Anda di halaman 1dari 3

Fiqh Ibadah

Aliga Ramli

Bacaan surah / ayat dalam shalat


Setelah selesai membaca Al-Fatihah dalam shalat, disyariatkan membaca surah lain
atau ayat-ayat Al-Quran. Terkadang Nabi saw. membaca surah yang panjang dan terkadang
membaca surah yang pendek atau beliau membaca ayat dari ayat-ayat Al-Quran.
1. Membaca surah secara lengkap sampai akhir.
a. Rakaat pertama lebih panjang dari rakaat kedua.









.





(
)


Dari Abu Qatadah, ia berkata : Nabi saw. pernah membaca pada dua rakaat pertama
(rakaat pertama dan kedua) di shalat Dzuhur dengan al-Fatihah (tiap rakaat) dan dua
surah, beliau memanjangkan pada rakaat pertama dan memendekkan pada rakaat
kedua, dan beliau terkadang memperdengarkan (bacaan) ayat kepada kami. Dan
beliau membaca di shalat Ashar dengan al-Fatihah (tiap rakaat) dan dua surah. Beliau
memanjangkan (bacaan) pada rakaat pertama dari shalat Shubuh dan memendekkan
(bacaan) pada rakaat kedua.
( H.R. Bukhari dan Muslim )
b. Rakaat pertama dan kedua membaca surah yang sama.



)
(






.

:




(
.
)



Dari Muadz bin Abdullah dari seorang laki-laki dari Juhainnah bahwa dia
mendengar Nabi saw. membaca di shalat Shubuh (Idza Zulzilatil ardhu) pada kedua
rakaat (rakaat pertama dan kedua). Dia berkata : Aku tidak tahu, apakah Rasulullah
saw. lupa atau sengaja.
( H.R. Abu Dawud )
2. Membaca satu ayat dari ayat-ayat Al-Quran.
Rakaat pertama membaca satu ayat dan rakaat kedua juga membaca satu ayat,
tetapi ayat di rakaat pertama lebih panjang dari rakaat kedua.




(

)

(
(.



)

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw. membaca di dua rakaat
pertama (qulu amanna billahi wa ma unzila ilaina) dan pada rakaat yang akhir dari dua
rakaat tersebut (amanna billahi wasy had bi anna muslimun).
) ( H.R. Muslim
Catatan :
1. Rakaat pertama, yaitu firman Allah swt. :

) :
.










2. Rakaat kedua, yaitu firman Allah swt. :

) ( :
.



Masalah :
Dalam salah satu hadits diriwayatkan :



( )


(
(.




)




Dari Samurah bin Jundab, ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. pernah membaca pada
shalat dua Hari Raya (Idul Fithri dan Idul Adhha) : (Sabbihisma rabbikal ala) dan (Hal
) ataka haditsul ghasiyah). ( H.R. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi dan Thabrani
Al-Ala, jumlah ayatnya : 19 ayat dan Al-Ghasyiyah, jumlah ayatnya : 26 ayat.
Penjelasan :
Apabila kita perhatikan hadits tersebut, antara bacaan dua surah itu dihubungkan
dengan huruf athaf (kata penghubung) wawu. Dalam bahasa Arab, satu kata atau kalimat
yang dihubungkan dengan huruf athaf wawu itu ada tiga kemungkinan :
1. Sesuatu yang disebut terdahulu, memang terdahulu.


.


) ( :

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim. (Al-Hadid : 26)

2. Sesuatu yang disebutkan itu terjadi secara bersamaan; sama.


.

( : )

Maka Kami selamatkan dia (Nuh as.) dan penumpang-penumpang perahu itu.
(Al-Ankabut : 15)
3. Sesuatu yang disebut belakangan justru lebih dulu.





.




( : )

Dan demikianlah, Dia (Allah swt.) mewahyukan kepada kamu dan kepada orangorang sebelum kamu.
(Asy-Syuura : 2)

( : )
Dia yang menjadikan mati dan hidup.

( : )

.






(Al-Mulk : 2)



.




Dia (Iblis) menolak dan sombong, dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah : 34)

Dengan demikian, mengingat Rasulullah saw. memberi tuntunan pada rakaat


pertama becaannya lebih panjang dari rakaat kedua atau sama antara kedua rakaat itu,
maka membaca surah Al-Ghasyiyah pada rakaat pertama dan surah Al-Ala pada rakaat
kedua lebih sesuai dengan tuntunan beliau saw.

Anda mungkin juga menyukai