Luas Dengan Survey Dan Pemetaan
Luas Dengan Survey Dan Pemetaan
13.1
Pengertian Luas
Luas suatu objek (tanah, bangunan, dll) di peta merupakan luas pada bidang datar
(X,Y). Jadi perlu dijelaskan kepada pengguna peta yang ingin menghitung luas objek yang
dimiliki di lapangan nanti hasilnya akan lebih kecil dibandingkan hasil hitungan dengan peta.
Pada peta proyeksi yang digunakan adalah proyeksi tegak sehingga objek yang terletak
pada bidang miring sebelum digambar di peta objek tersebut harus diproyeksikan terlebih
dahulu pada bidang datar. Dengan demikian panjang objek di bidang miring tersebut
setelah diproyeksikan akan menjadi lebih pendek dibandingkan kenyataan di lapangan.
Konsekuensinya luas objek yang dihasilkan lebih kecil dari luas sebenarnya di lapangan.
Sebagai gambaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Metode Matematis
9 Koordinat
Diketahui polygon tertutup dengan koordinat masing-masing titik polygon dikethaui
seperti gambar berikut ini:
XIII - 1
Y1
X2
Y2
X3
Y3
...
...
Xn
Yn
X1
Y1
XIII - 2
A=
(13.1)
Keterangan : Tanda absolut untuk menghindari hasil luas negatif karena luas hasilnya selalu
positf
9 Trapezoid
L(h + h )
1
2 ,
2
L(h + h )
2
3 ,
2
L(h + h )
4 ,
3
2
L(h
+h )
5 ,
2
L(h + h )
5
6
2
=A +A +A +A +A
1
4
5
2
3
[(
) (
) (
) (
) (
L h +h + h +h + h +h + h +h + h +h
1
4
4
5
5
2
2
3
3
6
2
L(h + h )
1
6 (h + h + h + h )
4
5
2
3
2
)]
Secara umum untuk menghitung luas daerah yang tidak berarturan (bisa juga digunakan
untuk daerah yang teratur) dengan pembagian sejumlah n bagian luas maka formulanya
dapat disederhanakan sebagai berikut:
XIII - 3
L(h + hn )
1
(h + h + h + ... + h
)
4
n1
2
3
2
(13.2)
Untuk menghitung luas ABCD diatas maka dapat dihitung masing-masing luas A1,
A2, A3, A4 dan A5 dengan jarak offset yang berlainan (L1, L2, L3, L4, dan L5)
L (h + h )
2 ,
A = 1 1
1
2
L (h + h )
3 ,
= 2 2
2
2
L (h + h )
4 ,
= 3 3
3
2
L (h + h )
5 ,
= 4 4
4
2
L (h + h )
6
= 5 5
5
2
=A +A +A +A +A
1
4
5
2
3
Secara umum untuk menghitung luas daerah yang tidak berarturan (bias juga digunakan
untuk daerah yang teratur) dengan pembagian sejumlah n bagian luas maka formulanya
dapat disederhanakan sebagai berikut:
AT =
1
(L 1 (h1 + h 2 ) + ... + L n (h n + h n+1) )
2
(13.3)
XIII - 4
13.3
Metode Grafis
Metode yang paling sederhana untuk menghitung luas daerah adalah dengan metode grafis
yaitu dengan bantuan bujur sangkar (kertas grafik mm) dan segitiga.
9 Bujur Sangkar (Kertas mm)
Luas segitiga =
Dimana s =
a+b+c
2
(13.4)
(13.5)
Maka luas total daerah yang diukur adalah dengan menjumlahkan seluruh luas segitiga yang
melingkupi daerah tersebut. Semakin rapat segitiga yang melingkupi daerah tersebut maka
luas yang dihasilkan semakin teliti.
XIII - 5
13.4
Metode Mekanis
Cara lain yang digunakan untuk menghitung luas daerah yang tidak beraturan adalah
dengan cara mekanis yaitu dengan alat yang dinamakan dengan planimeter. Alat planimeter
diletakkan diatas peta (gambar) yang akan dihitung luasnya. Kemudian alat tersebut
mentrace (mengikuti) batas wilayah yang akan diukur luasnya. Dengan konversi tertentu,
maka luas akan dapat dihitung. Ketelitian hasil sangat bergantung pada besar atau kecilnya
skala peta. Semakin besar skala petanya, akan semakin teliti hasil luasannya. Sekarang ini
sudah tersedia planimeter mekanik (manual) dan planimeter digital.
Metode Digitasi
XIII - 6
Referensi
Jones, Nicolas. 1998. Areas. The Department of Geomatics. The University Of Melbourne.
Australia.
McCoomac, Jack. 2004. Surveying. Fifth Edition. Clemson University.
Robinson, Arthur H, Morrison, Joell, Muehrcke, Phillip C, et.al.1995. Elements of
XIII - 7