Muhammad Abduh IX A
MTS DDI TANI AMAN
Kata Pengantar
Alhamdulillah puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. Saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Adapun judul maklah ini “Kisah
Keteladanan Umar bin Khattab Radiallahuanhu ”.
Penulis jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun senantiasa Penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Kata
Pengantar.............................................................................................................l
Daftar Isi...............................................................................................................ll
Hikmah..................................................................................................................3
Penutup.................................................................................................................4
ll
Kisah keteladanan Umar bin Khattab Radiallahuanhu
Rasulullah Saw. Pernah berpesan, setelahku (beliau wafat) maka kalian mengikutilah
sunahnya para Khulafaur Rasyidin. Di antara Khulafaur Rasyidin adalah Umar bin Khattab
Radiallahuanhu. Dimasa kepemimpinan Umar kemajuan Islam begitu pesat, Islam mencapai
puncak kejayaan bahkan sampai di Benua Eropa. Keberhasilan Umar bin Khattab ra. dalam
membawa kejayaan Islam tidak lepas dari sifat keteladanannya.
Sebelum membaca kisah Keteladanan Umar bin Khattab kita harus tahu bagaimana
biografi Umar bin Khattab ra. Sebagai berikut.
1. Biografi Umar bin Khattab Radiallahuanhu
Umar bin Khattab nama lengkapnya Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Rabbah bin Abdullah bin Qurth bin Rizzah bin Adi bin Ka’ab. Umar dilahirkan oleh ibunya
yang bernama Hartamah di Makkah yaitu 13 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad
Saw. Telatnya pada tahun 581 Masehi dan menghembuskan napasnya di usia 63 tahun
pada 26 Dzulhijjah 23 H.
Umar Bin Khattab walaupun mempunyai watak yang keras, kekerasannya tidaklah
berarti dia seorang yang tamak dan rakus. Dia juga orang yang tak mau sewenang-
wenang dengan kekuasaan yang dimilikinya. Umar adalah seorang yang kuat jiwanya,
seorang yang adil, pandai dan penyayang terhadap sesama. Sifat-sifat ini merupakan
satu kesatuan dalam dirinya. Dia adalah seorang pribadi yang besar, memiliki watak
keprajuritan, seorang pemberani, tangkas, patuh kepada peraturan dan tekun dalam
tanggung jawab. sifat keras ini menjadi ciri khas humor pada masa Jahiliyah dan menjadi
bagian kisah indahnya dalam Islam. Umar Bin Khattab mempunyai beberapa julukan
antara lain Al-Faruq (pembeda), Abu Hafs (tegas dalam pendirian), The Lion of Desert
atau Asadullah, dan Abu-Faiz (orang yang memiliki kecerdasan).
Umar bin Khattab ra. Merupakan khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Shiddiq. Beliau
menjabat sebagai khalifah dari tahun 634 M – 644 M/13 H – 23 H. Masa pemerintahan
beliau disebut Futuhat Islamiyyah (pembuka Islam) karena banyak perjuangan beliau
yang membuka kemajuan Islam.
Walaupun pada awalnya sosok Umar bin Khattab ra. adalah penentang agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., beliau pernah sangat beringas dan tegas untuk
tidak menerima agama Nabi Muhammad Saw., tetapi atas izin Allah Swt. dan berkat
keyakinan hati, beliau mendapat hidayah untuk memeluk Islam. Setelah itu, beliau
hanya mempercayai agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. sebagai agama yang
benar.
2. Kisah Keteladanan Umar bin Khattab Radiallahuanhu
Suatu ketika Rasulullah berkumpul dengan para Sahabatnya, beliau bertanya kepada
para sahabatnya,
Umar Menjawab “Akal kami memang Jenius, tapi waktu itu yang menciptakan alam
menyesatkan kami”.
Mendengar cerita itu Meneteslah air mata Rasulullah Saw. dan para Sahabat, begitupun
dengan Umar menyesali perbuatan Jahiliyah-nya sebelum dia mengenal Islam, bahkan
penyesalan itu selalu teringat saat beliau menjadi khalifah.
Di masa jahiliyah, orang Arab cenderung tidak menyukai anak perempuan, jika istri
mereka melahirkan anak perempuan, mukanya memerah, dan kebanyakan akan
menguburnya hidup-hidup dengan dalih “persembahan kepada berhala”.
Maka dari itu, untuk menghilangkan stigma jahiliyah ini Rasulullah ﷺmemberikan
sabda kepada para sahabat:
“Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-
hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengutamakan anak laki-laki, maka Allah
akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Abu Daud).
Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga. Masa jahiliyah
dikenal juga dengan masa kegelapan atau kebodohan.
Di mana akal dan hati nurani tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebut saja dua hal
yang membuat Umar bin Khattab tertawa dan menangis ketika mengingatnya.
Pada masa jahiliyah perempuan tidak mempunyai harga sama sekali. Bahkan memiliki
anak perempuan adalah aib yang besar. Karena dianggap tidak berguna, tidak bisa
berperang dan tidak bisa mewariskan kejayaan serta kemuliaan. Bahkan perempuan
dianggap sesuatu yang bisa diwariskan. Tak ubahnya seperti barang atau benda mati
belaka.
Di mana Umar bin Khattab memakan tuhannya yang ia buat sendiri. Jika akal sehat
berfungsi sebagaimana mestinya maka akal akan menolak tuhan yang bisa dibuat dan
dimakan. Atau tuhan yang bisa dibuat dan dihancurkan.
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Agung. Dengan syariat-Nya
yang dibawa melalui tangan nabi Muhammad SAW, telah mengeluarkan umat manusia
dari kebodohan dan ke-primitif-an. Serta mengajarkan kita untuk menggunakan hati
nurani sebagaimana mestinya. Juga mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang
manusiawi. Wallahu a’lam bish-shawab.
3.
Penutup
Kesimpulan :
Setelah Umar bin Khattab memeluk Islam dan menjadi sahabat Rasulullah
SAW. Ia menyadari akan kebodohan tersebut. Umar bin Khattab menertawakan
kebodohannya. Bagaimana bisa, dulu ia membuat tuhan yang ia sembah lalu
memakannya. Dan Ia menyesalinya ketika dengan bodohnya ia mengubur anak
perempuannya hidup-hidup. Karena itu ia menangis tatkala mengingat peristiwa
tersebut.
4.
Daftar Pustaka
Nama Penulis : Muhammad Abduh
5.