Anda di halaman 1dari 36

Seminar Hubungan Internasional

Pengaruh Diplomasi Publik terhadap brand Nature Republic Korea di FISIP (UHO).

PROPOSAL

Oleh

Titania Putri Syahdilla

C1B117251

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KOSENTRASI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Diplomasi merupakan salah satu hal penting yang biasanya mewakili suatu negara

dalam pelaksanaan kepentingan nasional. Diplomasi sebagai alat utama dalam pencapaian

kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau organisasi internasional melalui

perantara atau wakil-wakilnya di Negeri lain. Melalui diplomasi ini sebuah negara dapat

membangun jati diri Negaranya. Dalam hubungan antar negara, pada umumnya diplomasi

adalah sebuah negosiator dengan Negara lain.

Hubungan internasional terbentuk ketika diplomasi diharapkan dapat menjadi cara

yang tepat untuk menghentikan perang dan menjaga perdamaian. Diplomasi sendiri berputar

pada isu politik sebagai usaha negara untuk mencapai kepentingannya tanpa harus

menggunakan jalan kekerasan. Sehingga proses diplomasi pada awalnya merupakan proses

yang eksklusif, hanya dilakukan oleh perwakilan-perwakilan negara secara resmi. Seiring

dengan perkembangan zaman, isu yang termasuk dalam diplomasi kemudian tidak hanya

berputar pada isu politik. Isu-isu lain seperti ekonomi, kesehatan, keamanan manusia, sosial,

dan bahkan budaya menjadi isu yang tidak kalah penting dari isu politik dalam diplomasi.

Hal ini kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dari diplomasi, salah satu bentuk baru

tersebut adalah diplomasi publik, yang tidak lagi menjadikan semua proses diplomasi sebagai

proses yang eksklusif (Barston, 2013). 1

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, praktik diplomasi

publik juga kemudian terus berkembang. Perkembangan dari praktik diplomasi publik dengan

bantuan teknologi dan keterlibatan masyarakat ini kemudian membentuk diplomasi publik

1
Barston,2013
baru, yang juga dikenal sebagai new public diplomacy. Konsep diplomasi publik baru muncul

dengan membawa aktor nonnegara termasuk kelompok dan individu sebagai aktor yang

memiliki andil dalam proses diplomasi publik. Keterlibatan aktor non-negara memungkinkan

proses diplomasi publik menjadi lebih interaktif, berbeda dengan proses diplomasi publik

tradisional yang lebih banyak berupa interaksi satu arah. Dalam hal penyajian budaya,

diplomasi publik baru sendiri seringkali menggunakan media sosial sebagai alat.

Konsep diplomasi publik baru dapat dikaitkan dengan tiga konsep yang juga berkaitan

dengan diplomasi publik yang mencakup propaganda, nation-branding, dan hubungan

antarbudaya. Namun dalam hal dipomasi publik baru, hubungan antarbudaya merupakan

konsep yang paling dekat dengan konsep diplomasi publik baru. Hal utama dalam hubungan

budaya dan diplomasi publik baru sama-sama mengenai membangun hubungan dengan

publik asing, bukan hanya sekedar menyebar informasi atau pesan. Dengan tujuannya untuk

membangun hubungan dengan publik asing, diplomasi publik baru dan hubungan budaya ini

biasanya lebih mengacu pada proses jangka panjang. Berbeda dengan diplomasi publik yang

lebih banyak mengacu pada penyampaian informasi.korea selatan adalah salah satu negara

yang mngedepankan diplomasi public untuk mendaptkan kepentingan negaranya. Diplomasi

publik yang dilakukan oleh Korea Selatan diawali dengan korean wave.

Korean wave diawali pada tahun 2001 pada media masa gossip selebriti yang ditulis

oleh Hwan Joang.korean wave suatu fenomena dimana pertumbuhan budaya korea dapat

ditampilkan melalui media massa untuk memperkenalkan kepada dunia dengan penayangan

serial drama yang diyangkan di berbagai stasiun TV,tidak hanya serial drama tetapi siaran

music dan koesmetik.


Pengaru industry hiburan Korea selatan yakni K pop dan K drama membawa dunia

kecantikan negeri ginseng banyak dikenal dan diminati oleh manca negara termaksud Negara

Indonesia. Mulai dari metode pearawatan kulit ( skincare ) hingga gaya bermake up. Gaya

tren make up korea yang flawless dan natural lebih banyak diminati oleh Negara asia.

Penggunaan produk kosmetik kini tidak berkiblat pada produk-produk yang berasal dari

Negara barat dan mulai bergeser pada produk Asia terutama Korea Selatan.

Tren make up Korea di Indonesia memiliki banyak peminat yang dapat dilihat dari

permintaan yang tinggi atas produk produk kecantikam korea di beberapa e-commerce dan

marketplace di Indonesia.Korea Selatan menjadi pasar kosmetik jenis skincare terbesar. Salah

satu kosmetik yang berekspansi ke Indonesia dari Korea Selatan yaitu Nature Republic yang

telah membuka gerai di Jakarta pada Januari 2018.

Nature Republic pertama kali membuka toko konvensional pada maret 2009 di

Myeongdong, Korea Selatan. Nature Republic menghadirkan produk-produk skincare,

pembersih (cleansing), masker, base makeup, point makeup, perawatan rambut dan tubuh,

serta produk kosmetik laki-laki dan peralatan-peralatan kosmetik. Nature Republic

menargetkan konsumen perempuan muda usia 20 tahunan yang menggandrungi K-pop

(Marketeers, 2018).
Survey merek produk kecantikan Korea di Indonesia pada tahun 2016

Sumber: mix.co.id (2016)

Dari Survey diatas dapat dilihat bahwa produk Korea sangat diminati oleh masyarakat

di Indonesia. Hasil survey menunjukkan bahwa peringkat Nature Republic pada tahun 2016

mencapai 14.96%. Hal ini menujukkan bahwa minat konsumen terhadap produk Nature

Republic bisa dikatakan cukup tinggi. Nature Republic’s Aloe Vera 92% Soothing Gel

merupakan produk dengan penjualan terbanyak dibandingkan dengan produk-produk Nature

Republic yang lainnya.

Nature Republic memiliki strategi yaitu dengan menjadikan salah satu boyband atau

penyanyi K-Pop terkenal asal Korea yaitu EXO menjadi brand ambasador nya. Itu salah satu

cara Nature Republic menarik minat beli konsumen. Seperti dikatakan pada today.line.me

(2018) yaitu Nature Republic Akan Hadirkan Produk EXO di Indonesia”. Pada saat opening

store Nature Republic. Mengingat EXO telah menjadi brand ambassador dari Nature

Republic selama bertahun-tahun. Ternyata selain sebagai ambassador ternyata group

boyband EXO juga rutin menggunakan produk dari Aloevera Nature Republic. Mereka

bahkan punya beberapa produk favorit yang biasa disebut sebagai EXO's Pick.

brand image, salah satu faktor yang membuat Nature Republic meledak atau booming

adalah brand trust atau kepercayaan pada produk Nature Republic dari para konsumen,

dikarenakan manfaat yang diberikan oleh produk Nature Republic benar-benar memberikan

hasil yang baik bagi para pengguna produk Nature Republic. Salah satu alasan mengapa

produk tersebut dapat memberikan hasil yang baik karena produk Nature Republic bersumber

murni dari alam yaitu aloe vera atau lidah buaya yang dapat digunakan di anggota tubuh

seprti rambut, wajah, dan bibir.banyaknya manfaat yang terkandung dalam Nature Republic

Sehingga, memberikan kepercayaan pada konsumen bahwa product Nature Republic aman
untuk digunakan. Menurut Dawar dan Pillutla (2000, dalam Semuel dan Lianto, 2014), brand

trust adalah sesuatu yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Dawar & Pillutla 2000).

Dengan adanya brand trust yang baik pada suatu produk, akan meningkatkan minat beli

konsumen. Suatu produk dengan brand yang telah dipercaya maka konsumen akan cenderung

mengulang pembelian pada brand tersebut (Semuel dan Lianto, 2014).

Nature Republic juga melakukan pembenahan pada penerapan e-commerce yang

sudah menjadi tren dan banyak pebisnis yang memanfaatkan teknologinya. E-commerce

merupakan perdagangan online yang dimana masyarkat sekarang lebih senang dan sering

untuk melakukan transaksi belanja online.

Salah satu e-commerce yang dimiliki Nature Republic adalah dia memiliki situs

website resmi berskala internasional atau global yang dapat dikunjungi oleh berbagai

konsumen diberbagai belahan dunia yaitu naturepublicusa dan di negara Indonesia sendiri

Nature Republic memiliki ecommerce tersindiri melalui aplikasi instagram yaitu Nature

Republic Indonesia. Disana atau melalui situs e-commerce Nature Republic memiliki product

reviews tersendiri, yang dimana pada product reviews tersebut para konsumen dapat berbagi

pengalaman dalam penggunaan produk Nature Republic, dan saling menyarankan dengan

konsumen yang lain dalam pemakaian produk yang tepat untuk digunakan

Didasari dengan sifatnya manusia yang suka menjalin hubungan melalui komunikasi

antara satu dengan yang lainnya, maka informasi mengenai produk barang atau jasa melalui

cara word of mouth lebih cenderung dipercaya. Strategi word of mouth merupakan strategi

pemasaran dari mulut ke mulut tanpa adanya paksaan. Strategi pemasaran ini lebih menarik

dan bisa lebih dipercaya karena biasanya orang yang sudah mencobanya dan mendapatkan

hasil yang bagus akan merekomendasikan keorang lain tanpa ada paksaan.Terlebih lagi cara
word of mouth tersebut telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman melalui

media elektronik yang disebut electronic word of mouth.

electronic word of mouth (eWOM) sangat berpengaruh bagi purchase intention pada

produk Aloevera Nature Republic. Electronic word of mouth penting bagi Nature Republic

karena berisi berbagai data dan informasi tentang konsumen pengguna Nature Republic.

Selain itu juga pada website atau situs resmi dari Nature Republic yaitu

naturerepublicusa.com yang memiliki forum tersendiri untuk mengetahui komentar atas

konsumen mereka yaitu melalui program product reviews yang dapat dikunjungi pada

website atau situs resmi yang ada. Rata-rata pengguna atau konsumen dari produk Aloevera

Nature Republic yaitu para selebritis atau public figure yang dapat diketahui langsung

melalui komentar di kolom review website Nature Republic (electronic word of mouth).

fenomena “Korean Wave” atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini dapat dijumpai di

Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi

milenial. Perkembangan teknologi informasi yang masif akibat adanya globalisasi menjadi

faktor utama penyebab besarnya antusisme publik tehadap Korean Wave  di

Indonesia. Korean Wave sendiri diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan seperti

musik, drama, dan variety shows yang dikemas secara apik menyajikan budaya-budaya

Korea. Sering berjalannya waktu, budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari para pecinta budaya Korea, mulai dari fashion, make up, korean skincare,

makanan, gaya bicara, hingga bahasa.

Keberadaan artis Kpop saat ini banyak mempengaruhi preferensi para milenial dalam

beberapa hal. Misalnya semakin maraknya penggunaan produk-produk skincare dan make up

Korea, dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam

berkembangnya Korean Wave secara global.


Nature Republic mengumumkan berakhirnya kontrak eksklusif mereka dengan

boyband EXO, pada Februari 2020. Grup ini sudah tujuh tahun menjadi brand ambassador

bagi merek kosmetik tersebut. Terpilihnya NCT 127 sebagai brand ambassador terbaru

Nature Republic diumumkan secara resmi oleh pihak Nature Republic pada Senin, 13 April

2020. Alasan Nature Republic memilih NCT 127 sebagai brand

ambassador terbaru brand mereka karena energi sehat dan image friendly yang diperlihatkan

anggota NCT 127 sesuai dengan konsep Nature Republic.

Adapun hasil penemuan preliminary survei yang ada memperlihatkan bahwa jumlah

mahasiswa fisip yang menggemari produk Nature Republic cukup banyak. Maka penelitian

ini fokus pada “Pengaruh diplomasi public terhadap brand Nature Republic korea di FISIP

(UHO)”.

1.2 RUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, perumusan masalah yang

ada dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana diplomasi publik brand Nature Republic di FISIP UHO?

2. Bagaimana citra brand Nature Republic di FISIP (UHO)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN.

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ada pada penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui Bagaimana diplomasi publik brand Nature Republic di FISIP UHO

2. Mengetahui Bagaimana citra brand Nature Republic di FISIP UHO


1.4 MANFAAT PENELITIAN.

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Akademisi

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

dapat dipergunakan dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masyarakat

dalam pengunaan kosmetik global.

1.4.3. Manfaat Metodologis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan atau sebagai referensi

sebagai bahan yang berguna untuk penelitian selanjutnya mengenai Pengaruh diplomasi

publik terhadap brand Nature Republic korea di FISIP (UHO). Dan juga untuk

mengembangkan pengetahuan studi ilmu sosial maupun ilmu hubungan internasional

yang terus berkembang.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN.

Untuk mempermudah pembahasan, penulisan proposal ini disusun secara sistematika

ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I pendahuluan penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II tinjauan pustaka penulis menjelaskan tentang tinjauan pustaka, alur

pemikiran, serta penelitian-penelitian terdahulu.

BAB III metode penelitian penulis menjelaskan, jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, desain penelitian, konseptualisasi

dan teknik analisis data.


BAB IV hasil dan pembahasan penulis menjelaskan objek penelitian dengan teori-

teori dan konsep yang telah dibahas di bab tiga dan pengujian kesesuaian konseptual teori

dengan objek penelitian.

BAB V kesimpulan penulis menjelaskan kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 diplomasi

Diplomasi merupakan suatu alat yang membawa kepentingan negara kenegara lain

dengan tujuan tertentu. Diplomasi secara praktek yaitu pelaksanaan hubungan antar negara

melalui perwakilan resmi. Kegiatan diplomasi dapat dilakukan dengan negara tertentu saja

(bilateral) atau bisa juga dilakukan dengan banyak negara (multilateral). Pada pelaksanaannya,

diplomasi bertujuan untuk menjalin, mempererat, dan meningkatkan hubungan antara suatu negara

dengan negara lainnya demi mencapai tujuan bersama.

Diplomasi adalah salah satu alat utama yang digunakan negara dalam pelaksanaan

politik luar negeri dan pencapaian kepentingan nasional yang kemudian bisa menjadi nilai

tawar atau state branding sebuah negara sehingga juga dapat membangun citra atau image

dari sebuah negara.2Diplomasi termasuk ke dalam soft power yang memiliki beragam bentuk

seperti diplomasi publik, diplomasi asap, diplomasi beras, diplomasi gertakan dan diplomasi

kebudayaan.3

Diplomasi merupakan salah satu kajian utama dalam studi hubungan internasional.

Dalam pendekatan tradisional, diplomasi didefinisikan sebagai sebuah seni bernegosiasi

dengan negara yang lain. Dalam perkembangan diplomasi saat ini, diplomasi telah

meninggalkan sisi tradisionalnya yaitu dominasi negara. Telah terjadi perubahan sifat

diplomasi yang mana diplomasi mengarah pada manajemen hubungan antara negara dan

aktor hubungan internasional yang lain.4

2
Tonny dian effendi, “E-Diplomacy sebagai sarana ptomosi potensi daerah kepada dunia internasional”, Jurnal,
web: journal.unair.ac.id/filerPDF/4 e-Diplomacy Pemda Indonesia, final edit OK.pdf, (diakses tanggal 6
desember 2020).
3
Milton C. Cummings, “Cultural diplomacy and the united states goverment: a survey for arts and culture”,
(2003), Hal 1.
4
R.P Barston, 1997, Modern Diplomacy, Pearson Education, England
Diplomasi publik adalah diplomasi yang dilancarkan tokoh atau kelompok

masyarakat untuk mempengaruhi opini publik dalam rangka menimbulkan kesadaran

(awareness) atau membentuk citra positif tentang diri atau lembaga yang menaunginya

dengan menggunakan cara-cara yang menyenangkan dan dapat diterima.5 Konsep diplomasi

publik dapat dilihat dari sisi publik sebagai obyek dan subyeknya. Publik sebagai obyek,

dalam artian publik di negara lain adalah obyek atau tujuan dari diplomasi negara. sedangkan

publik sebagai subyek dalam artian publik di tataran domestik ikut serta dalam aktifitas

diplomasi negara/pemerintah. Ada tiga perbedaan antara diplomasi publik dengan diplomasi

yang sifatnya resmi (tradisional). Pertama, diplomasi publik bersifat transparan dan

berjangkauan luas, sebaliknya diplomasi tradisional cenderung tertutup dan memiliki

jangkauan terbatas. Kedua, diplomasi publik ditransmisikan dari pemerintah ke pemerintah

lainnya. Ketiga, tema dan isu yang diusung oleh diplomasi resmi (jalur pertama) ada pada

prilaku dan kebijakan pemerintah, sedangkan tema dan isu yang diangkat oleh diplomasi

publik lebih ke arah sikap dan perilaku publik.

Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan nasional suatu

negara melalui understanding, informing, and influencing foreign audiences. Dengan kata

lain, jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to

government relations maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people

relations atau bahkan people to people relations. Tujuannya, agar masyarakat internasional

mempunyai persepsi baik tentang suatu negara, sebagai landasan sosial bagi hubungan dan

pencapaian kepentingan yang lebih luas.6 Diplomasi saat ini sudah berkembang menjadi

diplomasi modern di mana aktor dalam kegiatan diplomasi bukan lagi pemerintah, melainkan

NGO (non-governmental organization), organisasi internasional, bahkan individu.

5
Shoelhi, 2011: 79
6
Susetyo, 2008
diplomasi publik telah membuka jalan bagi diplomasi yang dilakukan antar

pemerintah, serta memberi timbal balik melalui informasi-informasi penting dan memberikan

cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah kenegaraan. Kelebihan dari diplomasi

publik ialah dapat melibatkan unsurunsur lain seperti departemen dalam pemerintah, swasta,

NGO (non Goverment Organization), media, dan individu. Bentuk diplomasi ini sangat

sesuai dilaksanakan guna menjalin hubungan bilateral ataupun multilateral yang baik dengan

negara lain.

Pelaksanaan Diplomasi public tidak lagi hanya dilakukan melalui pertemuan formal

maupun wawancara dengan diplomat, tetapi dapat dilakukan dengan cara di mana terdapat

kesempatan untuk memengaruhi opini negara lain dan kebijakannya. Isu-isu yang menjadi

pokok utama juga mengalami perkembangan dengan melibatkan isu-isu ekonomi,sosial,

kesejahteraan, lingkungan dan sebagaimya yang biasa di sebut low politics hal Ini

menjadikan kepentingan suatu negara tidak lagi hanya terbatas dalam lingkup dan tanggung

jawab pemerintah saja, tetapi juga melibatkan aktor-aktor non negara.7

Beberapa tujuan dari diplomasi publik, yaitu:8

 Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai suatu negara, dalam hal ini

membuat mereka memikirkannya ,meningkatkan gambarkan masyarakat tersebut, dan

merubah pendapat mereka mengenai negara tersebut.

 Meningkatkan apresiasi,masyarakat mengenai suatu negara, dalam hal ini

meningkatkan persepsi positif mereka,menyamakan opini mereka dengan negara

tersebut mengenai suatu isu.

 Meningkatkan hubungan dengan suatu negara, dalam hal ini dalam lingkup

Pendidikan, mendorong masyarakat negara lain untuk dating ke suatu negara untuk
7
John Baylis dan Stave Smith, Judul: the globalization of word politics: an, introduction to international
relations, Halaman 192-193, diakses (desember 2020)
8
Mark Leonard, Public Diplomacy, (London: The Foreign Policy Centre,2002), hlm.9-10
berlibur, belajar, mendorong masyarakat untuk mengkomsumsi barang-barang dari

negara tersebut, dan sebagainya.

 Mempengaruhi masyarakat, seperti untuk mendapatkan investasi dari suatu

perusahaan, ataupun memperlihatkan posisi kita atau mengajak para aktor politik

untuk menyesuaikan dengan diri kita atas dasar kerja sama.

Ronald Peter Barston dalam bukunya Modern Diplomacy pada awalnya mengatakan

bahwa diplomasi berhubungan dengan pengelolaan hubungan antara negara dengan negara

lainnya, dan negara dengan aktor lain.Dalam hal ini diplomasi seringkali dikaitkan dengan

praktik untuk mengakhiri perang atau konflik bersenjata. Namun, Barston kemudian

menjelaskan bahwa konsep diplomasi saat ini tidak hanya mengenai isu perdamaian, tetapi

juga melibatkan isu-isu lainnya seperti ekonomi, pendidikan, dan budaya. Hal ini terlihat dari

munculnya berbagai bentuk dari diplomasi diluar diplomasi tradisional seperti diplomasi

minyak, diplomasi sumber daya, diplomasi pengetahuan, tata kelola global, dan bentuk

diplomasi lainnya. Seiring dengan perkembangan dari diplomasi, masyarakat global tidak lagi

hanya terlibat sebagai objek dari diplomasi publik, Masyarakat global kemudian ikut menjadi

aktor dalam diplomasi publik, yang kemudian membentuk diplomasi publik baru (Barston,

2013).9

Diplomasi publik baru atau new public diplomacy merupakan bentuk baru dari diplomasi

publik, yang tidak lagi berbicara mengenai interaksi satu arah antara negara dengan publik

asing atau praktik propaganda yang dilakukan negara untuk memperbaiki citra negaranya.

Diplomasi publik baru berbeda dengan diplomasi publik yang semata-mata ditujukan untuk

menyebarkan aspek positif dari suatu negara ke publik asing. JanMelissen dalam The New

public diplomacy: Between Theory and Practice menyatakan bahwa diplomasi publik baru

melampaui penyebaran informasi pada publik asing, menuju hubungan keterlibatan dengan

9
Putri Mentari Racharjo dan R.M.T. Nurhasan Affandi, Jurnal, “Diplomasi Publik Baru Dalam Penyajian
Informasi Dan Gambaran Budaya Jepang Oleh Saluran Youtube ‘only in japan’”, 2019, di akses januari 2021.
public asing.10Dalam hal ini,diplomasi publik baru merupakan bentuk interaksi yang lebih

interaktif dan lebih mendalam dibandingkan dengan diplomasi publik.

Konsep diplomasi publik baru dapat dikaitkan dengan tiga konsep yang juga berkaitan

dengan diplomasi publik yang mencakup propaganda, nation-branding, dan hubungan

antarbudaya. Namun dalam hal dipomasi publik baru, hubungan antarbudaya merupakan

konsep yang paling dekat dengan konsep diplomasi publik baru. Hal utama dalam hubungan

budaya dan diplomasi publik baru sama-sama mengenai membangun hubungan dengan

publik asing, bukan hanya sekedar menyebar informasi atau pesan. Dengan tujuannya untuk

membangun hubungan dengan publik asing, diplomasi publik baru dan hubungan budaya ini

biasanya lebih mengacu pada proses jangka panjang. Berbeda dengan diplomasi publik yang

lebih banyak mengacu pada penyampaian informasi atau pesan, promosi kampanye, atau

interaksi langsung antara pihak pemerintah dengan publik asing, diplomasi publik baru

merupakan proses untuk membangun hubungan dengan masyarakat asing, dan memfasilitasi

jaringan antara pihak non-pemerintah di dalam negeri dengan pihak non-pemerintah di luar

negeri, 11

Karakteristik diplomasi publik baru tersebut mencakup:

 Pendekatan yang bersifat branding.

Berbeda dengan diplomasi publik tradisional yang merupakan perkembangan dari

advokasi politik dan teori propaganda, diplomasi publik baru merupakan

perkembangan dari corporate branding. Dalam hal ini, diplomasi publik baru bukan

lagi semata-mata merupakan penyebaran informasi yang disaring untuk kepentingan

10
Melissen, 2005.
11
Putri Mentari Racharjo Dan R.M.T Nurhasan Affandi, Jurnal, 2019, Judul: “Diplomasi public baru dalam
penyajian informasi dan gambaran budaya jepang”, di akses januari 2021.
nasional sebuah negara kepada public asing. Diplomasi publik baru juga mencakup

pertukatan informasi, kolaborasi, serta dialog dengan aktor-aktor lainnya.

 Hubungan Interaktif dan Pembangunan Hubungan.

Diplomasi publik baru merupakan hubungan keterlibatan dengan publik asing,

berbeda dengan diplomasi public tradisional yang lebih mengacu pada hubungan satu

arah dari pemerintah suatu negara ke publik asing. Dalam diplomasi publik baru,

terdapat komunikasi dengan publik asing, sehingga terbangun hubungan antar aktor

diplomasi publik baru.

 Kekuatan media yang memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi kebijakan luar

negeri.

Dengan adanya akuntabilitas demokratis, dengan opini publik menjadi hal yang

penting, media sebagai juga kemudian dapat mempengaruhi opini publik sehingga

dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara.

 Hubungan antar aktor yang bersifat non-hierarkis.

Interaksi dalam diplomasi publik tradisional merupakan interaksi pemerintah atau

negara sebagai aktor dengan publik asing sebagai objek dari diplomasi publik atau

kebijakan luar negeri dari negara tersebut. Hal ini berbeda dengan diplomasi publik

baru, dengan publik asing berperan sebagai aktor aktif, bukan sebagai objek dari

diplomasi publik hari. Hal ini menjadikan interaksi dalam diplomasi publik baru

merupakan hubungan horizontal, tanpa menjadikan publik sebagai objek

 Branding yang ditujukan pada massa yang besar, bukan pada para elit politik atau

pembuat kebijakan.

Tujuan dari diplomasi publik adalah untuk mempengaruhi opini publik asing, yang

kemudian dapat mempengaruhi kebijakan negara tersebut untuk sejalan dengan

kepentingan negara yang melakukan diplomasi publik itu sendiri. Sehingga diplomasi
publik sendiri merupakan interaksi dengan publik asing yang ditujukan pada para elit

politik atau pembuat kebijakan. Hal ini berbeda dengan diplomasi publik baru, dengan

tujuan branding tidak hanya semata-mata ditujukan pada elit politik tetapi juga pada

massa yang lebih besar.

 Publik berperan sebagai aktor aktif, bukan sebagai objek.

 Mekanisme transmisi informasi yang bersifat Real-Time.12

Perkembangan situasi dunia, actor, dan teknologi informasi membuat arahdiplomasi

tradisional bergeser pada diplomasi yang lebih modern. Jika sebelumnya isu diplomasi

diwarnai isu – isu yang terkait dengan perang, kini isu itu sudah semakin bergeser dan

bergeser.. Diplomasi public merupakan kegiatan pemerintah untuk berhubungan dan

berkomunikasi dengan public mancanegara. Karena itu soft power menjadi perangkat

penting dalam pelaksanaan doplomatik.13

Soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang dimaui dengan menarik

perhatian atau mempengaruhi pihak lain agar mau mengadopsi tujuan -tujuan negara-negara

yang menggunakan soft power tersebut. Sebagai instrumen soft power, perkembangan

diplomasi publik tergolong pesat. Pesatnya perkembangan ini dipicu oleh kenyataan bahwa

upaya -upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi jalur pertama dianggap telah

gagal mengatasi konflik -konflik antarnegara.

Nye mendefinisikan soft power sebagai “the ability to get what you want through

attraction rather than through coercion or payments” (Nye, 2004, 10). Soft power

berdasarkan pada kemampuan membentuk preferensi orang lain (Nye, 2004). Dalam

membuat keputusan, kita harus membuat peraturan yang ramah dan menarik sehingga

masyarakat mau membantu kita untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaannya soft

12
Putri Mentari Racharjo dan R.M.T. Nurhasan Affandi, Jurnal, Diplomasi Publik Baru Dalam Penyajian
Informasi Dan Gambaran Budaya Jepang Oleh Saluran Youtube ‘only in japan’,2019 , di akses januari 2021
13
C.Hennida, Jurnal, Judul: “Diplomasi public dalam politik luar negri”, web:
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03_Hennida_DIPLOMASI%20PUBLIK.pdf, Diakses (januari 2021)
diplomacy dengan menggunakan aplikasi soft power cenderung dianggap lebih baik karena

tidak mengeluarkan biaya yang besar dan tidak memakan korban. Dengan adanya perubahan

pandangan terhadap aktor hubungan internasional, berbagai aktor non-negara mulai

dilibatkan dalam pelaksanaan soft diplomacy. Sehingga dapat dikatakan, soft diplomacy

adalah contoh konkret penerapan instrument selain tekanan politik, ekonomi dan militer yaitu

dengan mengedepankan unsur budaya dalam kegiatan diplomasi yang dilakukan.14

2.2 brand image

Citra ( image ) merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.

Image yang baik tentang produk akan menguntungkan perusahaan dan sebaliknya. image

yang baik tentang produk akan menguntungkan perusahaan karena konsumen secara tidak

sadar akan merekomendasikan produk kepada orang lain.

Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan

kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin

berkualitas membuat perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha berlomba-lomba

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan brand image (citra

merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang

membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya.

Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan brand image

yang mereka miliki diantaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut,

penetapan harga yang bersaing, dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik Brand Image

produk yang dijual, maka semakin tinggi keputusan pembelian oleh konsumen.

Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan

kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan citra merek adalah
14
Beatrix E.D. Sendow, Judul: “Korean wave sebagai instrument soft power diplomasi kebudayaan korea
selatan di Indonesia”, Diakses (januari 2021)
persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi

yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:403). Surachman (2008:13)

mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat

diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas

sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya. Dapat juga dikatakan bahwa brand

image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi

pribadinya (Ferrinadewei, 2008:166).

Faktor- faktor pembentuk brand image dijelaskan oleh Keller ( 2003: 167) sebagi

berikut:

1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) Asosiasi merek

yang menguntungkan dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan

oleh merek dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen

membentuk sikap positif terhadap merek (Keller, 2008: 58). Keller mendeskripsikan

kesukaan terhadap merek melalui kebaikan dan keburukan suatu merek, atau hal yang disukai

atau tidak oleh konsumen terkait dengan atribut dan manfaat merek tersebut

2. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) Inti dari brand

positioning adalah merek memiliki keuntungan bersaing yang terus-menerus atau unique

selling proposition yang meberikan alasan yang menarik bagi konsumen mengapa harus

membeli merek tersebut (Keller, 2008: 58). Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan

bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.

3. Kekuatan asosiasi merek atau strength of brand association tergantung pada

bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan

sebagai bagian dari citra merek. Ketika seseorang konsumen secara aktif menguraikan
informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat dalam

ingatan konsumen.15

Kesimpulannya brand image (citra merek) merupakan gambaran atau kesan yang

ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak pelanggan. Penempatan citra merek dibenak

konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan

dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di

benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk

membeli merek yang bersangkutan sangat besar.16

2.2.1 persepsi.

Persepsi merupakan suatu perpaduan dari tiga komponen utama yaitu nilai,

keyakinan, dan pengetahuan. Ketiga komponen inilah yang akan membentuk persepsi

seseorang, kelompok, maupun negara. Nilai merupakan preferensi terhadap pernyataan

realitas tertentu dibanding realitas lainnya. Keyakinan adalah sikap bahwa suatu deskripsi

realitas adalah benar, terbukti, atau telah diketahui. Keyakinan sering didasarkan pada

penerimaan informasi yang sebelumnya dari lingkungan meskipun hal itu tidak sama dengan

data itu sendiri. Sedangkan pengetahuan bersumber dari data atau informasi yang diterima

dari lingkungan. Pengetahuan adalah unsur kunci dalam pembentukan dan perubahan sistem

perseptual. Konsep perubahan persepsi seseorang atau persepsi nasional mengacu pada

pengetahuan baru yang merombak keyakinan dan nilai.17

15
Faisal Munif Soim, Jurnal, 2019, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Diakses
(januari 2021).
16
Fransisca Paramitasari Musay, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Web:
https://media.neliti.com/media/publications/74236-ID-pengaruh-brand-image-terhadap-keputusan.pdf, di
akses (6 januari 2020).
17
Walter S.Jones, Logika Hubungan Internasional: Persepsi Nasional 1, 1992, hal 276, Tiga komponen yang
membentuk persepsi ini juga dikemukakan K.J Holsti dalam bukunya International Politics (1983), Politik
Internasional : Kerangka Untuk Analisis, Jilid 2, Jakarta , Erlangga, 1988, hal 86-90.
Persepsi juga merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.

Oleh karena itu, setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang

berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting

daripada situasi itu sendiri. Persepsi bersifat individual, meskipun stimulus yang diterimanya

sama karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berfikir yang

berbeda maka hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi pada setiap

individu. Taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari apa yang diterima

dari alat indera atau reseptor.18

Para pembuat keputusan dipengaruhi oleh berbagai proses psikologi yang

mempengaruhi persepsi itu, misalnya untuk merasionalisasikan tindakan, untuk

mempertahankan pendapat sendiri, untuk mengurangi kecemasan, dan lain sebagainya. Ole

R. Holsti membuat diagram yang menggambarkan persepsi dan hubungannya dengan citra

dan sistem keyakinan seperti berikut:19

Bagan 2.1

Hubungan antara sistem keyakinan dengan pembuatan keputusan politik luar negeri.

(Ole R. Holsti, The belief System And National Image: A case Study)

input
Sistem Keyakinan
Persepsi tentang
Citra tentang apa yang telah,
realitas
sedang dan akan terjadi (FAKTA)

18
Gibson, dkk 1989, Organisasi Dan Manajemen Perilaku.
19
Ole R. Holsti, The Belief System and National Images: A Case Study, Dikutip Dalam Mohtar Studi Hubungan
Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, Yogyakarta: PAUSSUGM, 1989, hal.21.
Keputusan

informasi Citra apa yang seharusnya


terjadi (NILAI)

2.4 penelitian terdahulu

Pembahasan mengenai tentang Pengaruh diplomasi publik terhadap brand Nature

Republic korea di FISIP (UHO), telah banyak di teliti sebelumnya. Melalui penjabaran

beberapa penelitian terdahulu di harapkan dapat menunjukkan bahwa penelitian ini penting

untuk di kaji.

Pertama, penelitian dari Fransisca Paramitasari Musay yang berjudul, “ Pengaruh

brand image terhadap keputusan pembelian (Survei Pada Konsumen KFC Kawi Malang)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Image baik secara bersama-sama

maupun parsial serta untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap

Keputusan Pembelian pada konsumen KFC Kawi Malang.

Hasil dari penelitian ini membuktikan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa

brand image (citra merek) memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian benar adanya.

Richardson, dkk (1994) dalam jurnal Gilaninia dan Mousavian (2012: 7549) mengatakan

bahwa brand image (citra merek) sering digunakan sebagai syarat ekstrinsik untuk membuat

sebuah keputusan pembelian. Jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan suatu

produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang disukai atau yang terkenal

(Schiffman dan Kanuk 2008:173). Sebuah merek yang memiliki citra yang positif atau

disukai dianggap dapat mengurangi resiko pembelian. Hal inilah yang menyebabkan para

konsumen seringkali menggunakan brand image sebuah produk sebagai salah satu acuan

dalam membuat sebuah keputusan pembelian. Dengan demikian dapat disimpulkan dapat

disimpulkan bahwa variabel X1 (Citra Perusahaan), X2 (Citra Pemakai), dan X3 (Citra


Produk) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y

(Keputusan Pembelian) sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti dan dapat

diterima.20

Kedua, penelitian ini dari Ratih Indraswari MA (Ketua) Yulius Purwadi Hermawan

Ph.D (Pembina) yang berjudul, “Diplomasi Publik dan Nation Branding”. Penelitian ini

mencoba mengaplikasikan konsep diplomasi publik dan nation branding terhadap kegiatan

diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Akan digunakan lima pendekatan

utama yang ditawarkan oleh Szondi terkait hubungan antara konsep diplomasi publik dan

nation branding. Penelitian ini kemudian akan mencoba mengidentifikasi pendekatan yang

sesuai dalam melihat upaya diplomasi Indonesia di dalam hubungannya dengan diplomasi

publik dan nation branding.

Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan contoh kegiatan nation branding

internal Indonesia yang bersifat Governmental-led, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

teoritis terhadap nation brading mengadopsi pendekatan kelima dimana aktivitas nation

branding berkesinambungan dengan kegiatan diplomasi publik. Namun penelitian ini belum

dapat mengidentifikasikan pola kegiatan nation branding di Indonesia secara menyeluruh.

Hal ini disebabkan oleh karakter aktor yang terfragmentasi meliputi aktor Negara dan aktor

non-negara. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi bentuk aktivitas diplomasi

publik yang dilaksanakan oleh aktor negara.21

Ketiga, penelitian dari Dina Dwiresanti yang berjudul “budaya popular sebagai alat

diplomasi publik: Analisa peran Korean wave” dalam diplomasi publik korea periode 2005-

20
Fransisca Paramitasari Musay, Judul: “Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian”, Jurnal,
Diakses (8 desember 2020).

21
Ratih Indraswari MA (Ketua) Yulius Purwadi Hermawan Ph.D (Pembina), “Diplomasi Publik dan Nation
Branding”,web https://media.neliti.com/media/publications/12703-ID-diplomasi-publik-dan-
nation-branding.pdf, Diakses pada tanggal 8 desember 2020.
2010.” Membahas mengenai keberadaan budaya popular dalam hal ini adalah Korean wave

sebagai bagian dalam diplomasi publik korea.

Disimpulkan bahwa diplomasi publik korea melalui Korean wave memiliki tiga faktor

utama yang mendorong keberhasilan dalam perannya, yaitu peran pemerintah, kedua adalah

faktor kepopuleran dari Korean wave, dan faktor informasi mengenai Korean wave itu

sendiri. Ketiga faktor inilah yang menjadi kunci utama dalam keberhasilan berjalannya

diplomasi publik korea melalui Korean wave dalam menarik minat para masyarakat asing

untuk datang ke korea, meningkatkan citra positif korea, mendorong kemajuan aspek-aspek

lain dari korea, dan mendorong terjalinnya Kerjasama antara korea dengan negara-negara

lainnya.22

Keempat, penelitian dari Dinda Yamita Setyowati yang berjudul “Strategi

Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Jumlah Visitor Arrivals”. Skripsi ini

bertujuan untuk meneliti bagaimana strategi pemerintah dalam usaha untuk meningkatkan

Visitor arrivals Korea Selatan. Diplomasi publik yang telah dilakukan oleh Korea Selatan

melalui Korean wave memberi dampak tersendiri bagi Korea. Penelitian dalam skripsi ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif melalui

penjelasan mengenai strategi peningkatan yang terjadi dalam visitor arrivals yang terjadi di

Korea Selatan.23

Hasil dari penelitian ini Pemerintah Korea Selatan berusaha untuk meningkatkan

sektor kepariwisataannya, sebagai salah satu langkahnya adalah pertukaran budaya antara

Korea Selatan, Indonesia serta didirikannya organisasi pariwisata Korea Selatan di Indonesia.

22
Dina Dwiresanti, “budaya popular sebagai alat diplomasi public: Analisa peran Korean wave, skripsi, web
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf, Diakses pada tanggal 8 desember
2020.

23
Dinda Yamita Setyowati, Strategi Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Jumlah Visitor Arrivals,
Skripsi, Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional „Veteran‟ Jawa Timur, 2013 .web
http://eprints.upnjatim.ac.id/6344/1/file1.pdf , Diakses pada tanggal 8 desember 2020.
Kelima, penelitian dari Syafril Alam dan Ansgrasia Jenifer Nyarimun yang berjudul

“musik K-POP sebagai alat diplomasi dalam soft power Korea Selatan”. Bagaimana

pengaruh dijadikannya musik K-Pop sebagai alat diplomasi Korea Selatan terhadap negara

tersebut, di mana pengaruh tersebut berupa keuntungan yang didapatkan oleh pemerintah

Korea Selatan dengan berkembangnya musik K-Pop saat ini. melihat bagaimana peran

pemerintah serta pihak-pihak lainnya dalam mendukung kemajuan musik K-Pop sehingga

dapat menjadi alat diplomasi dalam soft power Korea Selatan.

Bentuk Diplomasi yang dilakukan melalui music K-Pop dan K-Drama adalah

diplomasi budaya di mana dalam peredarannya, para artis K-Pop ini menyebarkan budaya

mereka melalui Bahasa, lagu, tarian, dan make up.24

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Fransisca Pengaruh brand image Sebuah merek yang memiliki citra

Paramitasari terhadap keputusan yang positif atau disukai dianggap

Musay pembelian (Survei Pada dapat mengurangi resiko pembelian.

Konsumen KFC Kawi Hal inilah yang menyebabkan para

Malang)Pada konsumen seringkali menggunakan

Konsumen KFC Kawi brand image sebuah produk sebagai

Malang) salah satu acuan dalam membuat

sebuah keputusan pembelian.

2 Ratih Indraswari Diplomasi Publik dan Dengan menggunakan contoh kegiatan

MA (Ketua) Nation Branding nation branding internal Indonesia


24
Syafril Alam dan Ansgrasia Jenifer Nyarimun, “MUSIK K-POP SEBAGAI ALAT DIPLOMASI DALAM SOFT POWER
KOREA SELATAN”, jurnal, web http://isip.usni.ac.id/jurnal/5%20Syafril%20Alam%20dan%20Ansgrasia
%20Jenifer%20Nyarimun.pdf, Diakses pada tanggal 8 desember 2020.
Yulius Purwadi yang bersifat Governmental-led, dapat

Hermawan Ph.D disimpulkan bahwa pendekatan teoritis

(Pembina) terhadap nation brading mengadopsi

pendekatan kelima dimana aktivitas

nation branding berkesinambungan

dengan kegiatan diplomasi publik.

3 Dina Dwiresanti budaya popular sebagai Disimpulkan bahwa diplomasi public

alat diplomasi public: korea melalui Korean wave memiliki

Analisa peran Korean tiga factor utama yang mendorong

wave keberhasilan dalam perannya, yaitu

peran pemerintah, kedua adalah faktor

kepopuleran dari Korean wave, dan

faktor informasi mengenai Korean

wave itu sendiri.

4 Dinda Yamita Strategi Pemerintah Pemerintah Korea Selatan berusaha

Setyowati Korea Selatan Dalam untuk meningkatkan sektor

Meningkatkan Jumlah kepariwisataannya, sebagai salah satu

Visitor Arrivals langkahnya adalah pertukaran budaya

antara Korea SelatanIndonesia serta

didirikannya organisasi pariwisata

Korea Selatan di Indonesia.

5 Syafril Alam dan Musik KPOP sebagai Bentuk diplomasi yang dilakukan

Ansgrasia Jenifer alat diplomasi dalam melalui musik K-Pop adalah diplomasi

Nyarimun. soft power korea selatan budaya di mana dalam peredarannya,


para artis K-Pop ini menyebarkan

budaya mereka melalui bahasa, lagu,

dan tarian yang mereka tampilkan.

Selain itu, mereka menyebarkan pula

budaya lain seperti gaya berbusana

yang unik dan menjadi ciri khas

mereka.

2.5 kerangka pemikiran

Diplomasi public merupakan pencapaian kepentingan negara yang popular digunakan,

dimana Republic of Korea merupakan salah satu contoh negra yang menggunakan diplomasi

public dengan Korean wave menjadi salah satu medianya. Korean wave meraih

kesuksesannya di Indonesia. Tujuan ini berteujuan untuk mendeskripsikan pencapaian

kepentingan negara melalui diplomasi public yang melibatkan banyak actor swasta.

Perkembangan Korean Wave di Indonesia diawali saat masuknya tayangan serial

drama Korea dan menjadi langkah awal dalam memperkenalkan bentuk Korean Wave

lainnya, yakni musik pop Korea. Korean Wave mencapai kesuksesan di banyak negara dan

membantu untuk mempromosikan dan meningkatkan produk brand Korea Selatan seperti di

Indonesia. Budaya pop Korea menghasilkan pemasukan yang sangat besar bagi

perekonomian Korea Selatan. Keberhasilah Korean Wave merupakan hasil dari langkah

konkret perjanjian Joint Cultural Commision Korea-Indonesia dimana Korea Selatan

memiliki tujuan untuk memperkenalkan budayanya ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia

dimana pada tanggal 18 Juli 2011 telah dibangun pusat Informasi tentang Negara dan budaya

Korea yakni Korean Culture Centre di Jakarta. Pusat Kebudayaan Korea tersebut bertujuan
menyediakan Informasi tentang Negara dan budaya Korea serta informasi pertukaran budaya

masing-masing Negara.

Korean Wave memberikan pengaruh yang nyata dan berperan penting dalam

memperkenalkan budaya Korea ke Indonesia. Adapun pengaruh budaya Korea dalam

masyarakat Indonesia ialah dari hasil wawancara dengan beberapa penggemar Korea,

berawal dari kegemaran mereka menonton serial drama Korea dan mulai menikmati musik

pop Korea selanjutnya akan mempelajari tentang budaya Korea. Kemudian, mereka mencoba

makanan Korea seperti apa yang mereka lihat dalam serial-drama ataupun film Korea, lalu

mulai mengenal pakaian tradisional Korea ‘Hanbok’, tidak hanya itu bahkan mereka pun

memakai skincare brand korea yang di promosikan oleh artis artis terkenal korea. dan bahkan

belajar beberapa kosa kata Korea melalui lirik lagu K-Pop.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Korean wave dapat mempengaruhi citra

merek Nature Republic. Responden yang menggemari budaya Korea memiliki persepsi

terhadap citra produk kosmetik Nature Republic. Citra merek ini terbentuk dari peran

selebriti Korea yang menjadi endorser produk Nature Republic. Selebriti tersebut tampil

dalam drama maupun video musik Korea. Hasil penelitian ini menjelaskan mahasiwi Fisip

(UHO) yang menggemari budaya Korea memiliki persepsi terhadap citra merek kosmetik

Nature Republic. Responden menilai bahwa Nature Republic memiliki citra merek yang baik

terutama produk gel aloevera Nature Republic. Citra merek ini juga dibentuk oleh

pengalaman penggunaan produk Responden dalam penelitian ini memiliki persepsi bahwa

kosmetik Nature Republic yang berasal dari negara Korea merupakan negara yang mampu

memproduksi produk yang berkualitas tinggi. Produk yang berkualitas tersebut

mempengaruhi tingkat kesadaran responden terhadap kosmetik Nature Republic. Responden

memiliki kesadran merek terutama terhadap produk Nature Republic.


Pengaruh Diplomasi Publik
Terhadap

Brand Nature Republic

Diplomasi publiK dan brand


image

Meningkatkan Citra

Brand Nature Republic

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003:43)25 lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat

atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan

kegiatan yang dapat di observasi. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di universitas

25
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
HALUOLEO fakultas FISIP Sulawesi Tenggara. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan

adanya keterlibatan aktor.

3.2Subjek dan Objek

3.2.1 Subjek

Suharsini Akunto (1989)26 yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu,

benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan

data penelitian atau seperti yang diajukan. Subjek dalam penelitian ini bagaimana Diplomasi

Publik brand Nature Republic di Fisip (UHO).

3.2.2 Objek

Objek dalam penelitian ini adalah permasalahan yang teliti objek penelitian ini berfokus

pada pengaruh Pengaruh diplomasi publik terhadap brand Nature Republic korea di FISIP

(UHO).

3.3Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini berasal dari dari wawancara langsung yang disebut

sebagai narasumber. Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan teknik

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar

menguasai suatu objek yang peneliti teliti. Dalam hal ini diharapkan terkumpulnya data yang

real atau nyata dengan mewawancarai informan yang menguasai tentang brand Nature

Republic.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini yang dianggap paling tahu tentang apa yang

26
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti

menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2012:54)27.

Dalam penelitian ini, Informan penelitian yang dibutuhkan yaitu: mahasiswi Fisip

UHO yang mengetahui brand kecantikan korea dan mahasiswa yang memakai produk Nature

Republic.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Data kualitatif

yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal dan bukan dalam bentuk angka28.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang memberikan informasi mengenai

data. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Demikian juga dalam penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut

(Hasan,2002:82)29.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari lapangan oleh peneliti

atau yang bersangkutan yang membutuhkan data tersebut. Data primer didapatkan dari

sumber informan yaitu individu atau perseorangan maupun narasumber melalui wawancara

yang dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari wawancara yang

dilakukan dengan mahasiswi FISIP (UHO), yang mengetahui brand kecantikan korea dan

mahasiswa yang memakai produk Nature Republic.

27
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
28
S, Suryabrata,(1987). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
29
Hasan, M. Iqbal,. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor :
Ghalia Indonesia.
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau didapatkan oleh peneliti dari

sumber – sumber yang telah ada. Data ini digumakan untuk mendukung data primer yang

telah didapatkan. Data sekunder dapat berbentuk bahan pustaka, literature, penelitian

terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini yang termasuk data sekunder

adalah Jurnal atau artikel yang berkaitan langsung dengan Pengaruh diplomasi publik

terhadap brand Nature Republic korea di FISIP (UHO).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1.Pengamatan (Observasi)

Adapun cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian dan

mencatat secara sistematis semua data yang diperoleh. Pengamatan dilakukan untuk

mencocokkan data yang telah diperoleh melalui wawancara terhadap keadaan yang

sesungguhnya, guna mendapatkan data yang lebih andal dan akurat.

2.Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek penelitian dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang isu atau tema yang akan

diangkat dalam penelitian atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang telah diperoleh dari teknik lain.

Wawancara dilakukan dengan maksud untuk menganalisis mengenai Pengaruh diplomasi

publik terhadap brand Nature Republic korea di FISIP (UHO).

3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiono (2015: 329)30 adalah suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen tulisan angka dan

gambar yang berupa laporan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang

dapat mendukung penelitian. Dalam hal ini dokumentasi dapat berupa tulisan maupun

gambar. Dokumen pelengkap dalam penelitian ini berupa Jurnal, dokumen dari pemerintah

resmi, laporan – laporan internet, data – data dan sumber lainnya yang dianggap ada

kaitannya dengan Pengaruh diplomasi public terhadap brand Nature Republic korea di FISIP

(UHO).

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk

mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Menurut Bogadan dalam Sugiyono,

analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang telah diperoleh

dari hasil wawancara dengan narasumber, catatan dari lapangan, dan bahan informasi lain

sehingga dapat mudah dipahami dan hasilnya dapat diinformasikan pada publik.

3.7 Desain Penelitian.

Tabel 3.1 Desain Penelitian.

Brand nature republic korea fisip di uho

No Unit Analisis Indikator Analisis Teknik Pengumpulan

Data

1 Diplomasi Publik brand 1.brand Ambasador  Observasi

Nature Republic di FISIP (EXO Dan NCT 127)  Wawancara

UHO 2.Iklan Digital  Dokumentasi

30
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
 Youtube

 Instagram

 Facebook

 Web

2 Citra brand Nature Kualitas Produk Skincare  Observasi

Republic di FISIP (UHO) Nature Republic  Wawancara

 Dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA

arikunto, s. (2009). manajemen penelitian . jakarta: rineka cipta.

bakry. (2017). metode penelitian hubungan internasional. yogyakarta: pustaka pelajar.

bedjaoui, m. (2000). the fundamentals of preventive diplomacy. new york.

dwirezanti, a. (n.d.). budaya popular sebagai alat diplomasi publik , analisa peran korean

wave dalam diplomasi publik korea. skripsi:

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf .
efendi, t. d. (n.d.). diplomasi publik sebagai pendukung hubungan indonesia-malaysia.

https://media.neliti.com/media/publications/99613-ID-diplomasi-publik-sebagai-

pendukung-hubun.pdf.

indarswari, r. (n.d.). diplomasi publik dan nation branding. :

https://media.neliti.com/media/publications/12703-ID-diplomasi-publik-dan-nation-

branding.pdf .

musay, f. p. (n.d.). pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.

https://media.neliti.com/media/publications/74236-ID-pengaruh-brand-image-

terhadap-keputusan.pdf.

Adina Dwirezanti, Skripsi, Judul: Budaya popular sebagai alat Diplomasi Publik: Analisa

peran Korean Wave dalam Diplomasi Publik Korea, Web:

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285083-S-Adina%20Dwirezanti.pdf

Dinda Yamita Setyowati, Skripsi, Judul: Strategi pemerintah Korea Selatan dalam

meningkatkan jumlah visitor Arrivals, Web: http://eprints.upnjatim.ac.id/6344/1/file1.pdf

http://eprints.umm.ac.id/48852/2/BAB%20I.pdf

http://scholar.unand.ac.id/56740/2/BAB%20I.pd

http://repository.wima.ac.id/19433/23/BAB%201.pdf

http://scholar.unand.ac.id/3 (dwirezanti)891/2/2.%20Bab%20I%20%28Pendahuluan%29.pdf

http://isip.usni.ac.id/jurnal/5%20Syafril%20Alam%20dan%20Ansgrasia%20Jenifer

%20Nyarimun.pdf

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2760/3150
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:DM0f_FP0VeIJ:jurnal.unpad.ac.id/

padjir/article/download/21589/10377+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://media.neliti.com/media/publications/86963-ID-pengaruh-brand-image-terhadap-

keputusan.pdf

Anda mungkin juga menyukai