Anda di halaman 1dari 9

SARJANA TERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2014

ETIKA TELEOLOGI
Etika Bisnis

Oleh:
Anggri Kharisma M
Defky Permata Sastri
Muhammad Basyuni Rizqi Qodraturrasyid
Siti Salamah Robiyah
--AK D4 Lanjutan--

Teori Etika Teleologi


Berasal dari kata Yunani telos dan logos, telos berarti tujuan, sasaran, akibat dan
hasil, sedangkan logos adalah perkataan. Teori ini dikemukakan oleh Jeremy
Benthan (1784 1832) dan Stuart Mill (1806-1873). Teleologi merupakan sebuah
studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan,
tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana halhal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan.
Teori teleologi mengatakan bahwa nilai betul atau salah bergantung kepada
kesan

sesuatu

perbuatan

yang

dikenali

sebagai

konsekuensialisme

(consequentalism), dengan kata lain suatu tindakan dikatakan baik jika


tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna. Ajaran teleologis
dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara. Dengan demikian, tujuan
yang

baik

harus

Perbincangan

diikuti

baik

dan

dengan
jahat

tindakan
harus

yang

benar

diimbangi

menurut

dengan

hukum.

benar

dan

salah. Namun, pandangan ahli teleologi yang berbeda tentang apa yang
dikatakan baik dan jahat telah menyebabkan wujudnya dua jenis teori teleologi
yang berbeda sebagai asas membuat keputusan yaitu Teori Utilitarianisme dan
Teori Egonisme.

1.1 Teori Utilitarianisme


1.1.1 Definisi
Utilitarianisme berpegang kepada prinsip bahwa seseorang itu sebaiknya
melakukan sesuatu tindakan yang akan menghasilkan kebaikan yang paling
banyak kepada setiap orang atau kebahagiaan yang paling banyak kepada
manusia. Kebahagiaan yang dimaksudkan ialah kesenangan (sesuatu yang
bukan bersifat moral).

1.1.2 Tokoh Pencetus


Jeremy Bentham (1748-1832) merupakan pelopor teori ini dan seterusnya
dikembangkan oleh anaknya, John Stuart Mill (1806-1873).
Jeremy Bentham, mengatakan bahwa manusia dikuasai dan dipengaruhi
kesenangan serta kesulitan.

John

Stuart

Mill

(1806-1873) membedakan

antara

kebahagiaan

dengan

memasukkan aspek kualitas. Mill mengukur kualitas dan kuantitas sekaligus.


Menurut Mill, indikator kualitas kebahasiaan adalah seperti tinggi/rendah,
baik/buruk, baru/lama objektif/subjektif. Faktor yang dapat mempengaruhi
kebahagiaan adalah kecerdasan, pendidikan, sensitivitas, bermoral dalam
tindakan yang baik.
John Stuart Mill menjelaskan utilitarianisme sebagai Prinsip Kebahagiaan
Terbanyak yang menekankan bahwa sesuatu perlakuan itu benar atau baik
sesuai tingkat kebahagiaan yang diusahakan dan dihasilkan oleh perlakuan itu.

1.1.3 Prinsip Prinsip Utilitarianisme


Teori klasik Utilitarian dapat dibagi menjadi empat prinsip:

Consequentalisme Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu tindakan yang

betul ditentukan oleh kesan.


Hedonisme Prinsip ini bermakna kesenangan tanpa kesakitan atau
penderitaan. Prinsip Hedonisme menyatakan bahwa kesenangan adalah

satu-satunya asas kebaikan.


Maxilisme Prinsip ini menekankan bahwa tindakan yang betul adalah
tindakan yang memberi kesan positif lebih banyak berbanding kesan

negatif.
Universalisme Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu tindakan itu
haruslah

mengambil

kira

kesannya

ke

atas

setiap

individu

dan

masyarakat.

