MAKALAH Manajemen Laba
MAKALAH Manajemen Laba
LATAR BELAKANG
Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan
Laporan
keuangan
dibuat
oleh
manajemen
dengan
tujuan
untuk
menyatakan bahwa dalam pandangan orang awam, manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan
merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan.
Manajemen laba bukanlah suatu hal merugikan selama dilakukan dalam koridorkoridor
peluang, manajemen laba tidak selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan
karena terdapatnya beberapa pilihan metode yang dapat digunakan dan bukan sebagai suatu
larangan. Manajemen laba berusaha untuk mengatur kondisi perusahaan dan sebagai usaha untuk
mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
B.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep laba dalam akuntansi
2. Untuk mengetahui konsep manajemen laba
3. Untuk mengetahui motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba
4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi akuntansi
PERMASALAHAN
1. Bagaimana konsep laba dalam akuntansi?
2. Bagaimana konsep manajemen laba?
3. Apa motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba?
4. Bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi akuntansi?
5. Bagaimana pola yang dilakukan dalam praktik manajemen laba?
D.
TEORI
1. Konsep Laba Akuntansi
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi adalah laba akuntansi yang
merupakan selisih antara pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi
dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak dapat didefinisikan tersendiri
secara ekonomik seperti halnya aktiva dan atau hutang.
Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada
periode tersebut.
Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan
rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu
laporan keuangan. Angka ini penting untuk :
a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara.
b. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan
dalam perusahaan.
c. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan.
d. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang.
e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
f. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.
2. Konsep Manajemen Laba
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang
menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung
jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas
perusahaan untuk jangka panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat diartikan sebagai
suatu tindakan manajemen dalam mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan
manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal
tersebut akan sangat menggangu bahkan membahayakan perusahaan.
Definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:
a. Definisi sempit. manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode
akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
manajemen untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan
besarnya earnings.
b. Definisi luas. manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung
jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka
panjang unit tersebut.
Manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses
pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan
dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan
stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang
berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan.
Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus.
Tujuan manajemen laba adalah memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada para
pemegang saham dan mempengaruhi hasil perjanjian yang bergantung pada angka-angka
akuntansi yang dilaporkan. Fischer dan Rosenzweig (1995) memandang earnings
management sebagai serangkaian langkah yang dilakukan manajer untuk meningkatkan atau
menurunkan jumlah laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan yang merupakan tanggung
jawabnya tanpa menyebabkan penurunan atau peningkatan keuntungan yang dicapai suatu
badan usaha dalam jangka panjang.
Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen laba
meliputi:
minimalisasi
biaya
politik
(political
cost
minimization),
maksimalisasi
untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak
metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada
(Generally Accepted Accounting Principles).
manajemen laba lainnya adalah mempengaruhi penghasilan (telah diatur dalam kontrak) yang
bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan dengan asumsi bahwa manajemen
memiliki kepentingan pribadi dan kompensasinya didasarkan pada laba akuntansi.
Faktor-faktor yang memotivasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah
sebagai berikut:
a. Program Bonus (Bonus Plan).
Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan menyebabkan pihak
manajemen dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka. Pada
motivasi ini, diasumsikan bahwa manajer meningkatkan keuntungan yang dilaporkan
dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan bonus yang akan diterima.
Manajer pada perusahaan yang menerapkan program bonus lebih
cenderung
untuk
menggunakan
metode
atau
prosedur-prosedur
akuntansi yang akan menaikkan laba saat ini dengan memindahkan laba
periode mendatang ke periode berjalan.
b. Kontrak Utang (Debt Covenant).
Semakin dekat suatu perusahaan ke waktub pelanggaran kontrak utang, manajemen akan
cenderung memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang
ke periode berjalan, yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan
mengalami technical defauld (kegagalan dalam pelunasan hutang).
c. Motivasi Politis (political motivation).
Perusahaan besar yang menguasai hajat hidup orang banyak akan cenderung menurunkan
labanya untuk mengurangi visibilitasnya, misalnya dengan menggunakan praktik atau
prosedur akuntansi, khususnya selama periode kemakmuran tinggi.
d. Motivasi Pajak (taxation motivation).
Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa laba adalah
keinginan untuk meminimalkan pajak atau total pajak yang harus dibayarkan perusahaan.
