DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
........................................................................... i
Daftarlsi
........................................................................... ii
DaftarTabel
.......................................................................... iv
DaftarGambar
.......................................................................... v
Daftar Lampiran
.......................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
............................................................... 1-1
............................................................... 1-1
....................................... I-3
........................................ I-4
I-6
I-7
11-1
........................................................................
11-1
11-1
................................................... H-4
.............................................................. 111-1
.............................................................
IH-8
IV-1
IV-2
V-1
V-22
VI-1
VI-1
VI-18
DAFTAR TABEL
Halaman
VI-11
Tabel 6.2. Jumlah Kecelakaan Kabupaten xxxxxx Tahun 2002 ........................ VI-14
Tabel 6.3. Perumusan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ....................... VI-27
IV
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Lokasi Proyek Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) ........................ I-2
Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Studi UKL-UPL ..................................I-9
Gambar2.1. PagarRumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300
(Desa Duren)................................................................... II-4
Gambar 2.1. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300
(Desa Duren)................................................................... I4
Gambar 2.2. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada Km 86,3
(Desa Pancawati) ..........................................................
1l~4
II-4
it5
DAFTAR LAMPIRAN
VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dilalui jalur regional yang merupakan
jalur transportasi utama di Pulau Jawa. Jalur transportasi ini merupakan jalan
negara yang menghubungkan antar wilayah propinsi dan antar pulau.
Jalur ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena terjadinya pencampuran
antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat ruas jalan menerima beban
yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut ruas jalan akan menjadi
rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Salah satu upaya
mengatasi
permasalahan
kemacetan
lalu
lintas
adalah
dengan
jalan
meningkatkan jalan yang sudah ada. Peningkatan jalan pantura untuk paket ini
(paket 7) terdiri dari pelebaran (sebagian diluar DAMIJA) ruas jalan Xxxxxx Xxxxxx (AP3). Peta lokasi proyek AP3 tertera pada Gambar 1.1.
Rencana peningkatan jalan berada pada jalur lalu lintas kendaraan yang sudah
sangat padat. Rencana pelebaran jalan dapat menimbulkan dampak, baik postitif
maupun negative. Pada tahap prakonstruksi dampak yang dapat ditimbulkan
berhubungan dengan persepsi masyarakat dalam proses pengadaan tanah. Pada
tahap konstruksi kemungkinan dapat menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas,
terganggunya utilitas umum, penurunan kualitas udara, kebisingan sebagai akibat
kegiatan proyek.
1-1
1997,
mengharuskan
setiap
pembangunan
dilaksanakan dengan
Lingkungan
Upaya
Pemantauan
Lingkungan
(UKL-UPL).
Upaya
Pemantauan
Lingkungan
(UKL-UPL).
Kemudian
Peraturan Perundang-undangan
1.3.
masukan
pemrakarsa
dan
menyempurnakan
kepada
para
pengelola
kegiatan
pengambil
kegiatan
pengelolaan
keputusan,
untuk
perencana,
memperbaiki
lingkungan
dalam
dan
rangka
1.4.
Batas wilayah studi dalam penyusunan UKL dan UPL proyek peningkatan jalan
dengan pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx, ditentukan dengan memperhatikan batasbatas proyek, administrasi, sosial dan ekologis.
1. Batas Proyek
Batas proyek meliputi tapak proyek: Ruas Xxxxxx - Xxxxxx 4,1 km (KM 83,1 - KM
85,6; KM 86,1 - KM 86,8; KM 91,6 - 92,5) di Kabupaten Xxxxxx. Lebar damija
rencana 26 meter.
2. Batas Ekologis
Batas pengamatan secara ekologis ditentukan berdasarkan luas sebaran dampak
debu, kebisingan, kualitas air sungai yang ditimbulkan oleh kegiatan peningkatan
jalan. Batas ekologis sekitar 20 meter di kanan dan kiri ruas jalan proyek, lokasi
base camp dan ruas jalan sekitar (yang dilalui mobilisasi quarry).
I-6
3. Batas Administrasi
Batas administrasi merupakan wilayah administrasi desa dimana lokasi proyek
berada. Proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx termasuk dalam wilayah Desa Duren
(Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), dan Desa Dawuan
Tengah (Kecamatan Xxxxxx).
4. Batas Sosial
Batas sosial merupakan wilayah persebaran dampak sosial ekonomi dan sosial
budaya dimana terdapat pengaruh sosial ekonomi dan sosial budaya dari
kegiatan proyek, baik pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, sampai selama
periode pengoperasian jalan. Batas sosial mencakup masyarakat pada kiri kanan
ruas jalan proyek, yang potensial terkena dampak pembebasan lahan, debu,
kebisingan.
5. Batas Teknis
Batas teknis merupakan batasan ruang lingkup wilayah studi UKL/UPL, yakni
ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas, yang
penentuannya disesuaikan dengan ketersediaan sumber data, waktu, dana,
tenaga, teknik dan metode telahaan. Batas teknis bertolak dari batas proyek,
kemudian diperluas ke batas ekologi, batas sosial dan batas administratif yang
lebih luas. Batas teknis studi UKL-UPL disajikan pada Gambar 1.2.
1.4.
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang studi, peraturan perundangundangan, maksud dan tujuan studi, batas dan wilayah studi UKLUPL.
Bab 2 :
Bab 3 :
KOMPONEN LINGKUNGAN
Bab ini menguraikan komponen lingkungan yang kemungkinan
terkena dampak dari kegiatan proyek peningkatan jalan, yang terdiri
dari komponen fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya,
kesehatan masyarakat.
Bab 4 :
Bab 5 :
meminimumkan
timbulnya
dampak
negatif
serta
pelaksana
pengelolaan
lingkungan.
Upaya
nantinya
akan
diterapkan
untuk
mencegah
atau
pengelolaan
lingkungan
dalam
I-9
2.1.
Kondisi Lokasi
Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (Link N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara
(Pantura) Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai
jalan Arteri Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk
melayani angkutan rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata
kendaraan tinggi.
Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang
tinggi akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang
berakibat ruas jalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan
yang tinggi tersebut ruas jalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan
kemacetan lalu lintas.
Untuk mengarahkan agar ruas Xxxxxx - Xxxxxx ini dapat berfungsi sesuai
peranannya dan untuk mengatasi masalah kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,
telah direncanakan suatu program pelebaran jalan pada:
Uraian
Jumlah Lajur
Kecepatan Rencana
Satuan
Standar
Perencanaan
2 lajur x 2 arah
km/j
80/60
3,5
Lebar Median
1,5
0,25
110
Jari-Jari Minimum
400/300
140or1000/a
10
1000
11
3500
12
70
13
14
70
15
- Vertikal Cembung
4500 (3000)
- Vertikal Cekung
3000 (2000)
16
17
4(2)
18
Superelevasi Maksimum
10/8
19
1/200, 1/175
20
5,1
II-2
Tahapan kegiatan proyek terdiri dari tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, dan
tahap operasi & pemeliharaan. Uraian dari setiap tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Sosialisasi
Pada proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sosialisasi telah dilakukan oleh
Pimbagpro, baik kepada kantor desa setempat maupun sosialisasi pada
masyarakat. Kegiatan sosialisasi telah dilakukan sejaktahun 2002 di Desa Duren,
yang merupakan rangkaian kegiatan penyusunan Daftar Nominatif "Ganti Rugi
Tanah Bangunan Dan Tanaman Yang Ada Diatasnya Dalam Rangka Pengadaan
Tanah Untuk Pembangunan/Pelebaran Ruas Jalan Nasional Bekasi - Xxxxxx".
Daftar nominatif memuat 259 nominatif tanah terkena proyek (lampiran 2).
b.
Penyusunan Desain
Desain peningkatan jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) disusun oleh Konsultan PT.
Saka Adhi Prada (PT. SAP). Gambar potongan melintang jalan eksisting dan
rencana pelebaran disajikan pada lampiran 1.
c.
Pengadaan Tanah
Proses pengadaan tanah untuk pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sebagian
pengadaan tanah telah dibayarkan kepada masyarakat bulan September tahun
2000 dan sebagian lainnya dianggarkan melalui APBN tahun 2004. Pengadaan
tanah yang telah dibayar pada September 2000 adalah kepada 161 pemilik tanah
terkena proyek di Desa Dawuan Tengah (Kecamatan Xxxxxx - Kabupaten
Xxxxxx), dan kepada 140 pemilik tanah terkena proyek di Desa Pancawati
(Kecamatan Klari - Kecamatan Xxxxxx). Sedangkan pengadaan tanah yang
dianggarkan melalui APBN tahun 2004 adalah bagi 259 bidang tanah terkena
proyek di Desa Duren (Kecamatan Klari). Warga sudah memundurkan bangunan
rumahnya seperti terlihat pada foto-foto berikut ini.
Gambar2.4.
Masjid "Al Mujahidin" pada sta 1+100 terkena
rencana pelebaran jalan. Disepakati masjid akan
dibongkar dan Proyek akan mengganti material
untuk membangun masjid baru, berbatasan
langsung dengan masjid lama
Pada pengadaan tanah di Desa Duren juga terdapat 3 bangunan toko pada
pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar 2.5). Harga pasaran
nilai bangunan toko Rp. 1.127.000 dan bangunan toko bertingkat mencapai Rp.
2.250.000,- per-m2.
I-5
2. Tahap Konstruksi
a.
Subang - Pamanukan Xxxxxx - Jalan Tol sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju
ruas jalan Xxxxxx-Xxxxxx - Lokasi Proyek.
Peta mobilisasi material tertera pada Gambar 2.6. Frekuensi truk material
diperkirakan 75 truk per-hari (tabel 2.3 di bawah).
II-6
11-7
Jenis Alat
Kapasitas
Stone crusher
40 ton/hr
AMP
40 ton/hr
Dump truck
10-12 ton
10
4 ton
Asphalt Finisher
80 ton/hr
Tyred Roller
8-10 ton/hr
Tandem Roller
8 ton/hr
10 ton/hr
Vibratory Roller
10 ton
10
Wheel Loader
1,2 m3
11
Truck Loader
100 HP
12
Buldozer
120 HP
13
Exavator
100 HP
14
Motor Grader
120 HP
15
Asphalt Sprayer
1000 Lt
16
Water Tanker
5000 Lt
17
Concrete Mixer
0,3 m3
18
Generator set
200 kw
19
Crane scale
10 ton
20
Air compressor
6000 It/m
21
Scale bridge
35 ton
22
Survey equipment
23
Concrete vibrator
3 HP
24
Vibratory compactor
3 HP
25
Water pump
100 Mm
26
Pick up truck
1 ton
27
File hammer
3 HP
1
2
3
Jumlah Alat
AMP (Asphalt Mixing Plant) : merupakan suatu unit peralatan yang berfungsi
untuk membuat campuran aspal panas (hot mix), dimana peralatan ini biasanya
berada di lokasi base camp kontraktor. Peralatan ini dioperasikan pada saat
kontraktor telah memulai pekerjaan pengaspalan jalan.
II-8
Stone Crusher: merupakan peralatan untuk memecah batu yang berguna untuk
memproduksi butiran-butiran batu dengan ukuran sesuai yang diinginkan.
Peralatan ini biasanya berada di lokasi base camp kontraktor. Pengoperasian alat
ini berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti:
Pemadatan aggregat base baik pada perkerasan jalan maupun pada bahu
jalan.
Material
Satuan
Volume
Setara Jumlah
Truk 8 m
Ruas AP3-1
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air
b. Pekerjaan pasangan batu
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah biasa
b. Tanggul (Common embankment)
9,367.00
1,171
5,111.00
639
0.00
m3
9,710.95
1,214
1,469.08
184
m3
m
c. Selected Embankment
3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan
a. Aggregate Class A
b. Aggregate Class B
4 Pengaspalan
a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4
cm
b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm
c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base)
5 Structure
a. Structure Concrete Class K-250
b. Structure Concrete Class K-125
6,776.67
847
6,196.50
775
,
m
1,382.90
173
2,661.99
333
5,082.50
635
m
m
c. Baja U-32
II-9
608.72
76
2,315.48
289
39,352.00
Lanjutan
No
Material
Satuan
Volume
Setara Jumlah
Truk 8 m
Ruas AP3-2
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air
3,845.40
481
2,098.20
262
964.40
121
1,126.50
141
467.42
58
m3
2,324.84
291
m3
m
2,212.50
277
436.26
55
841.36
105
1,743.63
218
0.00
0.00
k9
0.00
4,658.85
582
2,542.05
318
m3
2,022.00
253
m3
2,864.75
358
c. Selected Embankment
m3
555.01
69
2,066.02
258
1,546.50
193
529.21
66
1,015.81
127
5,082.50
635
c. Selected Embankment
c. Baja U-32
Ruas AP3-3
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air
b. Pekerjaan pasangan batu
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah biasa
b. Aggregate Class B
4 Pengaspalan
a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4
cm
b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm
c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base)
5 Structure
a. Structure Concrete Class K-250
m3
214.59
27
31.20
c. Baja U-32
Jumlah Truk
Jumlah Truk/hari
(Periode mobilisasi material 6 bulan)
kg
28,403.02
4
11,242
75
11-10
b.
c.
d.
