Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

I.

PENGERTIAN

Salpingitis adalah suatu peradangan pada tuba fallopi

Salpingitis akut adalah suatu infeksi tuba fallopi yang dapat gonore
atau piogenik.

Salpingitis sub akut adalah stadium infeksi pertegahan diantara


salpingitis akut dan kronik.

Salpingitis kronik adalah stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium


sub akut. Tipe ini dapat timbul dalam empat bentuk : prosalping,
hidrosalping, salpingitis interstisialis kronis atau salpingitis ismika
noda.

(Ben Zion Taher, 1994 : 217)


II.

ETIOLOGI

Selin neiserria gonorhoe berbagai jenis mikroorganisme yang lain telah


diisolasi dari bahan pasien yang diperoleh lewat pembedahan dengan
salpingitis akut. Aktivitas seksual bertanggung jawab atas penyebaran
organisme dan biasanya banyak bakteri ditularkan. Contoh N.
Gonorhoe dapat melintas bersama-sama Chlamydia, mycoplasma dan
virus herpes simplex tipe II. Suatu situasi khusus adalah adanya infeksi
yang ditularkan bukan lewat alat kelamin bila terdapat alat KB dalam
rahim (spiral).
(Hacker Moore. 2001 : 420)

Aktivitas seksual pada masa remaja

Berganti-ganti pasangan seksual

Pernah menderita PID

Pernah menderita PMS

Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang

(www.indonesiaindonesia.com)
III.

TANDA DAN GEJALA


1. gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi

2. penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin


memburuk disertai oleh mual atau muntah
3. biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat
bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi
nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan
kemandulan.
4. mual, disuria dan sekret vagina purulent
5. nyeri tekan perut bagian bawah yang merat tanpa massa yang dapat
diraba (Hacker Moore. 2001 : 421)
IV.

DIAGNOSIS
A. Data Subyektif
1) Nyeri Abdomen
2) Perdarahan pervaginam atau sekret vagina
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Suhu meningkat
- Nadi cepat
2) Pemeriksaan Abdomen
- Nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah
- Nyeri lepas
- Rigiditas
- Defance musclair
- Bising usus menurun dan distensi
3) Pemeriksaan Pelvis
- Nyeri tekan pada adneksa secara bilateral
4) Tes Laboratorium
-

Leukosit cenderung meningkat

- Kadar hemoglobin dan hematokrit cenderung normal


- Urinalisis normal
V.

DIAGNOSA BANDING

1. Kehamilan Ektopik
2. Apendiksitis
3. Divertikulitis
(Ben Zion Taher, 1994 : 317-320)
VI.

PENATALAKSANAAN
1. Keadaan Akut

Beri antibiotik

Terapi secara agresif dan cepat untuk mencegah kerusakan tuba.

2. Keadaan Kronis

Berikan antibiotik

Pertimbangkan perawatan di rumah sakit.

3. Pada Infeksi Ringan


Probenesid 1gr dosis tunggal ceftriaxone 250 mg IM (satu dosis) atau
cefixisme 400-800 mg per oral diikuti dengan doksisiklin 100 mg per
oral 2x sehari (14-21 hari)
4. Pada Infeksi Berat
Cefoxitine 2gr IV 4x + doksisiklin 100 mg IV 2x sehari

POHON MASALAH

Etiologi :
- Infeksi yang ditularkan lewat
penggunaan alat kontrasepsi
dalam rahim
- Aktivitas seksual pada masa
remaja
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Pernah menderita PMS
- Pemakaian alat kontrasepsi
yang bukan penghalang

Tanda dan gejala


- Muncul segera setelah siklus
menstruasi
- Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah semakin
memburuk dan disertai mual dan
muntah
- Infeksi menyambut tuba fallopi
- Mual, disuria, secret vagina
paralent
- Nyeri tekan perut bagian bawah
yang merata tanpa massa yang
dapat diraba

Salpingitis Dx

Diagnosis banding :
- Kehamilan aktopik
- Apendistis
- Divertikulitis

Penatalaksanaan :
- Keadaan akut, beri antibiotic, terapi secara
agresif dan cepat untuk mencegah
kerusakan tuba
- Keadaan kronis, berikan antibiotic,
pertimbangan dirawat di RS.
- Pada infeksi ringan, probenesid 1 gr dosis
tunggal dan ceftriaxone 250 mg
IM/cefixime 400-800 mg (PO) diikuti
dengan doksisiklin 100 mg (PO) 2x sehari
(14-21 hari)
- Pada infeksi berat, cefoxitine 2 gr IV 4x +
doksisiklin 100 mg IV 2 x sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Neville, F. Hacker, J. Georgea Moore. Esensial Obstetri dan Ginekologi. 2001.


Jakarta : Hipokrates.
Emanuel A. Friedman. David S. Chapin, May Porten. Sesi Skema dan Diagnosis
dan Penatalaksanaan. 1998. Jakarta : Binarupa Aksara.
Ben Zion Taber M. D. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. 1994
: EGC.
www.indonesiaindonesia.com

ASUHAN KEBIDANAN

Tempat

: RSIA Melinda

Tanggal pengkajian

: 22 Oktober 2008

Jam

: 10.00WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Biodata
Nama pasien : Ny. Waginem

Nama pasien : Tn Supeno

Umur

Umur

: 39 tahun

: 40 tahun

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

: Rp 700.000,-

Alamat Rumah: Jl. Jl. Dhoho No. 22

Alamat Rumah: Jl. Jl. Dhoho No. 22

Kediri

Kediri

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ia merasakan nyeri perut bagian bawah sebelah
kanan sejak 2 hari yang lalu tanggal 10/10/2008.
3. Alasan Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama
Kujungan Ulang

4. Riwayat Menstruasi
Menarche

: 12 th

Lama

: 7 hari

Banyaknya

: 2-3x ganti pembalut/hari

Siklus

: 28 hari

Teratur/tidak : teratur

Kunjungan rutin

Dismenorhoe: tidak
Flour albus : ya
Warna/bau

: putih / tidak bau

Hadi sebelum: 14 Agustus 2008


5. Pola Makan Dan Minum
Makan : 3 x sehari (nasi, sayur, tidak suk daging, buah-buahan)
Minum : 8 gelas/hari air putih
6. Pola Aktifitas Sehari-Hari
Istirahat

: cukup

Tidur

: siang 1 jam/hari, malam 8 jam/hari

Seksualitas : 1 x seminggu
7. Pola Eliminasi
BAB

: 1 x/hari (konsistensi lunak)

BAK

: 5-6 x/hari dengan warna kekuingan

8. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : IUD
9. Riwayat Penyakit yang sedang diderita : tidak ada
10. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Tidak ada
11. Riwayat Penyakit Keturunan
tidak ada
12. Perilaku Kesehatan
Minum alkohol / obat-obatan

: tidak pernah

Merokok

: tidak pernah

Makan sirih, kopi

: tidak pernah

Ganti pakaian dalam

: 2 x sehari

13. Riwayat Sosial


Ibu sudah menikah

: 19 tahun

Status perkawinan

: syah

Jumlah perkawinan

:1

Jumlah keluarga yang tinggal serumah : 4 orang


14. Keadaan Psikososial
Hubungan ibu dengan keluaga

: baik

Hubungan ibu dengan masyarakat

: baik

B. DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaaan Umum
1. Keadaan umum

: baik

2. Kesadaran

composmentis

3. Keadaan emosi

: stabil

4. Tekanan darah

: 120/80 mmHg

5. Suhu tubuh

380 C

6. Pernapasan

26 x/menit

7. Denyut nadi

: 84 x / mnt

8. Tinggi badan :

154 cm

9. BB sekarang :

65 kg

B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi

1.1 Kepala : warna rambut : hitam

ketombe

: tidak ada

rontok

benjolan

: tidak ada

1.2 Mata

: tidak

: Kelopak mata : tidak oedem


Konjungtiva
Sklera

merah muda

: putih keabu-abuan

1.3 Hidung : simetris :

ya/ya

sekret

: tidak ada

polip

: tidak ada

1.4 Mulut dan gigi :

Lidah : bersih
Gusi

: tidak epulis

Gigi

: tidak caries

1.5 Telinga : serumen


1.6 Leher

: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar

tiroid
1.7 Axilla

: pembesaran kelenjar limfe

1.8 Dada
Payudara : Pembesaran
Simetris

: tidak dikaji
: tidak dikaji

Papillae

: tidak dikaji

Benjolan/tumor : tidak dikaji


Pengeluaran

: tidak dikaji

Strie

: tidak dikaji

Kebersihan

: tidak dikaji

1.9 Abdomen :
Pembesaran
1.10 Ekstremitas

: tidak ada
:

Atas : Oedema : tidak


Varises : tidak

Bawah: Odema : tidak


Varises : tidak

Simetris : ya

Simetris: ya

1.11 Ano-genital
-

Keadaan Perineum

: ada jaringan parut

Warna vulva

: kemerahan

Pengeluaran pervaginam

: flour, putih tidak au

Pembengkakan kelenjar bartholini : tidak ada

Oedema

: tidak ada

2. Palpasi
Abdomen

: tidak ada pada abdomen bagian bawah, nyeri tekan


pada abdomen bagian bawah.

