Disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Hubungan Internasional Di Asia Tenggara
DISUSUN OLEH :
MAHFUDZ HAMBALI
2012 23 00 28
2012 23 00 38
YOSI LERIAN
2012 23 00 043
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan Asia Tenggara yang secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis,
menjadi incaran bahkan pertentangan bahkan kepentingan-kepentingan Negara besar paska
perang Perang Dunia II termasuk Amerika Serikat. Kawasan Asia Tenggara yang pernah id
juluki Balkannya Asia ini menimbulakan persaingan antara Negara adidaya dan kekuatan
besar lainnya di kawasan. Kemunculan ASEAN sebagai organisasi regional terbesar di Asia
Tenggara membuat kawasan ini menjadi nilai tambah secara ekonomi maupun strategis, kerja
sama multilateral dalam hubungan mitra wacana dalam bidang ekonomi, politik maupun
kemanan menghasilkan sebuah keuntungan di antara kedua pihak bahkan banyak pihak yang
berinteraksi dalam kawasan ASEAN. Maka dari itu kemunculan ASEAN menjadi daya tarik
bagi Negara- Negara besar maupun yang sedang berkembang. Amerika serikat adalah salah
satu Negara Maju yang ikut berpartisipasi dalam mitra wacana kerjasama ASEAN baik itu
dibidang ekonomi, politik dan keamanan. Hal ini tidak terlepas dari dampak berubahnya
tatanan dunia internasional yang tadinya hanya ada dua kekuatan atau bipolar sekarang
menjadi multipolar bahkan di prediksi akan mengarah ke unipolar, pun dapat dilihat dari segi
historis dan juga konstelasi politik kawasan Asia Pasifik yang secara geografis berbatasan
langsung dengan Asia tenggara . dalam konstelasi politik kawasan di Asia tenggara bukan
hanya ada 1 aktor besar yang mempengaruhi dan menderminasi arah kebijakan di tubuh
ASEAN atau pun di Negara masing-masing anggota ASEAN sendiri. Munculnya China
sebagai kekuatan besar yang baru dikawasan membuat ASEAN membutuhkan Amerika
Serikat menjadi kekuatan penyeimbang China di kawasan agar keadaan kestabilan poltik dan
kemanan di kawasan tetap terjaga.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan politik luar negeri amerika serikat terhadap kawasan Asia
Tenggara ?
2. Apa saja nilai strategi Kawasan Asia Tenggara yang dapat menguntungkan Amerika
Serikat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI ASIA TENGGARA
Sejak berakhirnya berakhirnya PD II dan perkembangan dunia hubungan
internasional yang dinamis telah mempengaruhi arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Dari beberapa aspek, kawasan Asia Tenggara mungkin tidak memiliki signifikansi nilai dan
potensi strategis bila dibandingkan dengan kawasan Asia Timur yang sejak era post-Perang
Dunia ke-2 selalu menjadi pusat perhatian geo-ekonomi geo-politik maupun geo-strategi
Amerika Serikat. Namun jika dilihat dari kehadiran Amerika Serikat di Asia Tenggara yang
sangat menonjol dan dominan dibandingkan Negara-negara besar lain di kawasan telah
mengindikasikan bahwa AS mempunyai kepentingannya tersendiri di Asia Tenggara terkait
dalam bidang politik dan stabilitas serta keamanan kawasan.
Berbicara peran AS di kawasan Asia Tenggara pastilah tidak terlepas dengan
terkaitannya dengan organisasi regional terbesar di Asia Tenggara yakni ASEAN. namun
sebelumnya beridirinya ASEAN, AS telah turut serta pada konstelasi porpolitikan kawasan
regional Asia Tenggara dengan kehadiran militer AS di Philipina yang dilindungi oleh
perjanjian Basis Militer (The Military Bases Agreements) yang disepakati AS dengan
Philipina tidak lama setelah Philipina mendapatkan kemerdekaanya. Collective Defense
Treaty For Southeast Asia atau the Manila Pact yang ditandatangani di Manila tahun 1945
yang melibatkan lebih banyak Negara diluar Asia Tenggara (Amerika, Inggris, Perancis,
Australia, Selandia Baru, Pakistan, Thailand, dan Philipina) tujan dari The Manila Pact
adalah sebagai bentuk reaksi Negara-negara barat (containment policy) terhadap
kemungkinan meluasnya pengaru paham komunisme lewat Vietnam. Dirasa tidak cukup
untuk memobilisasi dukungan Negara-negara barat maka dibentuklah SEATO (Southeast
Asia Treaty Organization) pada tahun berikutnya oleh Anglo-Amerika yakni sebuah
organisasi yang di bentuk di Manila, Philipina. Masih sama seperti tujuan The Manila Pact,
SEATO merupakan organisasi justifikasi AS untuk mendukung gerakan anti komunis yang
merupakan garis ideologi pemerintah non-komunis Vietnam Selatan di Saigon.
dari krisis. Asia Tenggara juga sebagai kawasan tujuan investasi langsung Amerika Serikat
(Foreign Direct Investment), bahkan melebihi Jepang dan Brazil pada tahun 1997.
Pada pertengahan tahun 2002, ekspor Amerika Serikat ke ASEAN turun sebanyak 7%
dibandingkan pada tahun 2001. Diantara negara-negara ASEAN, hanya Laos, Malaysia dan
Vietnam yang menigkatkan pembelian produk Amerika Serikat di tahun 2002. Sementara
Malaysia memperlihatkan peningkatan ekspor dari Amerika Serikat sebesar 12%, negaranegara ASEAN lainnya justru mengalami kemunduran. Singapura berkurang 7%, Indonesia
berkurang 9%, Filipina berkurang 11% dan Thailand berkurang sebesar 29% dibanding satu
tahun sebelumnya.
Kegiatan ekspor-impor Amerika Serikat dengan negara-negara ASEAN memang mengalami
penurunan volumenya antara tahun 1997-1999 akibat krisis yang dialami kawasan Asia
Tenggara. Namun perlahan-lahan menunjukkan peningkatan kembali antara tahun 20002001. Tetapi peristiwa 11 September 2001 kembali mengganggu stabilitas roda perekonomian
dunia, sehingga kerjasama perdagangan kembali mengalami penurunan di tahun 2002.
2.2.2 Pasar Produk dan Industri Jasa
Jumlah penduduk Asia Tenggara yang sifgifikan merupakan salah satu faktor yang
mendukung kawasan ini potensial untuk pemasaran produk-produk indutri AS, termasuk
industri jasa Amerika Serikat. Tingkat pertumbuhan perekonomian Asia Tenggara secara
umum masih rendah, sehingga kemampuan dalam membangun industri tergolong lemah. Hal
ini sangat menguntungkan negara industri seperti Amerika Serikat untuk melakukan penetrasi
pasar di Asia Tenggara. Dimulainya free trade area juga memberikan kemudahan bagi
Amerika Serikat dalam hal ini.
Setelah Jepang, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat termasuk urutan kedua terbesar yang
berinvestasi di kawasan Asia Tenggara. Sebagian besar kekayaan AS bergantung pada
perusahaan-perusahaan multinasional yang juga memiliki kepentingan signifikan di Asia
Tenggara.
Perusahaan-perusahaan AS menyebar luas di kawasan Asia Tenggara, meliputi industri
manufaktur seperti Ford, General Motors, Honeywell, Intel. Departement strores seperti Kmart, JC Penney, Federal Departement Strores. Industri energi seperti Exxon Mobil, Unocal,
Freeport, Newmont Minning, Eron. Industri jasa seperti UPS, FedEx, American International
Groups, Citigroup, Grup Hotel, dan lain sebagainya.
Asia Tenggara juga merupakan supplier utama elektronik dan semikonduktor chip untuk
perusahaan-perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat seperti Motorola.
