Pengaruh Diplomasi Publik terhadap brand Nature Republic Korea di FISIP (UHO).
PROPOSAL
Oleh
C1B117251
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Diplomasi merupakan salah satu hal penting yang biasanya mewakili suatu negara
dalam pelaksanaan kepentingan nasional. Diplomasi sebagai alat utama dalam pencapaian
kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau organisasi internasional melalui
perantara atau wakil-wakilnya di Negeri lain. Melalui diplomasi ini sebuah negara dapat
membangun jati diri Negaranya. Dalam hubungan antar negara, pada umumnya diplomasi
yang tepat untuk menghentikan perang dan menjaga perdamaian. Diplomasi sendiri berputar
pada isu politik sebagai usaha negara untuk mencapai kepentingannya tanpa harus
menggunakan jalan kekerasan. Sehingga proses diplomasi pada awalnya merupakan proses
yang eksklusif, hanya dilakukan oleh perwakilan-perwakilan negara secara resmi. Seiring
dengan perkembangan zaman, isu yang termasuk dalam diplomasi kemudian tidak hanya
berputar pada isu politik. Isu-isu lain seperti ekonomi, kesehatan, keamanan manusia, sosial,
dan bahkan budaya menjadi isu yang tidak kalah penting dari isu politik dalam diplomasi.
Hal ini kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dari diplomasi, salah satu bentuk baru
tersebut adalah diplomasi publik, yang tidak lagi menjadikan semua proses diplomasi sebagai
publik juga kemudian terus berkembang. Perkembangan dari praktik diplomasi publik dengan
bantuan teknologi dan keterlibatan masyarakat ini kemudian membentuk diplomasi publik
1
Barston,2013
baru, yang juga dikenal sebagai new public diplomacy. Konsep diplomasi publik baru muncul
dengan membawa aktor nonnegara termasuk kelompok dan individu sebagai aktor yang
memiliki andil dalam proses diplomasi publik. Keterlibatan aktor non-negara memungkinkan
proses diplomasi publik menjadi lebih interaktif, berbeda dengan proses diplomasi publik
tradisional yang lebih banyak berupa interaksi satu arah. Dalam hal penyajian budaya,
diplomasi publik baru sendiri seringkali menggunakan media sosial sebagai alat.
Konsep diplomasi publik baru dapat dikaitkan dengan tiga konsep yang juga berkaitan
antarbudaya. Namun dalam hal dipomasi publik baru, hubungan antarbudaya merupakan
konsep yang paling dekat dengan konsep diplomasi publik baru. Hal utama dalam hubungan
budaya dan diplomasi publik baru sama-sama mengenai membangun hubungan dengan
publik asing, bukan hanya sekedar menyebar informasi atau pesan. Dengan tujuannya untuk
membangun hubungan dengan publik asing, diplomasi publik baru dan hubungan budaya ini
biasanya lebih mengacu pada proses jangka panjang. Berbeda dengan diplomasi publik yang
lebih banyak mengacu pada penyampaian informasi.korea selatan adalah salah satu negara
publik yang dilakukan oleh Korea Selatan diawali dengan korean wave.
Korean wave diawali pada tahun 2001 pada media masa gossip selebriti yang ditulis
oleh Hwan Joang.korean wave suatu fenomena dimana pertumbuhan budaya korea dapat
ditampilkan melalui media massa untuk memperkenalkan kepada dunia dengan penayangan
serial drama yang diyangkan di berbagai stasiun TV,tidak hanya serial drama tetapi siaran
kecantikan negeri ginseng banyak dikenal dan diminati oleh manca negara termaksud Negara
Indonesia. Mulai dari metode pearawatan kulit ( skincare ) hingga gaya bermake up. Gaya
tren make up korea yang flawless dan natural lebih banyak diminati oleh Negara asia.
Penggunaan produk kosmetik kini tidak berkiblat pada produk-produk yang berasal dari
Negara barat dan mulai bergeser pada produk Asia terutama Korea Selatan.
Tren make up Korea di Indonesia memiliki banyak peminat yang dapat dilihat dari
permintaan yang tinggi atas produk produk kecantikam korea di beberapa e-commerce dan
marketplace di Indonesia.Korea Selatan menjadi pasar kosmetik jenis skincare terbesar. Salah
satu kosmetik yang berekspansi ke Indonesia dari Korea Selatan yaitu Nature Republic yang
Nature Republic pertama kali membuka toko konvensional pada maret 2009 di
pembersih (cleansing), masker, base makeup, point makeup, perawatan rambut dan tubuh,
(Marketeers, 2018).
Survey merek produk kecantikan Korea di Indonesia pada tahun 2016
Dari Survey diatas dapat dilihat bahwa produk Korea sangat diminati oleh masyarakat
di Indonesia. Hasil survey menunjukkan bahwa peringkat Nature Republic pada tahun 2016
mencapai 14.96%. Hal ini menujukkan bahwa minat konsumen terhadap produk Nature
Republic bisa dikatakan cukup tinggi. Nature Republic’s Aloe Vera 92% Soothing Gel
Nature Republic memiliki strategi yaitu dengan menjadikan salah satu boyband atau
penyanyi K-Pop terkenal asal Korea yaitu EXO menjadi brand ambasador nya. Itu salah satu
cara Nature Republic menarik minat beli konsumen. Seperti dikatakan pada today.line.me
(2018) yaitu Nature Republic Akan Hadirkan Produk EXO di Indonesia”. Pada saat opening
store Nature Republic. Mengingat EXO telah menjadi brand ambassador dari Nature
boyband EXO juga rutin menggunakan produk dari Aloevera Nature Republic. Mereka
bahkan punya beberapa produk favorit yang biasa disebut sebagai EXO's Pick.
brand image, salah satu faktor yang membuat Nature Republic meledak atau booming
adalah brand trust atau kepercayaan pada produk Nature Republic dari para konsumen,
dikarenakan manfaat yang diberikan oleh produk Nature Republic benar-benar memberikan
hasil yang baik bagi para pengguna produk Nature Republic. Salah satu alasan mengapa
produk tersebut dapat memberikan hasil yang baik karena produk Nature Republic bersumber
murni dari alam yaitu aloe vera atau lidah buaya yang dapat digunakan di anggota tubuh
seprti rambut, wajah, dan bibir.banyaknya manfaat yang terkandung dalam Nature Republic
Sehingga, memberikan kepercayaan pada konsumen bahwa product Nature Republic aman
untuk digunakan. Menurut Dawar dan Pillutla (2000, dalam Semuel dan Lianto, 2014), brand
trust adalah sesuatu yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Dawar & Pillutla 2000).
Dengan adanya brand trust yang baik pada suatu produk, akan meningkatkan minat beli
konsumen. Suatu produk dengan brand yang telah dipercaya maka konsumen akan cenderung
sudah menjadi tren dan banyak pebisnis yang memanfaatkan teknologinya. E-commerce
merupakan perdagangan online yang dimana masyarkat sekarang lebih senang dan sering
Salah satu e-commerce yang dimiliki Nature Republic adalah dia memiliki situs
website resmi berskala internasional atau global yang dapat dikunjungi oleh berbagai
konsumen diberbagai belahan dunia yaitu naturepublicusa dan di negara Indonesia sendiri
Nature Republic memiliki ecommerce tersindiri melalui aplikasi instagram yaitu Nature
Republic Indonesia. Disana atau melalui situs e-commerce Nature Republic memiliki product
reviews tersendiri, yang dimana pada product reviews tersebut para konsumen dapat berbagi
pengalaman dalam penggunaan produk Nature Republic, dan saling menyarankan dengan
konsumen yang lain dalam pemakaian produk yang tepat untuk digunakan
Didasari dengan sifatnya manusia yang suka menjalin hubungan melalui komunikasi
antara satu dengan yang lainnya, maka informasi mengenai produk barang atau jasa melalui
cara word of mouth lebih cenderung dipercaya. Strategi word of mouth merupakan strategi
pemasaran dari mulut ke mulut tanpa adanya paksaan. Strategi pemasaran ini lebih menarik
dan bisa lebih dipercaya karena biasanya orang yang sudah mencobanya dan mendapatkan
hasil yang bagus akan merekomendasikan keorang lain tanpa ada paksaan.Terlebih lagi cara
word of mouth tersebut telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman melalui
electronic word of mouth (eWOM) sangat berpengaruh bagi purchase intention pada
produk Aloevera Nature Republic. Electronic word of mouth penting bagi Nature Republic
karena berisi berbagai data dan informasi tentang konsumen pengguna Nature Republic.
Selain itu juga pada website atau situs resmi dari Nature Republic yaitu
konsumen mereka yaitu melalui program product reviews yang dapat dikunjungi pada
website atau situs resmi yang ada. Rata-rata pengguna atau konsumen dari produk Aloevera
Nature Republic yaitu para selebritis atau public figure yang dapat diketahui langsung
melalui komentar di kolom review website Nature Republic (electronic word of mouth).
fenomena “Korean Wave” atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini dapat dijumpai di
Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi
milenial. Perkembangan teknologi informasi yang masif akibat adanya globalisasi menjadi
Indonesia. Korean Wave sendiri diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan seperti
Korea. Sering berjalannya waktu, budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari para pecinta budaya Korea, mulai dari fashion, make up, korean skincare,
Keberadaan artis Kpop saat ini banyak mempengaruhi preferensi para milenial dalam
beberapa hal. Misalnya semakin maraknya penggunaan produk-produk skincare dan make up
boyband EXO, pada Februari 2020. Grup ini sudah tujuh tahun menjadi brand ambassador
Nature Republic diumumkan secara resmi oleh pihak Nature Republic pada Senin, 13 April
Adapun hasil penemuan preliminary survei yang ada memperlihatkan bahwa jumlah
mahasiswa fisip yang menggemari produk Nature Republic cukup banyak. Maka penelitian
ini fokus pada “Pengaruh diplomasi public terhadap brand Nature Republic korea di FISIP
(UHO)”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, perumusan masalah yang
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ada pada penelitian ini
adalah:
sebagai bahan yang berguna untuk penelitian selanjutnya mengenai Pengaruh diplomasi
publik terhadap brand Nature Republic korea di FISIP (UHO). Dan juga untuk
BAB III metode penelitian penulis menjelaskan, jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, desain penelitian, konseptualisasi
teori dan konsep yang telah dibahas di bab tiga dan pengujian kesesuaian konseptual teori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 diplomasi
Diplomasi merupakan suatu alat yang membawa kepentingan negara kenegara lain
dengan tujuan tertentu. Diplomasi secara praktek yaitu pelaksanaan hubungan antar negara
melalui perwakilan resmi. Kegiatan diplomasi dapat dilakukan dengan negara tertentu saja
(bilateral) atau bisa juga dilakukan dengan banyak negara (multilateral). Pada pelaksanaannya,
diplomasi bertujuan untuk menjalin, mempererat, dan meningkatkan hubungan antara suatu negara
Diplomasi adalah salah satu alat utama yang digunakan negara dalam pelaksanaan
politik luar negeri dan pencapaian kepentingan nasional yang kemudian bisa menjadi nilai
tawar atau state branding sebuah negara sehingga juga dapat membangun citra atau image
dari sebuah negara.2Diplomasi termasuk ke dalam soft power yang memiliki beragam bentuk
seperti diplomasi publik, diplomasi asap, diplomasi beras, diplomasi gertakan dan diplomasi
kebudayaan.3
Diplomasi merupakan salah satu kajian utama dalam studi hubungan internasional.
dengan negara yang lain. Dalam perkembangan diplomasi saat ini, diplomasi telah
meninggalkan sisi tradisionalnya yaitu dominasi negara. Telah terjadi perubahan sifat
diplomasi yang mana diplomasi mengarah pada manajemen hubungan antara negara dan
2
Tonny dian effendi, “E-Diplomacy sebagai sarana ptomosi potensi daerah kepada dunia internasional”, Jurnal,
web: journal.unair.ac.id/filerPDF/4 e-Diplomacy Pemda Indonesia, final edit OK.pdf, (diakses tanggal 6
desember 2020).
3
Milton C. Cummings, “Cultural diplomacy and the united states goverment: a survey for arts and culture”,
(2003), Hal 1.
4
R.P Barston, 1997, Modern Diplomacy, Pearson Education, England
Diplomasi publik adalah diplomasi yang dilancarkan tokoh atau kelompok
(awareness) atau membentuk citra positif tentang diri atau lembaga yang menaunginya
dengan menggunakan cara-cara yang menyenangkan dan dapat diterima.5 Konsep diplomasi
publik dapat dilihat dari sisi publik sebagai obyek dan subyeknya. Publik sebagai obyek,
dalam artian publik di negara lain adalah obyek atau tujuan dari diplomasi negara. sedangkan
publik sebagai subyek dalam artian publik di tataran domestik ikut serta dalam aktifitas
diplomasi negara/pemerintah. Ada tiga perbedaan antara diplomasi publik dengan diplomasi
yang sifatnya resmi (tradisional). Pertama, diplomasi publik bersifat transparan dan
lainnya. Ketiga, tema dan isu yang diusung oleh diplomasi resmi (jalur pertama) ada pada
prilaku dan kebijakan pemerintah, sedangkan tema dan isu yang diangkat oleh diplomasi
negara melalui understanding, informing, and influencing foreign audiences. Dengan kata
government relations maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people
relations atau bahkan people to people relations. Tujuannya, agar masyarakat internasional
mempunyai persepsi baik tentang suatu negara, sebagai landasan sosial bagi hubungan dan
pencapaian kepentingan yang lebih luas.6 Diplomasi saat ini sudah berkembang menjadi
diplomasi modern di mana aktor dalam kegiatan diplomasi bukan lagi pemerintah, melainkan
5
Shoelhi, 2011: 79
6
Susetyo, 2008
diplomasi publik telah membuka jalan bagi diplomasi yang dilakukan antar
pemerintah, serta memberi timbal balik melalui informasi-informasi penting dan memberikan
cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah kenegaraan. Kelebihan dari diplomasi
publik ialah dapat melibatkan unsurunsur lain seperti departemen dalam pemerintah, swasta,
NGO (non Goverment Organization), media, dan individu. Bentuk diplomasi ini sangat
sesuai dilaksanakan guna menjalin hubungan bilateral ataupun multilateral yang baik dengan
negara lain.
