Iklan Coca Cola dalam 24 Versi pada World Cup 2014 sebagai Bentuk
Komunikasi Global
Disusun oleh:
Anna Valeria
1106085182
Bella Andriani
1106084892
1106085030
Shilla Indiarnita
1106084570
Sekar Putri
1106084596
DEPOK
DESEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, sebuah perusahaan multi nasional (MNC)
mengkoordinasikan seluruh aktivitas pemasaran ke berbagai negara. Dalam hal ini
perusahaan melakukan adanya standarisasi produk, packaging, dan merek. Bahkan,
beberapa produk dan jasa secara serempak menyamakan pesan komunikasi atau
kampanye penjualannya (Johansson, 2009) dalam (Iswandi, 2010).
Menurut Syifa dan Hanggana dalam jurnal yang berjudul Perkembangan Media
Informasi dan Teknologi Terhadap Anak dalam Era Globalisasi, pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi memperluas jangkauan sejumlah perusahaan
untuk memasarkan produk atau jasanya ke berbagai negara secara global.
Pemanfaatan teknologi digital saat ini juga menjadi suatu kebutuhan masyarakat,
khususnya dalam hal video digital. Saat ini pemanfaatan teknologi video digital bukan
hanya dikalangan masyarakat atas saja tetapi juga oleh masyarakat menengah ke
bawah. Dengan begitu, pemanfaatan teknologi digital sudah menguasai seluruh
lapisan masyarakat. Berkaitan dengan itu, banyak perusahaan memanfaatkan momen
ini dengan menggunakan video digital sebagai media promosi produk-produknya
karena dianggap paling efektif dan dapat meningkatkan performa perusahaan
(Amaliola dan Nugraha).
Hadirnya kemajuan teknologi informasi yang serba digital ini, membawa setiap
orang ke dunia bisnis yang revolusioner karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis
dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi (Gressiama, 2014). Salah satu
perusahaan yang menggunakan kemajuan teknologi dengan jangkauan yang
mendunia adalah perusahaan Coca Cola yang merupakan minuman ringan. Coca Cola
di produksi oleh The Coca Cola Company yang bermarkas di Amerika Serikat (cocacolacompany.com). Sebagai brand yang selalu mengusung keceriaan, semangat dan
berjiwa muda, Coca Cola memilih industri musik dalam mempromosikan produk
variannya (businessweek.com). Selain itu, Coca Cola juga melakukan pemasaran
yang konsisten pada industri musik dan sepak bola, dibuktikan dengan Coca Cola
yang selalu mengambil peran utama dalam sponsorship FIFA World Cup yang
merupakan ajang piala dunia internasional (adage.com).
BAB II
LANDASAN TEORI
Teknik Propaganda
Propaganda adalah sebuah bentuk komunikasi massa. Artinya, agar pesan dalam
komunikasi tersebut tepat sasaran, seseorang di dalam melakukan propaganda harus
mempunyai cara atau teknik untuk melakukan propaganda (Harsini, 2009). Terdapat
tujuh teknik propaganda yaitu name calling, glittering generalities, testimonials,
transfer, plain folk, card stacking, dan bandwagon technique (Sastropoetro,
1983:153).
1. Name Calling
Warsono (2007:65) mengatakan name calling sebagai teknik umpatan. Teknik ini
adalah teknik propaganda dengan memberikan sebuah ide atau label yang buruk. Hal
ini bertujuan agar orang menolak ide tertentu tanpa mengoreksinya/memeriksanya
terlebih dahulu. Salah satu ciri yang melekat pada teknik ini adalah propagandis
menggunakan sebutan-sebutan yang buruk atau sesuatu yang berkonotasi negatif
terhadap lawan yang dituju (Nurudin 2001:30).
2. Glittering Generalities
Warsono (2007:66) mengatakan glittering generalities adalah sebutan yang mulukmuluk. Menurut Nurudin, teknik propaganda sebutan yang muluk-muluk ini adalah
suatu teknik propaganda dengan mengasosiasikan sesuatu dengan suatu kata bijak
yang digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa
memeriksanya terlebih dahulu. Dalam teknik propaganda ini digunakan kata-kata
dengan konotasi positif. Teknik ini dimunculkan untuk mempengaruhi persepsi
masyarakat agar mereka ikut mendukung gagasan propagandis (Nurudin, 2001:31).
Menurut Warsono (2007:67), selain menggunakan kata yang muluk-muluk, teknik ini
juga dapat menggunakan kata biasa yang menyiratkan kehebatan. Contoh
penggunaan teknik ini seperti slogan sejernih akal sehat (Filma) dan kualitas emas
(Kunci Mas) (Harsini, 2009).
3. Transfer
Menurut Warsono (2007:74), teknik transfer diartikan sebagai teknik meminjam
ketenaran. Teknik ini meliputi kekuasaan, sanksi, dan pengaruh sesuatu yang lebih
dihormati serta lebih dipuja dari hal lain agar membuat sesuatu lebih bisa diterima
oleh komunikan.teknik propaganda transfer dapat menggunakan pengaruh seseorang
atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam suatu lingkungan.
Propagandis dalam hal ini memiliki maksud agar komunikan terpengaruh secara
psikologis terhadap hal yang sedang dipropagandakan (Nurudin, 2001:32).
Penggunaan artis yang cantik untuk mengiklankan suatu produk kosmetik tertentu
merupakan salah satu di dalam penggunaan teknik ini.
4. Testimonials
Testimonials merupakan propaganda yang berisi perkataan orang yang dihormati atau
dibenci bahwa ide atau program suatu produk adalah baik atau buruk (Nurudin,
2001:32). Teknik ini biasa digunakan dalam kegiatan komersial, tetapi juga dapat
digunakan untuk kegiatan politik.
5. Plain folk
Plain folk adalah propaganda dengan menggunakan cara memberi identifikasi
terhadap suatu ide. Teknik ini mengidentikkan yang dipropagandakan milik atau
mengabdi pada komunikan (Nurudin, 2001:33). Warsono mengatakan teknik ini
pura-pura orang kecil, karena saat menggunakan teknik ini propagandis
mengidentifikasikan dirinya sebagai rakyat dengan cara menempatkan dirinya seolaholah seperti rakyat juga.
6. Card Stacking
Sastropoetro mengartikan card stacking sebagai propaganda dengan menonjolkan halhal baik dari sesuatu (Sastropoetro, 1983:155). Card stacking diartikan oleh Warsono
sebagai penumpukkan fakta yang mendukung, meliputi seleksi dan kegunaan fakta
atau kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan, dan masuk akal atau tidak masuk akal
suatu pernyataan agar memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik untuk suatu
gagasan, program, manusia, dan barang (Warsono, 2007:84). Teknik ini hanya
menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saha sehingga publik hanya melihat satu sisi
saja (Nurudin, 2001:34).
4
7. Bandwagon Technique
Teknik ini menggembar-gemborkan sukses yang dicapai oleh seseorang, suatu
lembaga, atau organisasi. Teknik ini merupaan teknik propaganda yang mendorong
kita untuk mendukung suatu tindakan/pendapat karena hal tersebut populer atau
dengan kata lain banyak atau bahkan hampir semua orang melakukannya (Nurudin,
2001:34).
8. Reputable mouthpiece
Teknik ini dilakukan dalam mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seseorang yang menyanjung
pemimpin, akan tetapi tidak tulus (Nurudin, 2001:34).
Konsep Modernisasi
Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di
tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara: historis, relatif, dan
analisis. Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau
Amerikanisasi. Modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju cita-cita masyarakat yang
dijadikan model. Menurut pengertian relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan
untuk menyamai standar yang dianggap moderen baik oleh masyarakat banyak
maupun oleh penguasa. Definisi analisis berciri lebih khusus dari pada kedua definisi
sebelumnya yakni melukiskan dimensi masyarakat moderen dengan maksud untuk
ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra modern (Sztompka,
2004: 152-153).
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke
arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses
perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana
5
BAB III
ANALISA
Pada bab ini peneliti akan menganalisa kampanye komunikasi global yang
dilakukan Coca Cola pada World Cup 2014. Kampanye tersebut dapat dikaitkan
dengan teknik propaganda yang mencakup 7 kategori dan konsep modernisasi.
Terdapat tujuh teknik propaganda yaitu name calling, glittering generalities,
testimonials, transfer, plain folk, card stacking, dan bandwagon technique
(Sastropoetro, 1983:153). Dari teknik tersebut dapat di kaitkan ke dalam analisa
kampanye Coca Cola The World is Ours.
