2 September 2006
Diterbitkan Oleh
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia
Pemimpin Umum
Ketua Umum PP PPTI
Pemimpin Redaksi
Dr. Tjandra Yoga Aditama,Sp.P, DTM&H, MARS
Dewan Redaksi
Dra. R. Bahrawi Wongsokusumo
Dr. Achmad Hudoyo, Sp.P
Dr. Ade Rusmiati, Sp.P
Dr. A Syakur Gani, Sp.P
Dr. Siti Nadia
Sekretariat Redaksi
Undang Zahar,SKM
Alamat Sekretariat Redaksi & Iklan
Jl. Sultan Iskandar Muda No.66 A
Kebayoran Lama Utara Jakarta 12240
Telp. 021 - 7397494; 7228125
Fax. 021 - 7397494
http://www.ppti.info, email: ppti66@yahoo.com
Terbit pertama kali Agustus 2004
Frekuensi Terbit Dua Kali Setahun
Pedoman Umum
Naskah adalah karangan asli
Naskah belum pernah diterbitkan sebelumnya
dalam bentuk dan media/jurnal apapun.
Seluruh isi naskah adalah tanggung jawab penulis
Naskah yang telah dikirim menjadi hak redaksi, dan
seluruh isinya tidak dapat direproduksi kembali
untuk publikasi dalam bentuk apapun tanpa seizin
redaksi
Redaksi berhak untuk melakukan proses
penyuntingan naskah, dalam bentuk gaya, bentuk,
tampilan, dan kejelasan isi, tanpa harus mengubah
isi naskah.
Redaksi berhak untuk meminta penulis untuk
memperbaiki isi dan bentuk tulisan.
Naskah yang tidak dimuat, akan dikembalikan
kepada penulis apabila ada permintaan
sebelumnya.
Naskah menggunakan bahasa indonesia baku,
yang efektif dan efisien. Atau dalam keadaan
tertentu, naskah dapat dibuat dalam bahasa inggris
dengan ejaan yang standar.
Abstrak
Dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris, secara
terstruktur yang memuat inti pendahuluan; subjek dan
metode; hasil; dan kesimpulan penulis. Abstrak tidak
lebih dari 250 kata.
Daftar Pustaka
Daftar rujukan dibuat sesuai dengan ketentuan
Vancouver.
Daftar rujukan tidak lebih dari 25 buah, dan
merupakan rujukan terbaru dalam satu dekade
terakhir
Setiap rujukan diberi nomor sesuai urutan dalam
narasi naskah
Nama jurnal disingkat seperti tercantum dalam
Index Medicus
Rujukan yang telah masuk dalam naskah, namun
belum diterbitkan dalam satu jurnal ditulis sesuai
aturan dan ditambahkan : In press.
Naskah
Naskah diketik dengan spasi ganda, dengan jarak
tepi-tepi kertas 2,5 cm dan menggunakan ukuran
kertas A4 (21 X 30 cm)
Naskah dapat dikirim ke redaksi dalam bentuk
disket berupa copy file dari naskah tersebut.
Kelengkapan Naskah
Naskah dikirim ke alamat sekretariat redaksi Jurnal
Tuberkulosis Indonesia:
Jl. Sultan Iskandar Muda No.66 A Kebayoran
Lama Utara Jakarta 12240 Telp. (021) 7397494,
atau via email : ppti66@yahoo.com
Naskah dikirim dalam 2 berkas salinan (print-out)
yang tersusun sesuai urutan: 1) halaman judul, 2)
abstrak, 3) abstrak dalam bahasa inggris termasuk
key words, 4) isi, 5) ucapan terima kasih bila ada, 6)
daftar pustaka, 7) tabel-tabel, 8) gambar/ilustrasi
dan foto berikut keterangannya.
Naskah disampaikan dalam bentuk disket dengan
program MS-Word.
2.
3.
4.
5.
EDITORIAL
Perkembangan Teknologi, Perkembangan Kuman
dari
tuberkulin
kita.
ekstrak
M.tb
atau
merupakan
tuberkulin.
reaksi
DTH.
Reaksi
Protein
program
hampir
DOTS
dimana
Indonesia
bahwa
secara jelas.
mensekresi IFN
Mycobacterium
tuberculosis
dalam
oleh
ii
Th1
tidak
hanya
berguna
untuk
bahwa
PAS,
regimen
pengobatan
ethionamide,
kegagalan
pada
cycloserine.
pengobatan
dan
penderita
Juga
jelas
tingginya
biaya
contoh
dalam
hanya
perkembangan
teknologi,
teknologi
sang
berkembang pula.
kuman
pun
ikut
Ternyata
kuman
makin
"pintar".
Setelah
WEAPONS AGAINST"
paling
utama
misalnya
lini
ke
yang
disebut
dua,
kanamisin
lini
misalnya
dll.
Nah,
pertama,
quinolone,
MDR
mengkhawatirkan.
Apalagi,
dibulan
sikloserin,
(multi
drug
khususnya
rifampisin,
INH.
Untuk
MDR
ini
perawat)
iii
Daftar Pustaka
1. Kenyo
Rini
&
Eddy
Suryanto.
Uji
XDR
3. Armen
Muchtar.
Farmakologi
Obat
4. XDR
TB,
extensive
drug
resistant
TB.
September 2006.
makin
berkembang,
penyakit
makin
iv
Uji Tuberkulin
Kenyorini, Suradi, Eddy Surjanto
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta
tuberkulin
yang
dosis
adalah
salah
satu
metode
ini
tidak
digunakan
karena
akan
melhat
seseorang
mempunyai
kekebalan
2,3
TU PPD RT 23.
TB
guna
memisahkan
tuberkulin
kenyataan
diagnosis
Tuberkulin
Uji
WHO merekomendasikan
merupakan
bahwa
infeksi
salah
satu
dasar
oleh
M.tb
akan
Imunologi
Masuknya
menyebabkan
sel
menggerakkan
limfosit
sekarang
standart
digunakan
sebagai
PPD-S
yang diartikan
protein
TB
saat
T
ke
injeksi
akan
tersensitisasi
dan
tempat
suntikan.
7-9
Sitokin
akan
yang
diproduksi
oleh
sel
T,
2,11-12
setelah suntikan.
sensitiviti
100%
dan
spesivisiti
100%.
Uji
10
2.
2,12
dilakukan pemeriksaan
atau
Obat
Usia
Stress
13-17
sakit
TB.
Sehingga
guideline
ACHA
Faktor
yang
18-20
digunakan
berhubungan
dengan
metode
penyuntikan
Injeksi subcutan
Penyuntikan
yang
lambat
setelah
jarum
masuk inradermal
Tempat injeksi tertutup dengan skin test lain
Bias
cross-reaction.
Curley
resiko
mm.
Dikutip dari 2
Hasil uji tuberkulin negatif dapat diartikan sebagai
seseorang tersebut tidak terinfeksi dengan basil
TB. Selain itu dapat juga oleh karena terjadi pada
saat kurang dari 10 minggu sebelum imunologi
seseorang terhadap basil TB terbentuk. Jika
Jurnal Tuberkulosis Indonesia, Vol. 3 No. 2
2,11-15,22
7,23
Indurasi 15 mm
a. Bukan resiko tinggi tertular TB
Indurasi 5 mm
setelah 2 tahun
Dikutip dari 24
radiologis.
Vaksinasi
Terinfeksi HIV.
Tuberkulin
yang
transplantasi
organ
dan
imuncompromised.
Uji
dapat
abnormal,
Indurasi 10 mm
a. Datang dari daerah dengan prevalensi tinggi
TB.
menggambarkan
yang
diartikan
positif
sebagai
atau
seeorang
Terhadap
g. Terinfeksi HIV.
i.
BCG
Daftar Pustaka
2 tahun
d. Individu
dengan
kondisi
klinis
yang
DM
2001;120:349-55.
Malabsorbsi
CRF
at http://www.nt.gov.au/health/cdc/fact_sheets
Leukemia, lymphoma
18 2005.
Silikosis
4. Tuberkulin
testing.
Available
at
http://www.11openmed.nec.in
/424/01/NPITSH80.0.PDF.
Acessed
PHTN/tbmodules/modules1-5/m3/3-m-12.htm.
16. Tuberkulin
December 23 2005.
5. Drapper P and Dafee M. The cell envelope of
mycobacterium
tuberculosis
reference
the
to
with
capsule
special
and
outer
skin
testing.
Available
at
http://www.phac_aspc.gc.ca/publicat/ccdr_rmt
e/96vol22/22s1appb_c.html.
Acessed
December 20 2005.
Tuberculosis
and
the
tubercle
bacillus.
18. Information
of
Mantoux
test.
Indian
tuberculosis.
Postgraduate
lsheets/TB/HPDTB(FS)7%20TBskintestchart.p
df. Acessed December 23 2005.
university
screening
and
Available
at
2005.
Acessed
December
22
Bacteriology 2005.
11. Diagnostic procedure : TB test. Available at
http://www.lungusa.org/site/pp.asp?c=dvluk90
Available
at
http://www.vdh.state.va.us/cpi/tb/CDCSTBd.
13. Curley C. New guidelines: what to do about an
tuberkulin
http://www.dhss.mo.gov/TBManual/file2.pdf.
at
college
Available
of
students.
ac.uk/immuno/part1/lec13/lec13_97.html.
unexpected
testing.
http://www.acha.org/info_resources/tb_statem
facilitator
skin
Available at http://www.wdghu.org/_wellnet/
19. Tuberculosis
Medicine. 2000;108(2).
and
tuberkulin
manuals/HealthProtocolPolicyManual/form/fac
Pediatrics 2002;39:404-6.
diagnosis
on
skin
test.
http://www.ccjm.org/pdffiles/
at http://www.nt.gov.au/health/cdc/fact_sheets
/tb_skintest_factsheet.pdf. Acessed December
18 2005.
25. Diagnostic standards and classification of
tuberculosis in adults and children. Am J
Respir Crit Care Med 2000;(161).p.1376-95.
al 2004/chapter%20ll.pdf.
Pendahuluan
terinfeksi
alternatif
Mycobacterium
tuberculosis
(M.tb)
terhadap
uji
tuberkulin
berupa
secara laten.
Cara
yang
untuk mengendalikan
epidemi tersebut.
mempunyai
efek
multipel
terhadap
imun.
intradermal
tuberkulin.
purified
protein
tentang
memerlukan
secara
(PPD)
uji
tuberkulin
Penggunaan
derivate
tepat
pengetahuan
kalinya.
10,11
12
sitolitik).
10,17,19
tipe 2.
alveoler.
dibedakan
Secara
imunologis,
menjadi
makrofag
sel
makrofag
normal
dan
pada
imunologis
kemampuan
sedang
pembangkitan
nonspesifik,
daya
dilengkapi
tahan
dengan
10,14
membelah
21
sitoplasmanya.
teraktivasi
akan
secara
Kematian
aktif
makrofag
menghilangkan
Senjata
dalam
tidak
lingkungan
melawan M.tb.
molekul CD4
sitotoksik,
mempunyai
molekul
CD8
pada
16
Sel
tempat
infeksi.
Senjata
lainnya
adalah
17,18
napas.
13,20
Keseimbangan
menentukan
secara
mereka tidak
menyebabkan
pusat
bisa
dan
DTH
penyakit
intraselular
pertumbuhan
peranannya
CMI
bentuk
antara
yang
sedang
akan
respons
nekrosis
kuman
akan
DTH
perkijuan
dihambat
dan
secara
terhadap
bakteri
patogen,
diabaikan
dalam
melawan
yang
sangat
efektif
menghambat
perjalanan
14
antara
Mekanisme pertahanan spesifik terjadi 4-8 minggu
kedua
respons
imun
tersebut
dan
13
spesifik.
Mekanisme
tersebut
pada
Kuman
M.tb
dalam
dipresentasikan
mengaktifkan
merupakan
erat
dapat
melalui
terlewat
dipisahkan
yang
sangat
tersebut
terjadi
sel
Th1
akan
fenomena
ke
makrofag
makrofag
tersebut
melalui
sehingga
selanjutnya
akan
major
Sel
dapat
dilisiskan
9,22
berguna
Pada pejamu
untuk
makrofag
meningkatkan
melisiskan
mempunyai
efek
kuman
penting
kemampuan
tetapi
lainnya
juga
yaitu
22
yang
dapat
merangsang
sel
makrofag
12
memproduksi TNF-.
sensitiviti
TNF-.
TB
ditandai
dengan
Makrofag
peningkatan
tidak
teraktivasi
tersebut
17
sedang yang
kuman,
monokin.
sehingga
perlu
dihancurkan
untuk
13
22
Sifat Sitokin
Perkembangan
infeksi
berhubungan
dengan
atau
CMI.
Pada
sebagian
sehingga
tidak
mampu
pejamu
TB.
sel
-
sel
dengan
bertambahnya
usia),
dan
immunodeficiency
virus
HIV
atau
dan
dapat
menimbulkan
(pleitropik)
14
Sitokin
Sitokin
merupakan
messenger
kimia
atau
sangat poten,
-10
rendah (10
17
sasaran.
- 10
Fungsi Sitokin
Sitokin
messenger
molekuler
yang
18
berfungsi:
-
adalah
distimulasi
oleh
berbagai
macam
penyebab
respons inflamasi.
Klasifikasi
berbagai
19
keadaan
patologi.
Sitokin
dibagi
reseptor
berbeda
fungsinya yaitu:
fungsional
berbeda
dengan
dan
IFN
secara
dan
24
mengatur
diferensiasi
aktivasi,
pertumbuhan
dan
(IL-2,
dan
limfosit
IL-4
kunci
mengatur
inflammation
lekosit
immune-mediated
imatur
(IL-3,
Granulocyte-macrophage
factor
[GMCSF],
IL-7,
c-Kit
ligand,
colony-stimulating
Macrophage
CSF
dan
Granulocyte CSF)
dalam
meningkatkan
efek
limfosit
Interferon Gamma
langsung
maupun
tidak
langsung
26
dan
supaya
2.
dan
natural
IL-10
killer
yang
cell
(sel
dihasilkan
NK)
oleh
sel
21
Th2
produksi
IL-12.
Selain
itu
juga
terjadi
karena
hambatan
IFN-
26
mengaktifkan
memproduksi
makrofag
berbagai
macam
alveoler
substansi,
Kedua
gas
ini
akan
menghambat
11
Diagnosis
Mycobacterium
Infeksi
adalah
Tuberculosis
Tantangan
utama
pengendalian
TB
adalah
dari
27
kemampuannya
untuk
Seseorang
Perbandingan
apabila
terjadi
perubahan
membedakan
secara
klinis,
27
IFN-
Pemeriksaan
Uji
Black
dalam
28
28
Sampai saat
29
ini
pasien,
pembacaan.
membutuhkan
Selain
kali
itu
kunjungan
juga
tidak
mampu
memberikan nilai
tuberculosis
30,31
(MOTT).
Sekarang
ada
33
dengan
(PPD)
purified
protein
derivative
34
Perbandingan
Pemeriksaan
Pada
Pasien Tuberkulosis
Perbandingan sensitiviti pemeriksaan IFN- dalam
darah dengan uji tuberkulin pada pasien TB aktif
35
tabel
lain
berikut.
Peneliti
mendapatkan
sebesar 58-75%.
Kelompok
Jumlah
Sensitiviti
positif
(%)
Mantoux
33
87
IFN-
30
79
TB paru
Mantoux
23
88
(26)
IFN-
20
77
TB
Mantoux
10
83
ekstraparu
IFN-
10
83
(n)
Total (38)
Uji
x2
0,835
>
0,1
1,209
>
0,1
(12)
13
35
perbandingan
pasien
Pottumarthy
dkk.
pemeriksaan IFN-
TB.
meneliti
Terdapat
pemeriksaan IFN-
korelasi
antara
hasil
Faktor risiko
- Individu dengan HIV (+)
- Kontak dengan penderita TB
- Perubahan fibrotik pada foto toraks bekas TB
- Pasien dengan transplantasi organ atau dalam terapi imunosupresan (senilai dengan > 15
mg/hari prednison selama > 1 bulan)
10 mm
- Baru saja (< 5 tahun) datang dari negara dengan prevalensi TB tinggi
- Pengguna obat dengan suntikan
- Tinggal atau berkumpul dalam kelompok risiko tinggi: fasiliti kesehatan penjara, pasien AIDS
dan tunawisma
- Petugas laboratorium yang memeriksa Mycobacterium
- Seorang karena kondisi klinisnya menjadi risiko tinggi: silikosis, diabetes mellitus, gagal ginjal
kronik, kelainan hematologi (leukemia & limfoma), keganasan (karsinoma pada kepala, leher
atau paru), berat badan (BB) turun > 10% BB ideal, gastrektomi, bypass jejunoileal
- Bayi, anak, remaja atau dewasa yang terpajan dalam kelompok risiko tinggi
15 mm
Imigran
237
Petugas kesehatan
Pasien
127
51
Hasil
IFN-
Kese-
Statistik
Negatif
Positif
suaian
Kappa
16
89
0,55
135
Positif ( 10 mm)
31
55
64
64
15
81
mm)
16
32
67
73
32
70
mm)
15
68
13
81
30
86
( 10/ 15 mm)
0,48
0,26
0,65
Dikutip dari (35)
14
rendah
40
M.tb.
dengan
29
MOTT.
vaksinasi
BCG
dan
infeksi
kesesuaian
seperti
pada
tabel
7,30,34,36,42-44
berikut.
Tabel 4. Kesesuaian pemeriksaan IFN- dengan uji tuberkulin
Antigen
Kesesuaian (%)
Kappa
94
0,886
125
43
ESAT-6
89
0,72
535
34
PPD M.tb
89,8
1042
PPD M.tb
84
0,60
1226 AS
30
PPD M.tb
79
0,68
175 Baltimore
36
PPD M.tb
68
0,35
253 Ethiopia
36
PPD M.tb
59
0,26
44
PPD M.tb
82
0,28
44
PPD M.tb
80
0,73
Subyek
40
Kepustakaan
42
Dikutip dari (7,30,34,36,42-44)
Kesimpulan
1. Respons imun seluler pada infeksi M.tb
sangat kompleks dan terdiri atas 2 mekanisme
tuberkulin.
15
of
Daftar Pustaka
1. Reichman
LB.
continued
How
to
ensure
the
resurgence
of
tuberculosis.
Global
burden
of
interferon-
response
in
and
patients
with
BCG
estimated
setempat
pada
anak
SD
di
Penelitian
1979.
Bagian
Pulmonologi
FKUI;
Rapid
detection
of
Mycobacterium
11. Chan
J,
Kaufmann
SHE.
Immune
editor.
gamma
interferon
enzyme
Tuberculosis:
pathogenesis,
with
molecular
immunoassay
and
comparison
and
classification
of
immunology
nd
ed.
1994. p. 320-33.
13. Dannenberg
AM,
Rook
GAW.
interplay
of
tissue-damaging
and
multiplication.
In:
//www.bcbstx.com/provider/pdf/medicalpol
Tuberculosis:
pathogenesis,
rd
Dec 3
16
treatment on the
incidence,
tuberculosis:
4.
tuberculin
care
anti-tuberculosis
2003.
Bloom
BR,
editor.
protection
1994.p.459-84.
immunology 2
nd
ed. Philadelphia: WE
DB.
Cytokines:
intercellular
symposium
clinical consequences 2
cardiovascular
respiratory
KG.
Sitokin.
Dalam:
nd
McGraw-Hill; 1994.p.185-207.
25. Condos R, Rom WN. Cytokine response
in tuberculosis. In: Rom WN, Garay SM,
nd
ed. Philadelphia:
editors. Tuberculosis 2
99.
26. Mattheas L, Steinmuller C, Ulliman GF.
K.
Latent
tuberculosis
3231-4.
CMAJ 2002;166:759-61.
AM.
diagnosing
Fishmans
5.
20. Tomashefski
disorders 3
JF,
Dannenberg
pulmonary
rd
diseases
and
1998. p. 2447-71.
latent
Mycobacterium
29. Pai M, Riley LW, Colford Jr JM. Interferongamma assays in the immunodiagnosis of
al.
Comparison
of
whole-blood
the
first
respiratory
symposium
cardiovascular
immunology
from
tuberculosis
286:1740-7.
infection.
JAMA
2001;
17
31. Mori
T,
Sakatani
M,
Yamagishi
F,
detection
of
tuberculosis
study
population.
Clin
Infect
Dis
Jones
SL.
2002;34:1449-56.
37. Streeton
JA,
Desem
N,
interferon
blood
Med 2004;170:59-64.
infection.
Int
test
J
for
Tuberc
tuberculosis
Lung
Dis
1998;2:443-50.
al.
responsiveness
Mycobacterium
vaccinated
RE,
Blackwell
JM,
Bliss
to
young
adults
L,
et
in Northern
Bisanto
SZ.
Uji
Tuberculin-purified
Sastroasmoro
S,
penelitian
Diagnostik.
J,
Zulkarnain
Dalam:
klinis
edisi
ke-2.
protein
derivative-,
for
diagnosis
tuberculosis
of
infection
tuberculosis
1999; 6:934-7.
40. Dheda K, Rook G, Zumla A. Peripheral T
Mycobacterium
cell interferon-
in
school
Lancet
2004;170:97-8.
outbreak.
2003;361:1168-73.
Doherty
TM.
Specific
diagnosis
2000;356:1099-104.
Lancet
to
release
of
the
et
immune
for
GW,
mediated
al.
assay
Cmstock
tuberculosis.
of
immune-based
detection
2001; 8:339-45.
18
43. Brock
I,
Weldingh
K,
Lillebaek
T,
infection
tuberculosis
1999;179:1297-300.
among
patiens
exposure.
at
risk
Infect
for
Dis
between
whole
blood
19
XDR-TB
Tjandra Yoga Aditama
Dep Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI / RSP
Pimpinan Redaksi Jurnal Tuberkulosis Indonesia
Multi-drug
resistant
TB
(MDR
TB),
which
20
Data
A recent survey of 18,000 TB samples by the USbased Centers for Disease Control and the WHO
between November 2004 and November 2005
found 20% of them were multi-drug resistant and a
further 2% were extreme drug resistant. Further
people
TB drugs properly.
within
their
community
rather
than
Hospital
Msinga.
worrying,
at
Tugela
Ferry
in
especially
when
mixed
with
HIV.
XDR-TBPrevention
line
drugs
we
use
for
treating
MDR
TB.
Recommendations
outlined
in
the
WHO
Increase
investment
in
laboratory
21
Plan (WHO)
such resistance.
in
healthcare
facilities
especially
those
and
public
health
managers
to
rate
of
development
of
resistance
drops
Conclusion
References
2. "Virtually
untreatable"
found
Awareness
September 2006
22
TB
and
Emergency
Response,
kedalam 2 kategori
isoniazid
lebih
baik
adalah
tuberculosis
tinggi
kemanjurannya
isoniazid,
dan
rifampin,
lebih
ethambutol,
dan
streptomycin;
dengan
kemudian
menghambat
secara
primer itu
dapat
disembuhkan.
Penyembuhan
penyakit
saluran
cerna,
penderita),
malabsorpsi.
reaksi
hipersensitifitas
hipotiroid,
trombositopenia,
(10%
dan
Ethionamide
sekaligus.
Strategi
pengobatan
yang
treatment,
short
course)
untuk
pyridine
lainnya
telah
diuji
dan
ditemukan
penggunaan
sekunder
capreomycin,
ethionamide
OAT
sekunder.
cycloserine,
OAT
penghambat
beta-
memperlihatkan
kekerapan
efek
dan lain-lain.
isoniazid
masih
rentan
dengan
ethioamide,
bahwa
yang
sama
yaitu
asam
nikotinat.
Antara
levofloxacin
lebih
pengobatan
penderita
silang.
tuberculosis
(MDR-TB).
berkaitan
Thioacetazone
Secara
in-viro
dengan
mencakup
dan
in-vivo
diperlihatkan
unggul
khasiatnya
multiple-drugEfek
samping
penggunaan
gangguan
resistant
yang
fluorokinolon
saluran
cerna,
efek
antara
yakni
gatifloxacin
dan
memperlihatkan
hipersensitifitas
Steven-
berat
sindroma
aktifitas
moxifloxacin,
antimikobakteri
yang
Fluokinolon
Fluorokinolon menghambat trpoisomerase II (DNA
gyrase), dan tropoisomerase IV tetapi enzim ini
tak
ada
pada
mikobakteri.
Sifat
penting
Pada
kajian-kajian
itu
oxofloxacin
24
tetapi
fotosensitifitasnya
menghambat
penggunaan
farmakodinamik
yang
klinis.
berat
Aktifitas
fluorokinolon
concentration-dependent.
bersifat
Parameter
farmako-
area
dibawah
kurva
(area
under
the
kemanjuran
antimkobakteri
dalam
dosis
harian
yang
tuberculosis
(Tabel
4,5
1) .
Pada
klinik
penggunaan
moxifloxacin
Tabel 1. Karakteristik
kinetik
farmakodinamik/farmako-
fluorokinolon
terhadap
tuberkulosis
Fluorokinolon
MIC
Cmax
MIC
kerja
masing-masing
Cmax/ AUC/
(mg/L) (mg/L)
Tempat
MIC
0.5-4.0
1.5
1-2
10-20
Ofloxacin
1.0-2.0
4.0
24
Levofloxacin
1.0
6.21
5-7
40-50
Sparfoxacin
0.2-0.5
1.18
40
Gatifloxacin
0.2-0.25
3.42
8.4
68
Moxifloxacin
0.12-0.5
4.34
96
berakibat
pengambatan
sistesi
dan abses,
dan
ini
kekurangmanjuran
dapat
menerangkan
aminoglikosida
sebagai
melintasi
berkhasiat
dinding
terhadap
Aminoglikosida
sel,
sebab
mikobakteri
berkhasiat
itu
tak
intrasel.
bakterisid
hanya
membelah.
aminoglikodsida
hanya
Oleh
karena
bermanfaat
itu
pada
tidak.
Beta-laktam
Co-amoxiclav dan ampicillin/sulbactam in-vitro
mempunyai aktifitas terhadap M tuberculosis.
Penghambat
beta-laktamase
adalah
esensial
dihasilkan
oleh
mikobakteri,
sehingga
sel .
Aktifitas
bakterisidal
dini
co-
diberikan
bersama..Kemanjuran
co-
Rifabutin
25
kelihatannya
terkait
antimikrobanya.
Yang
tuberculosis
dengan
menarik
kasiat
adalah
obat
yang
sudah
resisten
dengan
ditemui
masih
sensitif
dengan
dengan
HIV
protease
aktifitas
rifampicin
10
yang
sedang
diobati
dengan
cara
mempermudah
antimikroba
OAT
masuknya
primer
(isoniazid,
Cycloserine
Cycloserine
memperlihatkan
mikobakteriostatiknya
sintesis
dinding
melalui
sel.
efek
penghambatan
Penelitian
klinis
yang
sekarang
12
resisten .
belum
ada
Akan terapi
sampai
data
tentang
klinis
Linezolid
PAS,
samping
positif
antimikobakteri.
disertai
dengan
efek
11
yang
menghambat
dalam
berikatan
dosis
100-200
mg
mungkin dapat
juga
Cara
sintesis
dengan
mempunyai
khasiat
kerjanya
adalah
protein
ribosom
dengan
subunit
cara
13
50 .
Obat-obat lain
In-vitro,
ng/ml
pertumbuhan
clofazimin
M
aktif
tuberculosis
menghambat
di
dalam
sel.
Clarithromycin
mikobakteri.,
dan
sering
digunakan
untuk
Chlorpromazine
efektif
lainnya
coba
diperlihatkan
26
adanya
penumpukan
dan
diperlihatkan
turunan
phenothiazine
in-vitro
menghambat
resisten
terhadap
kemanjurannya
OAT
belum
primer.
diuji
pada
Tetapi
penderita
yang
masih
tetap
positif
setelah
tuberkulosis.
resisten.
Senyawaan
baru,
turunan
utama
Sekunder
penggunaan
Penggunaan
OAT
sekunder
ditujukan
untuk
OAT
primer.
Adanya
resistensi
laboratorium
dengan baik
14
mampu
melakukannya
terjadi
kegagalan
kekambuhan.
Yang
pengobatan
dimaksud
atau
dengan
sputumnya,
kemudian
setelah
positif
atau
pemeriksaan
radiologik
dari
kegagalan
obat
yang
pengobatan
tak
memadai
adalah
yang
yang
tak
memadai
(suboptimal)
14,15
INH
RIF,PZA,EMB,FQN
RIF
INH, RIF
18
18
18
27
Kepustakaan
sensitif,
ditambah
satu
dan
dua
atau
lebih
(thioacetazone,
cycloserine)
dengan
OAT
salah
sekunder
PAS,
14,15,16
oral
ethionamide,
untreated
Pengobatan dengan OAT sekunder memerlukan
waktu yang lebih lama, mengandung risiko efek
samping yang lebih berat, sehingga ancaman
ketidakpatuhan
mengikuti
pengobatan
adalah
patients
111.
3. Okwera A, Whalen C, Byekwaso F, et al.
Randomised
trial
of
and
1944;344:1323-1328
thioacetazone
Research
pulmonary
with
Collaboration.
Lancet
AS,
Grosser
AS,
Bishai
Fluoroquinolones,
OAT
memungkinkan,
mernularkan,
sekunder.
selama
Bila
masih
fasilitas
berpotensi
kepatuhan
penderita
melalui
pengobatan
dan
tingginya
biaya
tuberculosis,
WR.
and
activities
kanamycin,
of
streptomycin,
and
capreomycin
Mycobacterium
avium
and
in
bacterial
resistance
to
G,
Miorner
H.
Susceptibility
of
Chemother 1998;42:735-740.
28
Antimicrob
1999;43:1189-1191.
14. American
878.
10. Sintchenko V, Chew WK, Jeffs P et al.
Mutation
of
rpoB
susceptibility
of
gene
Thoracic
and
Chemother
Society/Centers
for
rifabutin
resistant
and
multi-drug
Agents
2003;176:603-662.
15. Perri GD, Bonora S. Which agents should we
2004;54:593-602.
16. Mukherjee JS, Rich ML, Socc R, et al.
SJ,
Biehle
JR,
Sandres
WE.
multidrug-resistant
antituberculous
2004;363:474-481.
resistant
Antimicrob
drugs
against
Mycobacteriun
Agents
multidrug-
tuberculosis.
Lancet
tuberculosis.
and
Chemother
1995;39:1542-1545.
13. Cynamon MH, Klemens SP, Sharpe CA et al.
Activities of several novel oxazolidinones
29