Pelaksanaan Diplomasi public tidak lagi hanya dilakukan melalui pertemuan formal
maupun wawancara dengan diplomat, tetapi dapat dilakukan dengan cara di mana terdapat
kesempatan untuk memengaruhi opini negara lain dan kebijakannya. Isu-isu yang menjadi
kesejahteraan, lingkungan dan sebagaimya yang biasa di sebut low politics hal Ini
menjadikan kepentingan suatu negara tidak lagi hanya terbatas dalam lingkup dan tanggung
Meningkatkan hubungan dengan suatu negara, dalam hal ini dalam lingkup
Pendidikan, mendorong masyarakat negara lain untuk dating ke suatu negara untuk
7
John Baylis dan Stave Smith, Judul: the globalization of word politics: an, introduction to international
relations, Halaman 192-193, diakses (desember 2020)
8
Mark Leonard, Public Diplomacy, (London: The Foreign Policy Centre,2002), hlm.9-10
berlibur, belajar, mendorong masyarakat untuk mengkomsumsi barang-barang dari
perusahaan, ataupun memperlihatkan posisi kita atau mengajak para aktor politik
bahwa diplomasi berhubungan dengan pengelolaan hubungan antara negara dengan negara
lainnya, dan negara dengan aktor lain.Dalam hal ini diplomasi seringkali dikaitkan dengan
praktik untuk mengakhiri perang atau konflik bersenjata. Namun, Barston kemudian
menjelaskan bahwa konsep diplomasi saat ini tidak hanya mengenai isu perdamaian, tetapi
juga melibatkan isu-isu lainnya seperti ekonomi, pendidikan, dan budaya. Hal ini terlihat dari
munculnya berbagai bentuk dari diplomasi diluar diplomasi tradisional seperti diplomasi
minyak, diplomasi sumber daya, diplomasi pengetahuan, tata kelola global, dan bentuk
diplomasi lainnya. Seiring dengan perkembangan dari diplomasi, masyarakat global tidak lagi
hanya terlibat sebagai objek dari diplomasi publik, Masyarakat global kemudian ikut menjadi
aktor dalam diplomasi publik, yang kemudian membentuk diplomasi publik baru (Barston,
2013).9
Diplomasi publik baru atau new public diplomacy merupakan bentuk baru dari diplomasi
publik, yang tidak lagi berbicara mengenai interaksi satu arah antara negara dengan publik
asing atau praktik propaganda yang dilakukan negara untuk memperbaiki citra negaranya.
Diplomasi publik baru berbeda dengan diplomasi publik yang semata-mata ditujukan untuk
menyebarkan aspek positif dari suatu negara ke publik asing. JanMelissen dalam The New
public diplomacy: Between Theory and Practice menyatakan bahwa diplomasi publik baru
melampaui penyebaran informasi pada publik asing, menuju hubungan keterlibatan dengan
9
Putri Mentari Racharjo dan R.M.T. Nurhasan Affandi, Jurnal, “Diplomasi Publik Baru Dalam Penyajian
Informasi Dan Gambaran Budaya Jepang Oleh Saluran Youtube ‘only in japan’”, 2019, di akses januari 2021.
public asing.10Dalam hal ini,diplomasi publik baru merupakan bentuk interaksi yang lebih
Konsep diplomasi publik baru dapat dikaitkan dengan tiga konsep yang juga berkaitan
antarbudaya. Namun dalam hal dipomasi publik baru, hubungan antarbudaya merupakan
konsep yang paling dekat dengan konsep diplomasi publik baru. Hal utama dalam hubungan
budaya dan diplomasi publik baru sama-sama mengenai membangun hubungan dengan
publik asing, bukan hanya sekedar menyebar informasi atau pesan. Dengan tujuannya untuk
membangun hubungan dengan publik asing, diplomasi publik baru dan hubungan budaya ini
biasanya lebih mengacu pada proses jangka panjang. Berbeda dengan diplomasi publik yang
lebih banyak mengacu pada penyampaian informasi atau pesan, promosi kampanye, atau
interaksi langsung antara pihak pemerintah dengan publik asing, diplomasi publik baru
merupakan proses untuk membangun hubungan dengan masyarakat asing, dan memfasilitasi
jaringan antara pihak non-pemerintah di dalam negeri dengan pihak non-pemerintah di luar
negeri, 11
perkembangan dari corporate branding. Dalam hal ini, diplomasi publik baru bukan
10
Melissen, 2005.
11
Putri Mentari Racharjo Dan R.M.T Nurhasan Affandi, Jurnal, 2019, Judul: “Diplomasi public baru dalam
penyajian informasi dan gambaran budaya jepang”, di akses januari 2021.
nasional sebuah negara kepada public asing. Diplomasi publik baru juga mencakup
berbeda dengan diplomasi public tradisional yang lebih mengacu pada hubungan satu
arah dari pemerintah suatu negara ke publik asing. Dalam diplomasi publik baru,
terdapat komunikasi dengan publik asing, sehingga terbangun hubungan antar aktor
negeri.
Dengan adanya akuntabilitas demokratis, dengan opini publik menjadi hal yang
penting, media sebagai juga kemudian dapat mempengaruhi opini publik sehingga
negara sebagai aktor dengan publik asing sebagai objek dari diplomasi publik atau
kebijakan luar negeri dari negara tersebut. Hal ini berbeda dengan diplomasi publik
baru, dengan publik asing berperan sebagai aktor aktif, bukan sebagai objek dari
diplomasi publik hari. Hal ini menjadikan interaksi dalam diplomasi publik baru
Branding yang ditujukan pada massa yang besar, bukan pada para elit politik atau
pembuat kebijakan.
