Anda di halaman 1dari 3

Terapi pada Ketidakseimbangan Otot Orofasial

Gangguan myofungsional dapat berupa suatu kondisi spesifik atau perilaku yang
dapat memberikan suatu dampak negatif pada bentuk dan fungsi oral. Beberapa masalah
tersebut antara lain kebiasaan menjulurkan lidah kedepan, kebiasaan mendorong lidah yang
berhubungan dengan aktivitas berbicara dan menelan, bibir yang inkompeten, kebiasaan
bernapas melalui mulut sehingga kondisi mulut saat istirahat cenderung terbuka, thumb and
finger sucking, bruxism, dan kebiasaan menggigit sesuatu yang dapat bibir, jari, lidah, dan
pipi.
Untuk anak-anak yang mempunyai kebiasaan bernafas melalui mulut dapat
dianjurkan penggunaan oral screen yang menggunakan tekanan dari otot-otot orofasial dan
jaringan lunak pada pipi dan bibir untuk mencegah bernafas melalui mulut dan defisiensi
postur bibir. Anak-anak yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut akan menyebabkan
lengkung gigi dan rahang menyempit serta cenderung cembung ke depan atau istilah
awamnya tonggos. Kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan alat oral screen.2,5
Pada anak-anak yang memiliki kebiasaan menghisap benda, perawatan yang dapat
diberikan adalah dengan penggunaan alat cekat atau lepasan yang terbuat dari kawat yang
tertanam pada akrilik (crib dan rake). Alat ini tidak hanya berfungsi sebagai retainer namun
juga berfungsi sebagai pengingat agar si anak tidak mengulangi kebiasaan buruknya.1
Sedangkan untuk anak yang mempunyai kebiasaan mendorong-dorong lidah bisa digunakan
oral grid.
Selain perawatan dengan menggunakan alat, ada juga perawatan dengan latihan otot.
Latihan otot merupakan perawatan yang disenangi pasien karena mudah dan murah. Pasien
memerlukan waktu 5-10 menit perhari selama 5-7 hari. Tujuan dari terapi ini adalah

mendapatkan posisi istirahat yang normal, berbicara dengan jelas, dan pola penelanan yang
benar (Moeler, 2008).
Latihan otot merupakan salah satu merupakan pilihan perawatan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah myofungsional. Latihan otot juga termasuk perawatan dalam kategori
ortodonti interseptif dimana pada tahap ini maloklusi baru terjadi atau sedang dalam proses
terjadi. Tujuan dari prosedur myofungsional therapy atau latihan otot tersebut antara lain
berusaha untuk mencapai interocclusal rest position (dental freeway space) yang normal
dengan cara membentuk kembali kompetensi bibir, mengembalikan posisi normal lidah saat
istirahat, melatih kembali posisi lidah saat menelan, dan mengeliminasi kebiasaan menghisap
atau menggigit jari. Penanganan bruxism juga merupakan salah satu prosedur latihan otot
karena pada saat terjadi bruxism, terdapat pengurangan vertikal dari freeway space. Salah
satu tujuan lain dari myofungsional therapy adalah untuk meningkatkan kosmetik. Pada
pasien dengan bibir tidak kompeten dan mulut terbuka sering dipersepsikan sebagai orang
bodoh. Dengan mengembalikan kompetensi bibir penampilan pasien dapat berubah dan
pandangan orang lain pun dapat berbeda. Tingkat keberhasilan dari terapi myofungsional
berdasarkan beberapa data menunjukkan beragam kondisi efektivitas dan stabilisasi jangka
panjang.

Daftar Pustaka
1. Finn SB. Clinical pedodontics. 4th eds. Philadelphia. Saunders Company
2. Mason RM. A retrospective and prospective view of orofacial myology. International
Journal

of

Orofacial

Myology

2008;

34:5-14.

<http://suburbanmft.com/_pdf/A%20Retrospective%20and%20Prospective%20View
%20of%20Orofacial%20Myology.pdf> (6 Desember 2014)
3. Moeller, Joy.2008. The Critical Missing Element to Complete Care : Where Orthodontics
and Orofacial Myofunctional Therapy Meet. www. Myofunctional-Therapy.com

Anda mungkin juga menyukai