Di dalam glittering generalities digunakannya kata-kata positif sehingga dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat. Pada kampanye Coca Cola tersebut The World
is Ours digunakan sebagai kata-kata bijak. Kata tersebut dipilih menjadi judul lagu,
tema lagu, dan slogan dari Coca Cola pada anthem FIFA World Cup 2014. The World
is Ours memiliki makna bahwa dunia ini milik kita dan kita tinggal di satu dunia.
Sehingga Coca Cola mengajak seluruh orang untuk merayakan kemenangan.
Pada teknik transfer, adanya seorang tokoh yang dikagumi di dalam suatu
lingkungan sangat berpengaruh besar agar komunikan terpengaruh dengan adanya
propaganda. David Correy terpilih sebagai penyanyi lagu tersebut karena David
Correy berasal dari Brazil, dimana Brazil adalah tempat diselenggarakannya World
Cup 2014 tersebut. Tetapi David Correy adalah seorang artis Hollywood sebagai
finalis X-Factor, hal ini menambah pasar Amerika Serikat, sebab David sudah dikenal
oleh warga Amerika Serikat. Jika dipilih penyanyi terkenal asal Brazil tetapi dia tidak
dikenal oleh Amerika atau dipilih penyanyi asal Amerika tetapi tidak berasal dari
Brazil maka kurang adanya nilai di dalam teknik transfer. Sedangkan dipilihnya
Millane Fernandez untuk menyanyikan versi Indonesia, sebab Millane memiliki
karakter vokal yang khas yang lain dari penyanyi Indonesia lainnya. Selain itu
Millane memiliki prestasi dimana dia berhasil menjadi juara di dalam ajang kompetisi
pencarian bakat di Jerman dan single lagunya yang berjudul Boom Boom sudah
terkenal di Jerman. Millane sendiri adalah blasteran Indonesia dan Jerman. Adanya
prestasi dan karakter vokal unik yang dimiliki Millane Fernandez adalah teknik
meminjam ketenaran atau transfer.
dalam
meningkatkan
revenue
di
dalam
aktivitas
pemasarannya
ini menunjukkan keterkaitan antara masyarakat Indonesia dengan video skala global
ini.
Kedua, yaitu modernisasi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan
untuk menyamai standar yang dianggap modern, baik oleh masyarakat banyak
maupun oleh penguasa. Hal ini ditunjukkan pada penggunaan bahasa inggris pada
lagu World is Ours yang dipadukan dengan bahasa dari negara-negara yang ikut
merilis lagu tersebut. Hal kedua dapat dilihat dalam penggunaan dua bahasa yang
berbeda, yaitu bahasa inggris dan bahasa asal negara-negara lain tersebut. Kedua
bahasa dilebur menjadi padu dalam lagu kampanye global Coca Cola ini. Penggunaan
busana ala barat (kaos gombrong, crop top, hotpants, sweatpants yang kasual) yang
dikenakan Millane Fernandez juga dapat dikaitkan dengan modernisasi relatif.
Ketiga, yang dapat dirujuk ke konsep modernisasi ditunjukkan melalui konsep
analisis. Berbeda dari dua definisi sebelumnya, konsep ini memiliki ciri yang lebih
khusus, yakni melukiskan maksud dari dimensi masyarakat modern yang ditanamkan
dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra modern. Ciri ini muncul pada
penggunaan angklung dalam iringan musik dan tarian pendet sebagai koreografi
video. Menunjukkan bahwa budaya tradisional Indonesia dapat melebur dengan
produk barat.
Definisi lain dari modernisasi ialah proses transformasi dari suatu arah
perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat. Hal ini dapat dihubungkan
dengan tayangan video The World is Ours versi Indonesia yang dilihat oleh 4,346,732
penonton di Youtube. Video ini merupakan salah satu video Indonesia yang memiliki
tingkat popularitas tinggi karena dirilis secara global. Artinya, Indonesia mendapat
perhatian lebih dari dunia dalam peranannya pada kampanye global Coca Cola. Ini
merupakan dampak positif bagi Indonesia. Dalam definisi tersebut dilanjutkan bahwa
modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang
lebih maju yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, poin ini
terkait dengan isi video yang menampilkan sisi kemajuan Indonesia. Video ini
menayangkan orang-orang (yang berpakaian, memakai aksesoris, bergaya hidup) dan
tempat-tempat Indonesia yang sudah modern. Aspek ini memperlihatkan dunia bahwa
Indonesia bukanlah negara kuno dan tidak maju.