Tujuan dari diplomasi publik adalah untuk mempengaruhi opini publik asing, yang
kepentingan negara yang melakukan diplomasi publik itu sendiri. Sehingga diplomasi
publik sendiri merupakan interaksi dengan publik asing yang ditujukan pada para elit
politik atau pembuat kebijakan. Hal ini berbeda dengan diplomasi publik baru, dengan
tujuan branding tidak hanya semata-mata ditujukan pada elit politik tetapi juga pada
tradisional bergeser pada diplomasi yang lebih modern. Jika sebelumnya isu diplomasi
diwarnai isu – isu yang terkait dengan perang, kini isu itu sudah semakin bergeser dan
berkomunikasi dengan public mancanegara. Karena itu soft power menjadi perangkat
Soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang dimaui dengan menarik
perhatian atau mempengaruhi pihak lain agar mau mengadopsi tujuan -tujuan negara-negara
yang menggunakan soft power tersebut. Sebagai instrumen soft power, perkembangan
diplomasi publik tergolong pesat. Pesatnya perkembangan ini dipicu oleh kenyataan bahwa
upaya -upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi jalur pertama dianggap telah
Nye mendefinisikan soft power sebagai “the ability to get what you want through
attraction rather than through coercion or payments” (Nye, 2004, 10). Soft power
berdasarkan pada kemampuan membentuk preferensi orang lain (Nye, 2004). Dalam
membuat keputusan, kita harus membuat peraturan yang ramah dan menarik sehingga
masyarakat mau membantu kita untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaannya soft
12
Putri Mentari Racharjo dan R.M.T. Nurhasan Affandi, Jurnal, Diplomasi Publik Baru Dalam Penyajian
Informasi Dan Gambaran Budaya Jepang Oleh Saluran Youtube ‘only in japan’,2019 , di akses januari 2021
13
C.Hennida, Jurnal, Judul: “Diplomasi public dalam politik luar negri”, web:
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03_Hennida_DIPLOMASI%20PUBLIK.pdf, Diakses (januari 2021)
diplomacy dengan menggunakan aplikasi soft power cenderung dianggap lebih baik karena
tidak mengeluarkan biaya yang besar dan tidak memakan korban. Dengan adanya perubahan
dilibatkan dalam pelaksanaan soft diplomacy. Sehingga dapat dikatakan, soft diplomacy
adalah contoh konkret penerapan instrument selain tekanan politik, ekonomi dan militer yaitu
Image yang baik tentang produk akan menguntungkan perusahaan dan sebaliknya. image
yang baik tentang produk akan menguntungkan perusahaan karena konsumen secara tidak
Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan
kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin
meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan brand image (citra
merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang
yang mereka miliki diantaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut,
penetapan harga yang bersaing, dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik Brand Image
produk yang dijual, maka semakin tinggi keputusan pembelian oleh konsumen.
Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan
kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan citra merek adalah
14
Beatrix E.D. Sendow, Judul: “Korean wave sebagai instrument soft power diplomasi kebudayaan korea
selatan di Indonesia”, Diakses (januari 2021)
persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi
yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:403). Surachman (2008:13)
mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat
diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas
sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya. Dapat juga dikatakan bahwa brand
image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi
Faktor- faktor pembentuk brand image dijelaskan oleh Keller ( 2003: 167) sebagi
berikut:
yang menguntungkan dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan
oleh merek dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen
membentuk sikap positif terhadap merek (Keller, 2008: 58). Keller mendeskripsikan
kesukaan terhadap merek melalui kebaikan dan keburukan suatu merek, atau hal yang disukai
atau tidak oleh konsumen terkait dengan atribut dan manfaat merek tersebut
positioning adalah merek memiliki keuntungan bersaing yang terus-menerus atau unique
selling proposition yang meberikan alasan yang menarik bagi konsumen mengapa harus
membeli merek tersebut (Keller, 2008: 58). Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan
bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.
bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan
sebagai bagian dari citra merek. Ketika seseorang konsumen secara aktif menguraikan
informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat dalam
ingatan konsumen.15
Kesimpulannya brand image (citra merek) merupakan gambaran atau kesan yang
ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak pelanggan. Penempatan citra merek dibenak
konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan
dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di
benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk
2.2.1 persepsi.
Persepsi merupakan suatu perpaduan dari tiga komponen utama yaitu nilai,
keyakinan, dan pengetahuan. Ketiga komponen inilah yang akan membentuk persepsi
realitas tertentu dibanding realitas lainnya. Keyakinan adalah sikap bahwa suatu deskripsi
realitas adalah benar, terbukti, atau telah diketahui. Keyakinan sering didasarkan pada
penerimaan informasi yang sebelumnya dari lingkungan meskipun hal itu tidak sama dengan
data itu sendiri. Sedangkan pengetahuan bersumber dari data atau informasi yang diterima
dari lingkungan. Pengetahuan adalah unsur kunci dalam pembentukan dan perubahan sistem
perseptual. Konsep perubahan persepsi seseorang atau persepsi nasional mengacu pada
15
Faisal Munif Soim, Jurnal, 2019, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Diakses
(januari 2021).