2.2.3 Investasi Asing
Asia Tenggara juga merupakan tempat utama investasi luar negeri Amerika Serikat. Hal ini
dapat diukur dari nilai investasi Amerika Serikat ke negara-negara ASEAN yang sangat besar
dibandingkan dengan negara-negara investor lainnya. Beragamnya sektor investasi di
ASEAN yang tersedia meningkatkan signifikansi ekonomis kawasan ini bagi Amerika
Serikat.
Kerjasama-kerjasama ekonomi dengan Amerika Serikat terus mengalami peningkatan.
Meskipun dalam perkembangannya investasi asing di kawasan ini secara umum agak
tertinggal dibandingkan dengan kawasan Asia Timur. Akan tetapi dalam beberapa sektor, baik
secara ekonomi, politik dan strategis Asia Tenggara tetap merupakan kawasan yang potensial
bagi Amerika Serikat.
Asia Tenggara merupakan pasar yang potensial bagi produk dan industri jasa, dan sebagai
kawasan utama dari sumber-sumber daya alam yang penting, termasuk minyak dan gas alam.
Salah satu sektor investasi penting lainnya di Asia Tenggara adalah sumber daya alam.
Negara-negara ASEAN secara kolektif merupakan kawasan dengan sumber energi, dan
kekayaan alam dunia yang besar, seperti timah, tembaga, emas, dan sumber-sumber yang
dapat diperbaharaui seperti karet, kopi, serta kayu-kayuan. Hasil bumi seperti minyak dan gas
juga terhitung dalam jumlah yang tidak sedikit. Di Indonesia misalnya, investasi AS tidak
kurang dari US$ 20 Milyar untuk tambang emas di Papua. Sedangkan industri minyak di
Aceh dilakukan oleh perusahaan multinasional Exxon Mobil.
Bagaimanapun negara-negara Asia Tenggara menggantungkan pertumbuhan ekonomi salah
satunya pada investasi asing. Sehingga kesejahteraan ekonomi, sosial, peningkatan
pendidikan serta program pengurangan kemiskinan, juga tergantung pada investasi asing
yang dilakukan negara maju seperti Amerika Serikat.
dari Indonesia. Kapal-kapal yang melintasi selat Malaka ini merupakan 1/3 bagian dari
perdagangan dunia. Berdasarkan catatan Energy Information Administration (EIA), minyak
bumi yang dibawa kapal-kapal tanker melalui Selat Malaka mencapai 11 juta barel per hari.
Letak Asia Tenggara yang sangat strategis berdasarkan jalur ini, tentu saja menempatkan Asia
Tenggara sebagai kawasan yang sangat penting baik ekonomi maupun keamanan. Oleh
karena itu, Amerika Serikat memiliki kepentingan-kepentingan untuk akses bebas dan
terbuka di jalur Asia Tenggara, baik untuk kepentingan ekonomi (prosperity) maupun militer
(national security).
2.4 Amerika Serikat sebagai Mitra Wacana ASEAN
Kerjasama ASEAN dan Amerika Serikat (AS) dimulai sejak tahun 1977, dan telah memiliki
payung kerjasama dan rencana aksi yang komprehensif, didasari dokumen Joint Vision
Statement on ASEAN-US Enhanced Partnership dengan Plan of Action (2006-2011) dan
Revised Priorities for Cooperation under the ASEAN-U.S. Enhaced Partnership (2009). AS
tercatat sebagai Negara mitra wicara pertama yaitu cukup cepat tanggapannya terhadap
perkembangan Implementasi Piagam ASEAN antara lain ditunjukkan melalui rencana
pembukaan kantor Perutusan Tetap (PERUTAP) AS untuk ASEAN dan penunjukkan Dubes
AS untuk ASEAN H.E. Scot Marciel ke Jakarta pada tanggal 10 April 2008 berkedudukan di
Wadhington DC, dengan berakhirnya masa tugas H.E Scot Marciel sebagai Dubes AS yang
baru untuk ASEAN.
Pokok-pokok kebijakan AS di kawasan yakni sebagai Asia Pacific nation, AS akan
menjadi Mitra aktif dikawasan berdasarkan common interest. Selain itu AS bersikap
Supportif dan Optimis terhadap pelibatannya dikawasan yang terefleksikan dalam perluasan
kerjasama secara komprehensif di ketiga pilar komunitas ASEAN. Menyikapi perkembangan
arsitektur kawasan, AS berpandangan bahwa keberadaan institusi regional sangat penting dan
berperan sebagai elemen membangun lanskap arsitektur kawasan. AS akan meningkatkan
pelibatannya ke dalam institusi regional seperti ASEAN, ARF dan EAS agar dapat
memainkan peran dalam mengikuti perkembangan arsitektur kawasan. Sikap AS terhadap
pelibatannya dalam perkembangan arsitektur kawasan diarahkan sebagaimana telah
disampaikan Menlu AS pada peringatan 50th East-West Center, di Honolulu, Hawaii, tanggal
12 Januari 2010, dimana keterlibatan AS dalam konteks arsitektur kawasan merupakan
bagian dari perannya sebagai resident power dan bukan visiting power.
memberikan ulasan mendalam tentang kegiatan kerjasama politik dan keamanan, ekonomi,
fungsional dan pembangunan.
ASEAN dan AS juga menandatangani ASEAN-AS. Deklarasi Bersama mengenai
Kerjasama untuk Memerangi Terorisme Internasional pada 1 Agustus 2002 di Bandar Seri
Begawan. Setelah penandatanganan Deklarasi Bersama, kedua belah pihak mengadopsi
Rencana Kerja untuk melaksanakan Deklarasi Bersama. Sejumlah kegiatan kerjasama telah
diidentifikasi dan dilaksanakan di bawah Rencana Kerja. Di bawah ADMM-Plus Framework,
AS diketuai Kelompok Kerja Ahli ADMM-Plus 'di Counter-Terrorism (EWG on CT) dengan
Indonesia untuk periode 2011-2013, di mana latiha Counter-Terorisme (CTX) berhasil
dilakukan pada tanggal 7-13 September 2013 di Sentul, Indonesia.
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan dan memperkuat ASEAN-AS hubungan,
Pemimpin dari kedua belah pihak mengeluarkan Pernyataan Bersama Vision di ASEAN-AS
Peningkatan Kemitraan pada tanggal 8 November 2005. Rencana Aksi untuk melaksanakan
Join Vision Statement on ASEAN-AS Peningkatan Kemitraan diadopsi pada tanggal 27 Juli
2006 di Kuala Lumpur oleh Menteri Luar Negeri ASEAN dan Menteri Luar Negeri AS.
Berbagai kegiatan kerjasama di bawah Rencana Aksi telah dilaksanakan.
AS juga menyetujui Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC)
di Post Ministerial Conference ASEAN (PMC) + 1 Sesi dengan AS di Phuket, Thailand pada
tanggal 22 Juli 2009. Ini adalah penegasan kembali dari politik US dan komitmen keamanan
ke dalam wilayah tersebut.
Kerjasama dibidang politik dan Keamanan antara lain didasari oleh ASEAN-US
Declaration for Cooperation to Combat International Terorism (2002). Secara Umum
Negara-negara ASEAN menyambut baik kerjasama dengan AS untuk memecahkan
permasalahan strategis dikawasan, khususnya melalui mekanisme ASEAN Regional Forum
(ARF). Peningkatan bobot kerjasama ASEAN-AS satunya ditandai dengan aksesi AS pada
Instrument of extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia and
Declaration of Accesion pada ASEAN POST Ministerial Conference ke -42 tanggal 22 Juli
2009 di Phuket, Thailand, yang ditandatangani oleh Menlu AS, Hillary Rodham Clinton.
Pada bidang ekonomi Kerjasama juga telah ditingkatkan di bidang kejahatan transnasional.
Enam Konsultasi antara ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Crime dan rekanrekan mereka di AS telah diselenggarakan sejauh (SOMTC + AS). ASEAN dan AS bekerja
untuk memperkuat kerja sama untuk mengatasi cybercrime, dengan diselenggarakannya
"ASEAN-US Cybercrime Workshop "pada 6-9 Mei 2014 di Singapura. AS juga telah
mengusulkan untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan ASEAN dalam
menangani perdagangan manusia melalui diusulkan "Deklarasi ASEAN-USJoint Kerjasama
untuk Memerangi Perdagangan Manusia". Proposal ini diajukan pada 6 EWG pada
ASEANConventiononTraffickingin Orang (ACTIP) dan Rencana Aksi Daerah (RPA), pada
03-05 Juni 2014 di Yangon, Myanmar, dan sekarang sedang dipertimbangkan oleh negaranegara anggota ASEAN
ASEAN dan Amerika Serikat menyimpulkan Perjanjian Perdagangan dan Investasi
Framework (TIFA) pada bulan Agustus 2006, yang berfungsi sebagai mekanisme untuk
memperkuat ASEAN-AS hubungan ekonomi. Sebuah Joint Council telah dibentuk untuk
memberikan arahan pada pelaksanaan ASEAN-AS TIFA. Dewan Gabungan juga
bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan ASEAN-AS kerja sama
ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir. kerjasama perdagangan dan investasi telah
difokuskan pada fasilitasi perdagangan, standar dan kesesuaian, hak kekayaan intelektual
(HKI), dan keterlibatan sektor publik-swasta (PPE). Dalam agenda ASEAN Connectivity, AS
telah menjadi mitra utama ASEAN dalam memajukan ASEAN Single Window (ASW)
berinisiatif dan telah memberikan bantuan teknis pada standar dan kesesuaian untuk sektorsektor prioritas termasuk peralatan listrik dan elektronik, peralatan medis, dan otomotif.
ASEAN-AS menyelenggarakan Pertemuan Pemimpin yang diselenggarakan pada 19
November 2012, baik ASEAN dan Amerika Serikat menyambut baik peluncuran ASEAN-AS
Expanded Economic Engagement (E3) inisiatif - kerangka kerja baru untuk kerjasama
ekonomi yang dirancang untuk memperluas ASEAN-AS perdagangan dan hubungan
investasi dan menciptakan peluang bisnis baru dan pekerjaan di sebelas negara. Sebuah
Roadshow Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke AS telah berhasil diselesaikan pada 10-13
Juni 2013 mempromosikan peluang investasi dan kemitraan antara ASEAN dan bisnis AS.
AS tetap merupakan mitra dagang penting dari ASEAN meskipun tantangan yang
ditimbulkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Menurut perkiraan data dengan Sekretariat
ASEAN, total perdagangan antara ASEAN dan AS meningkat sebesar 3,5% dari US $ 200
miliar pada 2012 menjadi US $ 206.900.000.000 pada tahun 2013. AS juga adalah sumber
terbesar ketiga investasi asing langsung ke ASEAN dengan pangsa 9,7%, mencapai US $
111.000.000.00 pada tahun 2012. Jumlah wisatawan dari AS ke ASEAN meningkat 0,7
persen, dari 2,84 juta pada tahu 2011-2012. Dengan perkembangan ini, AS berdiri sebagai
keenam pasar sumber pariwisata ASEAN.
Sedangkan dalam konteks perkembangan arsitektur kawasan,AS adalah Mitra Wicara
ASEAN yang secara konstruktif mendukung peran ASEAN sebagai Negara Pasifik. AS
memiliki komitmen untuk meningkatkan engagement dalam perkembangan arsitektur
regional pasifik, khususnya dalam kerangka East Asia Summit (EAS). Dalam Kerjasama
bidang Ekonomi dan perdagangan, telah ditandatangani ASEAN-US Trade and Investment
Framework Arrangement (TIFA) pada tahun 2006 oleh Menteri Ekonomi Negara anggota
ASEAN dan United States Trade Representatives (USTR). Kerjasama khusus terkait
perdagangan dan Investasi, inisiatif ASEAN Development to Advance Economic Integration
(ADVANCE), Serta upaya Training Facility (TATF) di Sekretariat ASEAN. TATF telah
menyelesaikan program tahap 1 dengan berbagai pengkajian dan workshop mengenai
nomenklaturr tariff dan ASEAN Single Window Training. ASEAN Economic Minister
(AEM) Road Show beralangsung 2-5 Mei 2010 dan di ikuti oleh ASEAN Economic
Ministers, Sekjen ASEAN, Senior Economic Official.
Presiden Barrack Obama menyampaikan keinginan kuat untuk meningkatkan
kerjasama di Asia Tenggara, Asia Timur dan bahkan Asia pasifik. Dalam kaitan ini, AS
menganggap sudah waktunya ASEAN untuk berperan lebih dalam konteks global antara lain
melalui penanganan isu-isu global. AS juga berharap agara kemitraan ASEAN-AS perlu
ditingkatkan dari Enhanced Partnership ke Strategic Level dengan fokus pada upaya
penciptaan sustainable development growth , peningkatan hubungan perdagangan, people-topeople contact, pendidikan dan maritime security.
Indonesia diwakili Wakil Presiden, Prof. Dr. Boediono menyampaikan apresiasi
penyelenggaraan 1st ASEAN-US Leaders Meeting tahun lalu di Singapura yang dianggap
sebagai milestone pemajuan kerjasama ASEAN-AS. Secara khusus Wapres menggarisbawahi
3 Dimensi kerjasama yang relevan bagi pemajuan kerjasama ASEAN-AS, Yaitu :
a. Kerjasama ASEAN-AS hendaknya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat atau people centered sesuai dengan amanat piagam ASEAN. Dimensi
ini erat kaitannya dengan dimensi soft power AS yang dianggap berpotensi
BAB III
KESIMPULAN
Kehadiran Amerika Serikat di dalam kawasan Asia Tenggara merupakan suatu kebijakan
yang telah di tetapkan oleh pemerintah melalui Politik Luar negeri Amerika Serikat sendiri.
Kehadiran Amerika Serikat dalam percaturan perpolitikan kawasan Asia tenggara tidaklah
lepas dari kepentingan AS sendiri dalam bidang ekonomi, politik dan keamanan. Jika kita
tarik mundur kebelakang, kehadiran AS telah ada sedari pasca perang dunia ke II dalam
tujuannya membendung paham komunisme dikawasan Asia tenggara dalam serangkain
agenda seperti The Manila Pact dan di bentuknya SEATO. Pasca perang dingin dimana
keadaan hubungan internasional yang selalu bergerak dinamis jika yang pada awalnya dunia
hanya di kuassai oleh kekuatan bipolar kemudian berubah menjadi multipolar secara
langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi politik luar negeri AS dan perannya di
kawasan Asia Tenggara yang tidak terlepas dari kepentingan Geopolitik AS yang masih
terkait dengan kawasan Asia Pasifik. keterlibatan AS di era Globalisasi sebagai mitra wacana
ASEAN dalam bidnag ekonomi, politik dan kemanan dinilai cukup positif dalam
menghasilakn keuntungan di antara kedua pihak di tandai dengan meningkatnya investasi
asing AS kenegara-negara ASEAN serta meningkatnya pariwisatawan yang berasal dari AS
ke Negara-negara ASEAN.
Daftar pustaka
Cipto,Bambang.2006.Hubungan Internasional di Asia Tenggara: Teropong Terhadap Dinamika,
Realitas, Dan Masa Depan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://www.asean.org/asean/external-relations/united-states/item/overview-of-asean-us-dialoguerelations di akses pada tanggal 26 november 2014 pukul 10:30 am
repository.unhas.ac.id/.../BARU%20SEKALI%20BAB%20I-BAB%20V di akses pada tanggal 28