Pekerjaan land clearing adalah termasuk penebangan pohon yang ada pada
beberapa halaman rumah warga yang terkena rencana pelebaran jalan. Jenis
pohon yang akan ditebang seperti: mangga, rambutan, srikaya, belimbing,
lamtoro, petai cina, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu, jambu air, kelapa,
beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal, lilin-lilin,
hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile,
11-11
e.
Pekerjaan Tanah
f.
g.
Pekerjaan Pengaspalan
h.
Pekerjaan Drainase
Dimensi drainase yang akan dibangun seperti tertera pada gambar tipycal cross
section (lampiran 1), yaitu lebar 2 m dan dalam 1,5 m. Pekerjaan drainase yang
mempunyai kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan adalah penggalian
saluran drainase. Tanah hasil galian yang sementara teronggok pada bahu jalan
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.
i.
Pekerjaan pelengkap jalan, meliputi: pemasangan lampu jalan dan rambu lalu
lintas. Pemasangan lampu penerangan jalan pada ruas jalan Xxxxxx -Xxxxxx
akan mengikuti ketentuan pemasangan lampu penerangan jalan pada jalan Arteri,
sbb :
10-15 meter
3H - 3,5H
11-12
11-13
BAB III
KOMPONEN LINGKUNGAN
Informasi iklim antara lain dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengatasi masalah pencemaran debu sehubungan dengan kegiatan peningkatan jalan
dengan pelebaran didalam dan diluar damija ruas Xxxxxx - Xxxxxx di Kabupaten
Xxxxxx. Kabupaten Xxxxxx merupakan dataran rendah yang mempunyai temperatur
udara rata-rata 27C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari
66 persen dan kelembaban nisbi 80%. Curah hujan tahunan berkisar 1.500 - 3.000
mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin muson timur dan sekitar
bulan Juni bertiup angin muson tenggara. Kecepatan angin antara 30 -35 km/jam,
lamanya tiupan rata-rata 5 -7 jam. Data jumlah hari hujan dan curah hujan bulanan
tahun 1998-2002 disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
Pada tabel 3.1 teriihat bahwa musim hujan (curah hujan >100 mm) hanya terjadi pada
bulan Nopember - April. Sedangkan bulan-bulan lain curah hujan reiatif kecil. Kemudian
pada tabel 3.2 teriihat jumlah hari hujan reiatif banyak pada bulan Nopember -April.
Data curah hujan mempunyai kaitan dengan pencemaran debu selama kegiatan
kontruksi maupun pada tahap operasi. Pada periode bulan Nopember - April dimana
jumlah hari hujan reiatif banyak, diperkirakan kegiatan konstruksi tidak akan terjadi
pencemaran debu yang signifikan. Karena, apabila dalam suatu hari turun hujan
walaupun hanya sebentar, sudah mampu untuk melarutkan debu-debu yang
ditimbulkan pada hari-hari sebelumnya, sehingga tidak akan terjadi akumulasi polutan
udara yang signifikan. Sebaliknya pada periode bulan Mei - September dimana jumlah
hari hujan reiatif sedikit, kegiatan konstruksi lebih berpotensi menimbulkan pencemaran
debu.
lli-1
Tabel3.1.
Curah Hujan (mm) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx
No
Bulan
19981'
2001^
2002^'
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rata-rata
Januari
Pebruari
Ma ret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
528
107
73
146
43
0
0
0
0
0
121
151
227
132
147
75
95
22
12
47
159
205
533
656
101
137
64
28
146
*
*
*
61
404
330
102
143
61
41
56
6
24
80
129
Desember
Jumlah
106
1.122
181
1.453
92
126
1.501
Tabel 3.2.
Hari Hujan (hari) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx
No
Bulan
19981'
2001*'
2002^
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Januari
Pebruari
Maret
Rata-rata
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
20
8
9
12
3
0
0
0
0
9
10
8
7
3
5
2
1
2
18
20
5
5
3
2
5
*
*
16
13
8
8
3
3
3
1
1
10 Oktober
11 Nopember
12 Desember
Jumlah
0
4
7
62
7
11
6
70
*
3
5
65
4
6
6
72
April
III-2
2.
Kualitas udara pada lokasi proyek diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan
dan analisa oleh Labotorium Meteorologi Dan Kualitas Udara - Institut Pertanian Bogor,
yang hasilnya disajikan pada tabel 3.3. Dari tabel terlihat bahwa semua parameter
kualitas udara memenuhi ambang batas standar baku mutu, kualitas udara cukup baik.
Namun tingkat kebisingan berada di atas standar baku mutu.
Tabel 3.3. Kualitas Udara Pada Ruas Xxxxxx - Xxxxxx
No
Parameter
Satuan
Baku
1
2
3
4
5
6
7
8
Oksida
Mutu*'
Pasar
Kosambi
l^g/Nm3
900
20,45
ng/Nm
400
29,78
36,74
38,59
ng/Nm3
(ig/Nm3
1360
42
3,14
1,84
2,56
1,36
2,09
ttd
ng/Nm3
ng/Nm3
l^g/Nm3
fig/Nm3
160
2
260
30.000
18,4
0,6
127,6
2.800
22,5
0,8
122,7
3.175
10,7
0,7
135,4
2.870
76,2
74,5
78,4
Karbon Monoksida
(CO)
9
Kebisingan
dBA
60
'Peraturan Pemerintah Rl Nomor41 tahun 1999
SK MenKLH Nomor 48 tahun 1996 ttd tidak
terdeteksi Aran angin dominan dari barat ke
timur
3.
Titik Pengukuran
Sebelah
Sebelah
Barat
Timur
Pasar
Pasar
Kosambi Kosambi
24,30
24,56
Kualitas Air
Kualitas air pada saluran yang melintas ruas jalan lokasi proyek merupakan komponen
lingkungan yang mempunyai kemungkinan terkena dampak kegiatan konstruksi.
Ceceran tanah dari kegiatan pekerjaan jalan yang masuk ke saluran akan meningkatan
kekeruhan (turbidity, total suspended solid - TDS). Kondisi awal kualitas air saluran
sebelum konstruksi perlu diketahui sebagai tolok ukur dampak kegiatan konstruksi.
Kondisi awal kualitas air saluran Komojing yang melintas ruas Xxxxxx - Xxxxxx (pada
KM 84,7) disajikan pada tabel 3.4, yang merupakan data primer hasil analisa
Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (lampiran 2). Dari tabel terlihat beberapa
parameter tidak memenuhi baku mutu (SK Gubernur Jawa Barat No. 39/2000), yaitu
NH3, BOD, COD. Data ini akan menjadi tolok ukur dampak kegiatan konstruksi terhadap
kualitas air saluran.
III-3
Tabel 3.4. Kualitas Air Saluran Komijing yang Melintas Ruas Xxxxxx-Xxxxxx
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
Parameter
PH
Temperatur
Turbidity
TDS
Chloride, CI
Sulfate, S04
Nitrite, NOz
Nitrate, N03
Ammonia, NH3
BOD
COD
Iron, Fe
Manganase, Mn
Zinc, Zn
Hasil Analisa
Keterangan
7,2
28
0,46
675
112,47
28,32
0,01
1,13
30,31 Melampaui baku
19,13 mutu
89,79
0,48
0,79
0,01
berikut
ini).
beberapa
badan
(AP3)
air
alam
saluran
alam adalah: Kali Kamojing dan Kali Ciwaluh. Sedangkan termasuk saluran buatan
adalah saluran primer irigasi Citarum. Diantara saluran yang ada adalah Kali Kamojing
berperan penting dalam kaitannya dengan masalah banjir di Pasar Kosambi. Kali ini
dimensi kedalaman tebing 0,8-1,2 meter, lebar dasar 1,0-1,8 meter dan lebar
permukaan 1,5-2,5 meter. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan tampak bahwa
sungai ini mulai merosot fungsi hidrologisnya. Hal ini berkaitan dengan makin
banyaknya penduduk sekitaryang membangun rumah dibadan air permukaan ini.
Disamping itu banyak sampah domistik yang dibuang ke sungai ini, sehingga
mengakibatkan terganggunya aliran.
Banjir dan Genganan
Permasalahan yang berkaitan dengan kondisi hidrologi adalah terjadinya genangan air
di depan Pasar Kosambi pada musim hujan. Genangan air ini disebabkan oleh kondisi
areal yang memeiliki elevasi rendah dan dimensi saluran eksisting terlalu kecil sehingga
kurang lancar menyalurkan air buangan dari sekitar pasar.
Pada sta 0+000 terdapat saluran buangan yang menerima aliran dari drainase jalan
menuju arah Pasar Kosambi, yang selanjutnya disalurkan ke saluran irigasi sepanjang
sisi rel kereta api. Pada sta 1+200 sebelum pertigaan pasar Kosambi terdapat saluran
pembuang yang mengalir ke saluran irigasi sepanjang sisi rel kereta api. Saluran ini
kurang berfungsi baik karena banyak tersumbat lumpur. Secara keseluruhan kondisi
saluran drainase kiri kanan jalan tersumbat lumpur dan sampah.
Pada pertigaan pasar Kosambi (sta 1+400) terdapat saluran pembuang dibelakang
pertokoan, namun juga tidak berfungsi baik karena banyak tersumbat sampah. Saluran
yang berfungsi baik terdapat pada sta 1+500 s.d sta 2+500.
6. Tata Ruang
Sesuai peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Xxxxxx (Gambar 3.3),
peruntukan pada kanan kiri rencana proyek terdiri dari permukiman perkotaan (KM
83,1-85,6; KM 86,1-86,8) dan zone industri (KM 91,6-92,5) yaitu industri Pupuk Kujang.
Tata guna lahan eksisting sudah sesuai dengan peruntukannya dalam tata ruang.
7. Topografi
Ruas jalan Xxxxxx - Bekasi merupakan dataran berombak, dengan fisiografi lipatan. Di
beberapa tempat ruas jalan menempati posisi punggung lipatan yang merupakan tanah
kering dan di beberapa tempat lainnya ruas jalan menempati daerah cekungan yang
pada saat musim hujan sering terjadi genangan. Beda tinggi antara punggung lipatan
dan kaki lipatan tidak terlalu tinggi, rata-rata bervariasi antara 3-6 m.
8. Geologi
Secara fisiografis daerah proyek peningkatan jalan Xxxxxx-Xxxxxx terietak pada
formasi Kipas Aluvium (Qav). Satuan ini terdiri dari batu pasir tufaan dan
konglomeratan/kipas aluvium, yang terbentuk pada zaman Plistosen. Satuan ini
membentuk morfologi kipas dengan pola aliran "dischotomic". Pengendapannya diduga
pada lingkungan darat, bahan pembentuknya berasal dari batuan gunung api muda di
Dataran Tinggi Bogor. Pada bagian atas secara berangsur tertutup oleh bahan
endapan yang dibawa oleh hasil aktivitas sungai-sungai yang mengalir di daerah ini.
Tebal satuan ini diduga 300 meter. Satuan ditempati oleh rempah-rempah gunungapi
berupa tuf, konglomerat, dan breksi yang sebagian telah mengalami pelapukan kuat,
membentuk tanah penutup permukaan berwarna merah kecoklatan.
III-5
3.2.
1.
Komponen Biologi
Flora
Berumur panjang.
Pertumbuhannya cepat.
Jenis-jenis pohon yang cocok untuk peneduh jalan disajikan pada tabel 3.5.
III-6
Nama Daerah
__1_
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Flamboyan
Angsana
Ketapang
Kupu-kupu
Kere paying
Johar
Tanjung
Mahoni
Akasia
Bungur
Kenari
Johar
Damar
Nyamplung
Jakaranda
Liang liu
Kismis
Ganitri
Saga
Anting-anting
Asam kranji
Johar
Cemara
Pinus
Beringin
Nama Latin
Delonix regia
Pterocarpus indicus
Terminalia cattapa
Bauhinia purpurea
Filicium decipiens
Cassia multiyoga
Mimusops elengi
Swientenia mahagoni
Acacia auriculiformis
Lagerstroemia loudonii
Canarium commune
Cassia sp.
Agathis alba
Calophyllum inophyllum
Jacaranda filicifolia
Salix babilinica
Muehienbeckia sp.
Elaeocarpus spahaericus
Adenanthera pavoniana
Elaeocarpus grandiflorus
Pithecelobium dulcea
Cassia grandis
Cupresus papuana
Pinus merkusii
Ficus benjamina
Penanaman pohon dapat dilakukan lebih awal, sebelum penebangan pohon lama
dilakukan. Diharapkan pohon pengganti dapat mulai tumbuh pada saat pohon lama
ditebang.
Fauna
Ditinjau dari keanekaan jenis maupun jumlahnya satwa yang ada di areal proyek tidak
banyak. Hal ini disebabkan karena habitat ini tidak kondusif untuk berkembangngya
satwa liar. Tingkat aktivitas penduduk dan tingkat keramaian lalu lintas yang tinggi tidak
memungkinkan berkembangnya satwa liar secara baik. Diantara satwa liar yang masih
dapat dijumpai adalah burung gereja, burung prenjak, kupu-kupu, labah-labah, bekicot,
kadal, tikus got, dan belalang.
Penebangan pohon akan menyebabkan hilangnya habitat satwa. Jenis satwa yang
paling merasakan terkena dampak hilangnya habitat satwa adalah burung prenjak,
kupu-kupu, dan belalang. Namun dampak ini tidak signifikan karena satwa-satwa
tersebut dapat pindah mencari habitat pohon lain di sekitar permukiman penduduk yang
III-7
jaraknya tidak jauh. Selain itu, penanaman pohon pengganti yang dilakukan lebih awal
juga dimaksudkan untuk memberikan habitat baru yang cukup bagi satwa liar tersebut.
3.3.
Komponen Sosial
1.
Kependudukan
Aktifitas pelebaran mas jalan, terutama perekrutan tenaga kerja akan dapat
mempengaruhi jumlah penduduk setempat. Dilihat dari jumlah penduduknya,
Kabupaten Xxxxxx termasuk daerah yang mempunyai penduduk menengah. Pada
tahun 2002 jumlah penduduk di Kabupaten Xxxxxx mencapai 1.862.839 jiwa (hasil
pengolahan Susenas 2002), berarti terjadi pertumbuhan penduduk 3,94% dari tahun
2001, dimana pada tahun tersebut jumlah penduduk Kabupaten Xxxxxx 1.789.525 jiwa
(Sensus penduduk 2001). Penduduk laki-laki pada tahun 2002 berjumlah 935.634 jiwa
dan penduduk perempuan berjumlah 927.205 jiwa, sehingga rasio jenis kelamin 100,91
dengan rata-rata per Km2-nya 1.062 jiwa.
Jumlah penduduk pada desa-desa lokasi proyek disajikan pada tabel 3.6. Desa-desa
yang lokasi proyek pelebaran ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) adalah Desa Duren
(Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), Desa Dawuan Tengah
(Kecamatan Xxxxxx).
Tabel 3.6. Jumlah Penduduk
No Kecamatan/Desa
Jumlah
Penduduk
Laki-laki
82.281
9.808
3.380
81.239
Jumlah
Penduduk
Perempuan
80.024
9.511
3.524
82.427
2.682
4.100
Dawuan Tengah
4
(Kec. Xxxxxx) '
SumbenKabupaten Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 2002 1
Sumben Monografi Desa Duren, Tahun 2003 Sumben
Kecamatan Klari Dalam Angka, Tahun 1998 Sumben
Kecamatan Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 1998.
6.094
Kecamatan Klari1'
Duren (Kec. Klari)1"
Pancawati (Kec. Klari)J)
Kecamatan Xxxxxx1'
I
1
2
II
3
2.
Jumlah
Rumah
Tangga
46.107
5.368
1.450
42.565
Jumlah
Penduduk
162.305
19.319
6.904
163.666
10.194
Tenaga Kerja
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun keatas dan
terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Adapun Angkatan Kerja
dibedakan menjadi Yang Bekerja dan Pencari Kerja. Pencari Kerja setempat akan
diprioritaskan dalam perekrutan tenaga kerja kosntruksi pelebaran jalan.
III-8
Pada tahun 2002 Pencari Kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Xxxxxx
berjumlah 30.248 orang, sedangkan tahun 2001 terdaftar 35.940 orang, artinya dalam
periode 1 tahun tersebut hanya 2.236 orang (7,39%) yang telah ditempatkan. Melihat
banyaknya Pencari Kerja yang belum ditempatkan, menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran di Kabupaten Xxxxxx masih relatif besar. Jumlah Pencari Kerja menurut
tingkat pendidikan disajikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Xxxxxx Menurut Pendidikan, 2002.
Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Bulan
SD
SLTP
SLTA
Tahun 2002
Januari
97
488
477
Pebruari
34
91
249
Maret
37
56
72
April
48
71
108
Mei
194
252
293
Juni
103
145
435
Juli
127
167
431
Agustus
36
174
163
September
27
46
282
Oktober
23
81
223
Nopember
21
26
33
Desember
198
129
376
Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002
3.
Sarmud
60
21
12
19
28
10
11
8
27
16
10
23
Sarjana
64
17
18
26
31
15
28
23
43
92
23
25
Kesehatan Masyarakat
ISPA
Kolera & diare
Campak
Disentri basiler
Typhus
Kec. Klari
11.645''
302
96
37
Kec. Xxxxxx
Kab. Xxxxxx
626
114
215
6.553
578
1.145
482
1.788
III-9
4.
Untuk menggali persepsi masyarakat terhadap proyek pelebaran jalan, telah dilakukan
wawancara masyarakat sisi kanan kiri mas jalan proyek, yang terdiri dari masyarakat
Desa Duren (Kec. Klari) 74 responden; masyarakat Desa Pancawati (Kec. Klari) 16
responden; Desa Dawuan Tengah (Kec. Xxxxxx) 15 Responden. Responden
merupakan sampel dari masyarakat yang tanahnya terkena proyek pelebaran jalan,
yang seluruhnya berjumlah 228 warga Desa Duren, 140 warga Desa Pancawati, 161
warga Desa Dawuan Tengah.
Responden pada Desa Pancawati dan Desa Dawuan Tengah sudah menerima
pembayaran pembebasan tanah bulan September 2000. Sedangkan untuk pembayaran
pembebasan tanah masyarakat Desa Duren dianggarkan pada APBN tahun 2004.
Wawancara menggunakan kuesioner seperti tertera pada lampiran 5. Rekapitulasi hasil
wawancara masyarakat disajikan pada tabel 3.9. Dari tabel tehihat sebagian besar
responden (98%) mendukung.
Untuk melengkapi hasil wawancara masyarakat, juga dilakukan wawancara Kepala
Desa Duren, Sekretaris Desa Pancawati, Sekretaris Desa Dawuan Tengah. Hasil
wawancara dengan Kepala Desa Duren adalah:
- Pendataan warga terkena pelebaran jalan di Desa Duren dilakukan tahun 2002.
Terdata 228 warga yang tanahnya terkena proyek.
- Pada umumnya warga terkena proyek mendukung rencana pelebaran jalan.
Beberapa warga bahkan telah memundurkan pagarnya rumahnya (gambar2.1 bab II
di atas).
- Dalam rencana pembebasan tanah, tidak ada warga yang harus pindahkan. Terdapat
3 bangunan toko pada pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar
2.5). Harga pasaran nilai bangunan mencapai Rp. 1.500.000,- per-m2.
- Terdapat 1 bangunan masjid terkena pelebaran jalan, yaitu masjid "Al Mujahidin" pada
sta 1+100 (gambar 2.4). Masjid akan dibongkar dan Proyek akan menyediakan
material bagi pembangunan masjid baru di belakang lokasi masjid lama. Lahan untuk
pembangunan masjid baru telah tersedia siap bangun. Tenaga kerja untuk
pembangunan masjid akan disediakan oleh pengelola masjid (DKM).
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pancawati:
- Terdapat sekitar 140 warga Desa Pancawati yang tanahnya terkena rencana
pelebaran jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.
- Dalam pembebasan tanah, hanya terdapat 1 warga yang hams pindah.
- Seluruh warga terkena pelebaran jalan mendukung rencana pelebaran jalan dan telah
memundurkan pagar halaman rumah (gambar 2.2 bab II di atas)
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Dawuan Tengah:
- Terdapat 161 warga Desa Dawuan Tengah yang tanahnya terkena rencana pelebaran
jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.
111-10
111-11
No
Kuesioner
5.
44
21
6
2
12
3
8
3
3
64
27
9
2
1
1
1
61
26
9
2
1
1
1
10
5
69
24
4
7
1
66
23
4
7
1
1
1
51
12
4
7
8
7
31
22
13
6
1
1
7
3
3
3
8
3
3
1
46
28
19
10
1
1
44
27
18
10
1
1
74
16
15
105
100
72
2
16
15
103
2
98
2
58
16
16
15
89
16
85
15
74
16
15
105
100
Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara (Pantura)
Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai jalan Arteri
Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk melayani angkutan
rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata kendaraan tinggi.
Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi
akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat
111-12
masjalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut
masjalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Untuk mengetahui gambaran kondisi lalu lintas saat ini, telah dilakukan survai
perhitungan lalu lintas berupa pencacahan jumlah kendaraan yang lewat pada ruas
Xxxxxx - Xxxxxx dengan mengambil pos pengamatan pada sta 0+100.
Pengamatan dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari (tanggal 28 - 29 Januari
2004) mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22.00 pada
hari kedua.
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.10 s/d 3.12
Keterangan golongan kendaraan didalam tabel tersebut, sebagai
Golongan 1 berikut
Golongan 2 Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan roda 3
Golongan 3 Sedan, jeep dan station wagon
Golongan 4 Opelet, pick-up opelet, suburban, combi dan minibus
Golongan 5a Pick-up, micro truk dan mobil hantaran
Golongan 5b Bus kecil
Golongan 6 Bus besar
Golongan 7a Truk 2 sumbu
Golongan 7b Truk 3 sumbu
Golongan 7c Truk gandengan
Golongan 8 Truk semi trailer
Kendaraan tidak bermotor
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11-12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21-22
22-23
23-24
00-01
01 -02
02-03
03-04
985
520
525
375
484
452
508
420
591
445
649
660
380
262
398
220
272
295
98
35
21
34
49
125
90
69
103
98
105
76
127
90
100
82
92
60
78
54
55
26
25
17
13
9
206
236
245
186
220
228
219
210
213
107
237
191
92
109
135
71
68
43
28
21
22
25
18
33
61
59
95
86
79
74
98
106
57
54
40
24
34
30
47
25
9
7
6
11
24
15
30
18
14
20
16
10
24
15
19
19
4
4
11
3
13
7
4
5
4
6
33
14
13
9
4
12
16
10
27
12
22j
29
40
7
25
22
25
12
5
5
6
8
38
59
80
73
117
109
97
102
99
100
99
74
40
55
78
41
107
25
41
98
123
94
19
15
16
33
37
39
31
28
27
97
29
41
40
34
52
32
45
20
40
59
67
42
2
2
1
3
0
7
12
8
23
11
1
4
4
8
12
6
12
9
6
8
11
6
CO
Gol8
Gol7c
.c
Gol7b
Gol7a
Gol6
o
CD
Gol5b
GoM
Gol3
Gol2
GoM
Pukul
Tabel 3.10:
Has Ara
3
5
3
18
11 17
8
17
7
14
9
18
6
17
0 I 16
0
6
10
2
3
10
10
7
4
0
5
2
8
2
4
5
15
1
13
2
12
1
8
1
6
1
4
0
E
3
1382
1040
1089
850
1095
1078
1106
954
1235
995
1226
1171
736
570
833
488
660
477
269
264
280
239
1-13
18
80
137
204
163
254
271
272
262
244
200
194
165
280
273
153
77
66
6425
7
22
48
57
39
67
74
95
94
84
78
93
65
60
68
47
29
40
2120
2
21
19
17
20
14
13
13
16
13
20
13
10
19
17
7
20
5
544
7
8
12
15
8
5
3
2
2
0
24
18
23
31
24
3
36
21
598
28
27
53
78
53
102
87
92
114
103
118
104
62
83
79
59
45
43
3079
20
16
17
18
16
26
33
33
39
42
32
36
43
28
32
30
25
26
1355
ro CD
2
4
2
0
2
1
0
3
3
2
8
10
7
3
8
3
15
8
237
oo
o
CD
Gol 7c
CD
Gol 6
co o CD
Gol 5b
CD
...... i
ro
5
17
3
2
4
4
11
5
6
4
5
4
7
5
6
0
15
3
255
0
14
8
7
11
5
7
7
10
9
10
10
15
9
14
11
4
1
314
ro
129
475
870
1125
724
1050
1073
1012
1058
972
1131
1150
928
1395
1279
844
511
478
34241
50
104
93
106
94
98
92
90
99
86
147
138
142
76
61
41
43
26
22
18
230
179
193
191
197
198
192
182
170
160
181
170
181
107
117
88
70
30
26
22
28
31
79
71
90
87
79
54
80
88
87
56
75
31
17
25
19
10
8
7
32
33
32
22
47
46
49
46
30
27
31
28
41
38
42
46
41
41
40
62
0
0
1
7
0
6
5
0
1
0
0
1
3
4
2
11
8
7
6
9
2
0
3
7
3
5
7
4
14
10
6
12
9
6
11
2
10
14
12
7
18
6
15
12
5
11
9
10
17
11
16
1
2
1
7
2
1
0
1
1
111-14
Juml
ah
40
38
62
76
116
102
97
90
99
82
70
30
43
25
18
33
35
40
42
104
Gol 8
42
22
2
0
1
12
19
22
18
10
7
5
10
9
8
29
15
5
5
6
Gol 7c
30
17
15
9
12
18
21
22
14
14
12
13
11
4
9
13
2
2
3
5
Gol 7b
o
CD
Gol 7a
Gol 6
1984
793
453
350
333
386
432
460
438
484
477
380
376
196
210
193
186
96
35
12
CD
NT O
Gol 5b
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11-12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21 -22
22-23
23-24
00-01
01-02
CD
"
Gol 5a
Pukul
Tabel 3.1 1:
Has
Ara o
3
15
84
127
63
87
114
95
120
121
101
88
91
74
82
91
54
53
3006
co
o
Gol 3
Jumlah
37
251
487
600
345
485
460
395
392
350
535
580
440
803
676
440
191
212
16308
Gol 2
04-05
05-06
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11 -12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21 -22
Gol 2
Pukul
o
CD
2456
1223
948
851
898
969
1002
980
980
972
1034
834
893
497
502
483
430
271
200
253
Jumlah
Gol 8
Gol 7c
Gol 7b
Goi7a
Gol 5b
Gol 5a
Gol 4
Gol 6
131
100
30
120
44
38
58
78
106
30
61
43
79
76
79
38
37
24
25
30
2469
70 10
6
1
281
43
6
5
0
255
21
2
5
0
121
24 12 24
0
960
22
2
0 24 1656
34
0
2
6 1203
20
0
6
8
766
31
1 14
6
696
25
3
2
6
737
8
0
5
3
341
21
5
3
1
693
13
0
3
7
727
33
5 14
1
867
31
4 13
4
944
25
2 12
5 1020
18
2
6
5
910
32
3
8
7
917
34
3
7
5
641
37
8
7
6
394
85
5
3
0
463
1401 144 289 241 31268
436
415
438
377
417
426
411
392
383
267
418
361
273
216
252
159
138
73
46
64
140
130
185
173
158
128
178
194
144
110
115
55
51
55
66
35
54
32
45
27
26
38
37
32
38
29
31
32
15
8
20
16
15
9
75
36
15
9
5
24
35
32
45
22
29
34
50
16
33
51
40
17
78
97
142
149
233
211
194
192
198
182
169
104
83
80
96
74
142
65
51
48
48
55
84
85
80
74
57
124
60
69
81
72
94
78
86
61
2
2
2
10
0
13
17
8
24
11
1
5
7
12
14
17
20
16
5
3
14
15
10
14
13
4
14
20
9
22
13
11
19
6
25
27
111-15
23
24
32
29
19
29
26
26
23
13
26
8
2
3
9
7
2
2
Jumla
h
Gol 8
Gol 7c
Gol 7b
Gol 7a
Gol 6
Gol 5b
99
229
183
175
197
196
197
166
226
176
247
220
234
136
139
95
98
52
Gol 5a
2969
1313
978
725
817
838
940
880
1029
929
1126
1040
756
458
608
413
458
391
Gol 4
Gol 2
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11-12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21-22
22-23
23-24
Gol 3
GoM
Pukul
Tabel 3.12:
Gol 3
Gon
9
15
24
5
4
6
32
11
30
12
7
9
23
3
21
7
2
7
300
60 276
36 48 60
1200
42 234
32 20 36
710
86 243
35 25 24
384
68 160
42 18
2
265
82 154
55 10
0
277 106 143
56 10
3
108
47
95
35
8
2
264
81 178
66 11
2
275 121 149
71 25 20
445
61 139
69
8 13
462 107 153
68 12 14
520 125 171
63 13
5
480 141 157
46
9
8
476 134 156
45
8 11
267
84 154
44
7 12
145
62
68
25
3
8
187
40
60
11 12 30
15103 3102 5649 1845 506 519
Gol 2
Pukul
02-03
03-04
04-05
05-06
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11 -12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21 -22
Jumlah
3838
2263
2037
1701
1993
2047
2108
1934
2215
1967
2260
2005
1629
1067
1335
971
1090
748
54
43
46
55
39
356
371
447
323
408
414
367
440
393
339
347
336
437
429
307
145
126
12074
17
14
11
23
14
58
80
92
81
122
130
130
160
155
147
161
128
106
113
91
54
51
3965
80
121
137
85
41
40
39
52
36
57
58
41
60
55
65
67
68
46
64
64
62
111
2756
12
17
21
12
4
16
4
0
2
2
3
3
8
2
13
14
9
5
11
6
23
13
381
24
15
12
9
10
41
3
4
10
18
13
10
9
7
19
17
19
11
14
7
22
6
544
Dari hasil survai yang dilakukan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada ruas
jalan Xxxxxx - Xxxxxx didominasi kendaraan jenis sepeda motor (47.95%).
Komposisi masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 13 : Komposisi Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan
VDF
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Utility (Opelet dan sejenisnya)
Truk Ringan (2 Sumbu)
Bus Kecil
Bus Besar
Truk Sedang (2 Sumbu)
Truk Berat (3 Sumbu atau lebih)
Kendaraan Tak Bermotor
Jumlah
0.0001
0.0030
0.2746
0.1175
0.8139
2.1974
3.6221
Jumlah Kendaraan
Krw-Ckp Ckp-Krw Total
16308
15103 31411
3006
3102
6108
6425
5649
12074
2120
1845
3965
544
506
1050
598
519
1117
3079
2469
5548
1847
1834
3681
314
241
555
34241
31268 65509
%
47.95
9.32
18.43
6.05
1.60
1.71
8.47
5.62
0.85
100
Berdasarkan data pada tabel komposisi jenis kendaraan diatas, jenis kendaraan
dengan Vehicle Damage Factor (VDF) yang besar seperti bus besar, truk
sedang dan truk berat mencapai jumlah 15.79% dari jumlah sample
pengamatan.
111-16
Jumlah
Goi8
Gol7c
10
83
11
202
12
254
17
194
14
58
68
147
48
97
39
116
10
111
5
180
6
193
4
122
4
175
20
146
37
197
32
180
28
141
39
121
35
116
15
83
44
70
51
73
1117 5548
Gol7b
7
10
8
13
4
69
39
42
38
24
23
21
27
38
28
25
23
28
25
14
23
17
1050
Gol7a
47
35
28
20
6
75
126
213
131
169
220
142
201
242
162
195
216
215
216
175
116
93
6108
"o
CD
Gol5b
Gol2
133
47
30
66
60
551
1687
1310
729
750
737
503
656
625
980
1042
960
1283
1152
707
336
399
31411
CO
Go! 5a
GoM
00-01
01-02
02-03
03-04
04-05
05-06
06-07
07-08
08-09
09-10
10-11
11 -12
12-13
13-14
14-15
15-16
16-17
17-18
18-19
19-20
20-21
21 -22
Jumlah
Gol3
Pukul.
"o
CD
2
469
2
517
2
561
0
494
0
250
14 1435
32 2526
13 2328
19 1490
11
1746
13 1810
10 1353
11 1751
16 1699
11
1998
14 2094
20 1948
14 2305
21 2196
16 1485
10
905
1
941
555 65509
Volume lalu lintas selama 24 jam dalam satuan mobil penumpang (smp), dengan
koefisien smp merujuk kepada Standar Perencanaan Geometnk untuk Jalan
Perkotaan Direktorat Jenderal Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina
Marga, Maret 1992, sbb :
Tabel 3.14 : Volume Lalu Lintas (dalam smp)
Jenis Kendaraan
Koef
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Utility (Opelet dan sejenisnya)
Truk Ringan (2 Sumbu)
Bus Kecil
Bus Besar
Truk Sedang (2 Sumbu)
Truk Berat (3 Sumbu atau lebih)
Jumlah
smp
0.5
1.0
1.0
2.5
2.5
3.0
2.5
3.0
Jumlah Kend /
2 arah / Hari
17555
3276
6445
2164
615
700
3427
2429
36611
smp
8778
3276
6445
5410
1538
2100
8568
7287
43401
Fluktuasi lalu lintas pada ruas Xxxxxx - Xxxxxx selama periode pengamatan
dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. Terlihat bahwa jam puncak (peak hour)
pada pagi hari terjadi antara pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai
sekitar3838 kendaraan tiapjam, namun setelah itu jumlah kendaraan sepanjang
pagi sampai sore hari terlihat pada kondisi lebih stabil. Jam sibuk sore hari
terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan puncaknya dapat mencapai sekitar
2305 kendaraan tiap jam.
111-17
-> i(
WW !
:Kcc. Kotc^(i.^iC**7^*v-,
\iMii'
!!.k"
'Me. P o nP go kn rg lk 4r'l^dl/ilJill
Hi 1UI II III/,/!
i
iiifii
KABUPATEN PURWAKAUTA
KABUPATEN IBOGOU
RflJ.CIANJUH
SkUt
I -----] *>*
I
KicKmiliq
[- -------- j
f*lur*ti
Tinul* rcrriikomi\
Dm/
Kuwosan Khivus :
1 Hilur
J IbukoLa K'Cimillti
[ ...........
I /
JIII
I Brntim
Pi'i
fri-Ti-Tl >.< _ i * i
t'erUnl*ti Tn*mn
____
"
II rert4r.lBit T^i*nmn
"'" '"'
L---J
K.-,.. Li.,d,.
J IdrUn H*V-u
J i I n H ** t -1 ji m t e n
'
P2MERINTAM
KABUPATEN XXXXXX
TAHUN 20xx
l-*'l
_______
l*o\vJ
*_,
XeU 1M luil/l
-19
Persepsi Masyarakat
Termasuk kegiatan pada tahap prakonstruksi adalah sosialisasi dan pengadaan tanah.
Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak pada persepsi masyarakat.
Sosialisasi yang baik akan membangun persepsi positif masyarakat terhadap rencana
pelebaran jalan, yang selanjutnya akan membantu kelancaran proses pengadaan tanah.
Sebaliknya sosialisasi yang kurang jelas akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di
kalangan masyarakat, yang selanjutnya berpotensi menggangu kelancaran pengadaan
tanah dan pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Termasuk materi sosialisasi adalah pemberian penjelasan kepada masyarakat cara
perhitungan nilai kompensasi tanah dan bangunan masyarakat yang terkena rencana
pelebaran jalan. Sosialisasi juga menekankan akan adanya tahapan musyawarah dalam
IV-1
penentuan nilai kompensasi tanah bangunan antara masyarakat pemilik tanah bangunan
dengan Panitia Pengadaan tanah.
Hasil hasil wawancara, kondisi eksisting persepsi masyarakat sebagian besar responden
(98%) mendukung, seperti tertera pada tabel 3.9 di atas. Terdapat 2% responden yang
keberatan atas nilai kompensasi bangunan toko miliknya yang terkena pelebaran jalan.
Panitia pembebasan tanah tengah mencari solusi penyelesaian yang tidak merugikan
pemilik bangunan.
4.2. Tahap Konstruksi
1. Peluang Kesempatan Kerja
Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan oleh perekrutan
tenaga kerja untuk konstruksi jalan. Tenaga kerja buruh yang akan direkrut dapat mencapai
sekitar 50 orang. Ini merupakan peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia
kerja yang masih sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248 orang.
Dalam perekrutan tenaga kerja akan diprioritaskan pelamar dari desa-desa setempat, yaitu
Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah dan sekitarnya. Dalam hal ini, kontraktor akan
berkoordinasi dengan kantor desa setempat. Pemberian prioritas dimaksudkan agar warga
setempat dapat memperoleh manfaat atas kehadiran proyek di daerahnya.
Kegiatan-kegiatan ini
IV-2
menghasilkan polutan udara berupa debu serta emisi dari peralatan (aspalt mixing plant
AMP, stone crusher). Kemungkinan peningkatan debu dan polutan emisi kendaraan
diperkirakan akan semakin signifikan pada musim kemarau, yaitu pada periode bulan
Nopember - April.
Kondisi eksisting kualitas udara saat ini cukup baik, semua parameter kualitas udara
memenuhi ambang batas standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Kondisi
ini akan menjadi tolok ukur pengeloaan kualitas udara seperti yang akan diurai pada bab 5
berikut.
3. Kemungkinan Gangguan Kebisingan (Oleh Pengoperasian AMP, Stone Crusher,
Vibratory Roller, Vibratory Compactor)
Gangguan kebisingan dapat berasal dari pengoperasian peralatan vibratory roller, vibratory
compactor, stone crusher, AMP. Peralatan ini menimbulkan kebisingan hingga 80 dBA pada
jarak 15 meter, yang berarti melampaui standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman 60
dBA (KepMenLH No 48/11/1996). Gangguan kebisingan terutama akan terjadi pada
pemukiman sekitar lokasi AMP. Kondisi eksisting kebisingan saat ini telah melampaui
standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Tingkat kebisingan eksisting
mencapai 78 dBA, sementara standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman hanya 60
dBA.
Pada areal rencana pelebaran jalan saat tumbuh berbagai jenis tanaman seperti mangga,
rambutan, srikaya, belimbing, lamtoro, petai cina, jemk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu,
jambu air, kelapa, beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal,
lilin-lilin, hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile.