16
Fransisca Paramitasari Musay, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Web:
https://media.neliti.com/media/publications/74236-ID-pengaruh-brand-image-terhadap-keputusan.pdf, di
akses (6 januari 2020).
17
Walter S.Jones, Logika Hubungan Internasional: Persepsi Nasional 1, 1992, hal 276, Tiga komponen yang
membentuk persepsi ini juga dikemukakan K.J Holsti dalam bukunya International Politics (1983), Politik
Internasional : Kerangka Untuk Analisis, Jilid 2, Jakarta , Erlangga, 1988, hal 86-90.
Persepsi juga merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Oleh karena itu, setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang
berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting
daripada situasi itu sendiri. Persepsi bersifat individual, meskipun stimulus yang diterimanya
sama karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berfikir yang
berbeda maka hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi pada setiap
individu. Taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari apa yang diterima
mempertahankan pendapat sendiri, untuk mengurangi kecemasan, dan lain sebagainya. Ole
R. Holsti membuat diagram yang menggambarkan persepsi dan hubungannya dengan citra
Bagan 2.1
Hubungan antara sistem keyakinan dengan pembuatan keputusan politik luar negeri.
(Ole R. Holsti, The belief System And National Image: A case Study)
input
Sistem Keyakinan
Persepsi tentang
Citra tentang apa yang telah,
realitas
sedang dan akan terjadi (FAKTA)
18
Gibson, dkk 1989, Organisasi Dan Manajemen Perilaku.
19
Ole R. Holsti, The Belief System and National Images: A Case Study, Dikutip Dalam Mohtar Studi Hubungan
Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, Yogyakarta: PAUSSUGM, 1989, hal.21.
Keputusan
Republic korea di FISIP (UHO), telah banyak di teliti sebelumnya. Melalui penjabaran
beberapa penelitian terdahulu di harapkan dapat menunjukkan bahwa penelitian ini penting
untuk di kaji.
brand image terhadap keputusan pembelian (Survei Pada Konsumen KFC Kawi Malang)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Image baik secara bersama-sama
maupun parsial serta untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap
Hasil dari penelitian ini membuktikan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa
brand image (citra merek) memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian benar adanya.
Richardson, dkk (1994) dalam jurnal Gilaninia dan Mousavian (2012: 7549) mengatakan
bahwa brand image (citra merek) sering digunakan sebagai syarat ekstrinsik untuk membuat
sebuah keputusan pembelian. Jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan suatu
produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang disukai atau yang terkenal
(Schiffman dan Kanuk 2008:173). Sebuah merek yang memiliki citra yang positif atau
disukai dianggap dapat mengurangi resiko pembelian. Hal inilah yang menyebabkan para
konsumen seringkali menggunakan brand image sebuah produk sebagai salah satu acuan
dalam membuat sebuah keputusan pembelian. Dengan demikian dapat disimpulkan dapat
(Keputusan Pembelian) sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti dan dapat
diterima.20
Kedua, penelitian ini dari Ratih Indraswari MA (Ketua) Yulius Purwadi Hermawan
Ph.D (Pembina) yang berjudul, “Diplomasi Publik dan Nation Branding”. Penelitian ini
mencoba mengaplikasikan konsep diplomasi publik dan nation branding terhadap kegiatan
diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Akan digunakan lima pendekatan
utama yang ditawarkan oleh Szondi terkait hubungan antara konsep diplomasi publik dan
nation branding. Penelitian ini kemudian akan mencoba mengidentifikasi pendekatan yang
sesuai dalam melihat upaya diplomasi Indonesia di dalam hubungannya dengan diplomasi
Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan contoh kegiatan nation branding
teoritis terhadap nation brading mengadopsi pendekatan kelima dimana aktivitas nation
branding berkesinambungan dengan kegiatan diplomasi publik. Namun penelitian ini belum
Hal ini disebabkan oleh karakter aktor yang terfragmentasi meliputi aktor Negara dan aktor
Ketiga, penelitian dari Dina Dwiresanti yang berjudul “budaya popular sebagai alat
diplomasi publik: Analisa peran Korean wave” dalam diplomasi publik korea periode 2005-
20
Fransisca Paramitasari Musay, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Jurnal,
Diakses (8 desember 2020).
21
Ratih Indraswari MA (Ketua) Yulius Purwadi Hermawan Ph.D (Pembina), “Diplomasi Publik dan Nation
Branding”,web https://media.neliti.com/media/publications/12703-ID-diplomasi-publik-dan-
nation-branding.pdf, Diakses pada tanggal 8 desember 2020.
