi Kredit
Penyajian
1. Kerugian restrukturisasi kredit disajikan sebelum beban
operasional pada pos Beban Kerugian Restrukturisasi Kredit.
2. Penyisihan restrukturisasi kredit, yang merupakan selisih antara
nilai tercatat kredit dengan nilai tunai penerimaan kas masa
depan, disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang
direstrukturisasi.
3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan, yang merupakan hasil
konversi tunggakan bunga, disajikan sebagai pos pengurang
dari kredit yang direstrukturisasi.
70
Restrukturisasi Kredit
Pengungkapan
1. Jumlah kredit yang direstrukturisasi, jenis restrukturisasi yang
dilakukan, dan alasan restrukturisasi.
2. Data komparatif mengenai:
a)
b)
c)
d)
Jurnal Restrukturisasi
Keterangan
Jurnal
71
Kurang Lancar
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 1 (satu)
bulan, tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
Kredit telah jatuh tempo, tapi tidak lebih dari 1 (satu) bulan
73
Diragukan
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 (tiga)
bulan, tetapi tidak lebih dari 6 (enam) bulan
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan, tapi tidak lebih dari 2
(dua) bulan
Macet:
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 6
(enam) bulan
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan
Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)
Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan
asuransi
74
Lancar
Tidak terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau
bunga
Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau
bunga tidak lebih dari 3
(tiga) kali angsuran dan
kredit belum jatuh tempo
Kurang Lancar
Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau
bunga, lebih dari 3 (tiga)
kali angsuran, tetapi tidak
lebih dari 6 (enam) kali
angsuran
Kredit telah jatuh tempo,
tapi tidak lebih dari 1
(satu) bulan
1 (satu)
Diragukan
Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau
bunga, lebih dari 6 (enam)
kali angsuran, tetapi tidak
lebih dari 12 (dua belas)
kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo
lebih dari 1 (satu) bulan,
tapi tidak lebih dari 2 (dua)
bulan
Macet:
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 12 kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan
Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)
Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi
75
76
Kurang Lancar
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga,
lebih dari 6 (enam) kali angsuran, tetapi tidak lebih
dari 9 (sembilan) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan
Diragukan
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga,
lebih dari 9 (sembilan) kali angsuran, tetapi tidak lebih
dari 30 (tiga puluh) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan, tapi
77
tidak lebih dari 2 (dua) bulan
Macet:
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga,
lebih dari 30 (tiga puluh) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan
Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang
Negara (BUPN)
Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada
perusahaan asuransi
78
9.
Kurang Lancar
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga, lebih dari 3 (tiga) kali angsuran, tetapi tidak
lebih dari 6 (enam) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan
79
Diragukan
Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih
dari 6 (enam) kali angsuran, tetapi tidak
lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu)
bulan, tapi tidak lebih dari 2 (dua) bulan
80
Macet:
Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih
dari 12 (dua belas) kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua)
bulan
Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan
Piutang Negara (BUPN)
Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi
kepada perusahaan asuransi
81
Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP)
1.
2.
3.
82
5.
6.
84
85
mengakui
laba
pada
saat
86
87
88
89
92
93
Ilustrasi Neraca
Ilustrasi Neraca
Kewajiban Segera
BAB
V
96
Kewajiban Segera
Titipan pajak
Titipan DPLK
Titipan Jamsostek
Titipan Askes
Titipan Dana pihak ketiga
Titipan Realisasi kredit
dsb
97
Hutang Bunga
98
Hutang Pajak
99
Simpanan
100
101
Pinjaman Diterima
102
Pinjaman Diterima
Bank Umum
Bank Indonesia
Bank BPR
PNM
Lembaga keuangan lain
Non Lembaga keuangan dan pribadi
103
Kewajiban Lain-Lain
104
Kewajiban Lain-Lain
3.
Ekuitas
BAB
VI
Modal
Dana Setoran Modal - ekuitas
Laba/Rugi yang belum direalisasi
Surplus revaluasi aset tetap
Saldo Laba
106
Ekuitas
Modal Sumbangan
Berupa sumbangan dari pemilik, berbentuk aset atau dana lainnya,
107
termasuk pengembalian saham pemilik
Ekuitas
4. Komponen Dana Setoran Modal Ekuitas (DSMEkuitas). Merupakan dana yang sudah disetor riil
investor ke rekening BPR di bank umum dan diblokir utk
tujuan penambahan setoran modal dan telah
memenuhi ketentuan permodalan, namun belum
didukung kelengkapan persyaraatan, seperti RUPS dan
pengesahan akta anggaran dasar.
108
Ekuitas
Ilustrasi Neraca
BAB
VII
Pendapatan Operasional
Beban Operasional
Pendapatan Non Operasional
Beban Non Operasional
Beban Pajak Penghasilan
111
112
4.
5.
6.
113
Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga
xxxx
xxxx
(xxxx)
xxxx
5. Pengungkapan:
Kebijakan akuntansi yang digunakan.
Rincian pendapatan: bunga performing; bunga non performing;
pendapatan lainnya.
Rincian pendapatan bunga yang berasal dari penjualan AYDA.
116
Pendapatan operasional hasil kerjasama dengan pihak lain.
Beban Bunga
1.
2.
Beban Bunga
4. Penyajian Beban Bunga dalam format Laporan Laba
Rugi BPR, adalah secara total, dengan terminologi
Beban Bunga.
5. Pengungkapan:
Kebijakan akuntansi yang digunakan
Rincian Beban Bunga harus dirinci berdasarkan
unsurnya: bunga kontraktual; amortisasi provisi; adm
dan biaya transaksi (termasuk premi penjaminan).
Rincian Beban Bunga:
- Beban bunga tabungan
- Beban bunga deposito
- Beban bunga dari bank lain
- Beban bunga pinjaman diterima
Total
xxxx
xxxx
xxxx
(xxxx)
xxxx
118
Payment point.
Jasa pengiriman uang.
Adm tabungan.
Penalty pencairan deposito.
Keuntungan penjualan valas dan SBI.
Penerimaan kredit yang dihapusbukukan
Pemulihan PPAP
Dsb.
119
120
6. Pengungkapan
Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengakui
pendapatan operasional lainnya.
Pendapatan operasional lainnya dari hasil kerjasama
dengan pihak lain.
Beban Operasional
Diluar Beban Bunga
Beban Operasional
Diluar Beban Bunga
3. Penyajian
Beban operasional disajikan pada pos terpisah
(tersendiri) dalam laporan laba rugi BPR, sesuai
rincian pos masing-masing (No.1)
Penyajian biaya adm dan umum dirinci dalam pos
tersendiri.
3. Penyajian
Pendapatan non operasional disajikan sebagi pos
terpisah dalam laporan laba rugi BPR
4. Pengungkapan
BPR harus mengungkapkan rincian pendapatan
non operasional.
124
1.
2.
3.
Penyajian
Beban non operasional disajikan sebagi pos terpisah dalam
laporan laba rugi BPR
4.
Pengungkapan
BPR harus mengungkapkan rincian beban non operasional.
125
Ilustrasi
Laporan
Laba Rugi
126
1.
2.
3.
Penyajian
Beban PPh disajikan sebagi pos terpisah dalam laporan laba rugi
BPR
4.
Pengungkapan
Rincian pajak periode berjalan
Proses restitusi pajak (jika ada).
127
BAB
VIII
128
BAB
IX
129
1.
Kontinjen
Pendapatan bunga dalam penyelesaian dari kredit yang
diberikan.
Pendapatan bunga dalam penyelesaian dari produk lain.
Aktiva produktif yang dihapusbukukan
134
136
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
Kas Rupiah/valas
Aktiva dalam
valas/Kas dalam
valas
Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
Pengklasifikasian SBI:
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
(HTM)
Diperdagangkan (Trading)
Tersedia Untuk Dijual (AFS)
Pengklasifikasian SBI :
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
(HTM)
Tersedia Untuk Dijual (AFS) SBI
tidak untuk trading.
Penyederhanaan untuk
kesesuaian dengan kegiatan BPR
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
Pendapatan
bunga yang
akan
Diterima
Kredit yang
diberikan
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
Urutan
pelunasan
kredit tidak
lancar
Aset tidak
berwujud
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
Restrukturisasi
kredit
Biaya pendirian
PSAK 16 (2007)
PSAK 19 (2009):
Biaya pendirian (biaya
perintisan) termasuk diakui
sebagai beban saat terjadinya.
(tidak ada perubahan)
PSAK 16 (2007)
PSAK 19 (2009):
Biaya pendirian (biaya
perintisan) termasuk diakui
sebagai beban saat terjadinya.
(tidak ada perubahan)
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
10
Tidak diatur.
(merupakan
bagian dari rupa-rupa
aktiva)
Agunan Yang
diambilalih
(AYDA)
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
11
12
Utang Bunga
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
13
Simpanan
14
Pinjaman
yang
diterima
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
15
Tidak diatur
Dana
setoran
modal
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
16
Kewajiban
imbalan
kerja
Tidak diatur
17
Utang
Pajak
Tidak diatur
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
18
Modal
Pinjaman
Modal pelengkap
terdiri dari cadangan
yang dibentuk tidak
berasal dari laba,
modal pinjaman, dan
pinjaman
Subordinasi
19
Selisih
penilaian
aktiva tetap
Selisih penilaian
kembali aktiva tetap
N0 Pos
PAPI 2001
PA BPR
20
Modal
Sumbagan
21
Beban
bunga
Pelaporan BPR
Bandung, 21 Oktober 2013
ACUAN:
1. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
2. Standar
Akuntansi
Keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK non ETAP)
4. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
BPR
5. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum
149
1.
2.
3.
4.
5.
6.
150
Laporan BPR
1.
2.
3.
4.
5.
Laporan BPR didasarkan pada SAK yang berlaku bagi BPR yaitu
SAK ETAP, Pedoman Akuntansi bagi BPR dan ketentuan yang
ditetapkan BI.
Laporan disusun dalam Bahasa Indonesia, mata uang rupiah.
Total aset >= 10milyar wajib diaudit KAP yang terdaftar di BI
Laporan disampaikan oleh kantor pusat BPR
151
Laporan Tahunan
Neraca
Laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi mengenai komitmen
dan kontijensi
Perkembangan BPR
1. Riwayat ringkas pendirian BPR
2. Ikhtisar data keuangan penting pendapatan, beban operasional, pendapatan dan
beban non operasional, laba sebelum PPh, taksiran PPh dan laba bersih.
3. Rasio keuangan paling kurang meliputi
Perbandingan jumlah kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan dan
penyebab utama kredit bermasalah; dan
Perkembangan usaha yang berpengaruh signifikan terhadap BPR pada periode
laporan seperti ekspansi atau penciutan kegiatan usaha dan jaringan kantor.
153
Perkembangan BPR
Pengungkapan tambahan
sesuai SAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
156
1.
2.
3.
4.
5.
6.
157
158
Penyampaian Laporan
160
Kasus SBI
Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di
pasar sekunder:
Nilai nominal SBI Rp 500.000.000
Tingkat diskonto 7%
Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu))
Nilai tunai = 491,400,491
Nilai diskonto = Nilai nominal Nilai tunai
Nilai diskonto = 8,599,509
Biaya Transaksi = 2,000,000
Amortisasi
Unamortizes
diskonto s.d. 31/12/10
= 2,675,403
5,924,106
biaya transaksi s.d. 31/12/10
= 622,222
1,377,778
Kasus SBI
b. Tanggal 31 Desember 2010, pada saat amortisasi diskonto dan biaya transaksi:
Db. SBI Diskonto Rp 2.675.403
Kr. SBI Biaya transaksi Rp 622.222
Kr. Pendapatan bunga Rp 2.053.180
Perhitungan amortisasi adalah 28/90hari (3 31 Desember dari
total tenor SBI) dari diskonto dan biaya transaksi.
TERIMA KASIH
Dwi Martani
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
081318227080 / 08161932935
http:/staff.blog.ui.ac.id/martani/
http://dwimartani.com
163