PEMBELAJARAN IPS SD
Tentang
MODUL 5 DAN MODUL 6
Oleh :
Kelompok 4
Sulistri : 856221486
Dosen Pembimbing :
Erpidawati, M. Pd
UPBJJ 14/PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Selawat dan salam
untuk Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi manusia.
Makalah tentag “Modul I dan Modul II” disusun sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD. Di samping itu, makalah ini juga
diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi berbagai pihak.
Dalam penulisan makalah ini, kami memperoleh motivasi, bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erpidawati M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran IPS SD dan juga teman- teman yang
selalu memberikan semangat dan dukungan kepada kami dalam penyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPS merupakan suatu perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari
penerapan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran perlu menggunakan suatu
pendekatan agar siswa mempunyai daya tarik untuk mengikuti pelajaran yang sedang
berlangsung di dalam kelas. Adapun pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling
berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat pengajaran bahasa serta hakikat apa yang
diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan
atau tidak perlu dibuktikan lagi.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam mata pelajaran IPS selain
berfungsi sebagai manajer kelas dan fasilitator, menjadi teladan aktor sosial. Salah satu
rujukan dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPS adalah dengan
mempertimbangkan tujuan dan ruang lingkup kajian pengajaran IPS di Sekolah
Dasar. Sebagaimana diketahui, dalam banyak hal tujuan pembelajaran IPS di Indonesia
memiliki kesamaan dengan tujuan Social Studies di Amerika Serikat dan tujuan
SOSE (Studies of Society and Environment) di Australia.
Untuk mencapai tujuan Social Studies, terdapat beberapa prinsip yang bisa diikuti
dalam pembelajaran IPS, yakni :
1. Pembelajaran IPS yang bermakna;
2. Pembelajaran IPS yang integrative;
3. Pembelajaran IPS yang berbasis nilai;
4. Pembelajaran IPS yang menantang;
5. Pembelajaran IPS yang aktif;
Untuk itu diperlukannya sebuah pendekatan yang cocok bagi peserta didik agar
pada pembelajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran IPS untuk mencapai
pemahaman peserta didik terhadap sebuah pembelajaran terutama pembelajaran IPS.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber
belajar (Sutikno, 2008:37).
Keberhasilan proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS sangat
ditentukan oleh metode, media, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar ruangan.
1
Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, maka guru harus memiliki
pemahaman dan kemampuan dalam merancang dan menerapkan metode, media, dan
sumber belajar yang gunakan dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPS di Sekolah dasar?
2. Bagaimana cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas rendah?
3. Bagaimana cara menerapkan metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas
rendah?
2
3
MODUL 5
PENDEKATAN DALAN PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan
tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS adalah interdisipliner atau
multidisipliner. Artinya, dalam proses belajar mengajardi kelas IPS, para siswa seyogianya
diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik
dipandang dari berbagai disiplin ilmu.
Kegiatan Belajar 1:
Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD
Karakteristik pembelajaran IPS di SD merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar
pertisipasi sosial yang mana pusat utama dalam pembelajaran IPS adalah pengembangan diri
siswa sebagai aktor sosial yang cerdas. Siswa menjadi cerdas secara aspek rasional dan juga
emosional. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar menurut Banks
(1977) yang dapat mengembangkan kecerdasan rasional adalah Social Science Inquiry atau
Penelitian Ilmu Sosial. Adapun karakteristik pendekatan ini adalah:
1. Tujuan utama Pendekatan penelitian sosial adalah membangun teori atau membangun
pengetahuan. Pengembangan pengetahuan dalam pendekatan ini dibutuhkan fakta,
konsep dan generalisasi. Pendekatan penelitian sosial untuk murid SD harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif anak usia kela 3,4,5, dan 6. Sehingga dapat kita
simpulkan tujuan pendekatan penelitian sosial di SD adalah memperkenalkan dan
melatih anak cara berfikir ilmu sosial yang dapat dibangun dalam kerangka keilmuan
sederhana.
2. Proses penelitian bagi siswa SD berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala
sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata ilmu sosial.
3. Model-model penelitian sosial yang diawali dengan menentukan suatu masalah,
membuat hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan.
a. Masalah.
Masalah ada dalam pikiran terkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat
ditangkap oleh panca indra kita. Misalnya, suatu waktu terjadi hujan lebat sehingga
air sungai melimpah ke luar dari badan sungai dan masuk ke kawasan sekitar aliran
4
sungai. Bisa persawahan, bisa perkampungan atau perkotaan yang dilanda banjir
tersebut.
Adapun rumusan masalah sesuai dengan peristiwa tersebut yaitu:
1) Sempit dan dangkalnya badan sungai tidak dapat menampung volume debit air
sungai yang besar;
2) Badan sungai yang tidak tahan bisa bobol dan air sungai akan meluap ke luar;
3) Dan seterusnya.
Masalah dapat pula dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, seperti berikut ini:
1) Apakah sebab - sebab banjir?
2) Apa saja akibat banjir?
3) Bagaimana mengatasi banjir?
b. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang rnasih semantara atau
setengah benar dan masih memerlukan pengujian dan pembuktian. Suatu hipotesis
seyogianya dirumuskan berdasarkan asumsi (assumtion), sedangkan yang dimaksud
dengan asumsi adalah pernyataan mengenai hal - hal yang berhubungan dengan
unsur-unsur yang dipermasalahkan yang diterima sebagai kebenaran tanpa bukii –
bukti.
c. Pengumpulan dan Analisis Data
Data dapat berbentuk kenyataan yang dapat ditangkap oleh panca indra
(dilihat, didengar, dirasa, dicium, diraba). Data diperlukan untuk menguji hipotesis.
Untuk mendapat data yang terpercaya diperlukan instrumen atau alat pengurnpul data
dan teknik pengumpulan data yang memadai. Instrumen yang baik adalah yang dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur dan ini disebut alat yang valid atau sahih.
d. Kesimpulan
Kesimpulan adalah hipotesis yang diuji dan dibuktikan kebenarannya.
Model penelitian sosial sebagaimana telah kita bahas merupakan salah satu
kecenderungan dalam pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses inkuiri (inquiry
orientation). Orientasi ini sering diberi label bermacam - macam, seperti inquery, discovery,
problem solving, critical thinking, reflective thinking; induction, Jan investigation
(Jarolimek, 1971 : 11). Semua istilah tersebut walaupun tidak mengandung pengertian yang
sama persis, pada dasarnya memiliki karakteristik yang sama yakni:
a. Menitik beratkan pada proses berpikir yang berkaitan dengan pemecahan masalah;
5
b. Melibatkan murid dalam proses belajar;
c. Merupakan altematif lain yang bersifat inovatif yang lebih maju dari pada penyampai
informasi secara eksposito.
Demikian sebagaimana ditegaskan oleh Jarolimek (1971: 11). Kecenderungan lain
dalam pendekatan kognitif adalah pendekatan konseptual (conceptual Approach). Jarolimek
(1971) menyebutkan sebagai ide ;antered program atau program pemhelajaran yang
berorientasi pada ide atau gagasan. Gagasan yang dimaksud adalah konsep, generalisasi,
konstruk, ide dasar, ide pokok, atau pengertian umum.
Kegiatan Belajar 2:
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS SD
A. Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan bentuk
sentuhan pedagoginya terhadap dimensi sosial dan personal atau dimensi inteligensia
emosional atau emotional intelligence menurut Goleman (1996). Apabila kita
menganalisis, dimensi atau aspek sosial dan personal atau emosional ini memiliki aspek -
aspek emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial yang satu sama lain memiliki saling
keterkaitan.
1. Emosi
Goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran atau
suatu keadaan biologis dan Psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Tercakup dalam emosi ini adalah amarah, kesehatan, rasa takut,
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu (Goleman, 1996 : 411 - 412) pikiran
emosional cenderung bersifat cepat, namun ceroboh atau tidak teliti.
Menurut W. T. Grand Consortiums, dalam Golem (1996 : 426 - 427)
keterampilan emosional mencakup hal - hal berikut: 1) Mengidentifikasi dan
memberi nama perasaan – perasaan; 2) Mengungkapkan perasaan; 3) Menilai
intensitas perasaan, 4) Mengelola perasaan; 5) Menunda pemuasan, 6)
Mengendalikan dorongan hati, 7) Mengurangi stress; 8) Mengetahui perbedaan
antara perasaan dan tindakan.
2. Nilai Dan Sikap
a. Nilai
6
Milton Rokeach dalam Banks (1977: 407 - 408) nilai adalah suatu jenis
kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang,
mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku
atau perlu tidak sesuatu dicapai Nilai juga merupakan ukuran untuk menetapkan
baik dan buruk. Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau sistem yang bisa
merupakan sistem nilai perseorangan atau kelornpok.
b. Sikap
Menurut Adport (1935) dalam winataputra (1989 : 148) sikap adalah suatu
kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang
memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respons atau tanggapan
individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya. Dengan rumusan
sederhana sikap dapat dipahami sebagai kecenderungan seseorang untuh berbuat
berkenaan dengan objek atau situasi.
Sikap dapat bersifat senang atau tak senang, takut atau berani, penuh
perhatian atau acuh tak acuh, sayang atau benci, dan bertanggung jawab atau
lepas tangan. Dilihat dari kadarnya sikap juga dapat bersifat simpleks atau
sederhana atau dapat pula bersifat multipleks atau rumit.
3. Perilaku Sosial
Perilaku sosial juga sering disebut keterampilan sosial (Social Skills) atau
keterampilan studi sosial (Social Studies Skills) (Marsh dan Print, 1975, Jarolime,
1971). Keterampilan, seperti ditegaskan oleh Jarolimek (1971 : 65) mengandung
unsur profiency atau kemahiran dan the capability of doing something well atau
kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Keterampilan ini memiliki dua
karakteristik, yakni developmental atau bertahap dan practice atau latihan. Artinya,
keterampilan memerlukan latihan secara bertahap.
Keterampilan sosial pada dasarnya mencakup semua kemampuan operasional
yang memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib
dan teratur dengan orang lain Dengan demikian, dapat memerankan dirinya sebagai
aktor sosial yang cerdas secara rasional, emosional, dan sosial. Semua itu
mencerminkan pola perilaku sosial seseorang.
Kebutuhan praktis dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dalam modul
ini akan disajikan beberapa model terpilih yang dapat diterapkan di SD. Model
tersebut akan berbentuk model perpaduan atau model eklektik yang dalam modul ini
kan dikemukakan sebagai berikut:
7
a. Pendekatan eksplositori berorientsi nilai dan sikap
b. Pendekatan analtik keteladan
c. Pendekatan kajian nilai.
d. Pendekatan integatif konsep dan nilai.
8
yang dipilih; dan 9) Pada kesempatan berikutnya guru meminta kesan - kesan penerapan
ciri keteladanan itu dari setiap murid.
Sumber informasi keteladanan dapat dikumpulkan bersama murid – murid.
Teladan yang dipilih dapat berasal dari pertibangan guru atau murid atau pilihan bersama
dan tidak memilih teladan yang kontroversi (menimbulkan pertentangan pendapat) atau
Dapat pula memilih teladan yang masih hidup.
9
7. Memberi penguasaan pentingnya unsur manusia khusus nilai, sikap,moral daiam
memelihara kelangsungan hidup agar lebih baik danlebih menenangkan.
MODUL 6
METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH
Kegiatan Belajar 1:
Perencanaan Pembelajaran IPS serta Ranah dan Tingkatannya
10
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara
sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan
program pengajaran IPS harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang
dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin
ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya
silabus menjadi acuan penting dalam penyusunan program pengajaran, dan juga kondisi
guru, siswa, dan sekolah pun tak boleh diabaikan.
11
1. Mengingat menekankan kepada kemampuan mengingat informasi dengan ditandai
perilaku siswa seperti: menjelaskan, menyatakan, menyebutkan, mengingat dan
mengenali.
2. Pemahaman menekankan kepada mengorganisasikan bahan-bahan yang telah
dipelajari, ditandai dengan contoh perilaku seperti menghubungkan, menjelaskan,
membandingkan, dan menafsirkan.
3. Aplikasi menekankan kepada penguatan informasi pada situasi tertentu yang
ditandai dengan perilaku seperti memberikan contoh, menerapkan, memecahkan,
mendemonstrasikan, mengkalsifikasikan.
4. Analisa menekankan kemampuan beripikir kritis. Contoh karakteristiknya adalah
memberikan alasan, menganalisis, menjelaskan sebab akibat dan membuktikan.
5. Sintesis menekankan kepada kemampuan berpikir original dengan mengambil
bagian-bagian yang telah dipelajari menjadi kesatuan yang utuh. Contoh
karakteristiknya adalah mengemban, mencipatkan, menyusun, merencanakan dan
memecahkan.
6. Evaluasi menekankan pada kemampuan untuk membuat pertimbangan didasarkan
pada standar tertentu. Contoh perilakunya adalah memutuskan, menaksir,
mengukur/menilai, menyeleksi dan menyetujui atau tidak menyetujui.
Ranah afektif terdiri atas lima tingkatan, mulai dari yang sederhana, kesadaran
atau mempersepsi sesuatu sampai internalisasi sesuatu menjadi bagian dari hidupnya.
Kelima tingkatan ranah afektif adalah:
1. Penerimaan berupa kesadaran akan fenomena lingkungan. Contohnya mendengarkan,
menjelaskan, dan menghadiri.
2. Respon yaitu reaksi terhadap komunikasi atau fenomena dengan contoh membaca,
menulis, mengatakan dan berlatih.
3. Penilaian yaitu kepantasan sesuatu dari lingkungannya dengan contoh menghargai,
mengikuti, memilih dan menilai.
4. Pengorganisasian berupa melakukan pemilihan yang tepat berdasarkan nilai-nilai yang
mereka pegang. Contohnya seperti menyeleksi, membandingkan, menegaskan,
memprioritaskan dan mengatur.
5. Karakteristik yaitu perilaku siswa yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku. Contohnya menentukan, mendemonstrasikan, dan mempribadikan.
12
Ranah Psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan fisik atau motorik pada
anak usia sekolah dasar. Harrow(1969) mengidentifikasi keterampilan psikomotor dalam
lima tingkatan yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan maturase atau kedewasaan.
Kegiatan Belajar 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
13
pengajaran adalah 1) Apa yang akan diajarkan; 2) Bagaimana mengajarkannya; 3)
Bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya Adapun terkait format rencana pembelajaran,
memang tidak ada format baku alam penyusunannya. Dengan demikian guru diharapkan
dapat mengembangkan format-format yang baru. Dalam hal ini akan disajikan dua model
persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru dalam membuat rencana
program pembelajaran. Adapun kedua model tersebut adalah
A. Model Ropes
Hunts (dalam Anbdul Majid, 2007:99-102) menyebut rencana prosedur
pembelajaran dengan singkatan ROPES yaitu Review, Overview, Presentation, Exercise,
Summary.
1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
yang sudah dimiliki oleh siswa.
2. Overview, overview dilakukan tidak terlalu lama antara 2-5 menit. Guru menjelaskan
program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan
isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Presentation, dalam tahap ini guru sudah masuk pada proses telling, showing, dan
doing.
4. Exercise, suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan
apa yang telah mereka pahami.
5. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam
proses pembelajaran
B. Model Satuan Pelajaran
Dalam KTSP Tahun 2006 sebuah perencanaan meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
14
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Tematik
15
5. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
6. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa.
Manfaat yang diperoleh dengan pelaksanaan pembelajaran tematik adalah 1) Siswa
mampu melihat hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat bukan tujuan akhir; 2) Pembelajaran menjadi utuh sehingga
siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah;
3) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat; dan 4) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi
dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan.
16
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
a. Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa secara individual
maupun kelompok untuk aktif menggali dan menumukan konsep-konsep secara
holistik dan otentik. Sehingga membutuhkan berbagai sarana dan prasarana
belajar.
b. Memanfaatkan berbagai sumber belajar yang didesain secara khusus atau yang
tersedia dilingkungan sekitar.
c. Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
d. Masih dapat menggunakan buku ajar atau buku sumplemen khusus untuk masing-
masing mata pelajaran yang terinegrasi.
4. Implikasi terhadap pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan
pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.
5. Implikasi terhadap pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristiknya, pembelajaran ini perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, dan bercakap-cakap.
17
3. Penyusunan Silabus
Hasil-hasil dari seluruh penyusunan sebelumnya dijadikan dasar dalam
penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, pengalaman belajar, alat, dan penilaian.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa
yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Terkait komponen dalam rencana
pembelajaran tematik telah dirinci dalam modul.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam mata pelajaran IPS selain
berfungsi sebagai manajer kelas dan fasilitator, menjadi teladan aktor sosial. Salah satu
rujukan dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPS adalah dengan
mempertimbangkan tujuan dan ruang lingkup kajian pengajaran IPS di Sekolah
Dasar. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS adalah interdisipliner atau
multidisipliner. Artinya, dalam proses belajar mengajardi kelas IPS, para siswa
seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah
atau topik dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan yang dapat digunakan oleh
guru dalam pembelajaran IPS diantaranya pendekatan kognitif, Pendekatan Sosial,
Personal dan Perilaku.
Keberhasilan proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS sangat
ditentukan oleh metode, media, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar ruangan.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga makalah yang penulis
sajikan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita tentang “ Modul 5 dan Modul 6
Pembelajaran IPS SD”.
Penulis mengucapkan terimakasih atas partisipasi dosen pembimbing dan teman-
teman. pemakalah mengharapkan kritikan, dorongan, masukan, dan saran dari pembaca
atau peserta diskusi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Dani. 2016. Makalah Pendekatan dan Strategi Pembelajaran IPS SD. Kediri:
Unversitas Nusantara PGRI Kediri.
Sardjijo dan Ischak, 2019. Pendidikan IPS di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Team Dosen, 2016. Bahan Perkuliahan Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi. Medan: Universitas
Negeri Medan.
20