1.1.4 Jenis dan Ciri-ciri


Utilitarianisme menggangap bahwa sesuatu perbuatan baik atau jahat dapat
diukur. Pada tingkatan paling rendah disebut act utilitarinisme. Suatu tindakan
apabila

menghasilkan

kebaikan

maka

dapat

dianggap

betul.

Jenis-jenis

Utilitarianism dapat dijelaskan sebagai berikut:

Act utilitarianism:

Ciri yang pertama adalah mencatat akibat sesuatu perbuatan yang memiliki
nilai kebaikan atau sebaliknya berdasarkan kajiannya. Ciri ini dipanggil act
utilitarianism. Misalnya aktivitas hiburan dengan menonton televisi mungkin
2

dianggap tidak baik karena waktu tersebut sebaiknya digunakan untuk


melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Hedonistic utilitarianism:

Ciri yang kedua adalah memperhitungkan kegembiraan, efek akan suatu


tindakan dianggap bermoral.

Ini karena Bentham berpendapat, untuk

menentukan benar atau salah (moralitas) berdasarkan tingkah laku individu


dengan memperhitungkan akibatnya. Misalnya tindakan atau perbuatan yang
dapat meningkatkan kesetiaan dan persahabatan, sehingga memicu adanya
kebahagiaan. Memutuskan persahabatan tetapi membahagiakan kedua pihak
yang terlibat adalah suatu yang dianggap baik.
Istilah yang berhubungan dengan Teori Utilitarianisme adalah:
a) Istilah kebaikan: Pengalaman kesenorokan mestilah dikaitkan dengan
kebaikan dan pengalaman kesakitan dikaitan dengan kejahatan.
b) Istilah kebahagiaan: Menyamakan kesenorokan dengan kebahagiaan.

1.1.5 Contoh yang berkaitan


a) Pandangan peperangan dalam konsep Utilitarianisme
Dalam

memutuskan

suatu

peperangan

tertentu,

seseorang

harus

mempertimbangkan baik buruknya yang dihaasilkan. Peperangan dianggap


wajar dari segi moral jika hasilnya membawa kebahagiaan dan berdampak
positif melebihi kesengsaraan dan penderitaan yang dimunculkan. Contohnya,
utilitarianisme mendukung tindakan penjatuhan bom di Hiroshima (walaupun
banyak yang tidak berdosa menjadi korbannya) untuk menamatkan perang
dunia kedua. Hal ini terjadi karena apabila pihak jepang menang, sifat
kemanusiaan akan hilang.
b) Pandangan tentang peraturan yang baik
Sesuatu peraturan yang diberlakukan harus memaksimalkan kebaikan bagi
semua yang terlibat. Misalnya, peraturan memakai celana pendek di dalam
kampus perguruan.
c) Tindakan mencuri

Contohnya kalau seseorang mencuri uang dari seseorang yang kaya dan pelit
dan kemudian diberikan kepada si miskin dapat dianggap baik, kerana jumlah
orang yang bahagia melebihi dari seseorang kaya yang kena curi.
d) Kenaikan BBM
Kenaikan harga BBM bersubsidi yang baru saja terjadi mamberikan anggapan
negatif terhadap kepemimpinan baru dari Presiden Jokowi. Banyak orang melihat
bahwa keputusan menaikkan harga BBM ini akan menyengsarakan rakyat,
terutama rakyat kecil. Namun, bila melihat tujuan dari kenaikan BBM ini adalah
untuk mengalokasikan dana subsidi ke sektor pembangunan, pendidikan, dan
lain-lain, adalah tujuan yang tentu saja akan berakibat baik bagi kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
1.1.6 Kelemahan-Kelemahan Teori Ini
a) Intensitas kesenangan atau kesedihan adalah sesuatu yang subjektif dan
sukar untuk diukur. Intensitas ini subjektif karena perasaan setiap individu
berbeda.
b) Kualitas kesenangan atau kesedihan yang dialami oleh seseorang individu
adalah tidak sama dengan orang lain.

1.2 Teori Egoisme


1.2.1 Definisi
Teori Egoisme diartikan sebagai teori yang menggangap nilai itu baik jika
menguntungkan diri sendiri dan nilai itu buruk jika sesuatu itu merugikan diri
sendiri.

1.2.2 Tokoh Pencetus


Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844 1900), adalah seorang ahli falsafah yang
mengkritik utilitarianisme. Namun, Friedrich Wilhelm Nietzsche menentang moral
sosial yaitu yang berbasis tradisi dan aturan masyarakat.
Nietzsche mengidentifikasi dua kelompok besar manusia yaitu kelompok rakyat
miskin dan kelompok bangsawan yang kaya. Kelompok rakyat miskin adalah
banyak dan lemah. Sementara bangsawan ini minoritas tetapi kuat. Jadi, rakyat

miskin ini sering menyimpan perasaan benci dan dendam terhadap golongan
bangsawan ini.
Hal ini menyebabkan kaum bangsawan menganggap dirinya jahat. Mereka
melihat nilai asli mereka (individualisme atau egoisme) adalah hal yang salah.
Usaha

rakyat

memperkenalkan

aturan

moral

ini

berisi

konsep

seperti

pengorbanan diri, rasa bersalah, suara batin, kepercayaan agama, dan lain-lain.
Bagi Nietzsche, mengakui tuhan atau menyadari adanya tuhan dan agama yang
melindungi golongan rakyat ini adalah hasil dari pemberontakan. Jadi, rakyat
berhasil membuat etika dan moral yang salah itu menjadi benar yang bersumber
dari hukum tuhan.
Jadi, sesuatu tindakan itu harus menguntungkan diri sendiri. Nietzsche adalah
seorang egois yang ingin melihat kaum bangsawan untuk berkembang dan
menjadi tuan atas kode etik, peraturan, dan hukum moral.

1.2.3 Jenis Dan Ciri-Ciri


Terdapat dua jenis Egoisme yaitu Egoisme Psikologi dan Egoisme Etika.
a) Egoisme Psikologi
Egoisme Psikologi berpandangan bahwa setiap orang didorong oleh tindakan
untuk kepentingan diri sendiri. Egoisme Psikologi juga berpendapat bahwa
manusia melakukan tindakan yang dapat memuaskan hati mereka atau yang
memiliki kepentingan pribadi. Teori ini menjelaskan bahwa tidak peduli apa
alasan

yang

diberikan

oleh

seseorang,

individu

sebenarnya

bertindak

sedemikian semata mata untuk memenuhi keinginan pribadi. Jika pandangan ini
benar maka keseluruhan prinsip etika adalah tidak berguna lagi.
Pendukung teori ini berpendapat bahwa setiap orang yang mengulurkan
bantuan kepada orang lain seperti menjalankan kegiatan persaingan secara adil,
menjaga

kesejahteraan

masyarakat

atau

yang

mengambil

risiko

untuk

menyelamatkan orang lain sebenarnya memiliki tujuan untuk mempromosikan


dirinya sendiri. Teori ini membantah adanya nilai moral altruistic yaitu sikap suka
menolong dan mengutamakan kepentingan diri insan lain lebih dari kepentingan
diri sendiri.Dalam konteks bisnis saat ini ada banyak perusahaan bisnis yang

melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dengan tujuan untuk


meningkatkan citra perusahaan yang akhirnya akan membawa peningkatan
keuntungan. Psychological egoism adalah terkait dengan motivasi individu untuk
mencapai sesuatu tujuan.
b) Egoisme Etika
Ethical egoism menegaskan bahwa kita tidak harus mengabaikan secara mutlak
kepentingan orang lain tetapi kita harus mempertimbangkannya ketika tindakan
itu secara langsung akan membawa kebaikan bagi diri sendiri. Ethical egoism
berbeda dengan prinsip-prinsip moral seperti selalu bersikap jujur, amanah dan
berbicara benar, karena tindakan tersebut didorong oleh nilai-nilai luhur yang
ada dalam diri. Sementara dalam konteks ethical egoism suatu tindakan
didorong oleh kepentingan pribadi. Misalnya, seseorang yang memohon
pinjaman akan menginformasikan kepada petugas bank tentang kesalahan
pihak bank bukan atas dasar kewajiban tetapi karena ia memiliki kepentingan
diri. Jenis-jenis egoisme etika adalah:

Individual: melakukan perkara berfaedah untuk kepentingan diri


Personal: tindakan yang perlu dilakukan untuk kepentingan seseorang
Universal: semua orang perlu bertindak pada jalan berfaedah untuk diri
sendiri

1.2.4 Contoh yang Berkaitan


a) Egoisme Psikologis
Pencitraan yang belakangan ini kerap dilakukan para pejabat negara merupakan
salah satu contoh egoisme yang bersifat psikologis. Karena, meskipun niat
mereka adalah berkerja, dan seolah-olah tidak ada kepentingan untuk dirinya,
dalam analisis psikologis yang lebih dalam dan motif dibaliknya tersimpan
kepentingan untuk dirinya sendiri.
b) Egoisme Etika
R.Budi dan Michael hartono memiliki kekayaan sebesar US$ 11 Miliar dan
menempati peringkat pertama. Kekyaan tersebut didapatkan dari kelapa sawit
dan industri rokok (Djarum). Angka kekayaan ini cukup tinggi jika dibandingkan
dengan kekayaan 40 orang terkaya di dunia yang bila dijumlah sebesar US$ 71
Miliar. Dari keterangan tersebut dapat kita lihat karkter egoisme etis dalam diri

mereka. Semisal mereka peduli terhadap kesehatan orang lain, maka mereka
tidak akan mungkin melakukan usaha dibidang rokok, yang telah

terbukti

berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan dapat mengakibatkan kematian.


Sebaliknya, egoisme etis mengabaikan rokok yang disepadankan dengan alat
pembunuh dan menganggap bahwa hal ini hanya sebatas bisnis, jadi buat apa
mempedulikan akibat yang ditimbulkannya, toh tujuan bisnis mereka adalah
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

1.2.5 Kelemahan-Kelemahan
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan teori ini adalah:
1. Egoisme tidak mengutamakan kemurahan hati karena mengejar kepentingan
diri sendiri, sehingga hal ini dapat merugikan orang lain.
2. Peraturan yang bersifat individualistik ini menyebabkan tidak ada satu
standar atau ukuran untuk menghakimi suatu tindakan.

1.3 Kesimpulan
Prinsip Utilitarianisme yang dikemukakan mendukung bahwa kita seharusnya
memaksimalkan kebahagiaan dan meminimumkan kesedihan bagi setiap orang.
Sementara pengajaran Egoisme mendukung etika individualisme. Sehingga,
dalam kehidupan sehari-hari, kita harus berjaga-jaga dan waspada dalam
bertindak.

Daftar Pustaka

Alamanda. Konsep Dan Falsafah Etika Teleologi. Diakses dari


alamandausm.blogspot.com, pada 12 Desember 2014
Komunitas Tree Builder (For Teacher Trainees). Teori Utilitarianisme, Teori
Egoisme, Teori Prinsip Kewajipan dan Teori Eksistentialisme. Diakses dari
treebuilder.blogspot.com pada 12 Desember 2014
Anggriawan, Taufan. Etika Teleologi, Deontologi, Teori Hak, dan Teori
Keutamaan (Virtue). Diakses dari taufananggriawan.wordpress.com pada
13 Desember 2014
Makalah Etika RekayasaRekayasa Genetika: Nikmat, Mengembangkan Diri,
dan Kegunaan. Diakses dari www.academia.edu pada 12 Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai