Makalah Hukum Kepegawaian Daerah Salatiga
Makalah Hukum Kepegawaian Daerah Salatiga
Penulis
Page 1
DAFTAR ISI
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Page 3
2.
3.
S.H., M.H. (2013:53) terdapat penjelasan tentang Pegawai Negeri Sipil menurut
Pandangan Sosiologi dan Pandangan Antropologi terhadap Pegawai Negeri Sipil
adalah satu yaitu Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2000 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, menyatakan :
PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT adalah Pegawai Negeri sipil
yang gajinya didepankan pada Anggaran Pendapatan Daerah dan bekerja pada
Departemen Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet,
Sekretariat MIliter, Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Kantor
Menteri Koordinator, Kantor Menteri Agama, Kepolisian Negara, Lembaga
Pemeintahan Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara, Instansi Vertikal di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepanitraan
Pengadilan atau dipekerjakan untuk Penyelenggaraan Tugas lainnya
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH adalah Pegawai Negeri Sipil
Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja pada Pemerintah Daerah, atau
dipekerjakan diluar Instansi induknya...
Page 4
BAB II
KEDUDUKAN BKN DAN DEPARTEMEN-DEPARTEMEN PNS
pelindungan, pensiun Pegawai Negeri, dan yang lainnya semua di atur oleh
Undang-Undang yang bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 43
Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Pasal 4 menyatakan Setiap Pegawai Negeri
wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan
Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Page 6
Page 7
Page 8
secara
eksplisit
dijelaskan
bahwa
untuk
menjamin
kelancaran
Page 9
penyelenggaraan
kebijakan
manajemen
PNS,
maka
dibentuklah
Badan
Kepegawaian Negara. Lebih lanjut dalam ayat (2) dijelaskan bahwa Badan ini
betugas menyelenggarakan manjemen PNS yang mencakup perencanaan,
pengembangan kualitas sumber daya PNS dan administrasi kepegawaian,
pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi
kepegawaian, mendukung perumusan kebijakan kesejahteraan PNS, serta
memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani
kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan daerah.
Menurut Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non
Departemen, di dalam Keppres tersebut BKN bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian Negara diantarnya sebagai
penyelenggara, pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan
kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ketentuan perundangan
yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut BKN menyelenggarakan
fungsi:
a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian;
b. penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan, dan
pelatihan SDM PNS;
c. penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat Negara dan mantan
pejabat Negara;
d. penyelengaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian Negara
dan mutasi kepegawaian antar provinsi;
e. penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standard an prosedur
mengenai mutasi, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban,
kedudukan hukum PNS Pusat dan PNS Daerah dan bidang kepegawaian
lainnya;
f. penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah;
Page 10
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tata
laksana,
pemberhentian,
penetapan
pensiun,
gaji,
tunjangan,
Page 11
Menurut
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
REPUBLIK
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR
131/PMK.01/2006
Manusia yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Biro SDM mempunyai
tugas
melaksanakan
pembinaan dan
Page 12
pegawai,
penyelesaian
administrasi
umum,
dan
apakah
akan
menyetujui/menolaknya.
Seluruh
hal
yang
karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang
lowong, maka pengadaan dilaksanakan atas dasar kebutuhan, baik dalam arti
jumlah dan mutu pegawai, maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap Warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini
mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi Pegawai
Negeri Sipil. Hal ini berarti bahwa pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus
didasarkan atas kebutuhan dan dilakukan secara obyektif sesuai dengan syarat
yang ditentukan.
Pejabat Pembina Kepegawaian membuat perencanaan pengadaan Pegawai
Negeri Sipil. Lowongan formasi Pegawai Negeri Sipil diumumkan seluas-luasnya
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengumuman dilakukan paling lambat 15
(lima belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran. Namun terkadang ada
permasalahan lain yang muncul pada proses rekrutmen ini dengan kecilnya
anggaran yang tersedia untuk dapat merekrut secara optimal. Menurut perundangundangan pengumuman penerimaan pegawai negeri sipil harus diumumkan
seluas-luasnya, pada kenyataannya pengumuman di umumkan secara terbatas di
instansi. Hal ini dilakukan akibat kehawatiran terlalu banyaknya jumlah pelamar
dan instansi tidak mampu menyeleksi jumlah pelamar yang cukup besar tersebut
dengan anggaran yang terbatas.
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:
Page 14
Page 15
Page 16
Pendapatan
Belanja
Negara
(APBN),
Pengawasan,
Page 17
Page 18
menjual,
membeli,
menggadaikan,
menyewakan,
atau
Undang-undang
Nomor
30
Tahun
2000
Tentang
Komisi
Page 19
mengikat dirinya untuk bekerja pada pihak lain, majikan, selama suatu waktu
tertentu dengan menerima upah (KUH Perdata Pasal 1601)
Pekerja tenaga kerja yang bekerja didalam hubungan kerja pada pengusaha
dengan menerima upah yang mana hak-haknya perlu dilindungi oleh Negara dan
Pemerintah Republik Indonesia. Sumber hukum pembuatan Perjanjian Kerja
antara Pekerja dengan Pemilik Perusahaan, Direktur, atau Kepala Kepegawaian
bersumber dari Undang-Undang Hukum Perdata yaitu sebagaimana Pasal 1601
dan Pasal 1338 KUH. Perdata, yang menyatakan:
Pasal 1601 KUH. Perdata ...Perjanjian Kerja adalah Surat Perjanjian dimana
Pihak yang satu, Buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada Pihak yang lain,
majikan, selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah
Pasal 1338 KUH. Perdata Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, suatu Perjanjian tidak
dapat di tarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alas
an-alasan yang oleh Undang-Undang cukup untuk itu
Perjanjian kerja dibuat secara lisan dan/tertulis sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang. Segala bentuk perjanjian kerja harus selalu disertai dengan
Perjanjian Upah dan Hak-hak perlindungan terhadap pekerja. Peraturan
Pemerintah Nomor : 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah, Pasal 1 (sub a)
menyatakan:
Page 20
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh
untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan, dinyatakan atau dinilai
dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan kerja antara
pengusaha dengan buruh termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun
keluarganya
Pemutusan Hubungan Kerja seharusnya dihindari, dikarenakan pada
awalnya perjanjian kerja dilakukan dengan itikad baik oleh Pekerja, Buruh,
Karyawan dengan pihak Perusahaan. Perjanjian kerja wajid di lindungi, namun
apabila memang harus dilakukan dapat melalui proses hukum yaitu melalui:
1. Perusahaan BUMN atau Swasta lainnya apabila ternyata terjadi pemutusan
hubungan kerja, dapat ditangani oleh Peradilan Industri setempat dan juga
dapat diajukan gugatan melalui Peradilan Umum yaitu Pengadilam Negeri
berdasarkan Surat Perjanjian Kerja untuk di jadikan Sengketa Perdata.
2. Perusahaan berbentuk BUMN atau Non Swasta lainnya, seperti PT.
Telkom, PLN, Bank-Bank Negara, Perusahaan Daerah, apabila ternyata
terjadi pemutusan hubungan kerja, dapat ditangani oleh Pengadilan Tata
Usaha Negara (UU Nomor 5 Tahun 2009).
Berdasarkan kepada kenyataan yang timbul sehingga terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja yaitu berlandaskan:
1. Hubungan Kerja yang diputus Demi Hukum;
2. Hubungan Kerja yang diputus oleh Pihak Buruh;
3. Hubungan Kerja yang diputus oleh Pihak Majikan
4. Hubungan Kerja yang diputus Pengadilan
Apapun bentuk pemutusan hubungan kerja hendaknya sesuai Rasa
Keadilan dan Perikemanusian untuk menjamin hak-hak Pekerja serta hak-hak
Perusahaan., dan lebih baik menempuh jalan secara kekeluargaan dan
musyawarah.
Page 21
Dokumen
Perusahaan
serta
Ketenaga
Kerjaan
yang
melindungi
Page 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang
setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas
Negara lainnya, dan digaji menurut peraturan perundangan-undangan yang
berlaku demikian definisi Pegawai Negeri yang ditetapkan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tetang perubahan atas Undang-Undang nomor 8 tahun
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tetang pokok-pokok
kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)
c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
Pengadaan Pegawai
PEMERINTAH
REPUBLIK
NOMOR
11
PERATURAN
TAHUN
2002
Perjanjian kerja dibuat untuk melindung hak-hak pekerja di Indonesia agar tidak
terjadi ketidakadilan terhadap pekerja. Sebagai mana yang dijelaskan Pasal 1338
KUH. Perdata Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, suatu Perjanjian tidak dapat di
tarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alas an-alasan
yang oleh Undang-Undang cukup untuk itu
B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia kita harus mau memahami dan
mengamalkan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila agar
menjadi penerus bangsa yang hebat. Begitupun dalam hal Kepegawaian, telah
ditetapkan oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia segala hal mengenai
kepegawaian, mulai dari Pegawai Negeri, BUMN, dan Swasta lainnya. Sudah
seharusnya kita memahami hukum-hukum yang berlaku di Negara kita ini agar
terciptanya keselarasan antara hak-hak dan kewajiaban kita sebagai Pegawai baik
itu Negeri, BUMN, dan Swasta. Jangan hanya menunggu Pemerintah, kita harus
bersama-sama mengamalkan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila untuk kesejahteraan kita bersama.
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
2003
TENTANG
WEWENANG
PENGANGKATAN,
1980
TENTANG
PERATURAN
DISIPLIN
PEGAWAI
TENTANG
PERUBAHAN
ATAS
PERATURAN
PEMERINTAH
Page 26