Persiapan Colon in Loop
Persiapan Colon in Loop
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin
meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat
diantaranya adalah dibidang radiodiagnostik yang perkembangannya diawali
dengan ditemukannya sinar-X oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman
yang bernama Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895.
Dengan berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi colon juga mengalami
perkembangan yang pesat. Salah satu pemeriksaan radiodiagnostik yang sering
dilakukan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau penyakit pada penderita yang
mengalami gangguan pencernaan pada usus besar (colon) dikenal dengan
pemeriksaan Colon In Loop. Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan
secara radiologis sistim pencernaan dengan memasukkan bahan kontras kedalam
usus besar (Colon), Media kontras yang biasa digunakan adalah larutan barium
dengan konsentrasi untuk metode kontras ganda lebih tinggi dibandingkan dengan
metode kontras tunggal, untuk metode kontras tunggal menggunakan barium
sulfat dengan konsentrasi 12-25 % Weigh/Volume, sedangkan metode kontras
ganda dengan konsentrasi 75-95 % Weigh/Volume.
Kelainan-kelainan yang biasa terjadi pada colon ini adalah carsinoma
(keganasan), divertikel, megacolon, obstruksi atau illeus, stenosis, volvulus,
atresia dan colitis. Berangkat dari kenyataan ini maka penulis ingin menyajikan
dan menuangkan dalam laporan kasus ini yang berjudul PERSIAPAN PASIEN
COLON IN LOOP.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian serta tujuan dari pemeriksaan colon in loop ?
2. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan colon in loop?
3. Bagaimana persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan colon in
loop?
4. Bagaimana tehnik pemeriksaan serta posisioning dari colon in loop?
1.3. TUJUAN
1. Bagaimana pengertian serta tujuan dari pemeriksaan colon in loop ?
2. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan colon in loop?
3. Bagaimana persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan colon in
loop?
4. Bagaimana tehnik pemeriksaan serta posisioning dari colon in loop?
5. MANFAAT
1. Mengetahui deinisi dan tujuan dari pemeriksaan colon in loop ?
2. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan colon in
loop?
3. Mengetahui persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan colon in
loop?
4. Mengetahui tehnik pemeriksaan serta posisioning dari colon in loop?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indikasi
a).
b).
c).
d).
e).
f).
g).
h).
i).
j).
Kontra Indikasi
a). Perforasi, terjadi karena pengisian media kontras secara mendadak dan
dengan tekanan tinggi, juga terjadi karena pengembangan yang
berlebihan.
b). Obstruksi akut atau penyumbatan.
b.
Minum sebanyak-banyaknya
Absorbi air terbanyak terjadi pada kolon, dengan pemberian air minum
yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek
c.
d.
e.
f.
3.
Marker
4.
5.
6.
Sarung tangan
7.
8.
Kassa
9.
Bengkok
10.
Apron
11.
Plester
12.
b. Persiapan bahan
1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan
konsentrasi antara 12-25% W/V untuk kontras tunggal dan 70 80 %
W/V (Weight /Volume) untuk kontras ganda. Banyaknya larutan (ml)
tergantung pada panjang pendeknya colon, kurang lebih 600 800 ml
2. Air hangat untuk membuat larutan barium
3. Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula
dimasukkan kedalam anus.
2.2. TEKNIK PEMERIKSAAN
2.2.1. Metode pemasukan media kontras
a. Metode kontras tunggal
- Pasien ditempatkan di atas meja pemeriksaan.
- Siapkan bahan kontras, Barium Sulfat (BaSO4) dicampur dengan air
dengan perbandingan 1 : 8 di dalam wadah kemudian di aduk
colon.
Pasien di ubah posisinya menjadi terlentang dan kateter dikuatkan
letaknya.
Selanjutnya dilakukan pemotretan.
tersebut.
Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat
Merupakan pemeriksaan Colon in Loop dengan menggunakan media
kontras berupa campuran antara BaSO4 dan udara. Barium
dimasukkan kira-kira mencapai fleksura lienalis kemudian kanula
diganti dengan pompa. Udara dipompakan dan posisi pasien diubah
dari posisi miring ke kiri menjadi miring ke kanan setelah udara
sampai ke fleksura lienalis. Tujuannya agar media kontras merata di
dalam usus. Setelah itu pasien diposisikan supine dan dibuat
radiograf.
Tahap pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam
lumen colon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum.
Bagian yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi
penderita.
(2).
Tahap pelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo 4
mengisi mukosa colon.
(3).
Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang
sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
(4).
Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon.
Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml)
karena dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks
vagal yang ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap,
bradikardi, keringat dingin dan pusing.
(5).
Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh colon telah mengembang
sempurna.
Central point
Central ray
Eksposi
FFD
: 100 cm
Kriteria radiograf
2.
Posisi objek
Cenral Point
Central ray
Eksposi
FFD
: 100 cm
Kriteria
3.
Proyeksi LAO
Posisi pasien
Posisi objek
Central point
Central ray
Eksposi
FFD
: 100 cm
Kriteria
4.
Proyeksi LPO
Posisi pasien
lebih
35
45
terhadap
meja
Central ray
Central point
Eksposi
FFD
: 100 cm
10
5.
Proyeksi RPO.
Posisi pasien
Posisi objek
Central point
Central ray
Eksosi
FFD
: 100 cm
Kriteria
11
6.
Proyeksi Lateral.
Posisi pasien
Posisi Objek
: Mid
Coronal
Plane
(MCP)
diatur
pada
Central Point
Eksposi
FFD
: 100cm
Kriteria
7.
kiri
dengan
bagian
abdomen
belakang
Cenral point
Central ray
12
Eksposi
FFD
: 100 cm
Kriteria
8.
Posisi objek
Central Point
Central ray
Eksposi
FFD
: 100cm
Kriteria
13
pada
9.
Posisi objek
Cenral point
Cenral ray
Eksposi
FFD
: 100cm
Kriteria
Gambar 10. Posisi pasien PA Aksial dan hasil radiograf pada pemeriksaan
Colon In Loop
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan secara radiologis sistim
pencernaan dengan memasukkan bahan kontras kedalam usus besar (Colon).
Tujuan pemeriksaan Colon
15
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, 2001., Tex Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy,
Edisi ke-5, Mosby Inc, St. Louis, Amerika.
Corwin, E.J., 2001, Buku Saku Patofisiologi, Alih Bahasa dr. Brahm U. P., EGC
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
16
Ganong, W.F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Alih Bahasa Dr. M.
Jauhari W., Edisi 17, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Mark, H., Swarzt., 1995, Buku Ajar Diagnostik Fisik, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
Pearce, E.C., 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rasad, S., 1992, Radiologi Diagnostik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Snell, R.S, 1998, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Bagian ke-2,
Edisi ke-3, Alih Bahasa : Pharma (dkk), Editor : Oswari, EGC Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta.
17