Anda di halaman 1dari 7

Absorpsi atau penyerapan, dalam kimia, adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi atau

suatu proses sewaktu atom, molekul, atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa
berupa gas, cairan, ataupun padatan. Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan
molekul dilakukan melalui volume dan bukan permukaan. Salah satu contoh penyerapan lainnya
adalah penukaran ion di mana terjadi proses pertukaran ion antara duaelektrolit atau antara
larutan elektrolit dan senyawa kompleks.
LAPORAN OPERASI TEKNIK KIMIA ABSORBSI
Dasar Teori
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan campuran gas dengan
cairan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih komponen
gas. Pada absorbsi sendiri ada dua macam proses yaitu :
a.

Absorbsi fisik

Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai
dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen,
dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau
pelarutan gas ke fase cair. Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model
mekanismenya, yaitu :
1.

teori model film

2.

teori penetrasi

3.

teori permukaan yang diperbaharui

b.

Absorbsi kimia

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai
dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA,
NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering
digunakan untuk mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya.
Keuntungan absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari
perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
Hal-hal yang mempengaruhi dalam prsoses adsorbsi :
Zat yang diadsorbsi
Luas permukaan yang diadsorbsi

Temperatur
Tekanan
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,
baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut sebagai cairan
pencuci. Persyaratan absorben :
1.
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebutuhan
akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2.

Selektif

3.

Memiliki tekanan uap yang rendah

4.

Tidak korosif.

5.

Mempunyai viskositas yang rendah

6.

Stabil secara termis.

7.

Murah

Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat
larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas
yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti
basa).
Kolom Absorpsi
Adalah
suatu
kolom
atau
tabung
tempat
terjadinya
proses
pengabsorbsi
penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini
dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut
dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut. Diantara jenis-jenis
absorben ini antara lain, arang aktif, bentonit, dan zeolit.
1. Arang aktif
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga
bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang
selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya
serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi

jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun
dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan
sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Arang aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa
kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan
luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif.
Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap.
Arang aktif sebgai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori
mencapai 1000 A0, digunakan dalam fase cair,berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu
yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat
penganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan industri baru. Diperoleh dari
serbukserbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas
kecil dan mempunyai struktur yang lemah.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras
diameter pori berkisar antara 10-200 A0 , tipe pori lebih halus, digunakan dalam rase gas,
berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut, katalis,pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh
dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang
mempunyai struktur keras.
2. Zeolit
Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan sekelompok mineral yang terdiri
dari beberapa jenis unsur. Secara umum mineral zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat
dengan logam alkali tanah. serta mempunyai rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O
Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba
Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali adalah kation yang
mudah tertukar. Jumlah molekul air menunjukkan jumlah pori-pori atau volume ruang hampa
yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan. Penggunaan zeolit cukup
banyak, misalnya untuk industri kertas, karet, plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk,
pencegah polusi, pembuatan gas asam, tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan
batubara, pemurnian gas alam, industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang
membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam,
biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi
menyerap gas atau cairan. Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa
dan luas permukaan. Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter

persegi untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak
30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya dilakukan dalam ruang
hampa dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana dengan maksud
mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri.
3. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia
perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari
penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain. Bentonit
dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu
activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya
pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu,
fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Sifat bentonit
sebagai adsorben adalah :
mempunyai surface area yang besar (fisika)
bersifat asam yang padat (kimia)
bersifat penukar-ion (kimia)
bersifat katalis (kimia)
Aplikasi Absorbsi
Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan
cara merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui
proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C
didinginkan pada kondensor hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber.Keluaran dari
absorber pada tingkat I mengandunglarutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37
40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin
bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas
terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air proses.
2. Proses Pembu=l.atan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam nitrat Tahap akhir dari
proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom
terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat.

Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu
air umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam
nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan
konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minuman
berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi
aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi
kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka perbandingan
konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari
campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + HO(l)

CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)


Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat
bereaksi dengan OH- membentuk CO32Prinsip Absorbsi
Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO2) dialirkan ke dalam kolom pada
bagian bawah. Dari atas dialirkan alir. Pada saat udara dan air bertemu dalam kolom isian, akan
terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap udara tidak larut dalam air (sangat sedikit
larut),maka hanya gas CO2 saja yang berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah,
aliran air semakin kaya CO2. Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2. Faktor-faktor
yang berpengaruh pada operasi absorpsi adalah sebagai berikut :

Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.

Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan CO2
(misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.

Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.

Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai pada
batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa),
penyerapan lebih buruk.

Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.

Operasi absorpsi dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :


Y1

L,X0

Keterangan :
G

= laju alir udara bebas CO2

Y1

= rasio laju alir CO2 terhadp udara pada aliran gas keluar

Yn+1 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masuk
L

= laju alir air bebas CO2


X0

= rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air masuk

Xn = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air keluar
G, Yn+1

Xn

Gambar 1.Skema proses Absorpsi.


Naraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikit :
G(Yn+1 Y1) = L(Xn X0)

Jenis Menara Absorpsi

a. Sieve Tray

Bentuknya mirip dengan peralatan distilasi. Pada Sieve Tray, uap menggelembung ke atas
melewati lubang-lubang sederhana berdiameter 3-12 mm melalui cairan yang mengalir. Luas
penguapan atau lubang-lubang ini biasanya sekitar 5-15% luas tray. Dengan mengatur energi
kinetik dari gas dan uap yang mengalir, maka dapat diupayakan agar cairan tidak mengalir
melaui lubang-lubang tersebut. Kedalaman cairan pada tray dapat dipertahankan dengan
limpasan (overflow) pada tanggul (outlet weir).

b. Valve Tray
Valve Tray adalah modifikasi dari Sieve Tray dengan penambahan katup-katup untuk mencegah
kebocoran atau mengalirnya cairan ke bawah pada saat tekanan uap rendah. Dengan demikian

alat ini menjadi sedikit lebih mahal daripada Sieve Tray, yaitu sekitar 20%. Namun demikian alat
ini memiliki kelebihan yaitu rentang operasi laju alir yang lebih lebar ketimbang Sieve Tray.

c. Spray Tower

Jenis ini tidak banyak digunakan karena efisiensinya yang rendah.

d. Bubble Cap Tray

Jenis ini telah digunakan sejak lebih dari seratus tahun lalu, namun penggunaannya mulai
digantikan oleh jenis Valve Tray sejak tahun 1950. Alasan utama berkurangnya penggunaan
Bubble Cap Tray adalah alasan ekonomis, dimana desain alatnya yang lebih rumit sehingga
biayanya menjadi lebih mahal. Jenis ini digunakan jika diameter kolomnya sangat besar.

e. Packed Bed

Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara absorpsi. Packed Column lebih
banyak digunakan mengingat luas kontaknya dengan gas. Packed Bed berfungsi mirip dengan
media filter, dimana gas dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam kolom
sehingga operasi absorpsi akan lebih optimal.

Beragam jenis packing telah dikembangkan untuk memperluas daerah dan efisiensi kontak gascairan. Ukuran packing yang umum digunakan adalah 3-75 mm. Bahan yang digunakan dipiluh
berdasarkan sifat inert terhadap komponen gas maupun cairan solven dan pertimbangan
ekonomis, antara lain tanah liat, porselin, grafit dan plastik. Packing yang baik biasanya
memenuhi 60-90% dari volume kolom.

Anda mungkin juga menyukai