Pohon-pohon ini akan ditebang. Penebangan ini akan menghilangkan suasana teduh yang
selama ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan dan masyarakat setempat. Penebangan
pohon akan menambah suasana menjadi lebih terik, dimana kondisi ini akan beriangsung
selama sekitar 2 tahun, yaitu sampai pohon pengganti yang akan ditaman tumbuh rindang.
Hilangnya pohon peneduh ini juga akan semakin mengurangi tempat bermain satwa seperti
burung, kupu-kupu, kelelawar, dan Iain-Iain yang kondisinya memang sudah semakin langka
di wilayah ini.
IV-3
IV-7
5. Kemungkinan Terjadinya Kemacetan Arus Lalu Lintas (Oleh Mobilisasi
Material, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Sub-base, Pengaspalan)
Pada saat jalan dalam keadaan padat (maksimal) dengan kata lain volume lalu
lintas mendekati kapasitas jalan ( V/C * 1 ), kecepatan kendaraan berada pada
kondisi yang mendekati tidak stabil (sebentar berhenti dan sebentar lagi jalan,
dst). Tingkat kepadatan lalu lintas yang pada umumnya masyarakat "masih dapat
menerima" meskipun pada tingkat pelayanan yang sangat rendah sebesar V/C =
0,80. Pada kondisi ini, kecepatan rata-rata kendaraan akan mengalami penuainan
sampai sekitar 20% dari kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut.
Untuk jalan Arteri Primer (baca: ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx), kecepatan rencana
kendaraan menurut Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan
Direktorat Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1992
sekurang-kurangnya 60 km/jam. Pada tingkat V/C = 0.80 maka kecepatan ratarata kendaraan akan berkurang sampai sekitar 48 km/jam.
pekerjaan peningkatan jalan. Perubahan jalur lalu lintas yang menyempit pada
lokasi pekerjaan, lubang-lubang galian bekas pekerjaan merupakan beberapa
kondisi lingkungan jalan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
8. Kemungkinan Gangguan Keindahan/Estetika
Kegiatan
pembersihan
lahan
(land
clearing)
mempunyai
kemungkinan
baik,
akan
menimbulkan
onggokan-onggokan
berserakan
yang
mengganggu keindahan/estetika.
IV-8
1.
Seperti telah disinggung di atas, faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dapat
berasal dari faktor pengemudi, faktor kendaraan dan faktor iingkungan jalan.
IV-9
Namun demikian dampak negatif yaitu terjadinya resiko kecelakaan fatal perlu
dikelola agar kejadiannya dapat diminimalkan. Apabila kelengkapan tanda ramburambu lalu lintas, tanda marka jalan kurang memadai, dapat mempunyai
kemungkinan menimbulkan kecelakaan, baik terhadap penyeberang jalan maupun
antar kendaraan karena kendaraan melintas lebih cepat.
Penurunan kualitas udara pada tahap pemeliharaan juga disebabkan oleh adanya
emisi dari peralatan yang digunakan untuk perawatan jalan, seperti aspalt mixing
plant (AMP). Gangguan kebisingan pada tahap operasi berasal dari suara lalu
lintas kendaraan dan peralatan yang digunakan untuk perawatan jalan, seperti
aspalt mixing plant (AMP).
4.
IV-10
Berkaitan
dengan
dampak
kemungkinan
banjir/genangan
ini,
akan
5.
IV-11
BABV UPAYA
PENGELOLAN LINGKUNGAN
BABV UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
5.1.
Indikator Dampak
Indikator tolok ukur dampak persepsi masyarakat adalah tercapainya
kesepakatan nilai kompensasi tanah bangunan antara panitia pengadaan
tanah dengan semua masyarakat pemilik tanah bangunannya terkena
proyek. Dari hasil wawancara, kondisi eksisting persepsi masyarakat
sebagian besar responden (98%) mendukung, dan 2% responden
keberatan bila bangunan toko miliknya terkena proyek. Terhadap 2%
responden ini, panitia pengadaan tanah masih perlu mencari solusi
penyelesaian untuk mencapai tolok ukur dampak.
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan bertujuan tercapainya kesepakatan nilai kompensasi tanah
bangunan terkena proyek antara pemilik dengan panitia pengadaan tanah.
Untuk mencapai tujuan ini, langkah pengelolaan yang dapat ditempuh oleh
proyek adalah mengadakan musyawarah dengan pemilik tanah, terutama
melalui pendekatan khusus kepada pemilik tanah bangunan toko yang
masih merasa keberatan. Dalam hal ini nampaknya pihak proyek perlu
memahami permasalahan yang dirasakan oleh pemilik tanah bangunan.
Walaupun bangunan toko yang terkena proyek sekitar 60%, kiranya dapat
dipertimbangkan memberikan kompensasi setara 100% bangunan toko
miliknya dan ditambahkan kompensasi immateriil karena untuk beberapa
waktu selama menyiapkan tempat jualan pengganti, pemilik toko akan
kehilangan pendapatan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi bangunan toko yang pemiliknya masih keberatan adalah pada sta
1+200 atau KM 84,2 (persimpangan arah ke Curug).
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pada periode prakonstruksi.
Blaya Pengelolaan
Biaya pengadaan tanah bersumber dari APBN tahun 2004.
V-2
Pelaksana Penqelolaan
Pelaksanaan sosialisasi dan pengadaan tanah adalah panitia pengadaan
tanah, yang beranggotakan: Bupati, BPN, PL) Kabupaten, Dinas
Pertanian, Kecamatan, Desa, Pimpro Induk Pantura/Pimbagpro Ruas
Xxxxxx-Xxxxxx.
Pengawas Penqelolaan
Pengawas sosialisasi dan pengadaan tanah adalah: Bupati Kabupaten
Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
Sumber Dampak
Sumber dampak terciptanya peluang kesempatan kerja adalah perekrutan
kebutuhan tenaga kerja buruh pada proyek. Tenaga kerja buruh yang
akan direkrut oleh kontraktor sekitar 50 orang.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah terciptanya peluang kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat di Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan
oleh perekrutan tenaga kerja untuk konstruksi jalan. Tenaga kerja buruh
yang akan direkrut dapat mencapai sekitar 50 orang. Ini merupakan
peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia kerja yang masih
sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248
orang.
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur dampak positif peluang kesempatan kerja dari kegiatan proyek.
Yang digunakan sebagai indikator dampak peluang kesempatan kerja
adalah persentase tenaga kerja buruh pada proyek yang direkrut dari
masyarakat desa setempat (Duren, Pancawati, Dawuan Tengah), yaitu
minimal 60%.
V-3
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan bertujuan mengoptimalkan manfaat kehadiran proyek yang
dapat dirasakan oleh masyarakat desa setempat. Untuk mencapai tujuan
ini, pengelolaan lingkungan yang akan ditempuh adalah:
Pemimpin
Waktu Pengelolaan
Pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekmtan tenaga kerja
adalah pada saat proses penerimaan tenaga kerja konstmksi.
Biava Pengelolaan
Pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekmtan
tenaga kerja, tidak memerlukan biaya.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana psngelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekmtan tenaga kerja adalah kontraktor bekerjasama dengan kantor
kepala setempat Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekmtan tenaga adalah Dinas Tenaga Kerja, Pimbagpro Ruas XxxxxxXxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen
Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
2.
Sumber Dampak
Sumber penyebab dampak kemungkinan terjadinya penurunan kualitas
udara adalah mobilisasi peralatan & material, penggalian & penimbunan,
pekerjaan sub-base, pengaspalan.
Jenis Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dari quarry di
daerah Cagak (Kabupaten Subang) ke lokasi proyek mempunyai
kemungkinan
menimbulkan
dampak
penurunan
kualitas
udara.
Kemungkinan ini berasal dari emisi kendaraan truk yang digunakan untuk
pengangkutan. Selain itu juga dimungkinkan oleh debu yang berasal dari
material tanah yang terembus angin selama perjalanan pengangkutan.
pengoperasian
base
camp,
penggalian
&
penimbunan,
Kondisi eksisting kualitas udara saat ini cukup baik, semua parameter
kualitas udara memenuhi ambang batas standarbaku mutu, seperti tertera
pada tabel 3.3 di atas.
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur dampak pada kualitas udara oleh kegiatan proyek. Indikator
dampak penurunan kualitas udara adalah mengacu pada baku mutu
kualitas udara, seperti disajikan pada tabel 5.1 (Kepmen LH No 41/1999).
V-5
Pengelolaan Lingkungan
Tujuan pengelolan adalah mencegah timbuinya dampak penurunan kualitas
udara. Untuk mencegah penurunan kualitas udara, langkah-langkah pengelolaan
lingkungan yang dapat ditempuh adalah :
Cerobong asap peralatan AMP dilengkapi dengan wadah yang berisi air,
sehingga sebelum melewati cerobong, asap terlebih dahulu dilewatkan
melalui wadah berisi air ini.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah:
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah: selama
periode kontruksi.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara sudah termasuk
dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
kontraktor.
Penoawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
3. Pengelolaan Dampak Gangguan Kebisingan
Sumber Dampak
Sumber penyebab dampak kemungkinan gangguan kebisingan adalah
peralatan AMP, stone crusher, vibratory roller, vibratory compactor.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan timbulnya gangguan kebisingan.
Tingkat kebisingan dari suara peralatan vibratory roller, vibratory
compactor, stone crusher, dan AMP, dapat mencapai 80 dBA pada jarak
15 meter, yang berarti melampaui standar baku mutu kebisingan untuk
pemukiman 60 dBA (KepMenLH No 48/11/1996). Gangguan kebisingan
terutama dapat dialami oleh masyarakat sekitar lokasi AMP.
Kondisi eksisting kebisingan saat ini telah melampaui standar baku mutu,
seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Tingkat kebisingan eksisting
mencapai 78 dBA, sementara standar baku mutu kebisingan untuk
pemukiman hanya 60 dBA.
V-7
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan yang kemungkinan terkena dampak oleh
rencana kegiatan proyek. Indikator dampak peningkatan kebisingan
mengacu pada Kepmen LH No 48/1996, yaitu 60 dBA untuk pemukiman.
Pengelolaan Lingkungan
Tujuan pengelolan adalah mengurangi gangguan kebisingan. Untuk itu,
langkah-langkah pengelolaan lingkungan yang dapat ditempuh adalah :
Penempatan
stone
crusher
diupayakan
sejauh
mungkin
dari
pemukiman masyarakat.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan gangguan kebisingan adalah:
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan gangguan kebisingan adalah: selama
periode kontruksi.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan gangguan kebisingan sudah termasuk
dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan lingkungan ini adalah kontraktor, bekerja sama
dengan perusahaan pemilik AMP.
V-8
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
4. Pengelolaan Dampak Hilangnya Pohon Peneduh Yang Ada (Oleh Land
Clearing)
Sumber Dampak
Sumber dampak hilangnya pohon yang ada adalah penebangan pohon
yang ada pada areal rencana pelebaran jalan. Pada areal rencana
pelebaran jalan saat tumbuh berbagai jenis tanaman seperti mangga,
rambutan, srikaya, belimbing, lamtoro, petai cina, jeruk, sirsak, pepaya,
nangka, jambu batu, jambu air, kelapa, beringin, mahoni, tanjung, karet,
palem, cemara, kamboja, sinyo nakal, lilin-lilin, hangjuang, puring,
angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile.
Jenis Dampak
Pohon yang ada dalam areal rencana pelebaran jalan, akan ditebang.
Penebangan ini akan menghilangkan suasana teduh yang selama ini
dapat dinikmati oleh pengguna jalan dan masyarakat setempat.
Penebangan pohon akan menambah suasana panas, dimana kondisi ini
akan beiiangsung selama sekitar 2 tahun, yaitu sampai pohon pengganti
yang ditaman tumbuh.
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur dampak hilangnya pohon oleh land clearing. Yang digunakan
sebagai indikator dampak hilangnya pohon peneduh jalan adalah adanya
penanaman pohon peneduh pengganti, yang dapat menciptakan suasana
teduh dan nyaman, serta menghilangkan kesan panas.
Pengelolaan Lingkungan
Untuk
menciptakan kembali
suasana
teduh
dan
nyaman,
serta
Nama Daerah
Nama Latin
Flamboyan
Delonix regia
Angsana
Pterocarpus indicus
Ketapang
Terminalia cattapa
Kupu-kupu
Bauhinia purpurea
Kere paying
Filicium decipiens
Johar
Cassia multiyoga
Tanjung
Mimusops elengi
V-10
No
Nama Daerah
Nama Latin
Mahoni
Swientenia mahagoni
Akasia
Acacia auriculiformis
10
Bungur
Lagerstroemia loudonii
11
Kenari
Canarium commune
12
Johar
Cassia sp.
13
Damar
Agathis alba
14
Nyamplung
Calophyllum inophyllum
15
Jakaranda
Jacaranda filicifolia
16
Liang liu
Salix babilinica
17
Kismis
Muehienbeckia sp.
18
Ganitri
Elaeocarpus spahaehcus
19
Saga
Adenanthera pavoniana
20
Anting-anting
Elaeocarpus grandiflorus
21
Asam kranji
Pithecelobium dulcea
22
Johar
Cassia grandis
23
Cemara
Cupresus papuana
24
Pinus
Pinus merkusii
25
Beringin
Ficus benjamina
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan penanaman pohon pengganti adalah:
Pada areal kosong sisi kanan kin jalan sepanjang lokasi proyek (KM 83,1 85,6; KM 86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,5), kecuali depan pasar Kosambi
penanaman pohon pada median.
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan penanaman pohon peneduh pengganti adalah:
sebelum penebangan pohon lama.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan penanaman kembali pohon peneduh jalan adalah:
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan penanaman kembali pohon peneduh jalan adalah:
kontraktor.
V-11
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
Sumber Dampak
Sumber dampak kemacetan adalah aktivitas mobilisasi material,
pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan pekerjaan lapis perkerasan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan kemacetan lalu lintas yang disebabkan
oleh mobil pengangkut material yang membawa beban berat yang berjalan
dengan kecepatan lambat, hal ini akan menimbulkan antrian kendaraan di
belakangnya.
Demikian
juga,
pekerjaan
tanah,
pekerjaan
sub-base
dan
lapis
V-12
Pengelolaan Lingkunaan
Untuk meminimalkan terjadinya kemacetan adalah dengan :
Disusun suatu jadwal kerja proyek dengan mempertimbangkan waktuwaktu jam puncak dan jam tidak puncak, tujuannya adalah untuk
menyesuaikan aktivitas proyek dengan kondisi lalu lintas yang ada,
misalnya land clearing tidak dilakukan pada jam puncak karena ruang
gerak dari peralatan motor grader untuk pekerjaan ini membutuhkan
lahan yang besar, sehingga akan mempersempit jalur lalu lintas dan
akibatnya akan memperparah terjadinya kemacetan. Jam puncak
diatur untuk pekerjaan-pekerjaan ringan yang aktivitasnya tidak
"memakan" jalur lalu lintas.
Koef Jrnl.Kend.Pada
smp Jam Puncak
0.5
2969
1.0
99
1.0
436
2.5
46 54
2.5
75 78
3.0
58
2.5
3.0
3815
Vol.LL
(smp/jam)
1485
99
436
115
135
225
195
174
2864
V/C
1.36
0.09
0.40
0.11
0.12
0.21
0.18
0.16
2.62
V-13
Dengan menetapkan angka V/C < 0.80, yang merupakan rasio kepadatan
lalu lintas yang masih dapat diterima masyarakat, maka sebaiknya hanya
kendaraan-kendaraan yang melayani kepentingan umum saja yang
diijinkan melintas proyek, seperti Opelet, Truk Ringan yang membawa
sembako, Bus Kecil. Sepeda motor tidak diijinkan melintas proyek karena
jumlahnya
terlalu
banyak.
Kontraktor
memasang
rambu-rambu
pengelolaan
pencegahan
terjadinya
kemacetan
selama
Waktu Pengelolaan
Waktu
pengelolaan
pencegahan
terjadinya
kemacetan
selama
pengelolaan
pencegahan
terjadinya
kemacetan
selama
V-14
Sumber Dampak
Sumber dampak kerusakan badan jalan adalah aktivitas mobil pengangkut
material dengan Vehicle Damage Factor (VDF) yang besar akibat beban
yang berat.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan kerusakan badan jalan pada jalanjalan yang dilaiui oleh mobil pengangkut material, terutama pada jalan
dengan kelas yang rendah atau jika mutu konstruksi perkerasan pada
jalan-jalan yang dilaiui rendah.
Indikator Dampak
Indikator dampak yang merupakan tolok ukur kerusakan badan jalan yang
disebabkan oleh aktivitas mobil pengangkut material adalah ada tidaknya
peningkatan jumlah lubang-lubang di jalan (potholes) antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan mobilisasi material.
Secara
sederhana
untuk
menilai
tolok
ukur
tersebut
dengan
dengan
klasifikasinya
didisain
dengan
menggunakan
V-15
sesuai
dengan
klasifikasinya
didisain
dengan
menggunakan
Rute mobilisasi material dari sumber quarry ini menuju lokasi proyek
dapat melalui jalan-jalan propinsi (ruas jalan Cagak-Subang, Subang
- Sadang dan Subang - Pamanukan), jalan Negara (jalur Pantura
Jawa) dan jalan Tol. Ruas jalan propinsi tersebut merupakan jalan
kelas 2 yang berfungsi sebagai jalan Kolektor Primer, sedangkan jalan
Negara jalur Pantura Jawa merupakan jalan kelas 1 yang berfungsi
sebagai jalan Arteri Primer. Alternatif rute mobilisasi material yang
dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
o Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak - Subang - Sadang Jalan Tol sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju ruas
jalan Xxxxxx -Xxxxxx - Lokasi Proyek, atau
o Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak - Subang -Pamanukan Xxxxxx - Jalan Tol sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol
menuju ruas jalan Xxxxxx-Xxxxxx -Lokasi Proyek.
Peta mobilisasi material tertera pada Gambar 2.6 (bab II) di atas.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan kerusakan badan jalan adalah pada rute
mobilisasi material sebagaimana di urai di atas (gambar 2.6 bab II).
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan terjadinya kerusakan badan jalan adalah
selama periode konstruksi.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan terjadinya kerusakan badan jalan selama
pelaksanaan konstruksi sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
V-16
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan terjadinya kerusakan badan jalan
selama pelaksanaan konstruksi adalah Pimpro Induk Pembangunan Jalan
Jalur Pantura Jawa, Pimbagpro Peningkatan Jalan Ruas Xxxxxx -Xxxxxx
dan Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx,
Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
Sumber Dampak
Sumber dampak kecelakaan lalu lintas pada tahap konstruksi adalah
penyempitan jalur lalu lintas, lubang-lubang galian bekas pekerjaan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh penyempitan jalur lalu lintas secara mendadak,
pengemudi yang tidak sabar atau disebabkan oleh bekas lubang-lubang
galian.
Indikator Dampak
Indikator dampak yang merupakan tolok ukur kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh aktivitas proyek, seperti:
Pengelolaan Lingkungan
Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan
oleh aktivitas proyek adalah dengan :
V-17
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas selama
pelaksanaan konstruksi adalah sepanjang lokasi proyek dan sepanjang
jalur mobilisasi material (peta gambar 2.6 bab II).
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas selama
pelaksanaan konstruksi adalah selama periode konstruksi.
Biava Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas selama
pelaksanaan konstruksi sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas
selama pelaksanaan konstruksi adalah kontraktor.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas
selama pelaksanaan konstruksi adalah Pimpro Induk Pembangunan Jalan
Jalur Pantura Jawa, Pimbagpro Peningkatan Jalan Ruas Xxxxxx -Xxxxxx
dan Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx,
Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
V-18
dampak
gangguan
keindahan/estetika
adalah
kegiatan
dengan
baik,
akan
menimbulkan
onggokan-onggokan
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur dampak gangguan keindahan/estetika oleh kegiatan konstruksi.
Yang digunakan sebagai indikator dampak kemungkinan terjadinya
gangguan keindahan/estetika adalah estetika lingkungan kiri kanan ruas
jalan sebelum pelaksanaan pembersihan lahan, yaitu bersih dan tidak ada
onggokan tanah/ranting pohon berserakan.
Pengelolaan Lingkungan
Untuk mencegah timbulnya dampak gangguan keindahan/estetika,
langkah-langkah pengelolaan lingkungan yang dapat ditempuh adalah:
V-19
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan timbulnya gangguan estetika adalah:
Pada sepanjang lokasi proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx, KM 83,1 -85,6; KM
86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,6.
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan timbulnya gangguan estetika adalah.
selama periode kontruksi.
Biava Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan timbulnya gangguan estetika adalah:
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pencegahan timbulnya gangguan estetika adalah:
kontraktor.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan dampak kemungkinan gangguan keindahan/
estetika
selama
pelaksanaan
konstruksi
adalah
Pimpro
Induk
Sumber Dampak
Sumber dampak gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak
lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara.
Jenis Dampak
Kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat setempat
adalah merupakan dampak lanjutan dari dampak penurunan kualitas
udara, terutama oleh penyebaran debu. Peningkatan debu pada lokasi
pemukiman berpotensi menimbulkan penyakit, seperti penyakit infeksi
saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
V-20
indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan yang kemungkinan terkena dampak oleh
rencana kegiatan. Sebagai indikator dampak Kemungkinan terjadinya
gangguan kesehatan masyarakat adalah jumlah pasien ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas) pada Puskesmas setempat Puskesmas Klari,
sebelum pelaksanaan konstruksi, yaitu 11.645 pasien ISPA tahun 2003
{Sumber: Laporan Tahunan 2004 Puskesmas Klari)
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan
dimaksudkan
untuk
menjaga
kesehatan
masyarakat.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan penurunan kesehatan masyarakat:
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan penurunan kesehatan masyarakat
adalah: selama periode kontruksi.
Biava Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan penurunan kesehatan masyarakat adalah:
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pencegahan penurunan kesehatan masyarakat:
adalah kontraktor.
V-21
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan dampak kesehatan adalah Dinas Ungkungan
Hidup
Kabupaten
Xxxxxx,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Xxxxxx,
Sumber Dampak
Sumber dampak positif peluang kesempatan kerja adalah perekrutan
tenaga kerja untuk perawatan jalan, sekitar 50 orang.
Jenis Dampak
Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan
oleh perekrutan tenaga kerja untuk perawatan jalan. Tenaga kerja buruh
yang akan direkrut dapat mencapai sekitar 50 orang. Ini merupakan
peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia kerja yang masih
sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248
orang.
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan hidup yang kemungkinan terkena
dampak oleh rencana kegiatan proyek. Yang digunakan sebagai indikator
dampak peluang kesempatan kerja adalah persentase tenaga kerja buruh
pada proyek perawatan jalan yang direkrut dari masyarakat desa
setempat, yaitu minimal 60%.
Pengelolaan Lingkungan
Tujuan pengelolaan adalah mengoptimalkan manfaat proyek perawatan
jalan yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa setempat.
Untuk
V-22
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja pemeliharaan jalan adalah pada desa yang dilalui
ruas Xxxxxx - Xxxxxx: Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja adalah pada saat proses penerimaan tenaga
kerja untuk kegiatan pemeliharaan jalan.
Biava Pengelolaan
Pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekrutan
tenaga kerja, tidak memerlukan biaya.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja untuk pemeliharaan jalan adalah kontraktor
proyek pemeliharaan jalan bekerjasama dengan kantor desa setempat.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas
pengelolaan
peluang
kesempatan
kerja
adalah
Dinas
posistif
dari
peningkatan
jalan
adalah
bertambahnya
melaju
dengan
Jenis Dampak
Jenis dampak posistif dari peningkatan jalan adalah peningkatan
keselamatan lalu lintas yang bersumber dari bertambahnya kenyamanan
berkendaraan, sedangkan jenis dampak negatifnya yaitu terjadi resiko
kecelakaan fatal yang bersumber dari benturan keras kendaraan yang
melaju dengan kecepatan rata-rata tinggi.
Indikator Dampak
Indikator dampak positif dari peningkatan jalan adalah menurunnya tingkat
kecelakaan lalu lintas. Beberapa literatur menjelaskan bahwa pelebaran
lajur lalu lintas dapat mengurangi tingkat kecelakaan antara 2% -15% per
meter pelebaran, median mengurangi tingkat kecelakaan hingga 30%.
Bahu jalan selalu dipelihara agar tetap rata dan sama tinggi
dengan jalur lalu lintas, sehingga dapat berfungsi untuk memberi
kesempatan kendaraan berhenti sementara.
V-24
Untuk
menjamin
KEEFEKTIFAN
tersebut,
maka
(empat)
muka,
tinggi,
kebebasan
samping
dan
peringatan
pendahuluan.
(3) KESERAGAMAN
PENGGUNAAN
para
pemakai
jalan
(dipasang
tidak
pada
tempatnya)
akan
mengakibatkan
para
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah
selama periode operasi dan pemeiiharaan.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan adalah bersumber
dari anggaran pemeiiharaan jalan.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan adalah Pimpro
Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa, Pimbagpro Peningkatan
Jalan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas
dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan setempat.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas
selama periode operasi dan pemeiiharaan adalah Dinas Perhubungan
Kabupaten
Xxxxxx,
Dinas
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Xxxxxx,
Sumber Dampak
Sumber dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan berasal dari
emisi dan suara lalu lintas dan peralatan yang digunakan untuk perawatan
jalan, seperti aspalt mixing plant (AMP).
V-26
Jenis Dampak
Kemungkinan
peningkatan
pencemaran
udara
dan
kebisingan
diperkirakan terjadi saat pengoperasian jalan dimana debu dan asap dari
kendaraan bermotor yang diemisikan ke udara akan lebih besar. Keadaan
ini berkaitan langsung dengan bertambahnya volume lalu lintas yang
melewati ruas jalan baru. Dengan demikian, dioperasikannya jalan
diperkirakan meningkatkan bahan pencemar udara. Khususnya bagi
penduduk yang bermukim di tepi jalan akan merasakan gangguan
pencemaran udara maupun kebisingan dari kendaraan bermotor.
V-27
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah:
Kontraktor
pemeliharaan
jalan
diharuskan
mengatur
waktu
Lokasi Pengeloiaan
Lokasi pengeloiaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah:
Penanaman pohon pada sisi kanan kiri jalan sepanjang lokasi proyek
KM 83,1 - 85,6; KM 86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,5, kecuali di depan
Pasar Kosambi, penanaman pohon pada median.
Waktu Pengeloiaan
Waktu pengeloiaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah: selama
periode operasi dan pemeliharaan jalan.
Biava Pengeloiaan
Biaya pengeloiaan pencegahan penurunan kualitas udara sudah termasuk
dalam nilai kontrak proyek pemeliharaan jalan.
Pelaksana Pengeloiaan
Pelaksana pengeloiaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
kontraktor.
Pengawas Pengeloiaan
Pengawas pengeloiaan pencegahan penurunan kualitas udara adalah
Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
V-29
4.
Pengelolaan Lingkungan
Untuk mengeliminir dampak negatif banjir antara lain:
Pembersihan/pengambilan
sampah
dari
tempat
pembuangan
V-30
Lokasi Pengelolaan
Lokasj pengelolaan dampak negatif banjir adalah di sekitar Pasar
Kosambi, tertera pada gambar 5.1.
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan dampak banjir adalah pada awal konstruksi dan
dilakukan pemeliharaan secara rutin (3 bulan sekali). Pembersian sampah
dilakukan setiap 3 hah sekali.
Biava Pengelolaan
Biaya pembuatan saluran dan normalisasi saluran kiri kanan jalan sudah
termasuk
dalam
nilai
kontrak
proyek
(Departemen
Kimpraswil).
Pelaksana Pengelolaan
Pembuatan saluran dan normalisasi saluran kiri kanan jalan dilaksanakan
oleh kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan dari Departemen Kimpraswil.
Normalisasi saluran belakang pertokoan menuju Kali Kamojing dapat
dilaksanakan oleh masyarakat sekitar yang dikoordinir oleh Dinas Tata
Kota. Pelaksanaan pemeliharaan saluran secara berkala dilakukan oleh
Dinas Pekerjaan Umum. Sedangkan pengelolaan sampah secara rutin
dapat dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya bersama Dinas
Kebersihan Kota.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan dampak banjir adalah: pemimpin proyek Induk
Pantura, Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Xxxxxx, dan unsur masyarakat.
V-31
= = = : Nor
: Pe
5.
Sumber Dampak
Sumber dampak gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak
lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara.
Jenis Dampak
Kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan masyarakat merupakan
dampak lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara, terutama oleh
emisi dari lalu lintas kendaraan dan emisi dari peralatan yang digunakan
untuk perawatan jalan, seperti aspalt mixing plan (AMP). Pollutan emisi
pada lokasi pemukiman berpotensi menimbulkan penyakit, seperti
penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan hidup yang kemungkinan terkena
dampak oleh rencana kegiatan proyek. Yang digunakan sebagai indikator
dampak kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan masyarakat adalah
jumlah pasien ISPA pada puskesmas setempat Klari pada periode
sebelum pengoperasian dan perawatan jalan, yaitu 11.645 pasien ISPA
tahun 2003 (Sumber: Laporan Tahunan 2004 Puskesmas Klari).
Pengelolaan Lingkungan
Penurunan kesehatan masyarakat merupakan dampak lanjutan dari
dampak penurunan kualitas udara, terutama pencemaran debu. Dengan
demikian, apabila pengelolaan yang dilakukan telah berhasil mengeliminir
terjadinya pencemaran debu, maka secara tidak langsung dampak
penurunan kesehatan dapat dihindari.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dampak kesehatan sama dengan lokasi pencegahan
penurunan kualitas udara yaitu:
Penanaman pohon pada sisi kanan kiri jalan sepanjang lokasi proyek
KM 83,1 - 85,6; KM 86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,5, kecuali di depan
Pasar Kosambi, penanaman pohon pada median.
V-33
Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan dampak kesehatan adalah: selama periode operasi
dan pemeliharaan jalan.
Biaya Pengelolaan
Biaya pengelolaan dampak kesehatan sudah termasuk dalam nilai kontrak
proyek pemeliharaan jalan.
Pelaksana Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan dampak kesehatan sama dengan pencegahan
penurunan kualitas udara yaitu kontraktor.
Pengawas Pengelolaan
Pengawas pengelolaan kesehatan masyarakat adalah Pimbagpro Ruas
Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Dinas
Kesehatan
Kabupaten
xxxxxx,
Departemen
Kimpraswil
Direktorat
V-34
BAB VI UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BAB VI UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Setelah pada bab 5 diurai upaya pengelolaan lingkungan (UKL), pada bab 6 ini
menguraikan
upaya
pemantauan
lingkungan
(UPL).
Rekomendasi
UPL
Sumber Dampak
Sumber dampak pada persepsi masyarakat adalah kegiatan sosialisasi dan
pengadaan tanah. Termasuk materi sosialisasi adalah pemberian penjelasan
kepada masyarakat cara perhitungan nilai kompensasi tanah dan bangunan
masyarakat yang terkena rencana pelebaran jalan. Sosialisasi juga
menekankan akan adanya tahapan musyawarah dalam penentuan nilai
kompensasi tanah bangunan antara masyarakat pemilik tanah bangunan
dengan Panitia Pengadaan tanah.
Jenis Dampak
Sosialisasi yang baik akan membangun persepsi positif masyarakat
terhadap rencana pelebaran jalan, yang selanjutnya akan membantu
kelancaran proses pengadaan tanah. Sebaliknya sosialisasi yang kurang
jelas akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di kalangan masyarakat,
yang selanjutnya berpotensi menggangu kelancaran pengadaan tanah dan
pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
VI-1
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah pada Desa Duren dimana terdapata
masyarakat yang tanah bangunannya terkena pelebaran jalan, terutama
pemilik toko pada sta 1+200 atau KM 84,2 (persimpangan arah ke Curug)
yang masih keberatan.
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan pada periode prakonstruksi.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan bersumber dari APBN tahun 2004.
VI-2
Pelaksana Pemantauan
Pelaksanaan pemantauan adalah panitia pengadaan tanah, yang
beranggotakan: Asisten Daerah/Asda I Kabupaten Xxxxxx, BPN, PU
Kabupaten, Kecamatan, Desa, Pimpro Induk Pantura/Pimbagpro Ruas
Xxxxxx-Xxxxxx.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan: Bupati Kabupaten Xxxxxx, Departemen
Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah
Sumber Dampak
Sumber dampak terciptanya peluang kesempatan kerja adalah perekrutan
kebutuhan tenaga kerja buruh pada proyek. Tenaga kerja buruh yang
akan direkrut oleh kontraktor sekitar 50 orang.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah terciptanya peluang kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat di Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan
oleh perekrutan tenaga kerja untuk konstruksi jalan. Tenaga kerja buruh
yang akan direkrut dapat mencapai sekitar 50 orang. Ini merupakan
peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia kerja yang masih
sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248
orang.
Indikator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur dampak positif peluang kesempatan kerja dari kegiatan proyek.
Yang digunakan sebagai indikator dampak peluang kesempatan kerja
adalah persentase tenaga kerja buruh pada proyek yang direkrut dari
masyarakat desa setempat (Duren, Pancawati, Dawuan Tengah), yaitu
minimal 60%.
VI-3
Pemantauan Linqkunqan
Pemantauan ini nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi realisasi
Pendataan tenaga kerja yang berasal dari desa setempat, yaitu berKTP Desa Duren, Pancawati dan Dawuan Tengah.
Apabila tenaga kerja yang berasal dari kelurahan setempat < 60%,
maka proses perekrutan tenaga kerja perlu ditinjau kembali.
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja adalah pada desa-desa lokasi proyek dan
sekitarnya, terutama Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Waktu Pemantauan
Pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekrutan
tenaga kerja adalah pada saat proses penerimaan tenaga kerja.
Biaya Pemantauan
Pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekrutan
tenaga kerja, tidak memerlukan biaya.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja adalah Pimbagpro bekerjasama dengan kantor
kepala setempat Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
Pengawas Pemantauan
Pengawas Pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga adalah Dinas Tenaga Kerja, Pimbagpro Ruas XxxxxxXxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen
Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
VI-4
2.
Jenis Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dari quarry di
daerah Cagak (Kabupaten Subang) ke lokasi proyek mempunyai
kemungkinan
menimbulkan
dampak
penurunan
kualitas
udara.
Kemungkinan ini berasal dari emisi kendaraan truk yang digunakan untuk
pengangkutan. Selain itu juga dimungkinkan oleh debu yang berasal dari
material tanah yang terembus angin selama perjalanan pengangkutan.
pengoperasian
base
camp,
penggalian
&
penimbunan,
VI-5
Pemantauan Linqkungan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan pencegahan penurunan kualitas udara adalah:
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kualitas udara adalah: selama periode kontruksi
setiap 3 bulan sekali.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan kualitas udara sudah termasuk dalam nilai kontrak
proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kualitas udara adalah kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kualitas udara adalah Pimbagpro Ruas Xxxxxx Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen
Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
VI-6
Sumber Dampak
Sumber penyebab dampak kemungkinan gangguan kebisingan adalah
peralatan AMP, stone crusher, vibratory roller, vibratory compactor.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan timbulnya gangguan kebisingan. Tingkat
kebisingan dari suara peralatan vibratory roller, vibratory compactor, stone
crusher, dan AMP, dapat mencapai 80 dBA pada jarak 15 meter, yang berarti
melampaui standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman 60 dBA
(KepMenLH No 48/11/1996). Gangguan kebisingan terutama dapat dialami
oleh masyarakat sekitar lokasi AMP.
Kondisi eksisting kebisingan saat ini telah melampaui standar baku mutu,
seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Tingkat kebisingan eksisting mencapai
78 dBA, sementara standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman hanya 60
dBA.
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan pencegahan gangguan kebisingan adalah:
VI-7
Pada lokasi AMP, yaitu daerah Cagak Kabupaten Subang (gambar 2.6
bab II di atas).
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kebisingan adalah: selama periode kontruksi, setiap 3
bulan sekali.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan kebisingan sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kebisingan adalah kontraktor, bekerja sama dengan
perusahaan pemilik AMP.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kebisingan udara adalah Pimbagpro Ruas Xxxxxx Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen Kimpraswil
Direktorat Prasarana Wilayah Tengah.
Sumber Dampak
Sumber dampak hilangnya pohon yang ada adalah penebangan pohon yang
ada pada areal rencana pelebaran jalan. Pada areal rencana pelebaran jalan
saat tumbuh berbagai jenis tanaman seperti mangga, rambutan, srikaya,
belimbing, lamtoro, petai cina, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu,
jambu air, kelapa, beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja,
sinyo nakal, lilin-lilin, hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan,
paku, johar, bogenvile.
VI-8
Jenis Dampak
Pohon yang ada dalam areal rencana pelebaran jalan, akan ditebang.
Penebangan ini akan menghilangkan suasana teduh yang selama ini
dapat
dinikmati
oleh
pengguna jalan
dan
masyarakat
setempat.
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah pada areal penanaman pohon pengganti yaitu:
pada sisi kanan kiri jalan sepanjang lokasi proyek (KM 83,1 - 85,6; KM
86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,5), pada median jalan depan pasar Kosambi.
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan penanaman pohon peneduh pengganti adalah: setiap
3 bulan sekali.
Biava Pemantauan
Biaya pemantauan penanaman kembali pohon peneduh jalan adalah:
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
VI-9
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan penanaman kembali pohon peneduh jalan adalah:
kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan adalah Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat
Prasarana Wilayah Tengah.
5. Pemantauan (Mencegah) Kemacetan Lalu Lintas Oleh Mobilisasi
Material, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Sub-Base, Lapis Perkerasan
Sumber Dampak
Sumber dampak kemacetan adalah aktivitas mobilisasi material, pekerjaan
tanah, pekerjaan sub-base dan pekerjaan lapis perkerasan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan kemacetan lalu lintas yang disebabkan
oleh mobil pengangkut material yang membawa beban berat yang berjalan
dengan kecepatan lambat, hal ini akan menimbulkan antrian kendaraan di
belakangnya.
Demikian juga, pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan lapis perkerasan,
dimana aktivitasnya yang "memakan" sebagian dari lebar jalur lalu lintas yang
ada, dengan sendirinya akan mengurangi kapasitas jalan dan akibatnya akan
semakin menambah kemacetan yang terjadi di lokasi pekerjaan.
dibelakang
bertambahnya
kendaraan
panjangnya
antrian
pengangkut
material
kendaraan
pada
atau
lokasi
semakin
pekerjaan
Koef Jml.Kend.
smp Jam Puncak
0.5
2969
1.0
99
1.0
436
2.5
46 54
2.5
75 78
3.0
58
2.5
3.0
3815
Vol.LL
(smp/jam)
1485
99
436
115
135
225
195
174
2864
V/C
1.36
0.09
0.40
0.11
0.12
0.21
0.18
0.16
2.62
Pemantauan Lingkunqan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
sebelum
pekerjaan
konstruksi,
maka
pengaturan
Pemantauan
pencegahan
terjadinya
kemacetan
selama
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan volume lalu lintas adalah selama periode konstruksi,
setiap 3 bulan.
Biava Pemantauan
Biaya pemantauan lalu lintas sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
VI-11
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah kontraktor berkerjasama dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Xxxxxx.
Penqawas Pemantauan
Pengawas pemantauan pencegahan kemacetan selama
pelaksanaan
VI-12
Pemantauan Linakunqan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
Lokasi Pemantauan
Lokasi
pemantauan
kerusakan
badan
jalan
selama
pelaksanaan
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kerusakan badan jalan selama adalah selama periode
konstruksi, setiap 3 bulan.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan kerusakan badan jalan selama pelaksanaan konstruksi
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kerusakan badan jalan selama pelaksanaan
konstruksi adalah kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kerusakan badan jalan selama pelaksanaan
konstruksi adalah Pimpro Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa,
Pimbagpro Peningkatan Jalan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Perhubungan
Kabupaten Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat Prasarana Wilayah
Tengah.
VI-13
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh penyempitan jalur lalu lintas secara mendadak, pengemudi
yang tidak sabar atau disebabkan oleh bekas lubang-lubang galian.
Jumlah
Kecelakaan
Meninggal
Luka
Berat
Luka
Ringan
Januari
10
9
10
Pebruari
5
5
3
Maret
5
7
5
April
9
9
3
Mei
7
6
1
Juni
5
4
2
Jul!
9
10
1
Agustus
15
17
7
September
7
6
2
Oktober
7
8
4
Nopember
6
7
1
Desember
7
10
6
Jumlah
92
98
45
Tahun 2001
100
114
53
*)Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002
Kerugian
Materiil
(000 Rp)
16
3.200.000
2
2.000.000
2.000.000
3.000.000
2
1.500.000
2
1.700.000
2.450.000
14
4.300.000
6
2.500.000
2
2.900.000
1
2.000.000
5
3.000.000
50
30.550.000
36
42.500.000
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk mengevaluasi
penerangan
jalan,
dalam
menjaga
keselamatan
berlalu-lintas.
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan konstmksi
adalah pada rute mobilisasi material dari lokasi quarry daerah Cagak Subang (gambar 2.6 bab II di atas).
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas selama
pelaksanaan konstmksi, sebulan sekali.
Biava Pemantauan
Biaya pemantauan kecelakaan lalu lintas selama peiaksanaan konstmksi
sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan
konstmksi adalah kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan
konstmksi adalah Pimpro Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa,
Pimbagpro Peningkatan Jalan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Perhubungan
Kabupaten Xxxxxx.
VI-15
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan pencegahan timbulnya gangguan estetika adalah:
Pada sepanjang lokasi proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx, KM 83,1 85,6; KM 86,1 - 86,8; KM 91,6 - 92,6.
VI-16
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan gangguan estetika setiap bulan sekali.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan sudah termasuk dalam nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan gangguan estetika adalah: kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan gangguan keindahan/estetika adalah Pimpro
Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa, Pimbagpro Peningkatan
Jalan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Xxxxxx.
Sumber Dampak
Sumber dampak gangguan kesehatan masyarakat mempakan dampak
lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara.
Jenis Dampak
Kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat setempat
adalah merupakan dampak lanjutan dari dampak penurunan kualitas
udara, terutama oleh penyebaran debu. Peningkatan debu pada lokasi
pemukiman berpotensi menimbulkan penyakit, seperti penyakit infeksi
saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan ini nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi terjadi
tidaknya penurunan tingkat kesehatan masyarakat sebagai dampak
kelanjutan dari pencemaran debu. Pemantauan dengan cara:
VI-17
ukur
dampak
adalah
jumlah
penderita
ISPA
sebelum
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kesehatan masyarakat: puskesmas setempat Klari
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kesehatan masyarakat adalah selama periode
kontruksi, setiap bulan sekali.
Biava Pemantauan
Biaya pemantauan kesehatan masyarakat adalah: sudah termasuk dalam
nilai kontrak proyek.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kesehatan masyarakat: adalah kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan dampak kesehatan adalah Dinas Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Xxxxxx,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Xxxxxx,
Sumber Dampak
Sumber dampak positif peluang kesempatan kerja adalah perekrutan
tenaga kerja untuk perawatan jalan, sekitar 50 orang.
VI-18
Jenis Dampak
Peluang kesempatan kerja mempakan dampak positif yang ditimbulkan
oleh perekrutan tenaga kerja untuk perawatan jalan. Tenaga kerja buruh
yang akan direkrut dapat mencapai sekitar 50 orang. Ini merupakan
peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia kerja yang masih
sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248
orang.
Indlkator Dampak
Indikator dampak merupakan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan hidup yang kemungkinan terkena
dampak oieh rencana kegiatan proyek. Yang digunakan sebagai indikator
dampak peluang kesempatan kerja adalah persentase tenaga kerja buruh
pada proyek perawatan jalan yang direkrut dari masyarakat desa
setempat, yaitu minimal 60%.
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan ini nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi realisasi
pemberian peluang kesempatan kerja kepada masyarakat setempat
dalam perekrutan tenaga kerja untuk pekerjaan pemeliharaan jalan.
Pemantauan akan dilakukan dengan cara:
Pendataan tenaga kerja yang berasal dari desa setempat, yaitu berKTP Desa Duren, Pancawati dan Dawuan Tengah.
Apabila tenaga kerja yang berasal dari kelurahan setempat < 60%,
maka proses perekrutan tenaga kerja perlu ditinjau kembali
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja pemeliharaan jalan adalah pada desa-desa yang
dilalui ruas Xxxxxx - Xxxxxx; Duren, Pancawati, Dawuan Tengah.
VI-19
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja adalah pada saat proses penerimaan tenaga
kerja untuk kegiatan pemeliharaan jalan.
Biaya Pemantauan
Pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam perekrutan
tenaga kerja, tidak memerlukan biaya.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan pemberian prioritas masyarakat setempat dalam
perekrutan tenaga kerja untuk pemeliharaan jalan adalah kontraktor
proyek pemeliharaan jalan bekerjasama dengan kantor desa setempat.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan peluang kesempatan kerja adalah Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Xxxxxx, Pimbagpro Ruas Xxxxxx - Xxxxxx.
2.
Sumber Dampak
Dampak
posistif
dari
peningkatan
jalan
adalah
bertambahnya
melaju dengan
lajur lalu lintas dapat mengurangi tingkat kecelakaan antara 2% - 15% per
meter pelebaran, median mengurangi tingkat kecelakaan hingga 30%.
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
jalan,
dalam
menjaga
keselamatan
berlalu-lintas.
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kecelakaan lalu lintas pada tahap operasi dan
pemeliharaan adalah ruas Xxxxxx - Xxxxxx.
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kecelakaan lalu lintas adalah selama periode operasi
dan pemeliharaan, setiap bulan sekali.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan bersumber dari anggaran pemeliharaan jalan.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan pencegahan terjadinya kecelakaan adalah Pimpro
Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa, Pimbagpro Peningkatan
Jalan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx.
VI-21
Penaawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kecelakaan lalu lintas selama periode operasi dan
pemeliharaan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Xxxxxx, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Departemen Kimpraswil Direktorat
Prasarana Wilayah Tengah.
3.
Sumber Dampak
Sumber dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan berasal dari
emisi dan suara lalu lintas dan peralatan yang digunakan untuk perawatan
jalan, seperti aspalt mixing plant (AMP).
Jenis Dampak
Kemungkinan
peningkatan
pencemaran
udara
dan
kebisingan
diperkirakan terjadi saat pengoperasian jalan dimana debu dan asap dari
kendaraan bermotor yang diemisikan ke udara akan lebih besar. Keadaan
ini berkaitan langsung dengan bertambahnya volume lalu lintas yang
melewati ruas jalan baru. Dengan demikian, dioperasikannya jalan
diperkirakan meningkatkan bahan pencemar udara. Khususnya bagi
penduduk yang bermukim di tepi jalan akan merasakan gangguan
pencemaran udara maupun kebisingan dari kendaraan bermotor.
VI-22
Pemantauan Unokunqan
Pemantauan
ini
nantinya
akan
digunakan
untuk
mengevaluasi
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan pencegahan penurunan kualitas udara adalah:
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan kualitas udara adalah;
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan kualitas udara setiap 3 bulan.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan kualitas udara sudah termasuk dalam nilai kontrak
proyek pemeliharaan jalan.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan kualitas udara adalah kontraktor.
VI-23
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kualitas udara adalah Pimbagpro Ruas Xxxxxx
- Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx.
4.
yang
mengganggu
memotong
kenyamanan
rel kereta
dan
api.
kesehatan
Timbulnya
banjir
akan
penduduk
sekitar
dan
Pemantauan Linqkungan
Pemantauan banjir akan dilakukan dengan cara:
Pengamatan kondisi saluran drainase kiri kanan jalan dan saluran
drainase permukiman. Pemantauan difokuskan pada berfungsi atau
tidaknya saluran drainase, kebersihan saluran, dan kondisi fisik saluran.
Pada musim penghujan dilakukan pemantauan terhadap kemungkinan
terjadinya genangan di sekitar Pasar. Hal ini sekaligus guna mengetahui
apakah ada saluran yang tersumbat.
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan banjir adalah di sekitar Pasar Kosambi dan saluran
drainase sekitar permukiman menuju Kali Kamojing.
VI-24
Waktu Pemantauan
Pemantauan banjir dilakukan minimal 6 bulan sekali, terutama pada awal
musim penghujan dan akhir musim penghujan.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan banjir dibebankan pada APBD Kabupaten Xxxxxx
melalui Dinas Pekerjaan Umum.
Pelaksana Pemantauan
Pemantauan banjir oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Xxxxxx.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan banjir oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Xxxxxx.
5.
Sumber Dampak
Sumber dampak gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak
lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara.
Jenis Dampak
Kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan masyarakat merupakan
dampak lanjutan dari dampak penurunan kualitas udara, terutama oleh
emisi dari lalu lintas kendaraan dan emisi dari peralatan yang digunakan
untuk perawatan jalan, seperti aspalt mixing plan (AMP). Pollutan emisi
pada lokasi pemukiman berpotensi menimbulkan penyakit, seperti
penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat adalah jumlah pasien ISPA pada puskesmas setempat Klari
pada periode sebelum pengoperasian dan perawatan jalan, yaitu 11.645
pasien ISPA tahun 2003 {Sumber: Laporan Tahunan 2004 Puskesmas
Klari).
VI-25
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan ini nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi terjadi
tidaknya penurunan tingkat kesehatan masyarakat sebagai dampak
kelanjutan dari pencemaran debu. Pemantauan dengan cara:
ukur
dampak
adalah
jumlah
penderita
ISPA
sebelum
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kesehatan adalah puskesmas setempat Klari.
Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dampak kesehatan adalah setiap bulan.
Biaya Pemantauan
Biaya pemantauan dampak kesehatan sudah termasuk dalam nilai
kontrak proyek pemeliharaan jalan.
Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan dampak kesehatan adalah kontraktor.
Pengawas Pemantauan
Pengawas pemantauan kesehatan masyarakat adalah Pimbagpro Ruas
Xxxxxx - Xxxxxx, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx, Dinas
Kesehatan Kabupaten xxxxxx.
VI-26
Lampiran 1. Gambar
Desain Rencana Pelebaran jalan
*l
a. |
*!
. Pre
J
. !
I|
1
V <
?1
s
.? '
S'
gi
E ,
5.1
Ei
!
A
TJ
*V
rt
(J
"
T
i!
g
o
23
E
o
*1
"1
5tl IZ
zi i vz
UfLZ
80S7.Z
tXZ'Ll
rzovz
ooo'is
QiVLZ
ooo'iz
OL VLZ
ooo tz
QWLZ
oooiz
0LL7.Z
OOO'/LZ
01 VLZ
CU17.2 tf VZ
ooo i z
000 iZ
0001Z\ 4
ooo iz
o
ooo iz
ooo ^z
in
ooo vz o
000 ZZ
Lampiran 2. Daftar
Nominatif Warga Terkena Proyek
DAFTAR NOMINATIF
GANTI RUGI TANAH BANGUNAN DAN TANAMAN TUMBUHAN
YANG ADA DIATASNYA DALAM RANGKA PENGADAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN/PELEBARAN RUAS JALAN NASIONAL BEKASI-CIKAMPE
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
c.q DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH
c.q BAGIAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEKASI-XXXXXX
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DAN PENGGANTIAN JEMBATAN
:
:
:
Lampiran 4
Peta Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Peta Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).