Anda di halaman 1dari 24

CEDERA KEPALA

(HEAD INJURY / TRAUMA CAPITIS )


SUHATMAN A.HAKIM

BLU RS DR WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR
2009

PENGERTIAN
Cedera Kepala adalah trauma yang mengenai
kulit kepala , tulang, tengkorak , atau otak
baik secara langsung ataupun tidak langsung
Etiologi
Kecelakaan ,jatuh,
Child Abuse,
Dipukul,
Dilempar benda keras,dll

Mekanisme Rudapaksa
a). Beban Statik ; keadaan ini timbul perlahan

lahan dimana beban yang menimpa kepala terjadi


secara perlahan lahan dengan periode waktu >
200 mili detik
b). Beban Dinamik ; mekanisme ini lebih sering
terjadi dimana pristiwa ini berlangsung lebih cepat
< 200 mili detik. Beban dinamik ini terbagi
menjadi dua jenis.

Beban dinamik
(1). Beban guncangan , terjadi bila kepala

diguncang secara mendadak atau sebaliknya, bila


kepala yang sedang bergerak tiba tiba dihentikan
tanpa mengalami benturan atau impact.
(2). Beban benturan merupakan jenis beban
dinamik yang paling sring terjadi dan biasanya
merupakan kombinasi kekuatan beban kontak dan
beban lanjut. Dari mekanisme ini kemudian
dikenal cedera akselerasi deselerasi, coup
counter coup, intermediet coup.

Coup counter coup

Klasifikasi cedera kepala


Mekanisme trauma
Tumpul
Tajam
Berat ringan
Ringan GCS GCS 13 - 15
Sedang GCS 9 - 13
Berat GCS 3 8

Klasifikasi cedera kepala


Menurut morfologi
Retak tulang kepala
Kalvaria
Linier
Impressi

- Dasar tengkorak

Klasifikasi Cedera Kepala


Selaput otak
Epidural

- Subdural
Menurut kelainan / kerusakan pada otak
Diffuse
Konkussion / commotio
DAI

Lokal
ICH
Contusio
Laseratio

CT Scan Kepala

Gejala Klinik

Nampak jejas trauma dikepala,


Hilang kesadaran kurang atau lebih dari 30 menit,
Amnesia retro grade atau antero grade,
Bingung .
Irritable ,
Pucat ,
Mual muntah,
Kepala pusing,/ sakit
Terdapat hematoma pada kulit kepala,
Rhinore atau otorhoe CSS bila ada frakture basis kranii,

Gejala Klinik
Batle sign,( ekimosis retroaurikuler)

Gejala Klinik
Racoon eyes / Brill hematoma.

Pengkajian pada Cedera


Kepala.
a). Primari Survei
Pasien harus dipertahankan dalam keadaan berbaring, posisi netral
dengan menggunakan tehnik immobilisasi yang baik.
Airway
Nilai jalan nafas sewaktu mempertahankan posisi tulang leher.
Membuat jalan nafas bila diperlukan.
Breathing
Menilai dan memberikan oksigenasi yang adekuat dan bantuan
ventilasi bila diperlukan.
Circulation
Penggantian cairan untuk menanggulangi hipovolemia.
Bila terdapat cedera medula spinalis, pemberian cairan harus
dipandu dengan monitoring CVP.

Pengkajian pada Cedera


Kepala
Disability-Pemeriksaan neurologi singkat.
Tentukan tingkat kesadaran dan nilai
pupil.
Tentukan AVPU atau lebih baik GCS.
Kenali paralisis/paresis.

Pengkajian pada Cedera


Kepala
b). Secodary Survei
Melakukan pemeriksaan sekunder.
TTV
Riwayat SAMPLE

S symtoms (gejala)

A allergies (alergi)

M medication

P post medical history

L last oral intake

E events preceding the accident

Pengkajian head to toe

Monitoring berkelanjutan.

Melakukan pengkajian ulang

Tindakan Keperawatan
Mengamankan jalan nafas dan memberikan
oksigenasi adekuat
Menstabilisasikan pasien pada papan spina. Leher
harus diimobilisasikan dengan collar rigid dan alat
imobilisasi kepala.
Mencatat tekanan darah, pernafasan (laju dan
pola), pupil (ukuran dan reaksi terhadap cahaya),
sensasi dan aktivitas motorik volunter. Selain itu
catat gcs.
Melakukan pemantauan (monitoring) secara rutin
pada lembar observasi

Tindakan Keperawatan
Pasang dua buah iv line kateter.
Berdasarkan mekanisme injuri, posisikan kepala dan

leher dalam posisi netral. Kemudian leher


dipertahankan dalam posisi stabil sampai pasien
aman terikat pada long backboard. Suspect
(kecurigaan) injuri spinal lumbalis dan torakalis dapat
terjadi dari kecelakaan secara tiba-tiba. Pasien yang
mengalami renjatan/kejang juga harus diimobilisasi.
Pasien harus dibaringkan untuk menstabilkan leher
dalam hubungan terhadap axis panjang kolumna
spinal. Jika terdapat Collar (penahan leher) dengan
ukuran sesuai untuk immobilisasi servikal. Pada
pasien yang sadar, memposisikan kepala dan leher
dalam posisi yang nyaman merupakan cara yang
baik.

Pemeriksaan Penunjang
Ct scan coronal atau axial kepala
MRI [ Magnetic Resonans Imaging]
Foto polos kepala.

Pengobatan dan
Penatalaksanaan
Konservatif
Pasien diistirahatkan dan diberi obat obatan ,
Perhatikan prinsip 6 B ,
Breath ( Air Way,pernapasan)
Blood ( Tekanan darah,sirkulasi )
Brain (Posisi kepala,GCS,refleks pupil)
Bowel ( Intake makanan , defacatie )
Bladder (Intake cairan,Produksi urine )
Bone ( Luka ,perawatan luka,fraktur)

Pengobatan dan
Penatalaksanaan
Operatif
Pengangkatan tulang yang patah

(craniectomi)
Evakuasi bekuan darah / perdarahan
(Trepanasi,craniotomi)
Drainase higroma (Burr hole).

Diagnosa Keperawatan
Kerusakan pertukaran gas b/d hilang nya kontrol

volunter otot nafas, atau cedera.


Inefektif klirens jalan napas b/d akumulasi sekret
pada jalan napas
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
meningkatnya kebutuhan metabolisme , perubahan
tingkat kesadaran
Resiko cedera b/d agitasi,kekacauan mental.
Kurang Perawatan diri ; Mandi, toileting, dll b/d
kelemahan fisik, tidak sadar.

Pustaka
Djoko Listiono dr SPBS, 1998, Ilmu Bedah
Saraf Satyanegara jilid 3,Gramedia , Jakarta
BSB KTI 1 Makassar,2007, Materi BTCLS
Dir PPK Dep Kes RI,2006, Materi Emergency
Nursing Basic 2.
Iskandar Japardi SPBS,2004,Cedera Kepala,
PT Buana Ilmu Populer,Jakarta

WE SAFE LIFE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai