Laporan Kasus CA Hepar
Laporan Kasus CA Hepar
KARSINOMA HEPATOSELULER
Oleh :
Tjhi Megawati
Moderator :
dr.Ria Triwardhani, SpPK
Halaman judul
Daftar isi...................................................................................................................2
Tinjauan pustaka.......................................................................................................3
Laporan kasus...........................................................................................................8
Tabulasi hasil laboratorium....................................................................................12
Catatan perjalanan penyakit ..................................................................................14
Pembahasan ...........................................................................................................17
Simpulan dan saran................................................................................................19
Daftar pustaka........................................................................................................20
TINJAUAN PUSTAKA
KARSINOMA HEPATOSELULAR
DNA HBV akan berinteraksi dengan DNA sel host baik di sel tumor maupun sel
yang berdekatan tanpa melibatkan hepatosit, yang akan menyebabkan perubahan
ekspresi gen. Sedangkan mekanisme karsinogenesis HCV belum jelas. Gen HCV
tidak berinteraksi dengan gen host.5
b. Aflatoksin
Aflatoksin adalah suatu mikotoksin yang dihasilkan oleh jamur spesies Aspergillus
yang biasanya tumbuh pada bahan makanan. Dikenal 4 jenis aflatoksin yaitu B 1, B2,
G1 dan G2. Aflatoksin B1 (AFB1) adalah yang paling toksis. AFB1 menyebabkan
perubahan genetik transversi G ke T pada kodon 249 dari gen supresor tumor p53.3-5
c. Alkohol
steatohepatitis
(NASH)
merupakan
bentuk
lanjut
penyakit
perlemakan hati, ditemukan pada populasi wanita obese dengan diabetes melitus,
yang memiliki gambaran histologi mirip dengan penyakit hati alkoholik tetapi tidak
ditemukan riwayat konsumsi alkohol. NASH diperkirakan terjadi pada 10% pasien
NAFLD (Nonalcoholic Fatty Liver Disease). NASH telah terbukti menyebabkan
kriptogenik sirosis. Pasien dengan kriptogenik sirosis akan berkembang menjadi
KHS. Terdapat bukti bahwa obesitas dan NAFLD adalah faktor risiko KHS. Pasien
kriptogenik sirosis memiliki kadar plasma glukosa, kolesterol dan trigliserid yang
tinggi, dan peningkatan resistensi insulin.2
Gambaran Klinis :
Gambaran klinis KHS berbeda-beda. Terdapat 3 bentuk klinis yang utama : nyeri
perut kanan atas, keadaan umum yang memburuk pada pasien sirosis, asimptomatis
(ditemukan kebetulan pada waktu skrining). Pada awal penyakit KHS biasanya
asimptomatis, dan keluhan baru timbul bila penyakit sudah lanjut dan menyebar. Pada
umumya metastase terjadi ke paru-paru, kelenjar adrenal dan tulang.2,4
Gejala yang umum ditemukan adalah nyeri perut, berat badan menurun, masa abdominal,
anoreksia, hematemesis dan nyeri tulang. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan
hepatomegali, asites, splenomegali, demam, dan ikterus. 2
Diagnosis :
Diagnosis KHS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan
laboratorium dan penunjang. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan jaringan
biopsi hati.3,4
Pemeriksaan Laboratorium :
Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan
peningkatan
Serum Glutamat
Pengobatan :2
1. Tanpa pembedahan :
a. Kemoterapi arteri hepatika
b. Kemoembolisasi
c. Injeksi etanol perkutaneus
d. Radiasi
e. Cryosurgery
f. Termoterapi
g. Kemoterapi sistemik
2. Terapi bedah
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA :
Nama
: Tn. S
Umur
: 58 tahun
Alamat : Banyumanik
Ruang
: C3C
MRS
: 26 Februari 2007
ANAMNESIS :
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Lebih kurang 3 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita merasa perut kanan atas
terdapat benjolan, makin lama makin besar, nyeri (+), mual (-), muntah (-), demam (-).
Lebih kurang 2 bulan yang lalu, penderita dirawat di RSDK selama lebih kurang 2 minggu,
dikatakan menderita hepatoma dengan nodul dan kencing manis.
Lebih kurang 15 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita merasa nyeri perut lagi,
terutama setelah makan. Perut terasa penuh, mual (-), muntah (-), demam (-).
BAK seperti teh (+), BAB tidak ada kelainan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat kencing manis (lebih kurang 20 tahun yang lalu).
- Riwayat opname di RSDK lebih kurang 1 bulan yang lalu karena sakit kuning dan sakit
gula.
- Riwayat sakit jantung, darah tinggi, asma dan riwayat minum alkohol disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat kencing manis, sakit jantung, darah tinggi (-).
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi :
- Bekerja sebagai seorang buruh
- Biaya : ASKIN
- Kesan ekonomi : kurang.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum: tampak lemah, kesadaran : compos mentis
Tanda vital : T : 150/90 mmHg
Jantung I
-/-
Inferior
-/-
Bengkak
-/-
-/-
Petekie
-/-
-/-
Nyeri otot
-/-
-/-
: 8,5 g/dl
Ht
: 25,4%
Eritrosit
: 2,75 juta/mmk
MCH
: 31 pg
MCV
: 92,5 fL
MCHC
: 33,5 g/dl
Lekosit
: 5,1 ribu/mmk
: 154 mg/dl
GDS
: 179 mg/dl
Ureum
: 25 mg/dl
Kreatinin
: 1,08 mg/dl
: 2,4 g/dl
Globulin
: 4,3 g/dl
SGOT
: 73 U/l
SGPT
: 54 U/l
ALP
: 805 U/l
GGT
: 1240 U/l
Na
: 138 mmol/L
: 4,1 mmol/L
Cl
: 111 mmol/L
10
Calsium
: 2,06 mmol/L
11
26-2-07
1-3-07
8,5
25,4
2,75
31
92,5
33,5
5,1
246
2-3-07
5-3-07
10,8
31,6
3,64
29,5
86,8
34,1
4,94
189
E3/B0/St1/Seg73/L21/M2
27-2-07
22,3
62,5
25
1,08
138
4,1
111
2.20
73
54
1240
805
136
4,3
106
26-2-07
27-2-07
4,69
1-3-07
2,78
2-3-07
8,81
5-3-07
8,02
6,7
2,4
4,3
6,3
2,6
3,7
6,0
2,5
3,5
5,5
133
91
15
78
213
5,83
6,8
1,09
Kuning,jernih
1.010
6.0
-/neg
-/neg
-/neg
-/neg
-/neg
-/neg
Epitel : 0-2/LPK
Lekosit : 1-3/LPB
Eritrosit: -/neg
Kristal: -/neg
Silinder : -/neg
Bakteri : -/neg
Lain-lain:-/neg
Keluhan
Pemeriksaan Fisis
Konsul
Terapi
Program
27/2/07
S : (-)
28/2/07
1/3/07
2/3/07
Tgl
2/3/07
S : Cegukan
Keluhan
Radiologi :
- Infus Martos 12 tetes/menit
Saran : Tunda TACE
- Lain-lain sama
sampai hari Senin dan
diulang laboratorium lagi
Konsul
Terapi
Program
3/3/07
5/3/07
6/3/07
Tgl
Pemeriksaan Fisis
Pa : Hepar teraba 8 cm di
bawah proc.xiphoideus,
keras,NT (+)
Pe : Timpani, pekak sisi (+)
meningkat
Sama
Sama
Radiologi :
- Spironolakton 1x50
Tidak merupakan kandidat - Lain-lain sama
yang tepat untuk
dilakukan TACE
mengingat kemungkinan
komplikasi liver failure
yang meningkat
Konsul
Terapi
Program
7/3/07
S : (-)
8/3/07
S : (-)
9/3/07
S : Panas
KU/Kes : baik, CM
T : 130/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR: 22 x/mnt
t : 37C
Abdomen : Status quo
KU/Kes : baik, CM
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
t : 37C
Mata : SI +/+
Abdomen :
Cembung, BU (+) normal,
tegang, hepar 8 cm di bawah
proc.xiphoideus, NT (+)
KU/Kes : sakit sedang, CM
T : 130/70 mmHg
N : 96 x/mnt
RR: 20 x/mnt
t : 38,5C
Mata : SI +/+
Abdomen :
Cembung, BU (+) normal,
tegang, hepar 8 cm di bawah
proc.xiphoideus, NT (+),
timpani, pekak sisi (+) normal
Sama
Sama
- Urin rutin
- Pungsi ascites gagal
- Cefotaksim 3x1 g
- Lain-lain sama
- Kultur darah
- GD I/II
Pasien pulang paksa
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki, 58 tahun, dengan keluhan nyeri perut kanan atas dan terdapat
benjolan yang semakin membesar dengan riwayat DM. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
hipertensi, sklera ikterik, hepatomegali dengan tepi tajam, keras, berbenjol-benjol, nyeri
tekan (+). Hasil pemeriksaan FNA yang dilakukan 1 bulan sebelum masuk rumah sakit
didapatkan sel-sel ganas bentuk pleiomorfik. Petanda infeksi hepatitis B: HBsAg (-),
Pemeriksaan laboratorium pada saat masuk rumah sakit didapatkan anemia normositik
normokromik , peningkatan kadar gula darah, SGOT, GGT, ALP dan hipoalbuminemia.
Penderita didiagnosis dengan karsinoma hepatoseluler dan diabetes melitus tipe 2.
Selama perawatan di RS, hasil laboratorium didapatkan :
Peningkatan kadar gula darah; Dari anamnesis, didapatkan pasien menderita DM sudah
sejak lebih kurang 20 tahun yang lalu. DM merupakan salah satu faktor risiko KHS.
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa diabetes mendahului perkembangangan
sirosis dan KHS. Penelitian juga menunjukkan bahwa steatosis hepatis umum
ditemukan pada penderita DM tipe 2.3 Kadar HbA1c perlu diperiksa untuk memantau
terapi DM.
Pemanjangan studi koagulasi (PPT dan aPTT memanjang). Hati membentuk sebagian
besar protein pembekuan dalam plasma. Hati normal membentuk protein koagulasi
(yang disebut faktor hati atau faktor-faktor tergantung vitamin K, yaitu faktor II, VII, IX
dan X). Pada keganasan hepar,
Peningkatan kadar SGOT sedangkan kadar SGPT masih dalam batas normal. pada KHS
terjadi peningkatan SGOT yang mencolok (3-5x nilai rujukan) dibandingkan
peningkatan SGPT, karena adanya nekrosis sel hati akibat anoksia jaringan hati akibat
penekanan tumor dan diduga sel tumor sendiri juga membentuk SGOT.4,7
Peningkatan kadar GGT; Pada KHS dapat disebabkan karena kolestasis akibat
penekanan jaringan tumor. Kadar GGT perlu diperiksa ulang untuk pemantauan
terapi.
Peningkatan kadar ALP; Kenaikan kadar ALP pada keganasan hati (3-5x nilai rujukan)
disebabkan oleh karena kenaikan produksi enzim oleh sel hati.buku orange (13)
Peningkatan kadar bilirubin total, direk dan indirek; Kenaikan bilirubin total disebabkan
oleh karena adanya bendungan saluran empedu ekstrahepatik akibatadanya keganasan,
sedangkan peningkatan kadar bilirubin direk dapat disebabkan karena nekrosis
hepatoseluler. Peningkatan bilirubin indirek dapat disebakan karena adanya gangguan
konjugasi.13 Bilirubin perlu diperiksa ulang untuk pemantauan terapi.
Hipoalbuminemia; Salah satu fungsi hati adalah sintesis albumin sehingga apabila
terjadi kerusakan sel hati karena keganasan menyebabkan sintesis albumin
menurun.
Peningkatan kadar AFP; AFP meningkat kadarnya dalam darah pasien KHS primer
dan sekarang digunakan secara ekstensif untuk diagnosis kanker hati.AFP juga
dapat meningkat pada penyakit sirosis, hepatitis, nekrosis, dan bila ada metastasis
ke hati dari keganasan lain.14
pemantauan terapi.9
Peningkatan kadar CEA; CEA biasanya tidak meningkat pada KHS (primer), namun
banding adanya
SIMPULAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan hasil laboratorium dapat disimpulkan
penderita menderita karsinoma hepatoseluler primer dengan diabetes melitus tipe 2. KHS
pada penderita disebabkan karena DM dimana DM tipe 2 merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya KHS dan telah diketahui bahwa resistensi insulin berhubungan dengan
sirosis.
SARAN
Pemantauan KHS perlu dilakukan pemeriksaan : AFP, Bilirubin total, direk dan
indirek serta GGT.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia,
the
free
encyclopedia.
Available
http://en.wikipedia.org/wiki/hepatocellular carcinoma
from
URL: