01)
A.
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan :1. Memahami informasi dari berbagai laporan
B.
KOMPETENSI DASAR :
1.1Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan.
PENJABARAN MATERI
**Di dalam suatu laporan,pasti terkandung sebuah fakta dan opini.Apa yang anda ketahui
tentang fakta dan opini?
Fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan bisa dibuktikan
kebenarannya.Informasi yang didengar dapat disebut fakta apabila informasi itu merupakan
peristiwa yang berupa kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi.
Ciri-ciri
fakta
antara
lain
berisi
uraian
tentang
peristiwa
yang terjadi(sedang
tentang
suatu hal yang telah terjadi, yaitu bisa menggunakan kata telah, sudah, dapat, ada, dan
sebagainya. Pernyataan yang menggunakan salah satu kata tersebut disebut fakta.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan:1.Memahami informasi dari berbagai laporan
B.
KOMPETENSI DASAR :
1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran
PENJABARAN MATERI
Laporan akan menjadi lebih baik kalau ada orang yang mau memberikan kritik dan
saran.Seseorang yang
menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang yang membuat
laporan,berusaha untuk memberikan informasi bukan menggurui,serta menyampaikan bagian yang
disoroti secara objektif.
Memberikan tanggapan berarti mengemukakan pendapat atau gagasan terhadap masalah
yang kita ketahui. Misalnya kita menanggapi berita dari surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Tentunya sebelum kita menanggapi berita-berita yang kita terima itu, terlebih dahulu kita harus
memahami betul permasalahan yang diungkapkan dalam berita tersebut. Memberikan tanggapan
terhadap masalah yang tidak jelas bisa menimbulkan kesalahan. Oleh karena itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan sebelum kita memberikan tangapan atau mengemukakan pendapat, antara
lain:
1. Memahami betul inti permasalahan yang diungkapkan dalam berita itu.
2. Permasalahan itu disertai dengan data dan fakta yang jelas bersifat pribadi dan rahasia.
3. Tanggapan yang diberikan harus memperjelas permasalahan.
4. Kebenaran isi berita itu dapat dipertangungjawabkan.
Jika hal-hal di atas dapat terpenuhi, baru kita memberikan tangapan terhadap suatu berita ad
Gerakan Pramuka dan Tantangan Zaman
Generasi muda harus menjadi kader penerus bangsa yang berkualitas tinggi yang akan
mampu mengubah tantangan menjadi kesempatan dan mengubah halangan menjadi sarana untuk
maju. Tantangan masa depan semakin berat dan beragam. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan
fisik, mental, dan intelektual para generasi penerus. Salah satu cara untuk mencetak kader penerus
bangsa adalah mengikuti gerakan pramuka, yang telah berusia 45 tahun pada 14 Agustus 2010.
Gerakan pramuka harus mampu mencetak generasi penerus yang bersemangat tinggi,
beriman, bertaqwa, berkebangsaan, dan mandiri. Gerakan pramuka juga harus mampu
mengokohkan ikatan persatuan dan kesatuan bangsa. Sarino, seorang mahasiswa jurusan PKn FKIP
UMS meneliti pengaruh mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari materi PKn
terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PKn FKIP UMS tahun akademi 2007.
Dalam penelitian tersebut, Sarino mengambil populasi 50 orang mahasiswa. Dari jumlah
tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 30 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan ada
pengaruh positif yang signifikan dari mengikuti kegiatan pramuka dan intensitas mempelajari PKn
terhadap sikap nasionalisme mahasiswa jurusan PKn FKIP UMS tahun akademi 2007. Hal ini
membuktikan, dengan mengikuti kegiatan pramuka berperan besar dan efektif mempengaruhi sikap
nasionalisme yang dimiliki mahasiswa.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti kegiatan pramuka dan semakin
tinggi intensitas mahasiswa untuk memiliki sikap nasionalisme, demikian pula sebaliknya. Dengan
kata lain, mengikuti kegiatan pramuka dan pelajaran PKn merupakan salah satu faktor yang ikut
mempengaruhi sikap nasionalisme mahasiswa.
Sumber Tulisan Muhammad Aslam dalam Salopos 14 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI :
Berbicara : 2.Mengungkapkan gagasan,tanggapan,dan informasi dalam diskusi
B.
KOMPETENSI DASAR :
2.1 Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi.
