Rasail
Nursi.
Nur
karangan
Imam
Bediuzzaman
Said
tidak lama yang lalu. nnalillahI wa inna ilaihi rajiun, barulah aku mengerti
rupanya pandangan itu merupakan pandangan penuh rindu seorang ayah
kepada anaknya. Aku dilayannya seperti anaknya sendiri. Berat mata
memandang, berat lagi bahu yang memikul. Bermula saat itu aku mulai sedar
dan memasang tekad sebagai saudara se-Islam aku harus keluar dari zon
selesa untuk membantu saudaraku yang menderita di bumi Syam ini.
Sungguh hatiku tertinggal di Bumi Syam!
(***catatan ini telah Almarhum nukilkan di FB pd 14 Okt lalu, hampir 3 minggu
sebelum kembali ke pangkuan rahmat Ilahi...)