2010.” Membahas mengenai keberadaan budaya popular dalam hal ini adalah Korean wave
Disimpulkan bahwa diplomasi publik korea melalui Korean wave memiliki tiga faktor
utama yang mendorong keberhasilan dalam perannya, yaitu peran pemerintah, kedua adalah
faktor kepopuleran dari Korean wave, dan faktor informasi mengenai Korean wave itu
sendiri. Ketiga faktor inilah yang menjadi kunci utama dalam keberhasilan berjalannya
diplomasi publik korea melalui Korean wave dalam menarik minat para masyarakat asing
untuk datang ke korea, meningkatkan citra positif korea, mendorong kemajuan aspek-aspek
lain dari korea, dan mendorong terjalinnya Kerjasama antara korea dengan negara-negara
lainnya.22
Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Jumlah Visitor Arrivals”. Skripsi ini
bertujuan untuk meneliti bagaimana strategi pemerintah dalam usaha untuk meningkatkan
Visitor arrivals Korea Selatan. Diplomasi publik yang telah dilakukan oleh Korea Selatan
melalui Korean wave memberi dampak tersendiri bagi Korea. Penelitian dalam skripsi ini
penjelasan mengenai strategi peningkatan yang terjadi dalam visitor arrivals yang terjadi di
Korea Selatan.23
Hasil dari penelitian ini Pemerintah Korea Selatan berusaha untuk meningkatkan
sektor kepariwisataannya, sebagai salah satu langkahnya adalah pertukaran budaya antara
Korea Selatan, Indonesia serta didirikannya organisasi pariwisata Korea Selatan di Indonesia.
22
Dina Dwiresanti, “budaya popular sebagai alat diplomasi public: Analisa peran Korean wave, skripsi, web
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf, Diakses pada tanggal 8 desember
2020.
23
Dinda Yamita Setyowati, Strategi Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Jumlah Visitor Arrivals,
Skripsi, Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional „Veteran‟ Jawa Timur, 2013 .web
http://eprints.upnjatim.ac.id/6344/1/file1.pdf , Diakses pada tanggal 8 desember 2020.
Kelima, penelitian dari Syafril Alam dan Ansgrasia Jenifer Nyarimun yang berjudul
“musik K-POP sebagai alat diplomasi dalam soft power Korea Selatan”. Bagaimana
pengaruh dijadikannya musik K-Pop sebagai alat diplomasi Korea Selatan terhadap negara
tersebut, di mana pengaruh tersebut berupa keuntungan yang didapatkan oleh pemerintah
Korea Selatan dengan berkembangnya musik K-Pop saat ini. melihat bagaimana peran
pemerintah serta pihak-pihak lainnya dalam mendukung kemajuan musik K-Pop sehingga
Bentuk Diplomasi yang dilakukan melalui music K-Pop dan K-Drama adalah
diplomasi budaya di mana dalam peredarannya, para artis K-Pop ini menyebarkan budaya
5 Syafril Alam dan Musik KPOP sebagai Bentuk diplomasi yang dilakukan
Ansgrasia Jenifer alat diplomasi dalam melalui musik K-Pop adalah diplomasi
mereka.
dimana Republic of Korea merupakan salah satu contoh negra yang menggunakan diplomasi
public dengan Korean wave menjadi salah satu medianya. Korean wave meraih
kepentingan negara melalui diplomasi public yang melibatkan banyak actor swasta.
drama Korea dan menjadi langkah awal dalam memperkenalkan bentuk Korean Wave
lainnya, yakni musik pop Korea. Korean Wave mencapai kesuksesan di banyak negara dan
membantu untuk mempromosikan dan meningkatkan produk brand Korea Selatan seperti di
Indonesia. Budaya pop Korea menghasilkan pemasukan yang sangat besar bagi
perekonomian Korea Selatan. Keberhasilah Korean Wave merupakan hasil dari langkah
dimana pada tanggal 18 Juli 2011 telah dibangun pusat Informasi tentang Negara dan budaya
Korea yakni Korean Culture Centre di Jakarta. Pusat Kebudayaan Korea tersebut bertujuan
menyediakan Informasi tentang Negara dan budaya Korea serta informasi pertukaran budaya
masing-masing Negara.
Korean Wave memberikan pengaruh yang nyata dan berperan penting dalam
masyarakat Indonesia ialah dari hasil wawancara dengan beberapa penggemar Korea,
berawal dari kegemaran mereka menonton serial drama Korea dan mulai menikmati musik
pop Korea selanjutnya akan mempelajari tentang budaya Korea. Kemudian, mereka mencoba
makanan Korea seperti apa yang mereka lihat dalam serial-drama ataupun film Korea, lalu
mulai mengenal pakaian tradisional Korea ‘Hanbok’, tidak hanya itu bahkan mereka pun
memakai skincare brand korea yang di promosikan oleh artis artis terkenal korea. dan bahkan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Korean wave dapat mempengaruhi citra
merek Nature Republic. Responden yang menggemari budaya Korea memiliki persepsi
terhadap citra produk kosmetik Nature Republic. Citra merek ini terbentuk dari peran
selebriti Korea yang menjadi endorser produk Nature Republic. Selebriti tersebut tampil
dalam drama maupun video musik Korea. Hasil penelitian ini menjelaskan mahasiwi Fisip
(UHO) yang menggemari budaya Korea memiliki persepsi terhadap citra merek kosmetik
Nature Republic. Responden menilai bahwa Nature Republic memiliki citra merek yang baik
terutama produk gel aloevera Nature Republic. Citra merek ini juga dibentuk oleh
pengalaman penggunaan produk Responden dalam penelitian ini memiliki persepsi bahwa
kosmetik Nature Republic yang berasal dari negara Korea merupakan negara yang mampu
Meningkatkan Citra
BAB III
METODE PENELITIAN
atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan
kegiatan yang dapat di observasi. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di universitas
25
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
HALUOLEO fakultas FISIP Sulawesi Tenggara. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan
3.2.1 Subjek
Suharsini Akunto (1989)26 yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu,
benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data penelitian atau seperti yang diajukan. Subjek dalam penelitian ini bagaimana Diplomasi
3.2.2 Objek
Objek dalam penelitian ini adalah permasalahan yang teliti objek penelitian ini berfokus
pada pengaruh Pengaruh diplomasi publik terhadap brand Nature Republic korea di FISIP
(UHO).
3.3Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini berasal dari dari wawancara langsung yang disebut
sebagai narasumber. Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan teknik
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar
menguasai suatu objek yang peneliti teliti. Dalam hal ini diharapkan terkumpulnya data yang
real atau nyata dengan mewawancarai informan yang menguasai tentang brand Nature
Republic.
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini yang dianggap paling tahu tentang apa yang
26
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti
Dalam penelitian ini, Informan penelitian yang dibutuhkan yaitu: mahasiswi Fisip
UHO yang mengetahui brand kecantikan korea dan mahasiswa yang memakai produk Nature
Republic.
Jenis data penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Data kualitatif
yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal dan bukan dalam bentuk angka28.
data. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Demikian juga dalam penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut
(Hasan,2002:82)29.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari lapangan oleh peneliti
atau yang bersangkutan yang membutuhkan data tersebut. Data primer didapatkan dari
sumber informan yaitu individu atau perseorangan maupun narasumber melalui wawancara
yang dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari wawancara yang
dilakukan dengan mahasiswi FISIP (UHO), yang mengetahui brand kecantikan korea dan
27
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
28
S, Suryabrata,(1987). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
29
Hasan, M. Iqbal,. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor :
Ghalia Indonesia.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau didapatkan oleh peneliti dari
sumber – sumber yang telah ada. Data ini digumakan untuk mendukung data primer yang
telah didapatkan. Data sekunder dapat berbentuk bahan pustaka, literature, penelitian
terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini yang termasuk data sekunder
adalah Jurnal atau artikel yang berkaitan langsung dengan Pengaruh diplomasi publik
1.Pengamatan (Observasi)
Adapun cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian dan
mencatat secara sistematis semua data yang diperoleh. Pengamatan dilakukan untuk
mencocokkan data yang telah diperoleh melalui wawancara terhadap keadaan yang
2.Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek penelitian dengan cara mengajukan
dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang isu atau tema yang akan
diangkat dalam penelitian atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiono (2015: 329)30 adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dalam hal ini dokumentasi dapat berupa tulisan maupun
gambar. Dokumen pelengkap dalam penelitian ini berupa Jurnal, dokumen dari pemerintah
resmi, laporan – laporan internet, data – data dan sumber lainnya yang dianggap ada
kaitannya dengan Pengaruh diplomasi public terhadap brand Nature Republic korea di FISIP
(UHO).
Teknik analisa data merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk
analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang telah diperoleh
dari hasil wawancara dengan narasumber, catatan dari lapangan, dan bahan informasi lain
sehingga dapat mudah dipahami dan hasilnya dapat diinformasikan pada publik.
Data
30
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Youtube
Web
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
dwirezanti, a. (n.d.). budaya popular sebagai alat diplomasi publik , analisa peran korean
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf .
efendi, t. d. (n.d.). diplomasi publik sebagai pendukung hubungan indonesia-malaysia.
https://media.neliti.com/media/publications/99613-ID-diplomasi-publik-sebagai-
pendukung-hubun.pdf.
https://media.neliti.com/media/publications/12703-ID-diplomasi-publik-dan-nation-
branding.pdf .
https://media.neliti.com/media/publications/74236-ID-pengaruh-brand-image-
terhadap-keputusan.pdf.
Adina Dwirezanti, Skripsi, Judul: Budaya popular sebagai alat Diplomasi Publik: Analisa
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf
Dinda Yamita Setyowati, Skripsi, Judul: Strategi pemerintah Korea Selatan dalam
http://eprints.umm.ac.id/48852/2/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/56740/2/BAB%20I.pd
http://repository.wima.ac.id/19433/23/BAB%201.pdf
http://scholar.unand.ac.id/3 (dwirezanti)891/2/2.%20Bab%20I%20%28Pendahuluan%29.pdf
http://isip.usni.ac.id/jurnal/5%20Syafril%20Alam%20dan%20Ansgrasia%20Jenifer
%20Nyarimun.pdf
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2760/3150
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:DM0f_FP0VeIJ:jurnal.unpad.ac.id/
padjir/article/download/21589/10377+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
https://media.neliti.com/media/publications/86963-ID-pengaruh-brand-image-terhadap-
keputusan.pdf