2.2 Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif
PENJABARAN MATERI
Sesuai dengan tujuannya, diskusi adalah saling bertukar pikiran untuk memecahkan suatu
permasalahan. Ketika seseorang terlibat saling bertukar ide dengan orang lain, berarti seseorang
tersebut tengah menyampaikan gagasan/pikirannya untuk suatu permasalahan. Terkadang, pikiran
atau ide seseorang berbeda dengan gagasan orang lain, sehingga muncul ide seseorang untuk
mengeluarkan tanggapan. Tanggapan muncul karena pendapat yang berbeda-beda terhadap
pemecahan suatu permasalahan. Hal demikian boleh-boleh saja terjadi dalam sebuah diskusi.
Namun, sebuah tanggapan yang baik harus disertai dengan alasan yang logis, yaitu alasan yang
dipertimbangkan secara matang, dan dapat dipertanggungjawabkan menggunakan akal pikiran atau
logika.
Dalam diskusi ada peserta yang menyampaikan pendapat, ada peserta yang bertanya, ada
peserta yang menyetujui atau menolak pendapat peserta lain. Kegiatan diskusi selalu diramaikan
dengan tanya jawab antar peserta. Pertanyaan yang diajukan dalam diskusi sedikitnya ada tiga
macam, yaitu sebagai berikut.
a.
b.
c.
penolakan. Menyampaikan persetujuan berarti mendukung pendapat yang telah disampikan oleh
seorang lain. Cara yang lazim kita lakukan adalah kita ulangi pokok-pokok pendapat tersebut,
kemudian menyatakan persetujuan, dan menambahkan alasan, bukti, atau contoh. Dengan demikian,
pendapat tersebut menjadi tampak semakin baik atau semakin benar sehingga peserta lain
terpengaruh untuk menyetujuinya.
Sebaliknya, menyampaikan penolakan berarti menyampaikan ketidaksetujuan terhadap
pendapat yang disampikan oleh orang lain. Caranya, kita menyimpulkan pendapat tersebut,
5
menyatakan ketidaksetujuannya, dan menambahkan alasan, bukti, atau contoh. Agar alasan, bukti,
atau contoh yang kita tambahkan dalam persetujuan atau penolakan itu terasa padu, kata
penyambung antarkalimat, seperti lagipula, selain itu, di samping itu, tambahan pula, dan lagi
dapat dimanfaatkan.
1).Lembar Pengamatan Cara Moderator Membawakan Acara pada Acara Talk Show
Nama Acara
Nama Stasiun TV
Moderator
Membuka
Memperkenalkan Mengajukan
Mengonfrontasikan Menyimpulkan
Menutup
acara
narasumber
pertanyaan
jawaban
acara
..
..
Menolak
pembicaraan
memberikan
yang sependapat
atau jawaban
jawaban
narasumber lain
..
..
..
..
1.2 Menyampaikan intisari buku nonfiksi dengan menggunakan bahasa yang efektif dalam
diskusi.(Biografi)
Menyampaikan intisari buku nonfiksi berarti menyampaikan hal-hal pokok pada sebuah
buku nonfiksi.Penulis intisari buku nonfiksi tidak harus menulis isi seluruh tulisan secara
proporsional.Penulis intisari(reproduktor)boleh menghilangkan atau memperluas bagian
tertentu.Sudut pandang pembahasanpun dapat disesuaikan dengan selera pengungkapan
reproduktor
Untuk menyampaikan inti sari buku non fiksi,perlu memperhatikan beberapa hal seperti:
*Temukan ide dasar dari buku nonfiksi yang dibaca
*Sampaikan permasalahan yang disajikan dalam buku
*Sampaikan secara garis besar isi buku
*Berikan kesimpulan
Kegiatan tersebut(membaca buku nonfiksi/ ilmiah)harus diikuti dengan menyusun kartu ringkasan
dalam bentuk wacana atau kartu(kartu ringksan).Kartu ringksan berisi informasi singkat tentang
bagian penting dari isi buku
Salah satu contoh buku nonfiksi adalah buku biografi.Biogarafi merupakan
tulisan/karangan yang berisi riwayat hidup seseorang.Buku ini berisi pandangan
hidup,perjuangan,prestasi,dan permasalahan yang mereka hadapi.Biografi dituliskan oleh orang
lain,sedangkan karangan yang ditulis oleh diri sendiri disebut autobiografi
Dalam buku biografi,hal pokok yang dapat kita rangkum antara lain perjalanan hidup
sang tokoh,prestasi yang pernah dicapai,pendidikan yang telah dilalui sang tokoh,sertapandangan
hidup maupun sifat sang tokoh.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam mengulas biografi seorang tokoh antara
lain,nama lengkap,tempat tanggal lahir,orang tua, riwayat pendidikan,riwayat
perjuangan,pekerjaan,atau profesi,penghargaan yang pernah diterima,kelebihan atau keistimewaan
yang dimiliki,serta riwayat keluarga.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI :
Membaca: 3 Memahami artikel dan teks pidato
B.
KOMPETENSI DASAR :
3.1Memahami artikel ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca
intensif.
PENJABARAN MATERI
Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah berdasarkan pendapat penulisnya tentang
masalah tersebut yang dimuat di media cetak seperti surat kabar, majalah, atau buletin. Secara
umum dapat dikatakan bahwa artikel tidak terlalu panjang, hanya beberapa halaman. Artikel adalah
suatu esai yang membahas suatu permasalahan secara sepintas dari sudut pandang penulis yang
tentunya setelah ia membaca berbagai pendapat dari berbagai sumber. Artikel bertujuan
meyakinkan, mendidik, atau menghibur pembaca. Biasanya tahap-tahap penulisan artikel meliputi
latar belakang masalah, identifikasi masalah, analisis masalah, dan kesimpulan. Sebagai tulisan
nonfiksi, artikel dapat kita baca pada koran atau majalah. Artikel merupakan karya tulis lengkap,
misalnya laporan berita, surat kabar, dan sebagainya, atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang
dimuat dalam media massa, yang membahas isu, persoalan, atau kasus tertentu yang berkembang
dalam masyarakat.
Jenis-jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya.
Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang
digarap oleh redaksi mengenai tema tertentu yang menjadi isi penerbit. Sedangkan artikel umum
merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya atau kepentingannya, ada
artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan
artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa di
kelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan
populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Selain itu,
bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya bahasa yang digunakan di
majalah). Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan
kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan,
dan
menjelaskan mengapa atau bagaimana suatu perkara itu terjadi. Dari aspek bahasa, tentu saja
tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku.
Artikel memiliki ciri bahasa yang lugas, logis, objektif, jelas, dan padat.
Tujuan artikel adalah:
a. Tujuan penugasan, misalnya seorang siswa yang diberi tugas untuk menulis sebuah artikel.
b. Tujuan informasi, semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai
suatu hal.
c. Tujuan persuasi, untuk membujuk pembaca melakukan sesuatu hal.
d. Tujuan entertainment, untuk menghibur pembaca.
e. Tujuan eksistensi, artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan
eksistensi diri penulis kepada pembaca.
f. Tujuan kreatif, artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
g. Tujuan pemecahan masalah, untuk membantu pembaca memecahkan permasalah yang
dihadapi.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
10
STANDAR KOMPETENSI :
Membaca: 3.Membaca artikel dan teks pidato
B.
KOMPETENSI DASAR :
3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat.
PENJABARAN MATERI
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi
yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman
penulis. Membaca nyaring digunakan untuk membaca teks pidato, dan membaca naskah berita.
Untuk membaca dua teks ini, seseorang dituntut untuk memiliki keterampilan dan kemampuan
tersebut. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, di
antaranya ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,laporan,resensi
B.
KOMPETENSI DASAR :
4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur.
PENJABARAN MATERI
Pada dasarnya surat lamaran pekerjaan adalah surat permohonan yang dibuat oleh pelamar
kerja (pencari kerja) untuk dikirim kepada pencari tenaga kerja(badan usaha atau instansi) guna
mendapatkan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.
Unsur-unsur surat lamaran pekerjaan adalah:
1. Tempat dan tanggal pembuatan surat
6. Identitas pelamar
8. Kalimat penutup
4. Salam pembuka
9. Tanda tangan
5. Kalimat pembuka
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
12
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : 4.Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,laporan,resensi
B.
KOMPETENSI DASAR :
4.2 Menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan format yang baku.
PENJABARAN MATERI
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dengan kantor yang
lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat
instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan. Sebuah surat dinas disebut juga
surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi resmi pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat
resmi belum tentu dapat disebut sebagai surat dinas. Jenis surat dinas, antara lain surat undangan
rapat, surat edaran, surat permohonan, surat penolakan, surat tugas, surat perintah, surat
pemberitahuan, dan surat panggilan.
Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis kedua jenis surat yang lain, yaitu surat
pribadi dan surat niaga. Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika,
isi, dan bahasa surat. Adapun syarat sebuah surat dinas, antara lain:
a.
Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya.
b.
Isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele.
c.
Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami,
simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima.
d.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis :4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,laporan,resensi
B.
KOMPETENSI DASAR :
4.3 Menulis laporan diskusi dengan menampilkan notulen dan daftar hadir.
PENJABARAN MATERI
Diskusi bertujuan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat disumbangkan kepada pihakpihak yang membutuhkan sumbangan pemikiran. Laporan kegiatan diskusi disampaikan dalam
bentuk tertulis agar lebih jelas, lengkap, komprehensif. Pihak yang membuat laporan diskusi adalah
panitia penyelenggara/pelaksana, sedangkan laporan ditujukan atau diserahkan kepada pihak yang
membawa acara. Oleh pihak yang menerima laporan, hasil-hasil diskusi dapat ditindaklanjuti
dengan cara mempublikasikannya kepada khalayak umum.
Laporan diskusi harus singkat, jelas, terperinci, dan lengkap. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pihak penerima laporan dalam menangkap kandungan pokok laporan. Sementara itu,
isi laporan sebaiknya mencakup hal-hal penting penyelenggaraan diskusi. Hal-hal yang lazim
terdapat dalam diskusi adalah badan penyelenggara, tempat, waktu penyelenggaraan, tujuan, dan
rumusan diskusi.
Secara terperinci, unsur-unsur yang harus ada dalam laporan diskusi adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan, yang terdiri atas:
1) latar belakang pelaksanaan diskusi
2) tujuan diskusi
3) langkah-lagkah persiapan
b. Uraian pelaksanaan, yang terdiri atas:
1) tempat dan waktu
2) peserta
3) prosesi jalannya diskusi
4) rumusan hasil diskusi
c. Penutup, yang terdiri atas:
1) kesimpulan
2) saran-saran
14
Laporan hasil diskusi yang telah dikerjakan, perlu dilihat/dibahas lagi untuk disempurnakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyempurnakan laporan hasil diskusi, antara lain:
a. Kelengkapan laporan
b. Penggunaan bahasa, misalnya kebakuan bahasa (bahasa resmi), artinya ejaan, tanda baca,
pilihan, dan bentuk kata, pengembangan kalimat, dan paragrafnya harus tepat dan tanpa
kesalahan.
c. Kelaziman penggunanaan format tertentu, artinya sistematika laporan yang digunakan
biasa/lazim dipakai dalam pembuatan laporan-laporan.
d. Kerapian.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis laporan hasil diskusi.
a. Melampirkan notula
Notula merupakan catatan singkat mengenai jalannya persidangan (rapat) ataupun diskusi serta
hal-hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula tidak memiliki format yang standar. Hal ini
tergantung pada kesepakatan organisasi yang menyelenggarakan acara diskusi tersebut.
b. Pola penulisan notula yang lengkap
Dalam diskusi yang bersifat resmi, biasanya ada seorang petugas yang membuat catatan
mengenai jalannya diskusi secara keseluruhan. Petugas tersebut disebut notulis dan catatannya
disebut notula (ada juga yang menyebut notulen). Seorang notulis yang baik harus harus
memiliki kecermatan dan kepandaian dalam memilih dan mengikuti jalannya diskusi atau
seminar secara keseluruhan. Adapun unsur-unsur yang harus dicatat notulis adalah sebagai
berikut.
1) Nama diskusi
8) Penanggulangan masalah
3) Pemandu diskusi
4) Penyaji/pembicara diskusi
15
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
16
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis :4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,laporan,resensi
B.
KOMPETENSI DASAR :
4.4 Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku
PENJABARAN MATERI
Kata resensi berasal dari bahasa Belanda, yaitu recensie. Dari bahasa Inggris
menyebutnya review. Sedangkan dalam bahasa Latin menyebutnya redevire. Dalam pemakaian
bahasa Indonesia, resensi merupakan timbangan sebuah buku, pembicaraan buku, atau sekarang
ini sering dikenal dengan istilah bedah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan
penilaian, mengungkapkan kembali isi buku, membahas tau mengkritik buku. Resensi adalah
tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku. Informasi tersebut
disampaikan kepada pembaca untuk memberi pertimbangan tentang keuntungan-keuntungan
atau mungkin kerugian yang akan dialami oleh pembaca jika membaca tersebut, karena dalam
resensi biasanya menginformasikan tentang keunggulan dan kelemahan buku yang diresensi.
Resensi buku merupakan pertimbangan atau ulasan atas sebuah buku. Dalam resensi
terdapat penilaian terhadap kualitas buku ditinjau dari berbagai segi. Meskipun penilaian bersifat
pribadi tetapi harus didasarkan pada argumentasi dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dan logika. Dalam surat kabar ada beberapa istilah untuk menyebut karya resensi
antara lain timbangan buku, tinjauan buku, bedah buku, ulasan buku, penilaian buku, dan lainlain.
Meresensi buku nonfiksi beda dengan meresensi buku fiksi. Dalam meresensi buku fiksi
yang berperan adalah daya apresiasi dan penghayatan. Dalam meresensi novel misalnya, maka
kita perlu mengemukakan ikhwal menarik tidaknya alur, kelihaian pengarang dalam membangun
konflik, penyajian watak tokoh, dan sejenisnya. Lain halnya ketika kita meresensi buku ilmu
pengetahuan. Hal yang diperlukan dalam meresensi buku nonfiksi adalah pemahaman atas
masalah yang dikemukakan. Kita diharapkan dapat menilainya secara objektif. Kita
mengkomunikasikan kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangannya. Dalam hal ini kita
perlu mengungkapkan alasan-alasannya. Semuanya diungkapkan sepintas tak perlu mendalam
dan terlalu teknis. Tugas utama kita sebagai presensi adalah memperkenalkan buku tersebut
sehingga menarik minat khalayak untuk membaca buku tersebut.
17
Keuntungan yang didapat dari membuat resensi adalah: (1) Dapat menggerakan minat
membaca diri presensi itu sendiri, (2) Dapat memperoleh tambahan wawasan dan pengetahuan
dari apa yang dibaca, (3) Dapat mempertajam sikap kritis, (4) Dapat belajar sekaligus
mempermahir keterampilan menulis.
Tujuan dituliskannya sebuah resensi sebagai berikut.
a.
b.
c.
Memberikan pertimbnagan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya sebuah buku
dibaca.
d.
e.
Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca, agar mendapatkan timbangan dalam
memilih buku.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menyusun resensi adalah sebagai berikut: (1)
membaca buku yang akan diresesnsi secara cermat, (2) menceritakan identitas secara lengkap,
(3) memberikan penilaian secara objektif dan kritis.
18
Identitas buku, yang berisi judul buku, nama pengarang, penerbit buku, tahun terbit, tebal
buku, dan harga buku.
b.
Macam/jenis buku
c.
Kelebihan dan kekurangan buku, dilihat dari: (a) organisasi buku: sistematika atau urutan
penyajian, (b) isi buku, antara lain menyangkut kemanfaatan, keaslian, kesahhan, dan lainlain.
d.
Nilai buku: kesimpulan tentang kualitas buku. Apakah baik atau tidak, pantas dibaca atau
tidak, pantas dibeli atau tidak.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
19
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan : 5. Memahami pembacaan novel
B.
KOMPETENSI DASAR :
5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan.
PENJABARAN MATERI
Memberi tanggapan berarti mengemukakan pendapat atau gagasan terhadap masalah
yang kita ketahui. Sebelum memberi tangapan, tentunya harus mengetahui bagaimana teknik
membaca novel yang benar. Novel adalah karya sastra berbentuk prosa, yang terdiri dari
beberapa alur. Sesuai dengan sifat karya sastra yang indah, maka pembacaan novel harus dapat
dinikmati keindahannya, selain dipahami inti ceritanya. Teknik pembacaan novel menggunakan
teknik membaca indah. Intonasinya jelas, dengan irama yang sedang, dan tidak terlalu cepat.
Pembacaan novel juga harus disertai penghayatan, sesuai dengan isi cerita yang dibacakan. Jika
cerita bersisi tentang penderitaan, maka ekspresi penghayatan yang diharapkan muncul ketika
membaca novel, yaitu ekspresi kesedihan. Sebaliknya, jika novel yang dibaca berisi tentang
kegembiraan, maka ekspresi yang dimunculkan ketika membaca novel adalah ekspresi senang.
Gaya pembacaan novel seperti gaya bercerita, karena novel hakikatnya berisi cerita.
Paragraf eksposisi merupakan sebuah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal
atau objek. Tujuannya adalah untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas
pengetahuan pembaca.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan :5.Memahami pembacaan novel
B.
KOMPETENSI DASAR :
5.2 Menjelaskan unsur-unsur instrinsik dari pembacaan penggalan novel.
PENJABARAN MATERI
Karya sastra adalah hasil ciptaan seseorang yang dikembangkan dari hasil imajinasi,
bersifat indah, dan baru. Menurut bentuknya, karya sastra dibedakan menjadi bentuk prosa dan
puisi. Karya sastra prosa baru, di anataranya ialah cerpen dan novel. Secara umum, perbedaan
antara cerpen dan novel terletak pada alur dan perubahan nasib tokoh-tokohnya. Cerpen
menggunakan alur tunggal, sehingga ceritanya dapat habis dibaca sekali duduk, dan hampir tidak
terjadi perubahan nasib tokoh-tokohnya. Sedangkan novel menggunakan alur ganda, sehingga
ceritanya panjang dan tidak habis dibaca sekali duduk. Sering terjadi perubahan nasib pada
tokoh-tokoh novel.
Meskipun terdapat perbedaan terhadap keduanya, tetapi unsur pembangun cerpen dan
novel tidak berbeda, yaitu unsur intrinsik, adalah unsur yang membangun cerita dari dalam.
Unsur intrinsik meliputi:
1. Tema: inti cerita
2. Amanat: pesan yang disampikan pengarang kepada pembaca
3. Alur/plot: rangkaian jalannya cerita dari awal sampai akhir
4. Setting/latar: tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita
5. Karakterisitik: perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita
6. Gaya bahasa: majas yang digunakan untuk menghidupkan cerita
7. Sudut pandang/point of view: cara pengarang menempatkan diri dalam sebuah cerita
Sudut pandang pengarang dibedakan menjadi:
a. Sudut pandang orang pertama. Sudut pandang ini dibedakan lagi menjadi orang pertama
aktif dan pertama pasif. Sudut pandang orang pertama aktif, pengarang menempatkan diri
sebagai tokoh utama (aku). Sudut pandang orang pertama aktif disebut juga dengan sudut
pandang orang pertama pelaku utama. Sedangkan sudut pandang orang pertama pasif,
21
pengarang menempatkan diri dalam cerita (aku) tetapi menceritakan tokoh lain. Sudut
pandang pertama pasif disebut juga sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
b. Sudut pandang orang ketiga, pengarang menempatkan diri di luar cerita sebagai
pencerita. Biasanya pengarang langsung menyebut nama-nama tokoh.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
22
STANDAR KOMPETENSI :
Berbicara : 6. Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi
B.
KOMPETENSI DASAR :
6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
PENJABARAN MATERI
Puisi lama terdiri atas beberapa bentuk, antara lain pantun, syair, gurindam, dan lain-lain.
Pada umumnya pantun terdiri atas empat baris tiap sebait. Baris pertama dan kedua tidak ada
hubungannya dengan baris ketiga dan keempat, tetapi mengandung persamaan kata dan sajak.
Dalam pantun, banyak mengungkapkan perasaan, pikiran, dan tingkah laku manusia. Melalui
nama-nama alam, sawah, gunung, bukit, lembah, pantai, dan sebagainya, mereka menyatakan
semua perasaan hati melalui pantun.
Lafal pembacaan pantun lebih ditekankan pada intonasi atau irama. Karena pembacaan
pantun memang berbeda dengan pembacaan puisi pada umumnya. Membaca pantun lebih dapat
dinikmati apabila menggunakan lagu atau irama, sehingga menarik dan menyenangkan.
Jenis puisi lama yang lainnya adalah gurindam. Gurindam adalah jenis puisi lama yang
terdiri atas dua larik (baris) mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan
yang utuh. Larik atau baris pertama berisikan semacam soal atau perjanjian, sedangkan bait
kedua adalah jawaban soal, atau akibat dari perjanjian tersebut.
23
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
24
STANDAR KOMPETENSI :
Berbicara : 6.Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi
B.
KOMPETENSI DASAR :
6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
PENJABARAN MATERI
Puisi adalah bentuk karya sastra terikat yang ditulis berdasarkan ketentuan-ketentuan.
Seperti halnya novel dan cerpen, puisi juga merupakan karya sastra. Hanya saja bentuknya bukan
prosa seperti cerpen dan novel, melainkan bentuk terikat. Namun, pembacaan puisi
menggunakan teknik yang sama dengan cerpen dan novel, yaitu menggunakan teknik membaca
indah.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
26
STANDAR KOMPETENSI :
Membaca:7.Memahami wacana sastra puisi dan cerpen
B.
KOMPETENSI DASAR :
7.1Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
sesuai.
PENJABARAN MATERI
Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh bentuk, jumlah baris, irama, permainan bunyi,
dan sajak. Bahasa yang digunakan dalam sebuah puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan
dalam sebuah karya sastra prosa. Unsur pembangunnya pun berbeda. Unsur instrinsik
pembangun puisi meliputi:
1. Tema: pokok pikiran.
2. Amanat: pesan yang ingin disampaikan penulis.
3. Diksi: pilihan kata.
4. Bunyi: asonansi, yaitu perulangan bunyi vokal dan aliterasi yaitu perulangan bunyi
konsonan.
5. Rima/persajakan: persamaan bunyi akhir.
6. Majas/gaya bahasa: permainan bahasa pengarang
Puisi lahir dari ungkapan pengendapan hati sesorang, berdasarkan pengalaman pribadi,
atau menyimak keadaan alam dan sekeliling lingkungan. Oleh karena itu, untuk dapat membuat
puisi, langkah-langkah antara lain:
1. Menentukan tema
2. Mengamati objek, sesuai dengan tema yang ditentukan.
3. Mendata kata-kata yang berhubungan dengan objek yang diamati.
4. Menghubungkan kata-kata yang diperoleh dari pengamatan objek.
Puisi akan lebih terasa indah dan dapat dinikmati dengan pembacaan yang
memperhatikan ekspresi, intonasi, lafal, dan penghayatan pembacanya, sesuai dengan tema puisi.
Jika tema puisi tentang perjuangan, maka intonasi dan penghayatan ekspresi harus
mengisyaratkan semangat.
27
Pembacaan puisi akan menarik bila pembaca puisi dapat memahami isi puisi,memiliki
lafal yang jelas,menguasai pola tekanan dan intonasi pembacaan teks puisi,serta memiliki
ekspresi dan gerak gerik yang sesuai dengan isi puisi.
Sebuah puisi apabila dibaca dengan cara yang tepat dapat membuat pendengar terhibur
dan terpesona.Agar hal-hal tersebut terwujud,dalam membaca puisi sebaiknya memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Vokal/lafal(pengucapan vokal atau lafal yang jelas,agar pendengar memahami secara
jelas apa yang kita sampaikan)
b. Intonasi/tekanan
(olah
intonasi
sedang,berat,ringan,dankemerduan.Tekanan
dan
tekanan
suara,seperti
dinamik,(keras
lembut)
tekanantempo(,cepat lambat)
c. Penghayatan(untuk dapat menghayati puisi dengan baik,kita wajib membaca naskah
berulang-ulang dalam hati dan carilah kata-kata sulit yang belum dimengerti
maknanya.
d. Gerak/mimik dan ekspresi(mimik dan ekspresi yang tidak tepat membuat pembacaan
puisi kurang menarik.
e. Latihan pernapasan(latihan napas panjang pendek,datar,atau terengah-engah sangat
dibutuhkan
dalam
membaca
puisi.Latihan
semacam
itu
diperlukan
untuk
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
28
STANDAR KOMPETENSI :
Membaca :7.Memahami wacana sastra puisi dan cerpen
B.
KOMPETENSI DASAR :
7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen.
PENJABA.RAN MATERI
Karya sastra prosa baru, di antaranya ialah cerpen dan novel. Secara umum, perbedaan antara
cerpen dan novel terletak pada alur dan perubahan nasib tokoh-tokohnya. Cerpen menggunakan
alur tunggal, sehingga ceritanya dapat habis dibaca sekali duduk, dan hampir tidak terjadi
perubahan nasib tokoh-tokohnya. Sedangkan novel mengunakan alur ganda, sehingga ceritanya
panjang dan tidak habis dibaca sekali duduk. Sering terjadi perubahan nasib pada topkoh-tokoh
novel.
Meskipun terdapat perbedaan terhadap keduanya, tetapi unsur pembangun cerpen dan
novel tidak berbeda, yaitu unsur intrinsik, adalah unsur yang membangun cerita dari dalam.
Unsur intrinsik meliputi:
1. Tema: inti cerita
2. Amanat: pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca
3. Alur/plot: rangkaian jalannya cerita dari awal sampai akhir
4. Setting/latar: tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita
5. Karakterisitik: perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita
6. Gaya bahasa: majas yang digunakan untuk menghidupkan cerita
7. Sudut pandang/point of view: cara pengarang menepatkan diri dalam sebuah cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, pengarang menempatkan diri di luar cerita sebagai
pencerita. Biasanya pengarang langsung menyebut nama-nama tokoh.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
30
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : 8.Mengungkapkan pendapat,informasi,dan pengalaman dalam bentuk resensi
dan cerpen
B.
KOMPETENSI DASAR :
8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi.
PENJABARAN MATERI
Resensi adalah tulisan timbangan suatu hasil karya atau wawasan tentang baik dan
kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat dalam suatu karya sastra. Resensi dapat pula
diartikan sebagai suatu tulisan yang memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra, baik fiksi
maupun nonfiksi dengan cara mengungkapkan segi keunggulan dan kelemahannya secara
objektif. Tujuan penulisan resensi adalah:
1. Menimbang agar suatu hasil karya memperoleh perhatian dari orang-orang yang belum
mengetahui atau membutuhkannya.
2. Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi suatu hasil karya sehingga penilaian itu
diketahui khalayak.
3. Melihat kesesuaian latar belakang pendidikan/penguasaan ilmu pengarang dan kesesuaian
karakteristik tokoh, penokohan, atau setting dengan bahan yang disajikan.
4. Mengungkapkan kelemahan suatu tulisan dan sistem penulisan atau alur suatu hasil karya.
5. Memberikan pujian atau kritikan yang konstrukttif terhadap bobot ilmiah atau nilai sastra
atau karya tulis seseorang.
Untuk meresensi buku pertama-tama harus membaca buku itu sampai selesai dan memahaminya.
Setelah membaca buku tersebut kita akan dapat mengetahui bagaimana penulis buku
mengungkapkan gagasannya sesuai dengan tujuan yang digariskannnya.
Hal-hal yang perlu ditulis dalam sebuah resensi, antara lain:
1. Judul resensi.
2. Identitas buku, yang berisi judul buku, nama pengarang, penerbit buku, tahun terbit, tebal
buku, dan harga buku.
3. Isi resensi, yaitu mengulas kepengarangan (latar belakang pengarang dan latar belakang
buku yang diresensi), kemudian mengemukakan kelemahan dan kelebihan buku tersebut.
31
Apabila yang diresensi sebuah karya satra, maka dalam bagian ini disertakan analisis
unsur-unsur pembangun karya sastra tersebut.
4. Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi nilai buku, misalnya sangat
baik, baik, dan kurang baik. Dari kesimpulan buku tersebut, ditulis saran untuk pembaca.
Misalnya perlu atau tidak buku itu dibaca.
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
32
STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : 8.Mengungkapkan pendapat,informasi,dan pengalaman dalam bentuk
resensi dan cerpen
B.
KOMPETENSI DASAR :
8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (Pelaku, Peristiwa Latar)
PENJABARAN MATERI
Menulis cerpen dapat menggunakan kisah persitiwa sendiri atau orang lain. Kisah nyata
yang kita lihat di masyarakat dapat juga diolah menjadi cerpen. Langkah pertama yang dapat
dilakukan sebelum menulis cerpen, adalah ketika kita melihat peristiwa di jalan atau di
masyarakat, lebih dahulu kita daftar peristiwa tersebut menjadi beberapa tahap peristiwa
misalnya peristiwa awal/pertama, peristiwa kedua, ketiga, dan seterusnya. Langkah selanjutnya,
mengolah peristiwa-peristiwa tersebut menjadi kemungkinan-kemungkinan, antara lain:
1. Nama tokoh dan tempat kejadian diganti
2. Dimunculkan tokoh-tokoh lain
3. Peristiwa ditambah
4. Dimunculkan konflik-konflik
5. Dikisahkan dengan bahasa ragam sastra
6. Diberi judul yang menarik
33
Dalam penulisan cerpen perlu diperhatikan unsur intrinsik dalam karya sastra.Dengan
memperhatikan unsur-unsur tersebut diharapkan,para cerpenis dapat menuangkan ide dan g
agasannya secara luas.Tidak menutup kemungkinan juga diikutsertakan unsur ekstrinsik dalam
penulisan cerpen tersebut,yaitu pengarang,faktor-faktor budaya dan agama,pihak lain
(pemerintah/lembaga lain).Selain itu penulis juga sebaiknya memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan teknis penulisan cerpen,di antaranya:
1.Awal paragrag penulisannya menjorok
2.Bagian teks yang berupa dialog menggunakan tanda petik dua() dan ganti baris pada
paragraf baru berikutnya.
3.Apabila ada dialog dari pelaku lain,ganti baris lagi dan masuk pada paragraf baru
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kupang,
Kupang,
Guru Mapel Bahasa Indonesia
34
MATA PELAJARAN
: BAHASA INDONESIA
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
KELAS/SEMESTER
: XII/ 5
NAMA GURU
NIP
SEKOLAH
TAHUN AJAR
: 2014/2015
35