Makalah Kesehatan Masyarakat Uks
Makalah Kesehatan Masyarakat Uks
Kesehatan Sekolah)
OCTOBER 13, 2013 | TIAHAFIZAH
Makalah Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah
Disusun Oleh :
Vidi Swastika
Chitra Maryana
Graisella Yulinvic
Oktober 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ii
DAFTAR ISI.. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan Penulisan. .. . 2
D.
Manfaat Penulisan. 2
E.
Sistematika Penulisan.. 3
BAB II : PEMBAHASAN
1.
Pengertian UKS. 4
2.
3.
Perkembangan UKS 7
4.
5.
Kesimpulan 35
B.
Saran 36
DAFTAR PUSTAKA.
37
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar
anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan
pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membaha lebih lanjut mengenai peranan
UKS dalam anak yang sehat.
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
anak
anak?
5.
C.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
Manfaat
1.
2.
3.
4.
anak-anak.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Terdiri dari pengertian UKS, pengendalian penyakit pada usia anak anak,
perkembangan UKS, dukungan UKS terhadap pengendalian penykit anak-nak,
sarana dan prasarana yang terdapat di UKS
BAB III
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN UKS
Pendidikan Kesehatan.
2)
Pelayanan Kesehatan.
3)
b.
Lingkaran
Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama
TIM Pembina UKS yang sejajar.
2.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia
dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia
anak, berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak,
dan karakteristik kesehatannya.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia
anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi
kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan
gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan
menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik
dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau
pendidikan sekolah.
3.
PERKEMBANGAN UKS
1. Kegiatan UKS sebelum Tahun 1990
a.
Ilustrasi kegiatan UKS sebelum tahun 1990 dapat dijadikan cermin atau
evaluasi kegiatan pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak
kegiatan yang berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan
di UKS namun semuanya hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan status gizi yang dilakukan sebelum tahun
1990an dapat digambarkan sebagai berikut :
1)
Kelainan status gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti
Begitu padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga guru UKS juga
bertanggungjawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek
olahraga. Dahulu guru olahraga kita selalu menyebut tentang men sana in
korporisano yang diartikan sebagai dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang kuat. Sampai sekarang motto tersebut masih relevan, namun sudah
jarang dikumandangkan oleh para guru UKS yang biasanya merangkap
sebagai guru olahraga dan kesehatan. Akan tetapi guru UKS tahun 19701990 lebih banyak menghubungkan faktor gizi, kesehatan dan olahraga
dengan motto empat sehat lima sempurna.
c.
guru sekolah dengan perkumpulan orangtua murid. Hal ini terjadi karena
belum ada pedoman penyelenggaraan warung / kantin sekolah. Sejak tahun
1993 Depkes, RI telah mengeluarkan pedoman penyelenggaran warung sehat
di sekolah, dengan falsafah penyelenggaraannya adalah :
1) Warung Sekolah adalah Tempat Penjualan Makanan yang berada di
lingkungan Sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan
sehat dari berbagai golongan bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4)
Warung Sekolah melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama
hari sekolah.
5) Pengawasan dan penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala
Sekolah / guru sekolah.
6)
murid.
Selanjutnya Menurut Depkes (1993) ada beberapa tujuan penyelenggaraan
Warung Sekolah / Kantin, yaitu:
1)
Mendidik anak untuk dapat memilih makanan yang bergizi baik, sehigga
maupun kualitas.
5)
Melatih anak untuk disiplin, sabar, tertib pada pekerjaan yang praktis
secara bergilir.
7)
koperasi sekolah.
Untuk melaksanakan seluruh proses pengelolaan Warung Sekolah, mulai dari
perencanaan menu hingga evaluasi penyediaan makanan pelayanan atau
penjualan, termasuk kebersihan dan sanitasi diperlukan tenaga pelaksana
terampil.
Tenaga Warung Sekolah harus berbadan sehat, bebas dari penyakit menular,
bersih dan rapi, mengerti tentang gizi, kesehatan dan memiliki disiplin kerja
yang tinggi. Dengan demikian warung/kantin sekolah yang belum memiliki
sarana air bersih perlu segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah untuk
melaksanakan pembangunan sarana air bersih secara serentak (Tim Pekan
Sanitasi, 1999).
Modal pertama yang diperlukan dalam penyelenggaaan makanan di Warung /
Kantin Sekolah adalah dana untuk sarana fisik, penyelenggaraan makanan
dan bahan makanan. Dana dapat bersumber dari sekolah sepenuhnya, dari
sekolah dengan orang tua murid, pihak swasta yang ditunjuk atau koperasi
sekolah, tabungan guru dan OSIS. Perputaran dana selanjutnya diperoleh
dan dimanfaatkan melalui penjualan di Warung /Kantin Sekolah.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat
mungkin di lingkungan gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban,
kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Ruangan harus cukup luas,
bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik. Lantai
terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan langitlangit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan sebagai
ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang makan
dilengkapi dengan tempat cuci tangan yang letaknya mudah dijangkau oleh
anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah seperti anjuran depkes
(1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.
2. Kegiatan UKS sesudah Tahun 1990
a)
Ada beberapa cara menilai status gizi dalam rangka pemantuan maupun
dalam rangka pendidikan gizi. Penilaian status gizi ada dua macam yaitu :
Penilaian status gizi masyarakat dan penilaian status gizi individu. Untuk
keperluan kegiatan UKS maka yang lazim digunakan adalah penilaian status
gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid sekolah, dapat dilakukan
pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim digunakan dalam
langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dilakukan
secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS penilaian
status gizi dapat atau mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian status
gizi anak sekolah secara langsung antara lain :
1)
antropometri,
2)
gejala klinis,
3)
pemeriksaan laboratoris.
Dalam pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran tolok ukur status
gizi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor : kemudahan, dapat
dilakukan secara massal, sederhana tetapi dapat dipercaya (valid dan
reliabel). Sesuai dengan tujuan penilaian status gizi anak usia sekolah pada
kegiatan UKS, maka pengukuran antropometri adalah salah satu yang
penting untuk diketahui oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS.
Antropometri adalah : suatu bagian dari cabang ilmu yang mempelajari
tentang ukuran (dimension) dari tubuh manusia beserta ciri dan sifatsifatnya. Antropometri ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak
bidang kehidupan, salah satunya adalah diterapkan pada bidang gizi. Pada
ilmu gizi lazim disebut dengan antropometri gizi. Pada antropometri gizi
banyak sekali dimensi tubuh manusia yang dapat dijadikan tolok ukur pada
penilaian status gizi individu. Tetapi pemilihan dimensi tubuh tergantung
pada banyak faktor antara lain :
1)
2)
3)
4)
sifat epidemiologis
5)
kepraktisan.
dapat bekerjasama atau meminta bantuan pada instansi lain yang mampu
dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja, maka sudah
cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS.
Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat
dipergunakan seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan
dengan teliti dan tepat.
Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar gizi masyarakat,
bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan sebagai
upaya pencegahan terjadinya growth faltering (khususnya pencegahan
stunted) dikalangan anak usia sekolah.
Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung kegiatan
pendayagunaan KMS-AS di UKS adalah:
1)
Pelatihan petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam
Pelatihan petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang
akurat
3)
Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan keadaan ini dapat
mengakibatkan cacat baik fisik maupun psikik yang kadangkala bersifat
menetap. Di Indonesia telah disepakati ada 4 (empat) masalah gizi utama
yaitu : Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia
Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah gizi
utama tersebut hampir merata diderita oleh semua golongan umur. Tetapi
untuk golongan umur anak usia sekolah lebih memberikan gambaran yang
spesifik karena sifat-sifat fisiologik dan psikologik mereka yang sangat
berhubungan dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
Tenaga Pengelola
Mitra Pengelola
Orang tua peserta didik bersama tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan
melakukan perencanaan peningkatan kualitas atau perbaikan warung/kantin
sekolah, dengan cara :
a)
b)
c)
Periode anak-anak disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak
mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup
pesat. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya agar anak mampu menjaga
kesehatannya sehingga perkembangan kecerdasan dapat maksimal.
Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan
sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :
1.
b.
c.
d.
tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a.
kesehatan.
f.
Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus
informasi).
i.
Dokter Kecil
2)
3)
4)
b.
rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap
dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa :
1)
khusus
untuk penyakit penyakit tertentu.
2)
3)
4)
5)
sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6)
c.
1)
Diagnosa dini.
2)
Pengobatan ringan.
3)
penyakit.
4)
Rujukan medik.
d.
pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka
meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS.
e.
memerlukan.
g.
h.
1)
dilakukan.
2)
sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan berfungsi secara
optimal.
d.
3.
b)
c)
d)
e)
Pemeliharaan WC/kakus
f)
g)
perpustakaan,
laboratorium dan tempat ibadah
h)
2)
dalam
bentuk kegiatan :
a.
a)
Konseling kesehatan
b)
c)
yang
berhubungan dengan kesehatan.
2)
1)
2)
b.
Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan UKS, maka jelas
terlihat peran dan hubungan UKS dalam mengendalikan kesehatan anak.
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah
untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik.
Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merepukan
tanggung jawab kita semua. Karena sekolah merupakan salah satu tempat
yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan
secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau
berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah.
Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan
kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff,
Elder, Booth; 1996). Oleh karena itu, UKS menjadi salah satu hal penting di
dunia pendidikan dalam kaitannya dengan kesehatan peserta didik, baik
disekolah ataupun kebiasaan hidup sehat siswa di rumah.
Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang
dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka
upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie;
McLachlan; Shrimpton; 2003).
5. SARANA DAN PRASARANA YANG TERDAPAT DALAM UKS
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai
berikut :
1.
2.
Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan
satu
untuk anak laki laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS
3.
4.
5. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan
6. Dispenser
7. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)
8. Buku buku administrasi UKS dan alat tulis
9. Struktur UKS
10. Toilet
11. Alat dan kotak P3K
12. Alat-alat Kebersihan
13. Tandu
14. Meja dan kursi
15. Rak Sepatu/keset
16. KMS anak Sekolah
17. Bendera UKS
18. Trias UKS
19. Papan Data dan papan informasi
20. Contoh model organ tubuh
21. Lemari ADM
22. Ruang Konseling
23. Kipas angin
24. Micropon
25. Data tiga tahun terakhir
OBATOBATAN DAN PERALATAN YANG ADA DI LEMARI / KOTAK P3K
1.
Kasa
2.
Kapas
3.
Plaster
4.
Oralit
5.
6.
Handscund
7.
Revanol
8.
Spalak / bidai
9.
Mitela
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Buku Tamu
10.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan Kesehatan.
2.
Pelayanan Kesehatan.
3.
B.
Saran
Saat ini fungsi UKS si sekolah, terutama sekolah dasar belumlah maksimal.
Diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS, pihak sekolah dapat
memaksimalkan fungsi UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang
sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses belajar mereka.