Mastoiditis + Parese N.fasialis
Mastoiditis + Parese N.fasialis
Pembimbing
dr. H. Farid Wajdi, Sp. THT-KL
dr. Rangga R. Syarif, Sp. THT-KL, M.Kes
Disusun oleh :
Andri Nurfajar 09310297
STATUS PASIEN
Nama : Andri Nurfajar
NPM : 09310297
I.
Keterangan Umum
Nama
: Ny. L
Usia
: 28 tahun
Alamat
: Dusun Cikadongdong RT01/RW05 Sukahaji Cihaurbeuti
Ciamis
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu RT
Tanggal periksa : 18 Juni 2014
II.
Anamnesa
Keluhan Utama : Benjolan dibelakang telinga kiri
RPS
Pasien mengeluh ada benjolan di belakang telinga kiri sejak 2 minggu
SMRS. Benjolan disertai keluar cairan warna bening. Benjolan dirasa tidak
semakin membesar. Pasien mengatakan benjolan sebesar kelereng.
Selain itu pasien juga mengeluh nyeri dibelakang telinga kiri dan terasa
panas. Nyeri dirasa berdenyut dan memberat saat malam hari sehingga
mengganggu tidur pasien. Pasien juga mengeluh demam tetapi hilang timbul.
Pendengaran pada telinga kiri terganggu dan juga terdengar suara berdenging.
Keluhan pusing berputar, mual dan muntah tidak ada.
Pasien juga mengeluh keluar cairan dari telinga sebelah kirinya sejak 5
bulan. Keluar cairan dari telinga ini, sudah pernah dialami sebelumnya dan
belum sembuh sembuh. Warna putih kekuningan, kental dan lengket. Tercium
bau amis. Pasien hanya membersihkan dengan kapas.
Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan bahwa sebelum ada benjolan, terasa nyeri di belakang
telinganya. Benjolan yang pertama dikeluhkan kurang lebih 2 tahun yang lalu.
Pasien sempat berobat ke dokter umum karena ada benjolan dibelakang telinga
kirinya kemudian pecah dan keluar cairan. Benjolan sempat sembuh.
Sekitar 1 tahun yang lalu, pasien berobat ke dokter umum karena benjolan
muncul kembali dibelakang telinga kirinya dan keluar cairan, sama seperti yang
dikeluhkan sebelumnya. Diberi obat dan cairan tidak keluar lagi.
Saat ini pasien datang ke dr.THT karena benjolan dibelakang telinga sebelah
kirinya keluar cairan lagi dan terus menerus.
RPD
Waktu kecil pasien pernah mengalami batuk pilek dan mengakibatkan sakit
telinga kirinya sampai pernah keluar cairan. Sejak 3 tahun yang lalu telinga kiri
keluar cairan. terus menerus, tidak sembuh sembuh. Warna putih
kekuningan, lengket. Riwayat hipertensi, kencing manis, keganasan, alergi
tidak ada.