3. Auskultasi
Tidak dilakukan
4. Perkusi
Reflek patella : positif / positif
C. Pemeriksaan dalam
-

VT ada nyeri gerak pada serviks dan nyeri tekan adneksa

D. Pelvimetri klinis
-

Tidak dikaji

E. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb : 11,5 gr %
- Protein

: negatif

- Reduksi

: negative

- Gol darah

:-

- Leukosit

: 12 x 10 e3/u (meningkat)

F. Pemeriksaan penunjang lain


-

LSG pelvis

: terdapat masa pada adneksa kanan

Kuldosintesis

: hasil (+)

Tanggal
22 Okt
08
Jam
10.00
WIB

Data Dasar
DS :

Ibu mengatakan
bahwa ia merasakan
nyeri perut bagian
bawah
DO :
- Inspeksi :
Abdomen : terdapat
pembesaran padaa
bagian bawah sebelah
kanan.
- Anogenita :
Pengeluaran
pervaginam : flour putih
tidak berbau.
- Palpasi
Abdomen : ada masa
pada abdomen bagian
bawah.
- Pemeriksaan dalam :
VT : ada nyeri gerak
pada serviks dan nyeri
tekan adneksa
- Pemeriksaan
penunjang : USG
pelvis : terdapat
masa pada adreksa
kanan kuldesintesis.

Dx/Ms/Ke
bt.
DX :
Ibu dengan
salpingitis

Tujun /Kh
Tujuan :
Salpingitis
sembuh dan
tidak
terdapat
metastasis
yang lebih
jauh.
KH :
Nyeri
abdomen
sebelah
kanan
berkurang.

Intervensi
1. Jelan komunikasi
dengan pasien.

Rasional

Implementasi

1. Dengan komunikasi
maka pasien lebih
kooperatif dan
mempermudah
pemeriksaan.
2. Inkubasi kuman pada
diea genital yang
relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.

1. Menjalin
komunikasi
dengan pasteri.

3. Anjurkan pada
suami untuk tidak
melakukan
hubungan
senggama.

3. Pengertian pada
keluarga sangat
penting artinya untuk
perbaikan ibu.

3. Menganjurkan
pada suami untuk
tidak melakukan
hubungan
senggama.

4. Anjurkan ibu
untuk istirahat

4. Istiharat cukup bisa


memperbaiki KU ibu.

4. Menganjurkan ibu
untuk istirahat

5. Kolaborasi dengan
dokter spesialis.

5. Dengan kolaborasi
dengan dokter
spesialis akan
mendapatkan
penanganan dan terapi
yang tepat.

5. Melakukan
kolaborasi dengan
dokter spesialisis

6. Kolaborasi dengan
petugas
laboratorium.

6. Dengan kolaborasi
dengan petugas Lab.
Untuk mengetahui dx
secara pasti.

6. Melakukan
kolaborasi dengan
petugas Lab.

2. Anjurkan pada
pasien untuk
melakukan
pencatatan vulva

2. Menganjurkan
pada pasien untuk
melakukan
perawatan vulva.

Evaluasi
22 Oktober 2008
12.00 WIB
S:
Ibu mengatakan
nyeri abdomen
sudah agak
berkurang.
O:
Nyeri abdomen
agian bawah
sebelah kanan
berkurang
A:
Salpingitis
P : Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan ibu
untuk
melakukan
perawatan vulva.
- Anjurkan ibuibu minumobat
teratur.
- Anjurkan ibu
untuk kembali
kontrol atau obat
sudah habis.

Dx/Mslh/Ketuban
Intervensi
Rasional
Dx : ibu dengan 1.
1.
Dengan
komunikasi
salpingitis
Jalin komunikasi dengan
maka
pasien
lebih
pasien
kooperatif
dan
mempermudah
pemeriksaan.
2.
2.
Agar
ibu
mengerti
Jelaskan
pada
pasien
tentang salpingitis
tentang salpingitis
3.
Infeksi dapat timbul
3.
akibat
kurangnya
Jelaskan dan anjurkan
kebersihan genetalia yang
pada pasien untuk
lebih luas.
melakukan perawatan
vulva
bila
terjadi
perdarahan.
4.
Pengertian
pada
4.
keluarga sangat penting
Anjurkan pada suami
artinya
perbaikan
ibu.
untuk tidak melakukan
Senggama dalam kondisi
hubungan senggama.
perdarahan
dapat
memperburuk
kondisi
sistem Reproduksi ibu dan
sekaligus
meningkatkan
resiko
infeksi
pada
pasangannya.
5.

Dengan
kolaborasi
dengan dokter spesialis
akan
mendapatkan
penanganan dan terapi yang
tepat.

6.

Dengan
kolaborasi
dengan
petugas
laboratorium
untuk
mengetahui diagnosa secara
pasti.

7.

Istirahat cukup bisa


memperbaiki
keadaan
umum ibu

5.
Kolaborasi dengan dokter
spesialis.

6.
Kolaborasi dengan petugas
Lab.

7.
Anjurkan ibu untuk istiraht

LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA SALPINGITIS
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah askeb IV
Dosen Pembimbing :
Ira Titisari, S.SiT

DISUSUN OLEH :
1. DEVIA PUTRA ADITYA

(0602200005)

2. GALUH TRIANA SARI

(0602200014)

3. REZKA FAJAR U.

(0402200029)

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
2006

Anda mungkin juga menyukai