Hal ini karena laba sering dijadikan landasan untuk mengambil keputusan, menyusun
kontrak maupun penilaian kinerja suatu manajer.
pendapatan dengan mengubah tanggal menjadi lebih awal, pengakuan biaya sebagai
asset, dll.
b. Manipulasi yang selaras dengan PABU
Memanipulasi laba dengan menggunakan fleksibilitas yang diperbolehkan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles). Manipulasi ini dikelompokkan menjadi
3 kelompok yaitu:
1) Pemilihan metode
Cara ini meliputi pengubahan metode yang sebelumnya digunakan ke metode lain
yang lebih menguntungkan. Misalnya pengubahan metode alokasi depresiasi dan
aliran biaya pada sediaan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya berbagai
alternatif yang tersedia di PABU. Namun demikian, cara ini tidak terlalu efektif
untuk memanipulasi laba. Pertama, pemilihan metoda harus diungkap dalam
catatan laporan keuangan sehingga tidak terlalu sulit bagi pihakpihak yang
berkepentingan untuk mendeteksi apa yang terjadi (i.e. manipulasi akuntansi bila
terjadi). Kedua, cara ini tidak dapat seringsering digunakan karena pengubahan
metode yang terlalu sering tentu akan menimbulkan kecurigaan.
2) Pengubahan unsurunsur estimasi
Managemen menggunakan metode ini untuk memanipulasi laba dengan
mengubah estimasi akuntansi. Ini dilakukan dengan mengubah unsurunsur
estimasi seperti pada umur ekonomis dan nilai sisa pada aset jangka panjang,
perkiraan piutang tak tertagih, asset impairments. Manipulasi laba semacam ini
sangat sulit dideteksi oleh investor secara umum.
3) Penstrukturan transaksi
Penstrukturan transaksi, secara akuntansi, dilakukan dengan menyesuaikan unsur
unsur transaksi. Contoh yang umum untuk cara ini adalah penstrukturan sewa
guna usaha (i.e. capital atau operating lease), investasi saham/ekuitas (i.e.
dikonsolidasi atau tidak dikonsolidasi).
5. Pola Manajemen Laba
Pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:
a. Taking a Bath. (Penurunan Laba Secara Besar-Besaran)
Hal ini terjadi selama periode pada saat terjadinya reorgenerasi, termasuk adanya
pergantian pimpinan baru. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia
akan melaporkan dalam jumlah yang besar. Dengan tindakan ini manajer berharap
dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan
dapat dilimpahkan kepada manajer lama. Konsekuensinya, mereka akan menghapus
asset, menyediakan biaya yang diharapkan di masa mendatang, dan secara umum
akan meningkatkan probabilitas keuntungan yang dilaporkan di masa datang.
b. Income Minimization.
Pola ini mirip dengan taking a bath tetapi lebih halus. Cara ini dilakukan pada saat
profitabilitas perusahaan sangat tinggi, sehingga jika periode yang akan datang
diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode
sebelumnya.
c. Income Maximization.
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan
untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar. Pola ini
dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelaggaran perjanjian hutang. Pola ini
dapat dilakukan dengan mengakui pendapatan terlebih dahulu, dan menunda
pengakuan beban.
d. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan dapat meningkatkan kemampuan
investor untuk memprediksi aliran kas di masa yang akan datang. karena pada
umumnya investor lebih menyukai aliran laba yang relatif stabil.
Perataan laba dapat dihasilkan dari hal-lah berikut ini:
1) Natural income smoothing, yaitu proses pembentukan laba secara inheren
menghasilkan suatu stream earnings yang relatif merata, seperti yang terjadi pada
utilitas publik (Eckel, 1981).
2) Intentional income smoothing, yaitu yang disebabkan oleh tindakan manajemen.
yang dapat digolongkan ke dalam dua hal di bawah ini.
3) Real income smoothing (RIS), yang merupakan respons manajer terhadap
perubahan kondisi perekonomian. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa
RIS mempengaruhi aliran kas perusahaan.
4) Artificial income smoothing (AIS), yaitu upaya manajer untuk secara "artifisial"
mengurangi variabilitas laba. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa AIS
tidak memiliki dampak langsung terhadap aliran kas perusahaan.
2. Permasalahan
Keeratan hubungan antara angka laba dan manfaat informasi laba dalam keputusan
investasi (dalam hal ini investasi saham) oleh investor maka terlebih dahulu investor
perlu mendeteksi ada/tidaknya manajemen laba dalam laporan keuangan pihak
emiten. Maka dari itu, permasalahannya adalah Bagaimana mendeteksi manajemen
laba?
3. Pemecahan Masalah
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam
laporan keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual.
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu: (1) bagian akrual yang memang sewajarnya ada
dalam proses penyusunan laporan keuangan, disebut normal
accruals atau non discretionary accruals, dan (2) bagian akrual yang
merupakan
manipulasi
data
akuntansi
yang
disebut
dengan
komponen
akrual
yang
berasal
dari
earnings
memanipulasi laba maka perubahaan akrual yang terjadi dianggap sebagai bentuk
manipulasi laba yang dilakukan managemen.
Model Jones berfokus pada akrual total sebagai sumber manipulasi. Akrual total
digunakan alihalih satu atau dua akun tertentu saja. Ini dilakukan dengan harapan
bahwa akrual total akan mampu menangkap porsi yang lebih besar dari manipulasi
oleh manager daripada porsi yang ditangkap bila menggunakan satu dua akun saja.