Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN BENGKEL PERMESINAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Manajemen Bengkel
Yang dibina oleh Bpk. Yoto

Oleh :
Achmad Rifai

( 130511605792 )

Christian Asri Wicaksana

( 130511616242 )

Dwi Nurcahyo

( 130511605788 )

Muhammad Chudori Azhar ( 130511616240 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Oktober 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebuah lembaga pendidikan yang didalamnya
terdapat berbagai kejuruan serta berorientasi mengantarkan setiap peserta didiknya menjadi
tenaga kerja yang berkompeten dalam bidangnya. Teknik pemesinan merupakan salah satu
dari sekian jurusan yang ditawarkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan ke peserta didik.
Dalam dunia SMK, utamanya jurusan Teknik Pemesinan erat kaitannya dengan
dunia perindustrian atau kerja. Maka sebelum peserta didik terjun langsung ke dunia kerja
atau dunia industri, pihak sekolah harus mampu memberikan pengetahuan soft skill,
mengasah hard skill, serta mampu menggambarkan miniatur sebuah perusahaan mulai dari
kedisiplinan, tata tertib hingga peralatan atau fasilitas.
Berdasarkan penuturan diatas, maka dirasa sangat perlu adanya sebuah lembaga
pendidikan kejuruan yang efektif, mandiri, serta mampu untuk mencetak peserta didik
yang berkompeten dan handal dalam bidangnya.
B. Tujuan
Menjelaskan kepada pembaca tentang perencanaan sebuah bengkel pemesinan,
meliputi :
1. Menjelaskan kepada pembaca tentang ruang-ruang pada bengkel pemesinan
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang macam-macam mesin dan peralatannya
3. Menjelaskan kepada pembaca tentang alat-alat penunjang termasuk K3
4. Menjelaskan kepada pembaca tentang rencana kegiatan pada bengkel pemesinan

C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan pembaca mengenai ruang-ruang pada bengkel pemesinan
2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai macam-macam mesin dan
peralatannya
3. Menambah pengetahuan pembaca mengenai alat-alat penunjang termasuk K3
4. Menambah pengetahuan pembaca mengenai rencana kegiatan pada bengkel
pemesinan

BAB II
PERENCANAAN BENGKEL PEMESINAN
A. Macam-Macam Mesin dan Peralatannya
Dalam menunjang pembelajaran teknik pemesinan, diperlukan beberapa mesin
serta fasilitas peralatan yang cukup. Pada makalah ini, tidak semua jenis mesin kami
uraikan seperti mesin las, mesin CNC serta ruang computer. Adapun macam-macam mesin
serta perlatan yang akan berikan dalam perencanaan bengkel pemesinan versi kami :
1. Mesin Bubut dan Peralatannya
Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk
dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat,
posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan
atau ke kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda pekerjaan. Dalam bengkel
pemesinan, kami menggunakan mesin bubut dengan jenis mesin bubut yang standar.
Adapun pekerjaan yang dapat dikerjakan dalam mesin bubut seperti mengulir dan
mengebor.
Adapun peralatan atau perlengkapan dalam menunjang kinerja mesin bubut, seperti :
a) Pahat bubut meliputi pahat potong, pahat alur, pahat serong, pahat serong 45o, pahat
pisau kanan, pahat lurus bulat, pahat ulir luar, pahat rata muka, pahat rata bulat,
pahat potong ulir segitiga.
b) Alat pencekaman benda kerja meliputi plat pembawa, plat pembawa rata,
pencekaman tiga rahang, pencekaman empat rahang
c) Senter meliputi senter mati dan senter hidup.
d) Penyangga (kacamata) meliputi penyangga jalan dan penyangga tetap
e) Kunci meliputi kunci cekam dan kunci pengencang pahat
f) Kartel
g) Pembawa
h) Ganjal pahat
i) Coolent

2. Mesin Frais dan Peralatannya


Mesin Frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai pahat penyayat yang berputar pada
sumbu mesin. Dalam bengkel pemesinan kami membutuhkan dua jenis mesin, yaitu :
a) Mesin frais horisontal, yaitu mesin frais dengan posisi pisau potong horizontal
b) Mesin frais vertical, yaitu mesin frais dengan posisi pisau potong vertical
Adapun peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam menunjang kinerja
mesin frais, seperti :
a) Arbor (poros tempat cutter/pahat frais)
b) Cutter/pisau frais
c) Kepala lepas
d) Kepala pembagi
e) Meja putar
f) Ragum/tanggem penjepit
g) Coolent
3. Mesin Sekrap dan Peralatannya
Mesin sekrap atau mesin ketam merupakan salah satu mesin perkakas yang
digunakan untuk mengubah permukaan-permukaan bidang rata sesuai dengan bentukbentuk yang dikehendaki. Pada perencanaan bengkel pemesinan ini, kami membutuhkan
mesin ketam lengan kuat
Adapun peralatan atau perlengkapan yang digunakan dalam mesin sekrap, seperti :
a) Pahat meliputi pahat sekrap kasar, pahat sekrap kasar lengkung, pahat sekrap datar,
pahat sekrap runcing, pahat sekrap sisi, pahat sekrap sisi kasar, pahat sekrap sisi
datar, pahat sekrap profil, dan pahat sekrap masuk dalam atau keluar
b) Coolent
4. Mesin Gerinda dan Peralatannya
Mesin gerinda berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata
dan halus, khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin-mesin perkakas. Dalam
bengkel pemesinan, kami menggunakan mesin gerinda berdiri.

Dalam mesin ini dapat dikategorikan tanpa peralatan atau perlengkapan hanya saja
dalam proses menggerinda diperlukan cairan pendingin.
5. Mesin Bor dan Peralatannya
Mesin bor merupakan mesin pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagai
penyayatnya dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter yang bermacammacam. Dalam perencanaan bengkel pemesinan kami membutuhkan mesin bor dengan
jenis mesin bor tiang.
Adapu peralatan atau perlengkapan yang digunakan dalam menunjang kinerja
mesin bor, seperti :
a) Penjepit benda kerja meliputi ragum, blok V, penjepit baut T, blok tangga, klem
sejajar, plat siku, klem C, dan dongkrak Jack
b) Pemegang bor
c) Pengukur bor
d) Pasak
e) Cak bor
f) Coolent
6. Mesin Gergaji dan Peralatannya
Mesin gergaji berguna untuk memoting benda kerja dalam jumlah banyak. Dalam
bengekl pemesinan kami membutuhkan msin gergaji jenis sengkang.
Adapun peralatan atau fasilitas pelengkap dalam mesin gergaji seperti timba yang
digunakan untuk penampungan benda kerja yang telah terpotong serta penahan atau
dukungan dalam rang memegang besi yang ukurannya panjang.
B. Ruang-Ruang pada Bengkel Pemesinan
Dalam perencanaan bengkel pemesinan, kami membutuhkan lahan 36m x 26m
dengan 2 bangunan gedung besar yang terletak di pinggir jalan. Gedung 1 kami, sebut
dengan gedung bengkel, sedangkan gedung 2, kami sebut dengan gedung instruktur. Untuk
ukuran gedung bengkel 30m x 11m, sedangkan gedung instruktur 30m x 8m. Diantara
kedua gedung terdapat jalan perlintasan masuk keluarnya penghuni departemen mesin
dengan lebar jalan 5m. Kemudian di bagian belakang sebagai lahan parkiran dengan
ukuran 25m x 5m.

Untuk gedung bengkel, berikut ukuran-ukuran serta ruang apa saja yang terdapat di
sini.
a) Loker, 1,8m x 0,4m x 1,8m
Terletak di deket pintu keluar masuk gedung bengkel. Penempatan ini dimaksudkan
agar ketika siswa masuk ke gedung bengkel bisa langsung menempatkan tas serta
perlengkapan lainnya. Loker ini menyediakan 36 laci, setiap lacinya terdapat kunci dengan
kode atau no. absen 1 sampai 36. Setiap siswa memperoleh laci sesuai dengan no.
absennya.
b) Ruang ganti,3,5m x 2m
Terletak berdekatan dengan posisi loker, diharapkan setelah siswa memperoleh dan
menempatkan barangnya, mampu segera berganti pakaian di ruang ganti. Adapun peralatan
yang terdapat di ruang ganti meliputi hanger, tempat letak baju, serta centelan baju
sementara
c) Area instruksi, 8m x 3m
Terdapat 2 area instruksi yaitu dibagian bawah digunakan untuk ruang instruksi
pekerjaan mesin frais, mesin sekrap, dan mesin bor. Sedangkan ruang instruksi yang atas
digunakan untuk instruksi mesin gerinda, mesin gergaji, serta mesin bubut. Lokasi yang
berbeda dan berjauhan ini, kami maksudkan agar siswa mampu menerima instruksi dari
instruktur dengan bagus tanpa harus terbayang-bayang suara dari instruktrur lainnya.
Area instruksi dilengkapi dengan papan instruksi, meja instruktur, kursi instruktur
serta papan peralatan yang dibutuhkan.
d) Ruang toolman,5m x 3m
Merupakan ruang perlengkapan, berbagai peralatan dan alat perlengkapan terdapat
disini guna menunjang kinerja seluruh isi gedung bengkel. Di dalam ruang toolmanterdapat
meja serta computer yang digunakan untuk mencatat peralatan atau perlengkapan apa saja
yang keluar masuk. Terletak tepat di tengah-tengah gedung bengkel, dimaksudkan agar
siswa yang sedang bekerja di area bubut dan area frais bisa segera dengan cepat
memperoleh peralatan yang diinginkan tanpa harus berjalan jauh.
Selain menyediakan berbagai peralatan di ruang toolman juga menyediakan
peralatan keselematan kerja seperti kacamata bubut.

e) Area panel listrik, 30cm x 10cm x 40cm


Digunakan untuk mengendalikan kelistrikan di gedung bengkel. Terdapat dua panel
listrik yang letaknya disamping kanan ruang toolman untuk area frais dan di samping kiri
ruang toolman untuk area bubut.
f) Area mesin bubut,10m x 9,5m
Dengan luas area tersebut, ruang ini mampu menampung 12 unit mesin bubut.
Setiap mesin bubut juga dilengkapi dengan no. urutan mulai 1 hingga 12.
g) Area mesin gerinda, 4,5m x 1,5m
Dengan luas area tersebut, ruang ini mampu menampung 3 unit mesin gerinda.
Penempatan mesin gerinda yang satu lokasi dengan mesin bubut, bertujuan untuk siswa
yang sedang membubut tidak jauh dalam penggerindaan pahat. Karena pada mesin bubut
rawan sekali dengan pahat yang cepat tumpul. Diharapkan penempatan ini mampu untuk
mengefektifkan kinerja siswa.
h) Area mesin gergaji, 5m x 1,5m
Dibutuhkan 1 unit mesin gergaji. Penempatan sedemikian rupa diharapakan apabila
membawa barang atau benda kerja yang masih utuh tidak kejauhan dalam
memindahkannya.
i) Area mesin frais horizontal, 9m x 2,5m
Dibutuhkan 3 unit mesin frais horizontal dengan penempatan sedemikian rupa.
j) Areamesin frais vertical, 9m x 2,5m
Dibutuhkan 3 unit mesin frais vertical dengan penempatan sedemikian rupa.
k) Area mesin sekrap, 6m x 4,5m
Dibutuhkan 2 unit mesin sekrap dengan penempatan sedemikian rupa.
l) Area mesin bor, 4,5m x 1,5m
Dibutuhkan 3 unit mesin bor dengan penempatan sedemikian rupa.

m) Area kerja bangku, 6m x 4m


Dibutuhkan 2 unit meja kerja bangku dengan masing-masing meja kerja bengku
menampung 6 ragum. Dengan penempatannya yang berada di tengah-tengah gedung
diharapkan mampu memberikan keefektifan bagi siswa yang bekerja di area bubut dan area
frais.
n) Area meja rata, 6m x 2m
Dibutuhkan 2 unit meja rata dalam gedung bengkel. Meja rata ini berfungsi untuk
mengecek atau menandai benda kerja. Dengan penempatannya yang tepat di tengahtengah, diharapkan mampu memberikan keefektifan bagi siswa.
o) Area landasan, 2m x 1m
Dibutuhkan 2 unit landasan, sebagai tempat stempellingatau memberi tanda (kode)
pada benda kerja dengan penempatan yang tepat berada di tengah-tengah gedung bengkel.
p) Area tempat sampah, 3m x 1m
Dibutuhkan 3 unit tempat sampah. Setiap tempat sampah mempunyai tugas masingmasing yaitu untuk sampah organic, anorganik, dan sampah teknik. Terletak di bagian luar
gedung bengkel. Diharapkan dengan penempatan berada diluar dapat dengan mudah
pengambilan untuk pembuangan.
Sedangkan untuk gedung instruktur, ukuran-ukuran serta ruang apa saja yang
terdapat di gedung ini, sebagai berikut.
a) Gudang, 9m x 4m
Menampung segala kebutuhan benda kerja, terdiri dari pipa, besi pejal serta
kebutuhan benda kerja lainnya. Berada di bagian bawah sendiri atau bagian belakang, hal
ini dimaksudkan agar mampu meminimalisir terjadinya tindakan pencurian. Untuk
pintunya menggunakan rolling doordiharapkan agar mudah memasukan atau
mengeluarkan barang.
b) Ruang UKS, 4m x 3m
Diharapkan menjadi tempat peristirahatan sementara bagi siswa yang mengalami
sakit badan maupun kecelakaan kerja. Disini terdapat 2 unit tempat tidur, meja, serta almari
yang berisi obat dan perlengkapan medis lainnya. Dengan lokasi yang strategis yaitu tepat

di pintu keluar masuk gedung bengkel serta berdekatan dengan ruang teori, diharapkan
mampu memberikan pertolongan pertama kepada pasien secara cepat.
c) Ruang Teori, 8m x 6m
Berisikan 20 unit meja siswa, 1 unit meja instruktur, 1 unit papan tulis, 1 unit
proyektor serta 41 unit kursi. Posisi ruang teori berdekatan dengan ruang instruktur dengan
sekat diantara ruang keduanya adalah kaca kedap suara. Ini dimaksudkan agar terjadi
transparanisasi antara instruktur dengan siswa. Sekaligus instruktur bisa mengawasi
langsung gerak-gerik siswa yang berada di ruang teori tanpa harus satu ruang di ruang
teori. Sehingga penempatan yang seperti ini dapat memberikan tingkat kedisiplinan yang
tinggi bagi siswa dan guru.
d) Ruang Instruktur, 9m x 8m
Berisikan meja job sheet yang bertujuan memberikan efek wah kepada para tamu
yang hadir atau pada saat diadakan kunjungan dadakan. Adalah karya apik dari siswa yang
mengisi meja jobsheet ini. Terdiri dari 2 unit meja job sheet pamer dengan tat letak yang
sedemikian rupa berada di ruang utama setelah membuka pintu. Didampingi 1 unit meja
administrasi yang mengatur kegiatan administrasi bengkel. Selanjutnya adalah ruang kerja
instruktur yang terdiri dari 6 unit meja kerja yang disekat dengan rak buku dan setiap sisi
dinding dikasi almari buku materi juga. Kemudian ada ruang tamu, dimana setiap pojok
ruang dihiasi dengan beragam penghargaan serta piala. Terahir ruang kepala departemen
yang berisikan 1 unit meja kerja serta almari.
e) Kamar mandi, 8m x 2m
Menampung 4 unit kamar mandi yang terdiri dari 1 unit untuk kamar mandi
instrukutur dan 3 unit kamar mandi siswa. Letak kamar mandi, kami letakan dekat dengan
ruang instruktur bertujuan untuk menciptakan suasana yang rapi dan bersih. Secara tidak
langsung baik instruktur dan siswa akan merasa malu apabila ada tamu atau instruktur dari
luar yang datang melakukan kunjungan mengetahui apabila kamar mandi berbau
menyengat atau kotor. Jadi dengan posisi kamar mandi yang sedemikian rupa mampu
meningkatkan suasana kamar mandi yang selalu dalam kondisi bersih dan tidak berbau.
Juga dilengkapi dengan area berwudlu yang terdiri dari 5 unit keran air.

f) Musholla,8m x 7m
Dengan ukuran seperti itu diharapkan musholla ini mampu menampung jamaah
baik siswa, instruktur, bahkan dari luar. Terdapat teras dengan lebar 2m sepanjang 7m yang
diharapkan dapat dijadikan tempat istirahat bagi siswa. Lokasi musholla yang berdekatan
dengan jalan juga diharapkan mampu memberikan informasi kepada pejalan jalan raya
untuk sejenak mampir menunaikan ibadah.
Sedangkan menurut Permendiknas 40/2008 tentang sarana dan prasarana pada
bengkel pemesinan SMK sebagai berikut:

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program


Keahlian
Teknik Pemesinan

No.
Jeni
Rasi
Deskrip
1 Area kerja
s bangku 8 m/peserta
o didik Kapasitas untuk
si 8 peserta
didik. Luas minimum
2 Ruang
6 m/peserta didik Kapasitas
untuk
4 peserta
adalah 64 m.
Lebar
3

pengukuran dan
Area
kerja logam
pengujian

didik.
Luasadalah
minimum
minimum
8 m.
8 m/peserta didik Kapasitas
untuk
8
peserta
adalah 24 m. Lebar

mesin bubut
Area kerja

didik.
Luasadalah
minimum
minimum
4 m.
8 m/peserta didik Kapasitas
untuk
4
peserta
adalah 64 m. Lebar

mesin frais
Area kerja

didik.
Luasadalah
minimum
minimum
8 m.
8 m/peserta didik Kapasitas
untuk
4
peserta
adalah 32 m. Lebar

mesin gerinda
Ruang

didik.
Luasadalah
minimum
minimum
4 m.
6 m/peserta didik Kapasitas
untuk
4 peserta
adalah 32 m.
Lebar

kerja
Ruang
pengepasa
penyimpanan
n
dan instruktur

4 m/instruktur

didik.
Luasadalah
minimum
minimum
4 m.
Luas minimum
adalah
adalah
24 m. Lebar
48 m. Lebar
minimum
minimum
adalah
4 m.
adalah 6 m.

Standar Sarana pada Area Kerja Bangku

No.
1
1.1
1.2
1.3

Jeni

Rasio

Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat

1 set/area

Deskrip
si
Untuk minimum 8 peserta
didik pada pekerjaan
logam dasar.

dan
bahan
2
Peralatan
2.1 Peralatan untuk

1 set/area

pekerjaan kerja
3
Media
bangku.pendidikan
3.1 Papan tulis

Untuk minimum 8 peserta


didik pada pekerjaan

logam dasar.
1 buah/area Untuk
mendukung
minimum 8 peserta didik
pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

1
Minimum
buah/area

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

yang

yang memerlukan daya

1
.
listrik.
buah/area
Standar Sarana pada Ruang Pengukuran dan Pengujian Logam
.
No.
1
1.1
1.2
1.3

Jeni

Rasio

Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat

dan
bahan
2
Peralatan
2.1 Peralatan

1 set/ruang

Deskrip
si
Untuk minimum 4 peserta
didik

pada

pekerjaan

pengukuran dan pengujian


untuk

pekerjaan pengukuran
3
Media
pendidikan
dan pengujian
logam
3.1 Papan tulis

1 set/ruang

Untuk
logam. minimum 4 peserta
didik

pada

pekerjaan

pengukuran dan pengujian


Untuk
mendukung
logam.
buah/ruang minimum 4 peserta didik
1

pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

2
Minimum
buah/ruan
1
g.
buah/ruan

listrik.

yang

yang memerlukan daya

Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Bubut

No.
1
1.1
1.2
1.3

Jeni
Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat

dan
bahan
2
Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan
3
Media
pendidikan
pembubutan
logam
3.1 Papan tulis

Rasio
1 set/area

Deskrip
si
Untuk minimum 8 peserta
didik pada pekerjaan
membubut logam,

1 set/area

Untuk
minimum
8 peserta
pembuatan
ulir luar
dan
didik
dalam.pada pekerjaan

membubut logam,
1 buah/area Untuk
mendukung
pembuatan ulir luar dan
minimum 8 peserta didik
dalam.
pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

4
Minimum
buah/area

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

yang

yang memerlukan daya

1
.
listrik.
buah/area
Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Frais
.
No.
1
1.1
1.2
1.3

Jeni
Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat

dan
bahan
2
Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan
3
Media
pendidikan
pengefraisan
logam.
3.1 Papan tulis

Rasio
1 set/area

Deskrip
si
Untuk minimum 4 peserta
didik pada pekerjaan
pengefraisan logam.

1 set/area

Untuk minimum 4 peserta


didik pada pekerjaan

pengefraisan logam.
1 buah/area Untuk
mendukung
minimum 4 peserta didik
pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

2
Minimum
buah/area
1
.
buah/area

listrik.

yang

yang memerlukan daya

Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Gerinda

No.
1
1.1
1.2
1.3

Jeni
Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat

dan
bahan
2
Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan
3
Media
pendidikan
penggerindaan
3.1 Papan tulis

Rasio
1 set/area

Deskrip
si
Untuk minimum 4 peserta
didik pada pekerjaan
penggerindaan alat

1 set/area

Untuk
minimum 4 peserta
potong/tools.
didik pada pekerjaan

penggerindaan alat
1 buah/area Untuk
mendukung
potong/tools.
minimum 4 peserta didik
pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

2
Minimum
buah/area

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

yang

yang memerlukan daya

1
.
listrik.
buah/area
Standar Sarana pada Ruang Kerja Pengepasan
.
No.
1
1.1
1.2
1.3
2
2.1

Jeni
Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja/stool
Lemari simpan alat dan
Peralatan
bahan
Peralatan untuk

pekerjaan pengepasan
3
Media pendidikan
3.1 Papan tulis

Rasio

Deskrip

si
1 set/ruang Untuk minimum 4 peserta
didik

pada

pekerjaan

pengepasan
dan
1 set/ruang Untuk minimum 4 peserta
pemasangan komponen.
didik
pada
pekerjaan
pengepasan
dan
Untuk
mendukung
pemasangan komponen.
buah/ruang minimum 4 peserta didik
1

pada pelaksanaan kegiatan

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

Untuk
belajar mendukung
mengajar

operasionalisasi
bersifat teoritis. peralatan

4.2 Tempat sampah

1
Minimum
buah/ruan
1
g.
buah/ruan

listrik.

g.

yang

yang memerlukan daya

Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

No.
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
2.1

Jeni
Perabot
s
Meja kerja
Kursi kerja
Rak alat dan bahan
Lemari simpan alat dan
Peralatan
bahan
Peralatan untuk ruang

3
3.1

penyimpanan
dan
Media pendidikan
Papan data
instruktur

Rasio
1 set/ruang

Deskrip
si
Untuk minimum 12
instruktur.

1 set/ruang

Untuk minimum 12

instruktur.
Untuk pendataan kemajuan

buah/ruang

siswa dalam pencapaian

4
Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak

Minimum

tugas praktik dan jadwal.


Untuk mendukung
operasionalisasi peralatan

4.2 Tempat sampah

2
Minimum
buah/ruan
1
g.
buah/ruan

listrik.

C. Lay Out Peralatan/Mesin

yang memerlukan daya

g.
Berikut contoh denah tata letak (layout) di dalam bengkel pemesinan:

D. Alat-Alat Penunjang Termasuk K3


Guna memberikan efek kenyamanan kepada seluruh penghuni departemen
pemesinan, maka diperlukan alat-alat penunjang yang termasuk K3. Pada
pembahasan ini kami membaginya dengan 2 kelompok besar, yaitu :
1. Keselamatan Kerja Gedung
Untuk memberikan keselamatan dan kerja sehat di gedung, diperlukan
beberapa alat keselamatan kerja, meliputi : pemadam kebakaran yang diletakkan
di tempat-tempat yang rawan terjadinya kebakaran, palu pemecah kaca, dan
ventilasi yang ditempatkan sedemikian rupa.
2. Keselamatan Kerja Bengkel
Untuk kerja bengkel yang terdiri dari bengkel mesin bubut, mesin frais,
mesin bor, mesin gerinda, mesin sekrap, dan mesin gergaji secara garis besar
hanya membutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata, sepatu kerja,
pakaian kerja, masker penutup, sarung tangan, dan penutup telinga.

E. Rencana Kegiatan pada Bengkel Pemesinan


Dalam makalah ini, kami memberikan rencana kegiatan pada bengkel
pemesinan untuk 36 siswa yang kami bagi mejadi 2 kelompok besar. Mata
pelajaran anak SMK tidak sepenuhnya berjalan di mata pelajaran produktif atau
mata pelajaran bengkel, namun ada juga mata pelajaran yang harus diseleseikan
yaitu mata pelajaran normative dan adaptif yang mencakup mata pelajaran umum.
Pada pembagian 2 mata pelajaran besar ini, kami memberikan waktu 1,5
bulan konsentrasi ke normative dan adaptif dan 1,5 bulan konsentrasi ke
produktif. Dengan system di setiap minggu terahir ketika mau diadakan
pergantian mata pelajaran, siswa diberikan ujian.
Konsentrasi bengkel, dikarenakan teknik pemesinan merupakan jurusan
mahal, maka sudah sepantasnya kalau mesin-mesin yang dimiliki terbatas.
Namun, kami berusaha memberikan fasilitas-fasilitas lengkap, meskipun dengan
jumlah sedikit. Pada mata pelajaran produktif dengan 36 siswa yang berlaku untuk
satu semester, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A (1-18) dan kelompok
B (19-36).
Selain perencanaan diatas, ada beberapa peraturan yang harus diketahui
oleh siswa demi tercapainya SMK BISA seperti
1. Tata Tertib
a) Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal, dan sejenisnya.
b) Tas dan barang-barang yang digunakan selama praktikum harus disimpan
di tempat yang telah disediakan.
c) Dilarang melakukan praktikum tampa seijin instruktur yang bersangkutan.
d) Selama berada di bengkel dilarang merokok
e) Harus menjaga keamanan dan ketenangan
f) Diwajibkan memakai pakaian safety
2. Kehadiran
a) Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
b) Menyerahkan daftar presensi kepada instruktur setiap ahir pertemuan
c) Boleh tidak masuk, maksimal 3 hari

3. Pemakaian Alat
a) Periksa kelengkapan alat sebelum melakukan praktek
b) Setiap pemakaian alat harus dicatat secara rapi di rung toolman
c) Kehilangan atau kerusakan alat dalah tanggung jawab sendiri atau
kelompok.
4. Tugas dan Laporan
a) Laporan praktikum diisi pada workplan yang telah disediakan
b) Sebelum dan sesudah praktikum akan diadakan response dan ujian ahir
praktikum dengan waktu yang telah ditentukan
c) Setiap praktikum harus mengumpulkan dan mengisi workplan praktikum
secara perorangan atau kelompok setelah seluruh praktikum selesai.
d) Workplan harus ditulis tangan.

5. Penilaian
Sistematika penilaian mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Nilai ujian

15%

2. Nilai kehadiran

25%

3. Niali laporan

20%

4. Nilai praktek

40%

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bengkel pemesinan di SMK terdapat macam macam
peralatan/mesin yang mendukung proses belajar mengajar, macam
macam peralatan dan mesin tersebut haruslah disesuaikan dengan standar
sarana dan prasarana dari pemerintah (permendiknas 40/2008). Pada
bengkel pemesinan juga perlu diperhatikan penataan mesin dan peralatan
agar efisiensi saat kerja dan K3 pada saat siswa melaksanakan praktek
dapat diterpakan .
B. Saran
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan bengkel praktek siswa
SMK yang sesuai dengan perkembangan di dunia industri, agar para
lulusan SMK di bidang teknik pemesinan dapat beradaptasi dengan
perkembangan industri tempat mereka bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Afshohi, Mada Ima. 2011. Bengkel Mesin SMK(online).


http://madaimaafshohi.wordpress.com/2011/05/03/laporan-observasi/.
Diakses

3 Mei 2011.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 40. 2008. Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai