09 Pengukuran Besaran Listrik Jembatan Arus Bolak Balik2 1
09 Pengukuran Besaran Listrik Jembatan Arus Bolak Balik2 1
9.1
Pendahuluan
Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari :
-
Pada frekuensi yang diinginkan, sumber daya mensuplai tegangan bolak balik ke
rangkaian jembatan.
Sumber daya ( power line ) dapat berfungsi sebagai sumber eksitasi pada
pengukuran frekuensi rendah, sedangkan osilator berfungsi mensuplai tegangan
eksitasi pada frekuensi yang lebih tinggi.
Detektor nol berfungsi memberi respons terhadap ketidaksetimbangan arus bolak
balik dan bentuknya ada dua jenis, yaitu :
-
bentuk paling sederhana terdiri dari sepasang telepon kepala ( head phones )
bentuk lain, terdiri dari sebuah penguat arus bolak balik dengan sebuah alat
pencatat keluaran atau sebuah indikator tabung sinar elektron ( tuning eye ).
Pada bagian ini, akan dibahas sebagian penggunaan dari rangkaian jembatan arus
bolak balik, antara lain :
9.1.1
yang
terdiri dari :
-
empat lengan jembatan Z1, Z2, Z3, dan Z4, merupakan impedansi yang nilainya
tidak ditetapkan.
kesetimbangan
untuk
Gambar 1
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan, didapatkan dengan menggunakan notasi kompleks, dan besaran-besaran ini bisa berupa impedansi dan admitansi.
Untuk mendapatkan kesetimbangan jembatan, maka beda potensial dari titik A ke
titik C sama dengan nol ( VAC = 0 ), dan kondisi ini akan dicapai bila drop tegangan
dari B ke A sama dengan drop tegangan dari B ke C ( V BA = VBC ), dalam kebesaran
dan sudut fasa.
Dalam notasi kompleks dapat dituliskan sebagai berikut :
EBA = EBC
atau
I1 Z1 = I2 Z2
( 9-1 )
( 9-2 )
Z1 + Z 3
E
I1 = ------------
( 9-3 )
Z2 + Z 4
Subsitusikan harga-harga pada persamaan ( 9-2 ) dan ( 9-3 ) kedalam persamaan
( 9-1 ), diperoleh :
Z1
I1 Z1 = I2 Z2
Z2
---------- E = ----------- E
Z1 + Z3
atau
Z2 + Z 4
Z1 Z2 + Z1 Z4 = Z1 Z2 + Z2 Z3 , jadi :
Z1 Z4 = Z2 Z3
( 9-4a )
( 9-4b )
1 ) (Z4
4 ) = ( Z2
2 ) (Z3
3 )
( 9-5 )
1 + 4 = Z2 Z3
2 + 3
( 9-6 )
( 9-7 )
atau perkalian kebesaran-kebesaran dari lengan-lengan yang saling berhadapan harus sama.
Syarat kedua :
4 =
2 +
( 9-8 )
Z1 =
100
( impedansi induktif )
Z2 =
250
( tahanan murni )
Z3 =
400 300
( impedansi induktif )
Z4 =
Tentukan nilai Z4
Penyelesaian :
Syarat pertama untuk kesetimbangan adalah :
Z2 Z3
Z1 Z4 = Z2 Z3 atau
Z4 = --------Z1
4 =
4 = 2 +
2 +
Contoh 2 : Pada gambar 1 diatas, Jembatan arus bolak balik adalah setimbang
dengan konstanta-konstanta berikut :
Lengan AB,
----------- =
------------------------------------3
2fC
2 x 3,14 x 10 x 0,265 10
600
-6
Z2 = ( 300 - j 600 )
Z3 =
R + j L = 200 + j XL ( dimana XL = 2 f L )
tidak diketahui
Z4 = --------Z1
-------------------------------------------------450
120000 j 90000
Z4 =
atau
C =
---------------1 / 2 f XC
1
C =
----------------------------- = 0,8 F
2 x 3,14 x 1000 x 200
9.2
Jembatan-Jembatan Pembanding
9.2.1
Lengan standar terdiri dari : tahanan variabel Rs dihubung seri dengan kapasitor
standar kualitas tinggi CS.
Gambar 2
Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks, yaitu :
Z1 = R1 ; Z2 = R2 ; Z3 = RS - j / ( CS ) ; Z4 = RX - j / ( CX )
Persamaan umum kesetimbangan jembatan menyatakan :
Z1 Z4 = Z2 Z3
R1 { RX - j / ( CX ) } = R2 { RS - j / ( CS ) }
( 9-9 )
R1 RX - j R1 / ( CX ) = R2 RS - j R2 / ( CS )
.( 9-10 )
Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika bagian nyata dan bagian khayalnya
adalah sama.
atau
RX = RS ------
.( 9-11 )
R1
dan menyamakan bagian khayal dari persamaan ( 9-10 ), diperoleh :
R1
R1 / ( CX ) = R2 / ( CS ) atau
CX = CS ------
( 9-12 )
R2
Persamaan ( 8-11 ) dan ( 8-12 ) menyatakan bahwa :
-
Catatan :
-
Tahanan RS merupakan pilihan yang tepat sebagai elemen variabel karena tidak
muncul dalam bentuk CS ( lihat persamaan 9-12 ), dan sebagai elemen variabel
yang kedua dipilih tahanan R1.
Karena yang diukur adalah kapasitor yang tidak diketahui, maka pengaruh
tahanan bisa kecil sekali.
9.2.2
Gambar 3
Pertama-tama impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk bilangan
kompleks, yaitu : Z1 = R1 ; Z2 = R2 ; Z3 = RS + j LS ; Z4 = RX + j LX
Persamaan umum kesetimbangan jembatan, menyatakan :
Z1 Z4 = Z2 Z3
R1 ( R X + j L X ) = R 2 ( R S + j L S )
R1 RX + j R1 LX = R2 RS + j R2 LS
atau
( * )
Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika bagian nyata dan bagian khayalnya
sama.
Jadi, dengan menyamakan bagian khayal dari Persamaan ( * ), diperoleh :
R2
R1 L X = R 2 L S
atau
LX = LS -----
( 9-13 )
R1
dan bagian nyata dari persamaan ( * ), diperoleh :
R2
R1 RX = R2 RS
atau
RX = RS -----
( 9-14 )
R1
Pada jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif dan RS
sebagai pengontrol kesetimbangan resistif.
Jembatan pembanding standar pada gambar 3, rangkuman pengukurannya dapat
diperbesar dengan sedikit modifikasi rangkaian, seperti ditunjukkan pada gambar 4,
dimana tahanan variabel r dihubungkan melalui saklar S ke salah satu lengan
standar ( posisi 1 ) atau ke lengan yang tidak diketahui ( posisi 2 )
RX = RS ---- - r .( 9-16 )
Gambar 4
9.3
R2
R1
Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak
diketahui, yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui.
Pada gambar 5, ditunjukkan rangkaian jembatan Maxwell, dimana salah satu lengan
pembanding mempunyai sebuah tahanan yang dihubung paralel dengan sebuah
kapasitansi.
Gambar 5
Impedansi ketiga lengan dan admitansi lengan 1, dinyatakan dalam bentuk bilangan
kompleks :
Z2 = R2 ; Z3 = R3 ; Y1 = 1 / ( R1 + j C1 ) ; ZX = RX + j LX
Persamaan umum kesetimbangan jembatan, menyatakan :
{ 1 / ( Y1 ) } ZX = Z2 Z3
atau
ZX = Z2 Z3 Y1
( 9-17 )
Subsitusikan harga-harga Z2, Z3, Y1, dan ZX kedalam persamaan ( 9-17), diperoleh :
RX + j LX = R2 R3 { 1 / ( R1 ) + j C1 }
( 9-18 )
( 9-19 )
R1
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
tahanan
dinyatakan
LX = R2 R3 C1
dalam
ohm,
( 9-20 )
induktansi
dalam
henry, dan
Karena jumlah sudut fasa dari elemen resistif pada lengan 2 dan 3 sama dengan
nol, maka jumlah sudut fasa pada lengan 1 dan 4 harus sama dengan nol
( syarat kedua kesetimbangan ).
9.4
Jembatan Hay
Jembatan hay, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui,
yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui dan lebih cocok untuk
pengukuran Q tinggi ( Q > 10 ).
Pada gambar 6, ditunjukkan rangkaian jembatan Hay yang berbeda dari jembatan
Maxwell, dimana tahanan R1 dihubungkan seri dengan kapasitor C1.
Gambar 6
Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks :
Z1 = R1 - j / ( C1 ) ; Z2 = R2 ; Z3 = R3 ; ZX = RX + j w LX
Persamaan umum kesetimbangan jembatan, menyatakan :
Z1 Z4 = Z2 Z3
..( ** )
( 9-21 )
R1 RX + ( LX ) / ( C1 ) + j LX R1 - j RX / ( C1 ) = R2 R3
Bagian nyata harus sama, maka :
R1 RX + ( LX ) / ( C1 ) = R2 R3
( 9-22 )
( 9-23 )
Karena kedua persamaan ( 9-22 ) dan ( 9-23 ) masih mengandung LX dan RX, maka
harus diselesaikan secara bersamaan ( simultan ) :
2 C12 R1 R2 R3
RX = -------------------------1 + 2 C12 R12
( 9-24 )
dan
R2 R3 C1
LX = ----------------------2
1 + C1 R
( 9-25 )
2
1
Catatan :
-
Pada persamaan ( 9-24 ) dan ( 9-25 ), dapat dilihat bahwa harga tahanan dan
induktansi yang tidak diketahui ( RX dan LX ) mengandung kecepatan sudut ,
yang berarti bahwa frekuensi harus diketahui secara tepat.
Syarat kedua kesetimbangan, menyatakan bahwa jumlah sudut fasa dari lenganlengan berhadapan harus sama , jadi, jumlah sudut fasa induktif harus sama
dengan jumlah sudut fasa kapasitif, karena sudut-sudut fasa resistif adalah nol.
Pada gambar 7a, ditunjukkan bahwa :
X L = LX
R1
XC = 1 / C1
RX
a
Gambar 7
Z
b
LX
=
RX
-------- = Q
( 9-26 )
RX
1 / C1
=
R1
----------- = ---------R1
( 9-27 )
C1 R1
10
Jika kedua sudut fasa tersebut sama, maka besar tangennya juga sama, jadi :
1
tan L = tan C
atau
Q = ----------
( 9-28 )
C1 R1
Subsitusikan harga pada persamaan ( 9-28 ) kedalam persamaan ( 9-25 ), maka
bentuk LX menjadi :
R2 R3 C1
LX = ------------------1 + (1/Q)
( 9-29 )
dar 1 / 100, sehingga dapat diabaikan, oleh karena itu persamaan ( 9-25 ) berubah
menjadi bentuk yang sama ( diturunkan ) pada jembatan Maxwell, yaitu :
LX = R2 R3 C1
9.5
Jembatan Schering
Jembatan Schering merupakan salah satu jembatan arus bolak balik yang paling
penting dan digunakan secara luas untuk pengukuran kapasitor, dan disamping itu
juga sangat bermanfaat untuk mengukur sifat-sifat isolasi, yaitu pada sudut-sudut
fasa yang mendekati 900.
Jembatan ini memberikan beberapa keuntungan nyata dibandingkan dengan
jembatan pembanding kapasitansi.
Pada gambar 8, ditunjukkan rangkaian jembatan Schering yang menunjukkan
kemiripan dengan jembatan pembanding kapasitansi, dimana pada lengan 1 terdiri
dari tahanan R1 diparalel dengan sebuah kapasitor variabel dan lengan standar
hanya terdiri dari sebuah kapasitor ( umumnya kapasitor standar merupakan
kapasitor mika yang bermutu tinggi untuk pengukuran yang umum dan kapasitor
udara untuk pengukuran isolasi ). Sebuah kapasitor mika bermutu tinggi mempunyai
kerugian yang sangat rendah ( tidak mempunyai tahanan ), oleh karena itu
mempunyai sudut fasa mendekati 900.
Gambar 8
11
.. ( *** )
Subsitusikan harga-harga ZX, Z2, Z3, dan Y1 kedalam persamaan ( *** ), diperoleh :
RX - j / ( C X ) = R 2 { - j / ( C3 ) } { 1 / ( R1 ) + j C 1 }
R2 C1
atau
R2
RX - j / ( C X ) = ----------- - j ---------C3
( 9-30 )
C3 R1
( 9-31 )
C3
R2
R1
1 / ( CX ) = ----------- atau
CX = C3 ------
C3 R1
faktor daya
( 9-32 )
R2
sebagai cosinus sudat fasa rangkaian, jadi faktor daya untuk besaran yang tidak
diketahui ZX = RX - j / ( CX ) atau ZX = RX - j XX adalah PF = RX / ZX.
Untuk sudut-sudut fasa yang mendekati 90 0,
RX
--------------
= CX RX
( 9-33 )
1 / ( CX )
Faktor disipasi ( dissipation factor, D ) dari sebuah rangkaian seri RC, didefinisikan
sebagai cotangen sudut fasa, maka perdefinisi factor disipasi adalah :
RX
D = ------ = CX RX
( 9-34 )
XX
Karena kualitas sebuah kumparan didefinisikan oleh Q = XL / RL, maka dipero- leh
bahwa faktor disipasi D adalah kebalikan dari faktor kualitas Q, jadi :
1
D = ---Q
12
.( 9-35 )
Catatan :
Persamaan ( 9-35 ), menunjukkan :
-
Jika tahanan R1 pada jembatan Schering, mempunyai nilai yang tetap, maka
kapasitor C1 dapat dikalibrasi langsung dalam faktor disipasi.
yaitu
dengan
mengalikan
pembacaan
piringan
C1
terhadap
atau
200 x 600
Gambar 9
Z2
400
13
Gambar 10
Pemeriksaan rangkaian menunjukkan bahwa syarat pertama kesetimbangan ( kebesaran ), dengan mudah dapat dipenuhi, dengan sedikit memperbesar R3.
14
1 = - 900
( kapasitif murni )
2 = 3 = 00
( tahanan murni )
4 < 90
( impedansi induktif )
atau
Y1 = ------Z2 Z3
1000
1
100 + j 500
---- + j ------- =
R1
1000
----- + j ------R1
1000
-----------------500 x 1000
1 + j 5
= ----------5000
Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika bagian riel dan bagian khayalnya sama,
maka :
1
---- = ------R1
R1 = 5000
5000
15
Cara kedua :
Mengubah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3, yaitu dengan menambah sebuah
kapasitor yang dihubung seri dengan R3, seperti ditunjukkan pada gambar 10c.
Dengan menggunakan syarat kesetimbangan pertama, diperoleh :
Z1 Z4
Z2 Z3 = Z1 Z4
atau
Z3 = ---------
( a )
Z2
Dimana ; Z1 = - j 1000 ; Z2 = 500 ; Z3 = 1000 - j XC ; Z4 = 100 + j 500
Subsitusikan harga-harga Z1, Z2, Z3, dan Z4 kedalam persamaan ( a ), diperoleh ;
- j 1000 ( 100 + j 500 )
1000 j XC
= ------------------------------500
500000 - j 100000
= ----------------------------500
1000 j XC
= 1000 - j 200
Jembatan Wien
Jembatan Wien yang akan dibahas disini adalah jembatan arus bolak balik untuk
pengukuran frekuensi.
Disamping digunakan sebagai alat untuk mengukur frekuensi, jembatan Wien juga
digunakan untuk berbagai rangkaian bermanfaat lainnya, yaitu :
16
Pada gambar 11, ditunjukkan rangkaian jembatan Wien, yang mempunyai sebuah
kombinasi seri RC pada lengan 1, dan sebuah kombinasi paralel RC pada lengan 3.
Gambar 11
Z1 Z4
atau
Z2 = Z1 Z4 Y3
Y3
R2 = ( R1 - j ----- - ) R4 ( ----- + j C3 )
C1
( 9-36 )
R3
R1 R4
R4
R4 C3
C1 R3
C1
R4 C3
R4
C1
( 9-37 )
C1 R3
R4 C3
R2 = --------- + ---------R3
( 9-38 )
C1
Disederhanakan menjadi :
R2
R1
C3
R3
( 9-39 )
C1
Ir. S.O.D. Limbong
17
R4
( 9-40 )
C1 R3
dimana = 2 f.
subsitusikan harga = 2 f kedalam persamaan ( 8-40 ), diperoleh :
R4
C3 R1 R4 = ----------
2 =
atau
C1 R3
--------------C1 C3 R1 R3
1
(2f)2 =
-----------------
atau
2 f = --------------------
C1 C3 R1 R3
C1 C3 R1 R3
1
f =
--------------------------
( 9-41 )
2 C1 C3 R1 R3
Kedua persyaratan kesetimbangan menghasilkan :
-
( 8-42 )
R4
dan persamaan ( 9-41) menjadi :
1
f = ------------
( 8-43 )
2 RC
Persamaan ( 9-43 ), merupakan pernyataan umum untuk frekuensi jembatan Wien.
Karena sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang,
kecuali untuk bentuk gelombang tegangan input adalah sinusoida murni.
Daftar Pustaka
1. Wiliam D. Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran
Jakarta, September 2008
Ir. S.O.D. Limbong
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
18