RPK
Tidak ada keluhan yang sama dengan pasien
III.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
- Tekanan Darah = 120/80 mmHg
- Nadi
= 84 x/ menit
Kepala
- Respirasi
- Suhu
= 16 x/menit
= 37,5 oC
Leher
: DBN
Thorax
: DBN
Abdomen
: DBN
Extremitas
: DBN
Neurologis
: Motorik :
Dextra/ Sinistra
: normal/ lemah
: normal/ lemah
: normal/ lemah
STATUS LOKALIS
Telinga
Bagian
Kelainan
Preaurikula
Kelainan Kongenital
Radang dan Tumor
Auris
Dextra
-
Sinistra
-
Aurikula
Trauma
Kelainan Kongenital
Trauma
Edema
Hiperemis
Nyeri Tekan
Sikatrik
Fistula
Fluktuasi
Kelainan Kongenital
+
-
Kulit
DBN
DBN
Sekret
+ banyak, keruh
+ sedikit, kering
Sulit dinilai
Edema
Jaringan Granulasi
Massa
Kolesteatoma
Sulit dinilai
Retroaurikula
Canalis akustikus
externa
Serumen
Bagian
Membran Timpani
Kelainan
Auris
Warna
Dextra
Putih mutiara
Sinistra
Sulit dinilai
Intak
Sulit dinilai
jam 4
Sulit dinilai
Cahaya
Tes Pendengaran
Pemeriksaan
Tes Bisik/ Suara
Tes Rinne
Tes Webber
Auris
Dextra
Sinistra
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
+
Lateralisasi ke sinistra
Hidung
Pemeriksaan
Rinoskopi
Anterior
Auris
Dextra
DBN
Sinistra
DBN
Sekret
Krusta
Choncha Inferior
DBN
DBN
Septum
DBN
DBN
Polip/ Tumor
Pasase Udara
Mukosa
Mukosa
DBN
Koana
Rinoskopi
Posterior
Sekret
DBN
DBN
Torus Tubarius
Sulit dinilai
Fossa Rosenmuller
Sulit dinilai
Adenoid
Sulit dinilai
Kelainan
Mukosa Mulut
Keterangan
DBN
Lidah
DBN
Palatum Molle
DBN
Mulut
8765432112345678
Gigi geligi
DBN
Uvula
Halitosis
Tonsil
Dextra
Sinistra
Mukosa
DBN
DBN
Besar
T2
Kripta
DBN
DBN
Detritus
Perlengketan
Mukosa
Faring
Bagian
Laring
T2
DBN
Granulasi
Kelainan
Epiglotis
Keterangan
DBN
Kartilago Aritenoid
Sulit dinilai
Plika Ariepiglotika
DBN
Plika Vestibularis
DBN
Plika Vokalis
DBN
Rima Glotis
Sulit dinilai
Trakea
Maksilofasial
Bentuk
: DBN
Parese N. Krani
Leher
: DBN
DBN
IV.
Resume
Anamnesa
RPS :
- Edem retroaurikula sinistra, keluar cairan serous
- Nyeri retroaurikula sinistra
- Pendengaran berkurang + tinitus AS
- Otore AS, kekuningan, mukose, lengket, bau amis
Riwayat pengobatan :
-
RPD :
-
Otore AS
Pemeriksaan Fisik
- Status Generalisata : TD 120/80mmHg, N 84x/mnt, R 16x/mnt, S 37,50C
Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
- Status Lokalis
ADS
: retroaurikula sinistra : edem (+), hiperemis (+), nyeri tekan
(+), fistula (+), fluktuasi (+), sikatrik (+)
Canalis akustikus externa sinistra : sekret (+) banyak, mukose
CN
: DBN
NPOP
: Tonsil T2/ T2
MF
: DBN
Leher
: DBN
V.
Diagnosis Banding
- Mastoiditis kronis sinistra dengan parese n.fasialis perifer sinistra et causa
-
VI.
sinistra
Diagnosis Kerja
Mastoiditis kronis sinistra dengan parese n.fasialis perifer sinistra et causa OMSK
tipe maligna
VII.
Usulan Pemeriksaan
- Foto mastoid sinistra Schuller
CT scan mastoid
VIII.
Penatalaksanaan
1. Umum
a. Ear toilet
b. Telinga jangan sampai kemasukan air
c. Kalau batuk pilek segera diobati
2. Medikamentosa
a. Ofloxacin ear drop 2 x VI gtt AS
b. Cefadroxil 2 x 500mg p.c
c. Klindamisin 2 x 300mg p.c
d. Asam mefenamat 3 x 500mg p.c
e. Ginkgo biloba 2x1 p.c
3. Operatif
Konsul ke dokter sp.THT KL
IX.
Prognosis
- Quo ad Vitam
: Bonam
- Quo ad Fungctionam : Dubia ad Malam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian : luar, tengah dan dalam. Telinga
luar terdiri dari aurikula dan meatus akustikus eksternus. Telinga tengah terdiri dari tulangtulang pendengaran (ossicle) dan cavum timpani. Telinga dalam terdiri dari organ
vestibular.
membran timpani dengan membran lain yang menutupi foramen ovale. Foramen lain
diantara telinga tengah dan dalam yang juga ditutupi membran adalah foramen rotundum.
Terdapat dua otot telinga yaitu tensor timpani yang berfungsi mengurangi getaran
berlebihan dari membran timpani dan tulang pendengaran untuk mencegah kerusakan pada
telinga tengah. Otot ke dua adalah stapedius yang juga berfungsi mengurangi getaran
berlebihan pada tulang pendengaran terutama stapes.
Telinga dalam
Pada telinga dalam terdapat organ vestibulokoklear yang memiliki fungsi penting
dalam penerimaan suara dan pengaturan keseimbangan.
OMSK
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah infeksi kronik di telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Perjalanan penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media supuratif
kronik apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan,
disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi
OMSK adalah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, daya tahan tubuh pasien lemah.
Letak perforasi
Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe OMSK.
Perforasi membran timpani dapat ditemukan didaerah sentral, marginal, atau atik. Pada
perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi masih
ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik adalah perforasi yang
terletak di pars flaksida.
Jenis OMSK
OMSK dibagi menjadi 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)
dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = maligna). Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar
dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif adalah OMSK dengan sekret
yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang adalah yang
keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja dan biasanya
tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umunya OMSK tipe aman jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat
kolesteatoma. OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma.
OMSK ini dikenal dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada
OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang kadang terdapat juga
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang
berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.
Komplikasi OMSK
Otitis media supuratif, baik yang akut maupun kronik, mempunyai potensi untuk
menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat
menyebabkan kematian. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe bahaya,
tetapi OMSK tipe aman pun dapat menyebabkan suatu komplikasi, bila terinfeksi kuman
yang virulen.
Menurut Shambough (2003) komplikasi OMSK terbagi atas:
1. Komplikasi Intratemporal
a. Perforasi membran timpani
b. Mastoiditis
c. Parese nervus fasialis
d. Labirinitis
e. Petrositis
2. Komplikasi Ekstratemporal
a. Abses subperiosteal
3. Komplikasi Intrakranial
a. Abses ekstradural
b. Abses subdural
c. Abses otak
d. Tromboflebitis
e. Meningitis
f. Hidrosefalus otikus
Mastoiditis
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak
pada tulang temporal. Mastoiditis adalah penyakit sekunder dari otitis media yang tidak
sembuh sembuh. Terjadi ketika ada ekstensi dari infeksi ke air cell mastoid dengan
supurasi dan kehilangan septum interseluler.
Gambar 3. Mastoiditis
a. Mastoiditis akut
Pemeriksaan penunjang :
-
b. Mastoiditis subakut
Mastoiditis subakut dapat terjadi ketika pengobatan yang tidak adekuat dari
pengobatan otitis media akut sebagai hasil dari infeksi rongga mastoid. . gejala dan
tanda klinis sama dengan mastoiditis akut, tetapi lebih berat dan persisten.
Diagnosis dibuat dengan menggunakan CT scan. Kebanyakan kasus membutuhkan
ventilasi dari telinga tengah dikombinasikan dengan antibiotik.
c. Mastoiditis kronik
Biasanya terjadi pada otitis media kronik dengan jaringan granulasi yang
melibatkan mastoid, erosi tulang dan dapat menyebabkan komplikasi lain.
Mastoiditis kronik paling sering ditemukan di mastoid sklerotik. Terapi untuk
mastoiditis yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Antibiotik yang
digunakan ciprofloxacin peroral dengan atau tanpa klindamisin. 10
DAFTAR PUSTAKA