Anda di halaman 1dari 20

Makalah Kesehatan Masyarakat (Usaha

Kesehatan Sekolah)
OCTOBER 13, 2013 | TIAHAFIZAH
Makalah Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah

Disusun Oleh :

Vidi Swastika

Chitra Maryana

Graisella Yulinvic

Hafizah Mutiara Felicho

Hanggia Dwi A.L

AKADEMI KESEHATAN GIGI DITKESAD


JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang memberi rahmat
dan karunianya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Dimana tugas makalah ini penulis sajikan dalam bentuk baku
dan sederhana. Adapun judul tugas makalah ini adalah UNIT KESEHATAN
SEKOLAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan kita
tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya dalam ruang lingkup Usaha
Kesehatan Sekolah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfat bagi kita semua.
Terima Kasih.
Jakarta,
Penyusun

Oktober 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ii
DAFTAR ISI.. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang1

B.

Rumusan Masalah 2

C.

Tujuan Penulisan. .. . 2

D.

Manfaat Penulisan. 2

E.

Sistematika Penulisan.. 3

BAB II : PEMBAHASAN
1.

Pengertian UKS. 4

2.

Pengendalian Penyakit Pada usia Anak-anak 6

3.

Perkembangan UKS 7

4.

Dukungan Uks Thd Pengendalian Penyakit Anak2.. 20

5.

Sarana & Prasarana yg tdpt di UKS 31

BAB III : PENUTUP


A.

Kesimpulan 35

B.

Saran 36

DAFTAR PUSTAKA.

37

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat


kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam
di masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan
ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan
landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia
anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi
kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan
gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan
menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan
belajar tersebut membutuhkan kondisi fisik prima yaitu tubuh yang sehat,

oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar
anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan
pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membaha lebih lanjut mengenai peranan
UKS dalam anak yang sehat.
B.

Rumusan Masalah

1.

Apakah yang dimaksud dengan UKS?

2.

Bagaimana pengendalian penyakit pada usia anak-anak?

3.

Bagaimana perkembangan UKS?

4.

Bagaimana dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia

anak
anak?
5.

Sarana dan Prasarana apa saja yang terdapat dalam UKS ?

C.

Tujuan

1.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.

2.

Untuk mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.

3.

Untuk mengetahui perkembangan UKS.

4.

Untuk mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit

pada usia anak-anak.


D.

Manfaat

1.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.

2.

Mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.

3.
4.

Mengetahui perkembangan UKS.


Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia

anak-anak.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode


pemecahan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II

PEMBAHASAN

Terdiri dari pengertian UKS, pengendalian penyakit pada usia anak anak,
perkembangan UKS, dukungan UKS terhadap pengendalian penykit anak-nak,
sarana dan prasarana yang terdapat di UKS

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN
1.

PENGERTIAN UKS

Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di


sekolah, guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah.
UKS tidak hanya menangani murid yang mengalami kecelakaan ringan di
sekolah (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan), melayani kesehatan
dasar bagi murid selama sekolah (pemberian imunisasi), pemantauan
pertumbuhan anak. Tetapi juga mengajarkan hal-hal kecil namun penting
bagi siswa, seperti menanamkan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, pengenalan makanan empat sehat lima sempurna, perilaku
menggosok gigi setelah makan, dan perilaku-perilaku lain yang dapat
membentuk kebiasaan sehat bagi anak.
Hal tersebut perlu dilakukan karena UKS merupakan upaya terpadu lintas
program dan lintas sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat.
Makna Simbol UKS
a.

Segitiga Sama Sisi

Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS)


1)

Pendidikan Kesehatan.

2)

Pelayanan Kesehatan.

3)

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

b.

Lingkaran

Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh


seluruh sektor terkait.
c.

Tulisan Uks (Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)

Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai


SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah
sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina,

Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama
TIM Pembina UKS yang sejajar.
2.

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA USIA ANAK-ANAK

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia
dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia
anak, berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak,
dan karakteristik kesehatannya.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia
anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi
kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan
gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan
menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik
dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau
pendidikan sekolah.
3.

PERKEMBANGAN UKS
1. Kegiatan UKS sebelum Tahun 1990

a.

Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi

Ilustrasi kegiatan UKS sebelum tahun 1990 dapat dijadikan cermin atau
evaluasi kegiatan pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak
kegiatan yang berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan
di UKS namun semuanya hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan status gizi yang dilakukan sebelum tahun
1990an dapat digambarkan sebagai berikut :
1)

pengukuran tinggi badan lebih banyak menggunakan meteran dinding;

sementara pengukuran berat badan sudah menggunakan Timbangan injak.


Semua data hasil pengukuran dicatat dalam buku besar panjang karena
belum ada KMS untuk anak sekolah (KMS-AS).
2)

Minimnya alat antropometri pada waktu itu membuat guru UKS

berimprovisasi dalam menentukan status gizi anak. Selain itu pemantauan


pertumbuhan belum jalan karena masih banyak TK-SD yang belum memiliki
KMS anak sekolah. Akibatnya status kesehatan yang terdeteksi tidak

mencerminkan status kesehatan yang sebenarnya namun hanya merupakan


status gizi dan status kesehatan saat dilakukan pengukuran.
3)

Kelainan status gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti

apalagi dipantau terus menerus. Akibatnya tindakan promotif, preventif,


kuratif maupun rehabilitatif anak tidak dapat dilakukan sedini mungkin.
UKS adalah kegiatan yang sangat bagus dan relevan dari sekolah yang akan
berhasil guna baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka waktu panjang.
Upaya penanggulangan gizi salah (malnutrisi / malnutrition) adalah upaya
lintas sektor, dimana melibatkan banyak institusi, termasuk lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya pencegahan
(preventif) dan peningkatan (promotif) melalui upaya-upaya pendidikan gizi,
pemantauan yang telah ada dan telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS.
Status Gizi adalah suatu keadaan / kondisi / state yang bersifat dinamis,
dimana merupakan suatu akibat dari faktor ganda (multifactorial) yang
terutama hasil dari suatu keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat
gizi. Oleh karena status gizi ini merupakan suatu proses yang selalu
berlangsung dan berubah dari waktu ke waktu, maka upaya-upaya
pemantauannya perlu dilakukan secara sinambung dan tepat (Purwoko,
2001).
b.

Pendidikan Kesehatan dan Olah Raga

Begitu padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga guru UKS juga
bertanggungjawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek
olahraga. Dahulu guru olahraga kita selalu menyebut tentang men sana in
korporisano yang diartikan sebagai dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang kuat. Sampai sekarang motto tersebut masih relevan, namun sudah
jarang dikumandangkan oleh para guru UKS yang biasanya merangkap
sebagai guru olahraga dan kesehatan. Akan tetapi guru UKS tahun 19701990 lebih banyak menghubungkan faktor gizi, kesehatan dan olahraga
dengan motto empat sehat lima sempurna.
c.

Pembinaan warung / Kantin Sekolah

Integrasi pembinaan UKS dengan warung / kantin sekolah sangatlah tepat,


namun sampai sekarang belum ada laporan tentang hasil evaluasi
pelaksanaan pengintegrasian tersebut. Pembinaan warung /kantin sekolah di
beberapa kecamatan ternyata banyak warung/kantin sekolah yang
pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada penjaga sekolah (Pak Bon).
Namun ada beberapa SD yang warung/kantin sekolah telah dikelola oleh
koperasi PKK desa, oleh guru PKK,b ada yang sudah dikelola antara koperasi

guru sekolah dengan perkumpulan orangtua murid. Hal ini terjadi karena
belum ada pedoman penyelenggaraan warung / kantin sekolah. Sejak tahun
1993 Depkes, RI telah mengeluarkan pedoman penyelenggaran warung sehat
di sekolah, dengan falsafah penyelenggaraannya adalah :
1) Warung Sekolah adalah Tempat Penjualan Makanan yang berada di
lingkungan Sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan
sehat dari berbagai golongan bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4)

Warung Sekolah melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama

hari sekolah.
5) Pengawasan dan penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala
Sekolah / guru sekolah.
6)

Harga makanan di Warung Sekolah disesuaikan dengan kemampuan

murid.
Selanjutnya Menurut Depkes (1993) ada beberapa tujuan penyelenggaraan
Warung Sekolah / Kantin, yaitu:
1)

Warung Sekolah atau kantin merupakan tempat penjualan makanan

dan minuman yang diorganisir oleh masyarakat sekolah, berada dalam


pekarangan sekolah dan dibuka selama hari sekolah.
2) Pengelolaan Warung Sekolah. Pengelolaan makanan sekolah adalah
serangkaian kegiatan yang saling berkaitan mulai dari
perencanaan menu hingga evaluasi makanan Warung Sekolah dalam rangka
pelaksanaan penyediaan makanan bagi anak sekolah.
Ditinjau dari aspek kesehatan, tujuan penyelenggaraan makanan di Warung
Sekolah adalah :
1)

Mendidik anak untuk dapat memilih makanan yang bergizi baik, sehigga

lambat laun tercipta pola makan yang sehat.


2)

Memperkenalkan makanan yang beraneka ragam sebagai variasi

hidangan dan motivasi anak untuk memilih makanan bergizi.


3)

Menanamkan kebiasaan yang baik dan menurut syarat kesehatan,

termasuk perilaku sebelum, pada saat dan sesudah makan.


4)

Menambah dan melengkapi makanan murid baik dalam kuantitas

maupun kualitas.
5)

Meningkatkan selera makan, menimbulkan rasa akrab antar teman, dan

pertemuan sosial yang menyenangkan.


6)

Melatih anak untuk disiplin, sabar, tertib pada pekerjaan yang praktis

secara bergilir.

7)

Menerapkan cara belajar sambil berbuat dan membina suatu bentuk

koperasi sekolah.
Untuk melaksanakan seluruh proses pengelolaan Warung Sekolah, mulai dari
perencanaan menu hingga evaluasi penyediaan makanan pelayanan atau
penjualan, termasuk kebersihan dan sanitasi diperlukan tenaga pelaksana
terampil.
Tenaga Warung Sekolah harus berbadan sehat, bebas dari penyakit menular,
bersih dan rapi, mengerti tentang gizi, kesehatan dan memiliki disiplin kerja
yang tinggi. Dengan demikian warung/kantin sekolah yang belum memiliki
sarana air bersih perlu segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah untuk
melaksanakan pembangunan sarana air bersih secara serentak (Tim Pekan
Sanitasi, 1999).
Modal pertama yang diperlukan dalam penyelenggaaan makanan di Warung /
Kantin Sekolah adalah dana untuk sarana fisik, penyelenggaraan makanan
dan bahan makanan. Dana dapat bersumber dari sekolah sepenuhnya, dari
sekolah dengan orang tua murid, pihak swasta yang ditunjuk atau koperasi
sekolah, tabungan guru dan OSIS. Perputaran dana selanjutnya diperoleh
dan dimanfaatkan melalui penjualan di Warung /Kantin Sekolah.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat
mungkin di lingkungan gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban,
kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Ruangan harus cukup luas,
bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik. Lantai
terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan langitlangit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan sebagai
ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang makan
dilengkapi dengan tempat cuci tangan yang letaknya mudah dijangkau oleh
anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah seperti anjuran depkes
(1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.
2. Kegiatan UKS sesudah Tahun 1990
a)

Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi

Ada beberapa cara menilai status gizi dalam rangka pemantuan maupun
dalam rangka pendidikan gizi. Penilaian status gizi ada dua macam yaitu :
Penilaian status gizi masyarakat dan penilaian status gizi individu. Untuk
keperluan kegiatan UKS maka yang lazim digunakan adalah penilaian status
gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid sekolah, dapat dilakukan
pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim digunakan dalam
langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dilakukan

secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS penilaian
status gizi dapat atau mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian status
gizi anak sekolah secara langsung antara lain :
1)

antropometri,

2)

gejala klinis,

3)

pemeriksaan laboratoris.

Dalam pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran tolok ukur status
gizi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor : kemudahan, dapat
dilakukan secara massal, sederhana tetapi dapat dipercaya (valid dan
reliabel). Sesuai dengan tujuan penilaian status gizi anak usia sekolah pada
kegiatan UKS, maka pengukuran antropometri adalah salah satu yang
penting untuk diketahui oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS.
Antropometri adalah : suatu bagian dari cabang ilmu yang mempelajari
tentang ukuran (dimension) dari tubuh manusia beserta ciri dan sifatsifatnya. Antropometri ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak
bidang kehidupan, salah satunya adalah diterapkan pada bidang gizi. Pada
ilmu gizi lazim disebut dengan antropometri gizi. Pada antropometri gizi
banyak sekali dimensi tubuh manusia yang dapat dijadikan tolok ukur pada
penilaian status gizi individu. Tetapi pemilihan dimensi tubuh tergantung
pada banyak faktor antara lain :
1)

tujuan umum, dan masalah yang akan diselidiki,

2)

grup / kelompok umur,

3)

ciri biologis tolok ukur,

4)

sifat epidemiologis

5)

kepraktisan.

Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut maka hanya beberapa


cara / metode antropometri saja yang dapat dilakukan di UKS. Beberapa
metode antropometri yang praktis dan mudah, tetapi cukup valid dan
reliabel, sesuai dengan tujuan penilaian status gizi di UKS yaitu deteksi dini
gizi salah, dapat dipilih dan dilakukan dengan melakukan evaluasi secara
sinambung (Purwoko, 2001).
Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada beberapa kasus
gizi salah, maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara
rutin di UKS. Dengan mengingat keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan
kebijakan yang ada di setiap sekolah maka hanya beberapa metode
antropometri saja yang dapat dipilih dan dilaksanakan sekolah pada kegiatan
UKS. Sedangkan untuk tujuan lain, misalkan untuk penelitian atau
pelaksanaan program kesehatan dan gizi yang lebih serius, maka sekolah

dapat bekerjasama atau meminta bantuan pada instansi lain yang mampu
dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja, maka sudah
cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS.
Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat
dipergunakan seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan
dengan teliti dan tepat.
Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar gizi masyarakat,
bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan sebagai
upaya pencegahan terjadinya growth faltering (khususnya pencegahan
stunted) dikalangan anak usia sekolah.
Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung kegiatan
pendayagunaan KMS-AS di UKS adalah:
1)

Pelatihan petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam

pengukuran antropometri dan pemeriksaan kesehatan dasar pada fisik anak


usia sekolah.
2)

Pelatihan petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang

akurat
3)

Perbaikan semua alat pendukung pengukuran antropometri (Timbangan,

Mikrotoise, mit-line lingkar lengan / lingkar kepala, dllnya)


4)

Memberikan pelatihan non-kurikuler kepada anak didik tentang

bagaimana melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang


benar.
b)

Pendidikan Gizi, Kesehatan dan Olah Raga

Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan keadaan ini dapat
mengakibatkan cacat baik fisik maupun psikik yang kadangkala bersifat
menetap. Di Indonesia telah disepakati ada 4 (empat) masalah gizi utama
yaitu : Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia
Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah gizi
utama tersebut hampir merata diderita oleh semua golongan umur. Tetapi
untuk golongan umur anak usia sekolah lebih memberikan gambaran yang
spesifik karena sifat-sifat fisiologik dan psikologik mereka yang sangat
berhubungan dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
1)

Anak usia sekolah dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.

2)

Adanya perubahan pola dan selera makan.

3)

Adanya perubahan atau menurunnya perhatian orang tua mereka.

4)

Adanya penyakit infestasi parasit yang diderita sejak usia dini.

5)

Kelainan-kelainan keadaan gizi atau status gizi mereka mempunyai

gambaran yang sangat khas untuk anak-anak usia sekolah tersebut.


c)

Pembinaan warung / Kantin Sekolah

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pengelolaan sekolah, maka


pembinaan warung /kantin di sekolah sejak tahun 1999 telah mengalami
perubahan yang cukup nyata. Hal ini disebabkan adanya Dewan Sekolah
yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat, orangtua murid, dan donatur
sekolah (Dewan Penyantun Sekolah) yang didukung oleh pemerintah
setempat. Menurut Depkes (1999) Warung /Kantin Sekolah hendaknya
memiliki persyaratan sebagai berikut :
1)

Tenaga Pengelola

Pengelolaan warung sekolah memerlukan seorang penanggung jawab yang


mempunyai tugas sebagai penanggung jawab kelangsungan Warung Sekolah
secara keseluruhan, baik ke dalam sekolah maupun keluar yaitu kepada
orang tua murid dan instansi terkait terutama bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau tak terduga. Misalnya terjadi keracunan makanan yang dijual
di warung sekolah, maka penanggungjawab warung yang harus mampu
memberikan penjelasan dan bertindak untuk penyelamatan murid.
Sebaiknya penanggungjawan warung sekolah adalah kepala sekolah, namun
tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK desa,
dll.
Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan akademik dan
administrasi sekolah dapat merangkap sebagai pengelola dan penyelenggara
Warung Sekolah. Sementara Guru Sekolah mempunyai tugas membina dan
mengawasi langsung pelaksanaan Warung Sekolah, jenis makanan dan
minuman yang disediakan, kebersihan Warung Sekolah dan lingkungannya
(termasuk pengadaan dan jaminan adanya air bersih).
2)

Mitra Pengelola

Orang tua peserta didik bersama tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan
melakukan perencanaan peningkatan kualitas atau perbaikan warung/kantin
sekolah, dengan cara :
a)

Berpartisipasi membantu modal Warung Sekolah.

b)

Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi


persyaratan kesehatan.

c)

Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara


pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah.

4. DUKUNGAN UKS TERHADAP PENGENDALIAN PENYAKIT PADA USIA ANAKANAK

Periode anak-anak disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak
mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup
pesat. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya agar anak mampu menjaga
kesehatannya sehingga perkembangan kecerdasan dapat maksimal.
Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan
sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :
1.

Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)

Pendidikan kesehatan di sekolah dasar dapat dilakukan berupa kegiatan


intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dan penyuluhan kesehatan dari
petugas kesehatan Puskesmas. Maksud dari kegiatan intrakurikuler yaitu
pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat
berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu
kesehatan atau disisipkan dalam ilmuilmu lain seperti olah raga dan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler
disini adalah pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik.
Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan
higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit
dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan
kelas.
Pendidikan ini meliputi :
a.

Pengetahuan tentang dasar dasar hidup sehat.

b.

Sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan.

c.

Latihan atau demonstrasi cara hidup sehat.

d.

Penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya peningkatan daya

tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a.

Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup

sehat dan teratur.


b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c.

Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan

pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.


d.

Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk berlaku hidup sehat dalam

kehidupan sehari hari.


e.

Memiliki kebiasaan hidup sehari hari yang sesuai dengan syarat

kesehatan.
f.

Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat

badan yang proporsional.


g.

Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan

pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan


dalam kehidupan sehari hari.
h.

Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus

informasi).
i.

Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta

mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.


2.

Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)

Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan


untuk memelihara, meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan
kesehatan yang mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.
Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang
merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator usaha kesehatan
sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha
kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi,
penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana,
pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat
ditanggulangi di sekolah.
Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan dengan kegiatan komprehensif yang
meliputi ;
a.

Kegiatan Peningkatan Kesehatan ( Promotif )


Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa latihan ketrampilan teknis

dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif


peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
1)

Dokter Kecil

2)

Kader Kesehatan Remaja

3)

Palang Merah Remaja

4)

Pembinaan warung sekolah sehat.

5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor


pembawa penyakit.
6)

Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.

b.

Kegiatan pencegahan (Preventif )


Berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan

rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap

dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa :
1)

Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat

khusus
untuk penyakit penyakit tertentu.
2)

Penjaringan kesehatan anak sekolah.

3)

Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.

4)

Imunisasi peserta didik.

5)

Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas

sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6)

Konseling kesehatan di sekolah .

c.

Kegiatan penyembuhan dan pemulihan ( Kuratif dan rehabilitatif)


Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat
berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah :

1)

Diagnosa dini.

2)

Pengobatan ringan.

3)

Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada

penyakit.
4)

Rujukan medik.

Pelakasanaan pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik secara


antar kegiatan pokok dari puskesmas, maupun secara terpadu dengan para
tenaga kependidikan, dengan peran serta peserta didik dan orang tua
mereka. Puskesmas adalah kesatuan unit organisasi kesehatan yang
langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan
terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha usaha kesehatan.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pembinaan kesehatan dalam rangka
usaha-usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu kegiatan pokok
puskesmas.
Tugas dan fungsi puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
kesehatan dalam rangka usaha kesehatan sekolah mencakup :
a.

Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan immunisasi

dan lainnya yang dianggap perlu.


b.

Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan

dengan peserta didik.


c.

Memberikan bimbingan tekhnis medis kepada kepala sekolah dan guru

dalam rangka pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.

d.

Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS

pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka
meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS.
e.

Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS

( dokter kecil dan kader kesehatan remaja)


f.

Melakukan penjaringan dan rujukan terhadap kasus- kasus tertentu yang

memerlukan.
g.

Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.

h.

Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan

tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya.


i.

Menginformasikan secara teratur kepada tim pembina UKS setempat


meliputi :

1)

Segala kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan

dilakukan.
2)

Permasalahan yang dialami dan saran untuk penanggulangannya.

Tujuan pelayanan kesehatan :


a.

Supaya peserta didik memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk

menjalankan tindakan hidup sehat dan terdorong untuk melaksanakan


perilaku hidup sehat.
b. Supaya peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya kelainan/
kecacatan.
c.

Supaya proses penyakit berhenti dan tercegahnya komplikasi penyakit,

sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan berfungsi secara
optimal.
d.
3.

Supaya peserta didik sehat baik mental, fisik maupun sosial.


Lingkungan Sekolah yang Sehat

Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha kesehatan sekolah


untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial.
Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap
sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang sehat,
binatang serangga dan pengerat yang ada dilingkungan sekolah,
pencemaran lingkungan tanah, air dan udara di sekitar sekolah juga
merupakan bagian dari lingkungan fisik sekolah. Kegiatan yang dilakukan
berhubungan dengan lingkungan psikis sekolah antara lain memberikan
perhatian terhadap perkembangan peserta didik, memberikan perhatian
khusus terhadap anak didik yang bermasalah, serta membina hubungan
kejiwaan antara guru dengan peserta didik. Sedangkan kegiatan yang

berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina hubungan yang


harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis antara guru,
murid, karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka
menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin
berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan
kesadaran, kesanggupan dan ketrampilan peserta didik untuk menjalankan
prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
a.

Program pembinaan lingkungan sekolah


1)

Lingkungan fisik sekolah meliputi :


a)

Penyediaan air bersih

b)

Pemeliharaan penampungan air bersih

c)

Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah

d)

Pengadaan dan pemeliharaan air limbah

e)

Pemeliharaan WC/kakus

f)

Pemeliharaan kamar mandi

g)

Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,

perpustakaan,
laboratorium dan tempat ibadah
h)

Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun


sekolah

2)

Lingkungan mental dan sosial


Program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan

dalam
bentuk kegiatan :

a.

a)

Konseling kesehatan

b)

Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan

c)

PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja

Pembinaan lingkungan keluarga

Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan :


1)

Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal hal

yang
berhubungan dengan kesehatan.
2)

Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam

pelaksanaan hidup sehat.


Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan:

1)

Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.

2)

Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah

b.

Pembinaan masyarakat sekitar

Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara :


1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2)

Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.

Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan UKS, maka jelas
terlihat peran dan hubungan UKS dalam mengendalikan kesehatan anak.
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah
untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik.
Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merepukan
tanggung jawab kita semua. Karena sekolah merupakan salah satu tempat
yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan
secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau
berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah.
Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan
kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff,
Elder, Booth; 1996). Oleh karena itu, UKS menjadi salah satu hal penting di
dunia pendidikan dalam kaitannya dengan kesehatan peserta didik, baik
disekolah ataupun kebiasaan hidup sehat siswa di rumah.
Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang
dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka
upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie;
McLachlan; Shrimpton; 2003).
5. SARANA DAN PRASARANA YANG TERDAPAT DALAM UKS
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai
berikut :
1.

Kondisi Ideal: Ruang UKS 8 m x 7 m

2.

Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan

satu
untuk anak laki laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS
3.

Lemari obat yang berisi obat obatan yang sifatnya emergency

4.

Timbangan berat badan, Pengukur tinggi badan, Termometer suhu

badan,Tensimeter, Stetoskop, Toenguespate, buku tes buta warna,


pengukuran ketajaman mata ( snelen )

5. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan
6. Dispenser
7. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)
8. Buku buku administrasi UKS dan alat tulis
9. Struktur UKS
10. Toilet
11. Alat dan kotak P3K
12. Alat-alat Kebersihan
13. Tandu
14. Meja dan kursi
15. Rak Sepatu/keset
16. KMS anak Sekolah
17. Bendera UKS
18. Trias UKS
19. Papan Data dan papan informasi
20. Contoh model organ tubuh
21. Lemari ADM
22. Ruang Konseling
23. Kipas angin
24. Micropon
25. Data tiga tahun terakhir
OBATOBATAN DAN PERALATAN YANG ADA DI LEMARI / KOTAK P3K
1.

Kasa

2.

Kapas

3.

Plaster

4.

Oralit

5.

Minyak kayu putih

6.

Handscund

7.

Revanol

8.

Spalak / bidai

9.

Mitela

Buku Administrasi UKS


1.

Buku Pemeriksaan Kesehatan

2.

Buku Daftar Pasien

3.

Buku Daftar Rujukan

4.

Buku Penerimaan Barang

5.

Buku Agenda Surat Masuk & sura Keluar

6.

Buku Inventaris UKS

7.

Buku Belanja Obat

8.

Buku Laporan Kegiatan UKS

9.

Buku Tamu

10.

Buku Kegiatan kader UKS

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di


sekolah, guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS memiliki 3 program pokok (Trias UKS), yaitu:
1.

Pendidikan Kesehatan.

2.

Pelayanan Kesehatan.

3.

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.


Tujuan UKS secara umum adalah mempertinggi nilai kesehatan,

mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan


lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani,
dan sosialnya. Sedangkan tujuan UKS secara khusus ialah mencapai keadaan
sehat anak-anak sekolah, keluarganya dan lingkungannya sehingga dapat
memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta
belajar secara efisien dan optimal.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia
dewasa nantinya.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi
yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah
untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah
merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka
sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang
dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang
anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang
dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada
kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996). Dengan melakukan kerjasama yang
erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi
dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara
efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).

B.

Saran

Saat ini fungsi UKS si sekolah, terutama sekolah dasar belumlah maksimal.
Diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS, pihak sekolah dapat
memaksimalkan fungsi UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang
sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses belajar mereka.

Anda mungkin juga menyukai