Visual dan audio pada video ini turut menayangkan individu Indonesia yang
telah mengadaptasi gaya hidup yang lebih kompleks dan maju serta cepat berubah.
Dilihat dari minimnya penggunaan gerakan tarian tradisional (hanya tari pendet) dan
9
lebih banyak gerakan tarian kontemporer modern (seperti tari hip-hop). Modernisasi
juga dilihat dari perubahan teknologi dalam sarana penayangan video, video ini tidak
dirilis lewat media televisi melainkan melalui media sosial youtube. Hal ini merubah
sosial ekonomi masyarakat dalam cara mendapatkan hiburan, yakni tidak hanya
bergantung pada saluran televisi namun juga memerlukan jaringan internet untuk
dapat akses dan berinteraksi lewat video ini. Korelasi diatas seturut dengan konsep
Roger Everett akan modernisasi.
Kesimpulannya adalah, terdapatnya peran komunikasi global yang digunakan
oleh Coca Cola pada lagu the World is Ours yaitu dengan mengaitkannya pada
konsep modernisasi dan teknik-teknik proganda. Kampanye yang dilakukan oleh
Coca Cola tersebut berhasil tersebar secara luas karena adanya keseragaman bentuk
komunikasi yang didukung dengan adanya perkembangan teknologi yaitu internet,
salah satunya adalah di dalam Youtube. Sehingga dengan adanya media Youtube
seluruh masyarakat lapisan dunia dapat mengakses dan dapat melihat berbagai versi
dari lagu tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal :
Ameliola, Syifa & Nugraha, Hanggara Dwiyudha, Perkembangan Media Informasi
dan Tekologi Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Prosiding the 5th International
Conference on Indonesian Studies: Ethnicity and Globalization.
Harsini, Diyah Musri. 2009. Teknik Propaganda dalam Lirik Lagu Band Punk
Marjinal.
Buku :
Abdulsyani. (1994). Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara,
hlm 176-177.
Gumucio-Dagron, A., & Tufte, T. (Eds.) (2006). Communication for Social Change
Anthology:
Historical
and
Contemporary
Readings.
South
Orange/USA:
Johansson, J.K. (2009). Global marketing: Foreign entry, local marketing &
global management. New York: McGraww Hill
11
Sztompka, Piort. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada, hlm 152-153.
Website:
Acara-acara.com. 2014. Millane Fernandez Berduet Dengan David Correy Bawakan
Anthem Piala Dunia Fifa 2014 Versi Indonesia. Diakses pada 18 Desember 2014
dari situs: http://www.acara-acara.com/events/6255#.VJUkpAAPB
AdAge.com. 2014. How Coca-Cola Made 32 Local Anthems From One Global World
Cup Theme. Diakses pada 18 Desember 2014 dari situs http://adage.com/article/cmostrategy/coca-cola-boosted-local-appeal-world-cup-anthem/293519/
Businessweek.com. 2014. Why Coca-Cola Released 32 Versions of the Same Song for
the
World
Cup.
Diakses
pada
17
Desember
2014
dari
situs:
http://www.businessweek.com/articles/2014-06-04/why-coca-cola-released-32versions-of-the-same-song-for-the-world-cup
dari
situs
http://www.coca-colacompany.com/our-company/the-coca-cola-
system#TCCC
12
Culmination of The World Is Ours Journey Around the World Including 24 Local
Versions Covering 175 Markets. Diakses pada 18 Desember 2014 dari situs
http://finance.yahoo.com/news/coca-cola-releases-world-ours-040100387.html
Video:
Vimeo.com. 2014. Coca-colas World Cup Anthem Behind The Scenes. Diakses pada
21 Desember 2014 dari situs http://vimeo.com/98126589
Youtube.com. Lagu Piala Dunia 2014: Dunia Kita (Versi Indonesia). 2014. Diakses
pada 16 Desember 2014 dari situs https://www.youtube.com/watch?v=GbNqdoFzhGo
Youtube.com. 2014. The World is Ours (The Worlds Remix). Diakses pada 18
Desember 2014 dari situs https://www.youtube.com/watch?v=kIWH6pi2K_k
13