PENGANTAR MANAJEMEN
Disusun oleh :
Nama : Devi Pusfita Sari
Nim : 125020400111046
Kelas GA
Studi kasus :
Kasus Tiberg Company menceritakan proses manajemen perusahaan yang
dilakukan oleh Mr. Porter. Ia baru saja diberi kewenangan baru untuk memimpin
perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan pemesanan bahan baku
untuk produksi. Tiberg Company memiliki 20 pabrik yang tersebar di Eropa dan
Asia. Hampir setiap saat secara tidak terduga, perusahaan cabang/pabrik
mengajukan pesanan bahan baku tambahan, sementara perusahaan induk
sudah membuat kontrak pesanan untuk jangka waktu satu tahun. Penambahan
mendadak tentu akan sangat menyulitkan. Porter kemudian mengambil inisiatif
untuk melakukan sentralisasi pemesanan. Pabrik diminta untuk menghitung
dengan cermat keperluan seluruh bahan baku dan hal tersebut harus
disampaikan kepada perusahaan induk sebelum perusahaan induk melakukan
pemesanan kepada pemasok. Ide tersebut disampaikan kepada pimpinan
tertinggi. Pimpinan menyetujui dan meminta agar Porter juga mengunjungi setiap
pabrik untuk mengambil sendiri pesanan jika sampai batas waktu mereka tidak
melaporkan
pesanan. Porter merasa hal tersebut tidak perlu. Ia cukup
mengirimkan surat kepada manajer setiap pabrik untuk hal itu. Ia melakukannya
dan hasilnya setiap manajer pabrik menyambut baik gagasannya dan
menjalankan sistem tersebut dengan baik.
Pendapat :
Dalam kasus di atas, sebagai seorang yang telah ditunjuk untuk
bertanggunggung jawab menangani masalah pemesanan, Mr. Porter telah
menjalankan perencanaan manajerial karena ia telah menentukan dan
menyusun rencana kontinensi yaitu menentukan respon dalam keadaan darurat
dengan melakukan sentralisasi pemesanan. Pabrik diminta untuk menghitung
dengan cermat keperluan seluruh bahan baku dan hal tersebut harus
disampaikan kepada perusahaan induk sebelum perusahaan induk melakukan
pemesanan kepada pemasok. Setelah rencana itu disampaikan dan disetujui,
dilakukanlah penetapan tujuan rencana tersebut untuk menyelesaikan masalah
perusahaan yang akhirnya dijalankan sistem tersebut oleh setiap manajer pabrik
dari cabang perusahan dengan baik.
KPUL
reni
i
Aspek lain dari
manajemen strategis berkaitan
dengan tingkat
perusahaan yang menjadi
Para manajer strategis biasa berpikir
ouitmr sasaran strategi.
t
dalam kerangkan tiga tingkatan strategi.
daBPbtu
r
Strategi Tingkat Perusahaan
: Pada bidang
uniosa
apa kitabergerak ?
kgodanM
Strategi Tingkat - Usaha
saturgeh : Bagaimana
cara kita bersaing ?
inekad
Strategi Tingkat Fungsi : Bagaimana
kKnia
kita mendukung strategi
noa
tingkat Usaha?
on
ls
Proses diawalaiou dangan evaluasi yang dilakukan para manajer terhadap
posisi perusahaan sekarang terkait misi , tujuan, dan strateginya. Mereka
gm
kemudian memindai lingkungan
internal eksternal perusahaan serta mengenali
faktor faktor strategisie yang perlu di ubah. Berbagai peristiwa dilingkungan
internal maupun eksternal menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan,
n
atau perlunya merumuskan strategi baru. Ditingkat perusahaan, usaha, dan
fungsi. Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah menerapkan
strategi baru. Gambara umum proses manajemen strategis :
Memindai
lingkungan
eksternal
Mengevaluasi
misi, tujuan dan
strategi yang ada.
Memindai
lingkungan
internal
Mengenali
faktor
faktor
strategis
SWOT
Mengenali
faktor faktor
strategis
Merumuskan
misi, tujuan
dan strategi
baru
Memutus
kan
Strategi
Menerapkan
strategi lewat
perubahan
kepemimpinan,
SDM, sistem
informasi dan
kontrol
kunci
sukses
dalam
Studi kasus :
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa maritim adalah
PT.PERTAMINA TONGKANG yang merupakan anak perusahaan yang dibentuk
oleh pertamina dengan maksud menjadi badan usaha secara tugas yang dapat
melayani dan mendukung kebutuhan kegiatan Pertamina. Sedangkan hubungan
Pertamina dengan PT.PERTAMINA TONGKANG adalah hubungan bisnis murni
atas dasar persaingan bebas, untuk itu keunggulan komperatif dan kompetitif
memegang peranan penting didalam merebut pasar. Pada saat ini pasar
merupakan sasaran utama untuk diciptakan, direbut, dan dikuasai. Menciptakan,
merebut dan menguasai pasar adalah merupakan suatu pekerjaan yang rumit,
Sebuah keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif alternatif yang ada. Pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali
masalah masalah dan peluang peluang untuk kemudian dipecahkan. Adanya
keputusan yang terprogram dan tidak terprogram terkadang menimbulkan
beberapa masalah diantaranya resiko, ketidakjelasan, ketidakpastian, dan
ambiguitas. Oleh sebab itu, manajer harus tahu langkah-langkah dalam
mengambil Keputusan yaitu pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan,
diagnosis dan analisis sebab-akibat, pengembangan alternatif, pemilihan
alternatif yang dikehendaki, penerapan alternatif terpilih, dan evaluasi dan umpan
balik.
Setelah mengetahui langkah-langkahnya, tidak semua manajer
mengambil keputusan dengan cara yang sama. Setiap manajer mempunyai
gaya tersendiri dalam pengambilan keputusan. Secara umum gaya pengambilan
keputusan tersebut adalah gaya direktif, gaya analisis, gaya konseptual, dan
gaya perilaku. Gaya gaya tersebut memiliki fungsi masing-masing sesuai
karakter para manajer.
Namun tidak menutup kemungkinan adanya faktor-faktor yang
menyebabkan seorang manajer mengambil keputusan yang salah diantaranya
terpengaruh oleh kesan pertama, membenarkan keputusan-keputusan yang lalu,
melihat apa yang ingin dilihat, mempertahankan status quo, terpengaruh oleh
kerangka masalah, dan terlalu percaya diri.
Untuk mengatasi hal tersebut, para manajer perlu memiliki kelompok
yang inovatif agar mampu membantu membuat keputusan dengan cepat, baik
dan berkualitas tinggi atas dasar tertentu. Manajer memang membuat keputusan
sendiri, tetapi para pengambil keputusan seringkali berkelompok. Bahkan,
banyak keputusan besar di dunia ini dibuat oleh sekelompok orang, bukan hanya
seorang saja.
Studi kasus :
beberapa karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Medan belum efektif
dalam mencapai sasaran kinerja. Fenomena pada PT Pos Indonesia (Persero)
Medan tersebut disebabkan karena pergerakan rotasi yang lama sehingga
menyebabkan kebosanan dan kinerja yang menurun, beberapa diantaranya
terjadi duplikasi fungsional dalam pembagian kerja. PT Pos Indonesia (Persero)
Medan memiliki rentang kendali luas dan akibatnya efektivitas pekerja tidak
terlalu baik karena seorang manajer tidak memiliki banyak waktu untuk
mengarahkan karyawan yang jumlahnya banyak. Terutama Dibagian Delivery
karena memiliki jumlah pekerja yang besar yang hanya dipimpin oleh satu orang
manajer. PT Pos Indonesia (Persero) Medan memiliki formalisasi yang rendah.
Formalisasi kurang diterapkan pada bagian Delivery. Sehingga dalam beberapa
kasus terjadi komplain mengenai masalah pengiriman seperti waktu yang lama
untuk sampai ketangan konsumen, kehilangan barang dan kerusakan paket. Tiap
divisi PT Pos Indonesia (Persero) Medan memiliki manejer yang memiliki
wewenang terhadap membuat keputusan, mengeluarkan perintah dan
Pendapat :
Dalam kasus di atas, pimpinan harus mulai bertindak tegas dengan mulai
mendiagnosis dan analisis sebab- akibat yaitu tentang kebosanan dan kinerja
pegawai yang menurun, yang dapat mempengaruhi masalah pada sektor
lainnya. Setelah itu pemilihan dan penerapan alternatif pemecahan masalah
dengan cara meningkatkan efektifitas kerja yaitu keseimbangan atau pendekatan
optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemantapan tenaga manusia.
Meliputi indikator berikut :
1. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat
kondisi normal. hal ini didapat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang
didapat atau dialaminya selama bekerja.
2. Kualitas kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa
hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaan.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan serta mencapai
sasaran yang telah dicapai dalam tenggat waktu yang telah ditentukan.
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang
atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu,
bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam macam aspek
situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
5.Pencapaian Tujuan
Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Disamping itu pimpinan PT. Pos Indonesia harus sering berkoordinasi dan
membentuk kelompok yang selalu berinovasi dengan para manajer pada setiap
divisi agar kinerja dari keseluruhan pegawai disetiap divisi menjadi lebih baik dan
dapat memberikan pelayanan yang terbaik pula kepada pelanggan.
masalah yang telah ditemukan oleh konsultan tersebut dengan cara sentralisasi
karena keputusan diambil oleh organisasi tingkat atas, dengan tindakan sebagai
berikut :
1. membeli kompresor dari pihak lain.
2. merelokasi industri ke negara dengan upah lebih murah.<
3. membuat pabrik baru yang lebih efisien.
Atau melakukan sentralisasi tadi dengan membuat pabrik baru dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menguatkan mental para teknisi akan kemampuan individu dalam
kelompok.
2. Otomatisasi.
3. Menambah kemampuan para teknisi.
4. Membuat pekerja dan teknisi berdiskusi secara informal untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas.
Dengan adanya tindakan- tindakan diatas, maka diharapkan GE mampu
bangkit kembali dan menghadapi bahaya bisnis yang ada.
Studi kasus :
Pertumbuhan industri manufaktur Indonesia lebih besar dari pertumbuhan
ekonominya selama periode 1990 96. Pertumbuhan PDB Indonesia selama
7. MENGELOLA KEBERAGAMAN
dana. Strategi E-Bisnis dibagi menjadi dua yaitu ekspansi pasar (perluasan
pasar) dan meningkatkan efisiensi.
Studi kasus :
Citibank retail banking di Indonesia mengoperasikan 19 kantor cabang
dan 102 ATM di enam kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung,
Medan, Semarang dan Denpasar.
Citibank memiliki keahlian di bidang Wealth Management dimana kami
memberikan layanan konsultasi keuangan agar aset nasabah dapat tumbuh dan
terlindungi. Memahami bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan
keuangan yang berbedabeda, maka kami turut membantu c memformulasikan
solusi keuangan agar dapat mencapai tujuan yang dicitacitakan. Citibank
memiliki produkproduk inovatif dan lengkap, mulai dari tabungan yang
tradisional sampai dengan bancassurance dan reksadana. Secara singkat,
Citibank bertujuan untuk memberikan solusi keuangan yang terintegrasi dengan
memanfaatkan keahlian dan jaringan internasional.
Wealth Management Banking yang kami miliki merupakan layanan kelas
dunia yang mengutamakan layanan bersifat pribadi. Kami memiliki tim khusus
untuk relationship management yang akan membantu dalam menentukan
strategi untuk mengembangkan dan melindungi investasi sesuai dengan profil
resiko setiap nasabah. Selain itu layanan kami juga dilengkapi dengan jaringan
ATM yang luas. Nasabah Citibank dapat dengan leluasa menggunakan 11,000
ATM di Indonesia yang menggunakan jaringan berlogo Plus. Ditambah lagi,
akses informasi perbankan melalui Citibank Online (Internet Banking), Citi Mobile
(Mobile Banking), dan inovasi mutakhir kami yaitu, Citibank Webcam Service
yang memungkinkan nasabah untuk bertatap muka melalui layar monitor dengan
staf kami.
Pendapat :
Dalam kasus diatas, Citibank adalah organisasi dalam bidang jasa.
Mereka memiliki tata letak fasilitas perusahaan di 19 kantor cabang dan 102 ATM
di kota-kota besar di indonesia.
Mereka melakukan Wealth Management Banking peningkatan kualitas
bank dengan memberikan pelayanan konsultasi melalui manajemen
pengetahuan mereka. Sistem informasi manajemen mereka juga membantu
pelayanan nasabah melalui Citibank online (Internet Banking), Citi Mobile (Mobile
Banking), dan inovasi mutakhir kami yaitu, Citibank Webcam Service yang
memungkinkan nasabah untuk bertatap muka melalui layar monitor dengan staf
kami. Dengan melakukan berbagai inovasi tersebut dapat mendukung ekspansi
pasar Citibank di indonesia dan peningkatan efisiensi kerja perusahan di
masyarakat.
9. DINAMIKA PERILAKU DALAM ORGANISASI
Studi kasus :
CV. TIJIPI memulai usahanya sebagai perusahaan kecil, dan saat ini
telah tumbuh menjadi perusahaan menengah. Pada saat memulai usaha sebagai
perusahaan kecil, penyediaan pegawai dilaksanakan secara sederhana tanpa
terlalu banyak pertimbangaan dan persyaratan Setelah organisasi berkembang
dan menghadapi banyak tantangan, dirasakan perlunya efektifitas perilaku
individu yang kemudian diharapkan dapat mendorong organisasi ke arah
perkembangan yang lebih pesat lagi. Perilaku individu merupakan suatu hal yang
dinamis yang dapat menciptakan efektifitas organisasi, atau bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup organisasi. Yang kini menjadi pertanyaan
adalah bagaimana kebijakan adaptasi perusahaan terhadap perilaku individu.
Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu dinamika perilaku individu. Agar
kebijakan tersebut berlaku dalam jangka cukup panjang maka perlu diantisipasi
dinamika perilaku di masa yang akan datang.
Pendapat :
Dalam kasus diatas, terjadi masalah perilaku individu dalam organisasi
diantaranya Pengendalian diri individu yang rendah telah menciptakan
perbedaan tanggapan level Kepala Bagian dengan level Manajer. Kemudian,
penyediaan pegawai dilaksanakan secara sederhana tanpa terlalu banyak
pertimbangan, dll.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan perbaikan dengan
cara Penyelenggarakan pelatihan kerjasama antar individu dan latihan
kepekaan, serta program pelatihan pelayanan, Penyelenggaraan program
pelatihan pengembangan diri yang diikuti para manajer dan para kepala bagian
.
jadi secara umum, dibutuhkan selektivitas perseptual adalah proses yang
dilakukan oleh para individu untuk menyaring dan memilih berbagai objek dan
stimulus yang bersaing untuk merebut perhatian mereka. Kemudian melakukan
hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja yaitu distorsi perseptual
adalah galat dalam penilaian perseptual yang muncul akibat kekeliruan dalam
bagian proses perseptual tertentu. Penilaian lain dalam persepsi adalah
pengatributan yakni penilaian tentang hal-hal yang menyebabkan perilaku
seseorang sesuatu tentang orang itu atau tentang situasi yang ada.
Kita akan mengenal teori tambahan yaitu teori ERG yaitu sebuah modifikasi
dari teori hirarki kebutuhan yang mengusulkan tiga jenis kebutuhan yaitu
eksistensi, keterikatan dan pertumbuhan
Dalam motivasi kita juga mempelajari pendekatan dua faktor pada motivasi
yang dikembangkan oleh frederick herzberg yaitu faktor kesehatan pribadi yakni
faktor yang melibatkan kemunculan atau ketidakmunculan faktor ketidakpuasan
seperti kondisi bekerja, upah, kebijakan perusahaan, dan hubungan
interpersonal. Yang kedua yaitu motivator faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi seperti pencapaian
pengakuan tanggung jawab dan kesempatan untuk pertumbuhan.
Rancangan pekerjaan adalah aplikasi dari teori motivasi pada struktur kerja
untuk meningkatkan produktivitas dan kekuatan. Pendekatan- pendekatan
rancangan kerja umumnya dibagi menjadi :
1. Penyederhanaan pekerjaan adalah rancangan kerja yang tujuannya
adalah untuk meningkatkan efisiensi tugas dengan cara mengurangi
jumlah tugas yang harus dilakukan oleh seorang pegawai.
2. Perputaran pekerjaan adalah rancangan pekerjaan yang secara
sistematis memindahkan para pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan
yang lain untuk memberikan variasi dan stimulus pada para pegawai.
3. Perluasan kerja adalah rancangan pekerjaan yang menggabungkan
beberapa tugas menjadi satu tugas yang baru dan lebih besar.
4. Pengayaan
pekerjaan
adalah
rancangan
pekerjaan
yang
menggabungkan motivator tingkat tinggi lainnya kedalam pekerjaannya.
Kompensasi yang berubah-ubah dan bentuk pembayaran yang beresiko
adalah alat penting yang dapat memberikan motivasi, yang kini lebih biasa dari
pada gaji. Program-program ini dapat berjalan efektif jika digunakan secara
sesuai dan digabungkan dengan ide-ide motivasional yang memberikan
pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi.
Pemberdayaan
adalah
pembagian
kekuasaan,
pendelegasian
kekuasaan, atau wewenang
pada bawahan dalam sebuah organisasi.
memberdayakan pegawai dapat dilakukan dengan memberikan empat unsur
pada para pegawai antara lain :
1. Pegawai menerima informasi tentang kinerja perusahaan.
2. Pegawai memiliki pengetahuan dan ketrampilan agar dapat berkontribusi
pada perusahaan.
3. Pegawai memiliki kuasa untuk membuat keputusan substantif.
4. Pegawai diberikan penghargaan berdasarkan kinerja perusahaan.
Seteah itu makna dari keterlibatan pegawai adalah orang-orang menikmati
pekerjaan mereka dan merasa puas dengan kondisi kerja mereka secara
antusias untuk memenuhi tujuan dan merasakan kesan kebahagiaan dan
komitmen pada organisasi.
Studi kasus :
Bank Mandiri mengucurkan dana Rp 960 juta untuk program beasiswa
Mandiri Edukasi kepada 20 mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar,
Sulawesi Selatan. Para penerima beasiswa diwajibkan menyelesaikan kuliah
paling lambat selama empat tahun.
Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin,
Jumat (7/10/2011), mengemukakan, setiap mahasiswa mendapat jatah Rp 48
juta yang akan diberikan sebesar Rp 1 juta setiap bulan selama masa kuliah
empat tahun. Penerima beasiswa akan ditentukan pihak rektorat Universitas
Hasanuddin.
Bank Mandiri mengalokasikan dana beasiswa sebesar Rp 18,88 miliar
untuk 360 mahasiswa di 18 perguruan tinggi di Tanah Air. Program ini juga
disertai dengan pelatihan tentang perbankan dan kepemimpinan sebagai bekal
mahasiswa di masa yang akan datang.
Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin Nasaruddin Sangat berharap,
beasiswa ini memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu
tanpa khawatir soal biaya. "Program beasiswa seperti yang diberikan Bank
Mandiri efektif membantu perguruan tinggi menghasilkan sarjana berkualitas,"
ujarnya
pendapat :
Dalam kasus diatas, Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di
indonesia. pimpinan bank mandiri, disamping sebagai pemimpin, ia juga
menerapkan kehlian manajemennya dalam memotivasi calon pegawai dengan
cara mengucurkan dana Rp 960 juta untuk program beasiswa Mandiri Edukasi
kepada 20 mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan
serta Bank Mandiri mengalokasikan dana beasiswa sebesar Rp 18,88 miliar
untuk 360 mahasiswa di 18 perguruan tinggi di Tanah Air. Program ini juga
disertai dengan pelatihan tentang perbankan dan kepemimpinan sebagai bekal
mahasiswa di masa yang akan datang.
Teori memotivasi pegawai/ calon pegawai menegaskan bahwa
kebutuhanlah yang memotivasi seseorang. Kebutuhan ini berubah menjadi
dorongan internal yang memotivasi perilaku tertentu dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan cara tersebut nantinya para penerima
beasiswa yang pasti dari mahasiswa yang cerdas mampu direkrut masuk ke
dalam bank mandiri, yang menambah kualitas SDM bank mandiri dan
diharapkan membuat bank mandiri semakin baik dan maju kedepannya.
Studi kasus :
PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN) merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan mandat untuk menyediakan
kebutuhan listrik di Indonesia. Seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi PT.
PLN untuk memenuhi itu semua, namun pada kenyataannya masih banyak
kasus dimana mereka merugikan masyarakat. Kasus ini menjadi menarik karena
disatu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan untuk kepentingan mayoritas
masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal
33, Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau
segelintir perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak
punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau
pengusaha lain untuk masuk dalam bidan industri atau bisnis tersebut. Dengan
kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak
lain sulit masuk didalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan berarti.
namun disisi lain tindakan PT. PLN justru belum atau bahkan tidak menunjukkan
kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat.
Pendapat :
dalam kasus diatas, PT. PLN harus mengambil strategi- strategi dalam
menanggapi opini masyarakat tersebut dan berusaha membuktikan bahwa
pendapat tersebut tidak benar dengan cara mengelola komunikasi yang baik
dengan masyarakat dan media massa. strategi-strategi berikut antara lain :
1.